Anda di halaman 1dari 7

Sejarah singkat Pembentukkan Undang undang Dasar 1945.

Negara Republik Indonesia masih tergolong muda dalam barisan negara negara di dunia.
Tetapi bangsa Indonesia lahir dari sejarah dan kebudayaan yang tua, melalui kerajaan Sri
Wijaya, Majapahit dan Mataram. Kemudian bangsa ini mengalami masa pendertitaan penjajahan
yang sangat lama. Wujud penderitaan yang diakibatkan oleh penindasan kaum penjajah antara
lain :
1. Dominasi dibidang politik.
dalam arti kekuasaan pemerintahan berada ditangan kaum penjajah yang memerintah
dengan sekehendak hati.
2. Eksploitasi dibidang ekonomi,
Penjajah mengangkut lebih banyak kekayaan dari bumi Indonesia kenegerinya untuk
kemakmuran mereka dibandingkan dengan apa yang diberikan dengan negeri jajahan.
3. Masuknya kebudayaan penjajah
Kebudayaan penjajah tidak sesuai, dimasukkan kedalam kebudayaan bangsa Indonesia
dengan berbagai cara halus dan paksaan.
4. Diskriminasi dibidang politik, sosial, ekonomi, menempatkan bangsa penjajah dan
golongan penduduk tertentu, yaitu golongan Timur Asing dan yang dipersamakan pada
kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan dengan bangsa Indonesian yang dianggap
penduduk kelas rendah.
Penderitaan itu kemudian melahirkan pergerakan rakyat untuk mengembalikan derajat dan
martabatya, yang kemudian berlanjut dengan perlawanan terhadap penjajah untuk mencapai :
a. Negara Indonesia yang merdeka dan berkedaulatan rakyat.
b. Masyarakat yang adil dan makmur, dan
c. Kesamaan derajat dengan bangsa bangsa lain.
Perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajah bukanlah merupakan hal yang baru dan
dilakukan sejak penjajah menginjakan kakinya di bumi Indonesia. Namun perlawanan melalui
suatu pergerakan nasional secara teratur barulah mulai ditempuh pada abad ke 20, yaitu dengan
berdirinya gerakan Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908 yang dewasa ini dikukuhkan sebagai
Hari Kebangkitan Nasional. Dengan berdirinya BO disusul dengan pendirian organisasi
organisasi lain termasuk organisasi sosial dan politik.

Pada tahun 1928 tampil golongan Pemuda yang secara lebih tegas merumuskan secara mutlak
tentang perlunya persatuan bangsa Indonesia dengan semboyan : Satu Nusa, Satu Bangsa dan
Satu Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia yang sekarang dikenal dengan Sumpah Pemuda,
Setelah sumpah pemuda lahirlah angkatan angkatan yang secara lebih tegas memperjuangkan
cita cita Indonesia merdeka.
Perjuangan untuk mencapai Indonesia merdeka terus berlanjut dan berkembang pada tahun
tiga puluhan hingga robohnya pemerintahan Hindia Belanda pada tahun 1942. dan Indonesia
diganti dengan penjajahan Jepang selama lebih kurang tiga setengan tahun dengan penderitaan
yang lebih berat lagi bagi bangsa Indonesia.
Jepang memasuki Perang Dunia ke II ( PD II ) pada tanggal 7 Desember 1941 dengan
menyerang secara mendadak kekuatan armada Amerika Serikat di Pearl Harbour, Hawai.
Kemudian Jepang menyerang ke Selatan, pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat
pada Jepang 9 Maret 1942. Sebelum Jepang menyerbu Hindia Belanda, Jepang telah
berpropaganda secara gencar bahwa Jepang akan membebaskan bangsa Asia dari penjajahan
Barat sehingga tidaklah mengherankan apabila kedatangan tentara Jepang mula mula disambut
dengan gembiran oleh rakyat.
Namun Jepang memang tidak bermaksud menolong atau memerdekakan bangsa Asia. Niat
Jepang segera tampak dari tindakan tindakan kerasnya antara lain pernyataannya bahwa daerah
daerah yang diduduki Jepang segera mendapat pemerintahan militer, dilarang melakukan
pembicaraan atau propaganda politik, dan dilarang untuk mengibarkan bendera nasional mereka
masing masing.
Disamping hal hal yang merugikan, terdapat hal yang menguntungkan yakni terus
bertumbuhnya semangat juang dan patriotisme, khususnya dikalangan pemuda Indonesia dengan
dilatihnya para pemuda dalam hal kemiliteran oleh Jepang, walaupun latihan itu untuk
kepentingan perang dari Jepang. Para pemuda ini dikemudian hari memainkan peranan penting
pada masa perang kemerdekaan.
Mulai tahun 1943 dan 1944 pemerintahan Jepang mengalami kekalahan di semua medan
pertempuran. Dalam keadaan demikian, Jepang dalam rangka mengambil hati bangsa bangsa
jajahannya, memberikan janji kemerdekaan kepada bangsa bangsa yang dijajah seperti Filipina,
Burma. Namun sebenarnya dibalik semua itu, Jepang bertujuan agar bangsa bangsa yang
dijajahnya tetap membantunya dengan peperangan melawan pihak sekutu.

