DESNAWATI
PENCEMARAN
A. Macam-Macam Pencemaran Berdasarkan tempat terjadinya
Pencemaran Udara
Pencemaran Air
Pencemaran Tanah
1. Pencemaran Udara
Berasal dari pembakaran bahan bakar fosil oleh mesin kendaraan,
pabrik, pembangkit listrik, pembakaran sampah, ligutan dan lain-lain.
Polutan :
Oksida karbon ( CO2 dan CO2 )
Oksida Belerang ( SO2 dan SO3 )
Oksida Nitrogen ( NO, NO2 )
Senyawa Hidrokarbon ( CH4 dan C4H10 )
Bahan organik, partikel bahan padat seperti sebu, karbon, asbes
dan timbal
Partikel cair seperti asam sulfat, asam nitrat dan minyak
Pestisida
CFC
Zat Hara
Arus Energi
Daur Unsur
Hara (Materi)
Komponen
Abiotik
Energi Panas
2. Penggunaan Pestisida
Pestisida ada dua : herbisida dan insektisida
Insektisida yang sering digunakan adalah :
Organo-klorin : DDT, DDD, aldrin, dieldrin
Insektisida ini larut dalam jaringan lemak. Tidak mudah terurai dan
Meninggalkan residu, racun ini lebih ampuh membunuh serangga dari
pada membunuh mammalia.
Contoh : DDT
DDT bisa masuk dan berpindah melalui rantai makan. Makin tinggi
taraf trofi suatu organisme, makin tinggi pula kadar DDT ditubuhnya.
Penelitian di suatu perairan yang tercemar DDT menunjukkan bahwa
kadar DDT pada tubuh plankton 265 x konsentrasi DDT pada air.
Kadar DDT ikan 5000 x, ikan predator 75.000 x dan burung pemakan
ikan 80.000 x
Beberapa dampak yang ditimbulkan oleh DDT :
Pada kadar tertentu menyebabkan kematian pada burung
Menghambat pembentukan cangkang telur pada burung betina
Kematian pada beberapa jenis anak mamalia pemakan ikan setelah
berumur dua hari
Organo-fosfat : parathion
Insektisida ini mudah terurai dan tidak meninggalkan residu, tetapi
selain dapat mematikan serangga juga bisa membunuh vertebrata.
Dampak pemakaian insektisida selain mematikan serangga hama, juga
bisa mematikan serangga predator dan parasitoid. Selain itu pemakaian
Insektisida yang tidak tepat bisa menimbulkan resistensi ( kekebalan )
Pada serangga hama.
3. Penyederhanaan Ekosistem intensifikasi pertanian
Akibat penggunaan pupuk dan insektisida menyebabkan berubahnya
derajad keasaman tanah. Hal ini dapat mempengaruhi kehidupan
mikroba dan fauna tanah. Dampak lain dari intensifikasi pertanian ini
adalah penurunan ke anekaragaman hayati. Hal ini terjadi karena
intensifikasi pertanian cenderung membentuk ekosistem monokultur.
Akibat sistem monokultur, tanah bisa menjadi tandus.