Anda di halaman 1dari 1

Kata kunci: ekstraksi, zat warna, pewarna tekstil

Kulit pohon secang selama ini dimanfaatkan sebagai campuran untuk


minuman. Selain itu kulit pohon secang juga bermanfaat untuk obat, cat, dan
pewarna makanan. Pada penelitian ini digunakan kulit pohon secang untuk
dijadikan bahan dasar pembuatan zat warna alami. Kandungan kimia utama dari
kulit pohon secang adalah brasilin yang berwarna merah. Zat warna brasilin dapat
diperoleh dengan cara ekstraksi. Zat warna yang diperoleh diharapkan bisa
menggantikan peran zat warna sintesis yang memiliki dampak negatif bagi
lingkungan dan kesehatan.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang terdiri dari tiga
tahapan yaitu tahap ekstraksi, karakterisasi, dan aplikasi zat warna kulit pohon
secang. Pada tahap ekstraksi, ekstraksi zat warna brasilin dilakukan dengan
metode soxhletasi dan maserasi dalam pelarut etanol 96% dan air. Larutan zat
warna dipekatkan dengan penguapan. Tahap karakterisasi meliputi identifikasi
gugus fungsi dengan Spektroskopi IR, uji kelarutan dalam beberapa pelarut
(metanol, etanol 96%, aseton, air panas dan n-heksana), dan pengujian ketahanan
zat warna brasilin terhadap perubahan pH (2,7, dan 13) dan suhu (30 0C, 70 0C,
dan 100 0C). Tahap ketiga merupakan tahap aplikasi, yaitu penggunaan sebagai
zat warna terhadap kain katun dan kain PE (poly ester) dengan variasi konsentrasi
larutan tawas (0%, 1%, dan 3%) dengan waktu perendaman kain (0 jam, 1 jam,
dan 2 jam), suhu pencelupan kain (suhu kamar, 500C, dan suhu mendidih).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa zat warna hasil ekstraksi dari
kulit pohon secang dengan pelarut etanol 96% metode maserasi menghasilkan
rendemen paling besar (18,52%) kemudian diikuti dengan pelarut etanol 96%
metode soxhletasi (10,49%), dan yang paling sedikit dengan pelarut air metode
maserasi (3,30%). Dari hasil identifikasi dengan Spektroskopi IR diduga bahwa
komponen zat warna hasil ekstraksi mengandung gugus fungsi aril, -OH, dan RH.
Pada uji kelarutan, zat warna larut paling besar dalam pelarut metanol, lalu
etanol 96%, aseton, air, dan yang terakhir n-heksana. Zat warna brasilin mulai
mengalami perubahan warna menjadi merah kecoklatan pada pH 13 (basa) dan
pada pemanasan diatas 70 0C. Pada uji potensinya sebagai pewarna tekstil
diperoleh hasil ketahanan warna yang baik pada kombinasi konsentrasi tawas 1%,
lama perendaman 1 jam, suhu pencelupan mendidih, dan pada kain katun.

Ekstraksi dan karakterisasi zat warna dari kulit pohon secang (Caesalpinia sappan L.) serta uji potensinya sebagai pewarna tekstil / Henny Desy Hermawati
Author : Hermawati, Henny Desy

Page 1

Anda mungkin juga menyukai