Pada tanggal: 7 September 1944, didepan parlemen di Tokio, pemerrintah Jepang menjanjikan
akan memberikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia jika Jepang memenangkan peperangan
serta memperlakukan hal haltertentu, seperti memperbolehkan bendera Merah Putih berkibar
disamping bendera Jepang, memperbolehkan menyanyikan lagu Indonesia Raya serta
membicarakan persoalan politik.
Pada tanggal 1 Maret 1945 janji Jepang tentang pemberian kemerdekaan diulangi kembali,
tetapi kini tanpa syarat. Bahkan Jepang juga menjanjikan membentuk suatu badan yang
dinamakan : BPUPKI Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Sesuai
dengan namanya badan ini diberi tugas mempelajari hal hal yang diperlukan untuk
menyelenggarakan suatu negara merdeka.
Pada tanggal 29 April 1945 :
dibentuk Badan Penyelidik Usaha Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia atau BPUPKI, dengan anggota 62 ( enam puluh dua ) yang diketuai oleh Dr.
Radjiman Widyadiningrat dan Ketua Muda R.P. Soeroso .
Pada sidang kedua ( Ke II ) anggota BPUPKI ditambah jumlahnya menjadi 68 ( enam
puluh delapan ) orang .
Pada tanggal 28 Mei 1945 anggota BPUPKI dilantik oleh Pembesar Tertinggi Bala
Tentara Jepang di Jawa, dan
pada tanggal 29 Mei 1945 keesokan harinya dimulailah sidang yang pertama. BPUPKI
mengadakan dua kali persidangan,
- pertama dari tanggal 29 Mei 1945 sampai dengan 1 Juni 1945 dan
- yang kedua dari tanggal 10 Juli sampai dengan 17 Juli 1945,
Pada sidang pertama, tanggal: 29 Mei 1945, Ketua BPUPKI meminta kepada para anggotanya
mengemukakan Dasar Negara Indonesia Merdeka, Guna memenuhi permintaan Ketua sidang
itulah para anggota antara :
1. Mr.Muh Yamin,
2. Prof Mr Dr Soepomo dan
3. Ir Soekarno menjawab secara langsung pertanyaan Ketua BPUPKI dan mengemukakan
pandangan serta pendapat mereka mengenai dasar negara dimaksud.
Pada akhir sidang Pertama yaitu tanggal : 29 Mei 1945, Ketua Sidang BPUPKI membentuk
Panitia Kecil yang terdiri dari 8 ( delapan ) orang dan diketuai oleh Ir. Soekarno yang

mempunyai tugas antara lain mengumpulkan dan menggolong golongkan usul dan diajukan
peserta sidang.
Pada tanggal : 22 Juni 1945, Pantia Delapan mengadakan pertemuan dengan 38 orang anggota
BPUPKI yang kebetulan berada di Jakarta. Pertemuan atau rapat tersebut merupakan usaha
untuk mencari titik temu antara golongan paham kebangsaan dan golongan Islam, Rapat tersebut
membentuk pula suatu panitia kecil yang terdiri dari 9 ( sembilan ) orang yaitu :
1. Drs Moh Hatta.

5. Ir Soekarno.

2. Mr. Moh Yamin

6. Abd, Kahar Moezakir.

3. Mr. A Soebardjo.

7. H. Abd Wachid Hasjim.

4. Mr. A.A Maramis

8. Abikusno Tjokosujoso.

9. H. Agus Salim
Yang dikenal degan nama Panitia Sembilan.
Panitia Sembilan itu mencapai hasil yaitu dicapainya persetujuan antara pihak Islam dan pihak
kebangsaan. Persetujuan itu termaktub dalam suatu naskah rancangan Pembukaan Hukum Dasar
( Rancangan Preambul Hukum Dasar). Konsensus antara golongan Kebangsaan dan golongan
Islam pada tanggal 22 Juni 1945 dikenal sebagai : PIAGAM JAKARTA.
Didalam rancangan preambul hukum dasar terdapat rancangan dasar negara yaitu :
a. Ke Tuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk pemeluknya.
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
c. Persatuan Indonesia,
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan.
e. Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Panitia Delapan menyetujui sepenuhnya rancangan preambul Hukum Dasar yang disusun oleh
sembilan orang anggota BPUPKI dan menyampaikannya kepada sidang BPUPKI pada tanggal:
10 Juli 1945. Pada tanggal 11 Juli 1945, Ketua BPUPKI membentuk tiga Panitia,
a.

Panitia Perancang Undang Undang Dasar yang diketuai oleh Ir. Soekarno.

b. Panitia Pembelaan Tanah Air yang diketuai oleh Abikusno Tjokrosujoso.


c. Panitia Soal Keuangan dan Perekonomian, yang diketuai oleh Drs. Moh Hatta.
Setelah selesai melaksanakan tugasnya, BPUPKI melaporkan hasilnya kepada Pemerintah
Balatentara Jepang disertai suatu usulan dibentuknya suatu badan baru yakni, Panitia Persiapan

Kemerdekaan Indonesia atau PPKI yang jangkauannya adalah lebih luas. Atas dasar usul
tersebut dibentuklah PPKI pada tanggal: 7 Agustus 1945. PPKI ini beranggotakan 21orang
dengan Ir. Soekarno ditunjuk sebagai ketuanya dan Drs Moh. Hatta sebagai wakilnya.
Pada tanggal 9 Agustus 1945 Ketua dan Wakil Ketua serta mantan Ketua BPUPKI diminta
menemui Jendral Besar Terauchi, Panglima Besar Tentara Jepang Daerah Selatan, yang
berkedudukan di Dalat suatu kota. Pada tanggal 12 Agustus 1945 oleh Jendral Bala Tentara
Jepang dikatakan :
1. Pemerintah di Tokyo telah menyetujui kemerdekaan bangsa Indonesia,
2. Kapan kemerdekaan akan diumumkan, terserah kepada PPKI yang dipimpin oleh
Ir.Soekarno dan Drs. Moh, Hatta.
Pada tanggal 16 Agustus 1945 dinihari, Ir. Soekarno beserta istri dan anaknya, beserta Drs.
Moh Hatta atas prakarsa pemuda dibawa oleh beberapa perwia Pembela Tanah Air ( PETA ) ke
Rengasdenglok Karawang, adapun sebagai alasannya adalah agar kedua Pemimpin bangsa itu
menyerukan pimpinan pemerintah Republik Indonesia dan dari sana para pejuang akan
menyerbu Yakarta untuk melucuti Jepang, Karena tidak terjadi apa apa setelah Mr. Ahmad
Subardjo menjemput mereka dan kemudian pada malam hari, mereka kembali ke Yakarta dan
menyelenggarakan rapat PPKI yang sedianya akan diadakan pada tanggal: 16 Agustus 1945
pukul 10.00 wib.
Menjelang rapat PPKI malam hari Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta menemui Pemerintah
Balatentara Jepang dan diberitahu bahwa PPKI dilarang mengadakan rapat persiapan
pengumuman

kemerdekaan,

karena

Jepang

mendapat

perintah

dari

Sekutu

untuk

mempertahankan Status Quo Dan kenyataan inilah membuktikan bahwa sejak tanggal: 16
Agustus 1945 malam, semua janji Jepang, semua janji Jepang telah dicabutnya, sehingga sejak
saat itu bangsa Indonesia mengambil putusan untuk menentukan nasibnya. Kenyataan inilah
membuktikan bahwa kemerdekaan bukan janji Jepang.
Teks proklamasi dirumuskan dan ditanda tangani oleh Ir Soekarno dan Drs Moh.Hatta dan
teks tersebut dibacakan oleh Ir Soekarno pada tanggal : 17 Agustus 1945 jam 10.00 WIB waktu
setampat dirumahnya Jalan Pegangsaan Timar no.56 Jakarta dengan didahului suatu pidato
singkat, yang bunyinya sebagai berikut:

Saya telah minta pada saudara saudara hadir disni untuk menyaksikan suatu peristiwa
maha penting dalam sejarah kita. Berpuluh puluh tahun kita bangsa Indonesia telah
berjuang untuk kemerdekaan tanah air kita, bahkan telah beratus ratus tahun.
Bahkan ada Jaman Jepang usaha kita untuk mencapai kemerdekaan nasional tidak
berhenti henti.
Hanya bangsa yang berani mengambil nasib dalam tangan sendiri, akan dapat berdiri
dengan kuatnya.
Saudara saudara dengan ini kami menyatakan kebulatan tekad itu, dengarkanlah
Proklamasi kami :
PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia. Hal
hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dll diselenggarakan dengan cara
saksama dan dalam tempo yang
sesingkat singkatnya.
Jakarta : hari 17 boelan 8 tahoen 45
Atas nama bangsa Indonesia
Soekarno / Hatta.
Pada tanggal: 17 Agustus 1945 petang hari datang utusan Kaigun ( Angkatan Laut Jepang )
menemui Drs. Moh. Hatta untuk memberitahukan dengan sungguh2 bahwa daerah daerah yang
tidak beragama Islam dalam wilayah yang diperintah oleh Angkatan Laut sangat keberatan
terhadap bagian kalimat dalam rancangan pembukaan undang undang dasar yang berbunyi :
KeTuahanan Yang Maha Esa dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk
pemeluknya.
Dengan semangat persatuan, keesokan harinya pada tanggal: 18 Agustus 1945 hal yang pelik
itu dapat diselesaikan oleh PPKI. Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia menyetujui
penghapusan bagian kalimat atau tujuh kata dalam rancangan Pembukaan dan menggantinya
dengan kata kata : Ke-Tuhanan Yang Maha Esa.
Sebelum rapat PPKI dimulai masalah tersebut dibicarakan terlebih dahulu oleh Drs Moh
Hatta dengan 4 orang anggota PPKI yaitu K.H. Wachid Hasyim, Ki Bagus Hadikusuma, Mr
Kasman Singodimedja dan Mr Teuku M.Hassan, kesemuanya adalah tokoh tokoh agama Islam.
Dari pembicaraan tersebut, disepakati untuk mengubah rumusan yang terdapat dalam pembukaan
undang undang dasar 1945, yang semula berbunyi : Ke Tuhanan Yang Maha Esa dengan

kewajiban mejalankan syariat Islam bagi pemeluk pemeluknya menjadi: Ke Tuhanan Yang
Maha Esa.
Dengan perubahan tersebut timbullah kelegaan bagi semua pihak dan kearifan para tokoh
tokoh pendiri negara kesatuan Republik Indonesia yang berwawasan kebangsaan dan persatuan.
Setelah mengadakan peubahan yang amat mendasar atas rancangan undang undang dasar yang
disusun BPUPKI yakni sebagai akibat dihapuskannya TUJUH KATA dari Sila Pertama dasar
negara Republik Indonesia dalam Rancangan Pembukaan Undang Undang Dasar RI dan lain lain
perubahan.
Pada tanggal: 18 Agustus 1945 Undang Undang Dasar Republik Indonesia telah sah
ditetapkan oleh PPKIPanitia Persiapan Kemedekaan Indonesia. Dalam sidang PPKI, sesuai
dengan pasal III Aturan Peralihan Undang Undang Dasar 1945, dilaksanakanlah pemilihan
Presiden dan Wakil Presiden yang pertama kali.

Anda mungkin juga menyukai