Anda di halaman 1dari 16

SURAT TERBUKA buat Kapolres Gowa

Mohon maaf karena saya harus menegur Bapak Kapolres Gowa


yang terhormat melalui kolom ini. Hal ini saya lakukan karena saya
menilai Bapak Kapolres Gowa dan jajarannya tidak mencintai
warganya sekaligus telah melupakan sumpah dan janji seorang
polisi sebagai pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat.
Kenapa saya katakan demikian, dasarnya sederhana saja.
Saya pernah mengajukan persoalan saya kepada pihjak Polres
Gowa untuk difasilitasi dalam hal penyelesaiannya, namun sampai
saat ini tetap dicueki.
Melalui kolom ini saya tidak perlu mengungkapkan secara
rinci persoalan apa yang pernah saya ajukan ke Polres Gowa untuk
dibantu dan difasilitasi dalam penyelesaiannya. Sebab saya sangat
yakin, Bapak Kapolres Gowa dan jajarannya yang lain, sudah
sangat paham dan mengetahuinya. Kecuali kalau Bapak Kapolres
Gowa pura-pura tidak mengetahui dan mau cuci tangan.
Demikianlah hal ini saya sampaikan, semoga Bapak Kapolres
Gowa dan jajarannya dapat kembali ke habitat yang sesungguhnya
sebagai polisi yang dalam tugas kesehariannya bertugas sebagai
pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat dari segala
tingkatan. Kepada Harian Fajar yang bersedia memuat surat
terbuka ini, saya ucapkan banyak terima kasih. Wassalam.
Abd Haris Dg Janji
Bontowa Raya, Poros Limbung
Kecamatan Pallangga, Gowa

SURAT TERBUKA buat Kapolres Gowa


Mohon maaf karena saya harus menegur Bapak Kapolres Gowa
Pendahuluan: alasan menulis surat
yang terhormat melalui kolom ini. Hal ini saya lakukan karena saya
menilai Bapak Kapolres Gowa dan jajarannya tidak mencintai
warganya sekaligus telah melupakan sumpah dan janji seorang
polisi sebagai pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat.
Kenapa saya katakan demikian, dasarnya sederhana saja. Isi: Penjelasan lanjutan
Saya pernah mengajukan persoalan saya kepada pihjak Polres
Gowa untuk difasilitasi dalam hal penyelesaiannya, namun sampai
saat ini tetap dicueki.
Melalui kolom ini saya tidak perlu mengungkapkan secara
rinci persoalan apa yang pernah saya ajukan ke Polres Gowa untuk Penjelasan lanjutan
dibantu dan difasilitasi dalam penyelesaiannya. Sebab saya sangat
yakin, Bapak Kapolres Gowa dan jajarannya yang lain, sudah
sangat paham dan mengetahuinya. Kecuali kalau Bapak Kapolres
Gowa pura-pura tidak mengetahui dan mau cuci tangan.
Demikianlah hal ini saya sampaikan, semoga Bapak Kapolres
Penutup: harapan & ucapan terima kasih
Gowa dan jajarannya dapat kembali ke habitat yang sesungguhnya
sebagai polisi yang dalam tugas kesehariannya bertugas sebagai
pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat dari segala
tingkatan. Kepada Harian Fajar yang bersedia memuat surat
terbuka ini, saya ucapkan banyak terima kasih. Wassalam.
Abd Haris Dg Janji
Nama & Alamat sipenulis surat
Bontowa Raya, Poros Limbung
Kecamatan Pallangga, Gowa

Klausa-klausa:
1. Mohon maaf
2. karena saya harus menegur Bapak Kapolres Gowa yang terhormat melalui
kolom ini.
3. Hal ini saya lakukan
4. karena saya menilai Bapak Kapolres Gowa dan jajarannya
5. tidak mencintai warganya
6. sekaligus telah melupakan sumpah dan janji seorang polisi sebagai pengayom,
pelindung dan pelayan masyarakat.
7. Kenapa saya katakan demikian, dasarnya sederhana saja.
8. Saya pernah mengajukan persoalan saya kepada pihak Polres Gowa untuk
difasilitasi dalam hal penyelesaiannya,
9. namun sampai saat ini tetap dicueki.
10. Melalui kolom ini saya tidak perlu mengungkapkan secara rinci persoalan apa
11. yang pernah saya ajukan ke Polres Gowa untuk dibantu dan difasilitasi dalam
penyelesaiannya.
12. Sebab saya sangat yakin,
13. Bapak Kapolres Gowa dan jajarannya yang lain, sudah sangat paham dan
mengetahuinya.
14. Kecuali kalau Bapak Kapolres Gowa pura-pura tidak mengetahui dan mau cuci
tangan.
15. Demikianlah hal ini saya sampaikan,
16. semoga Bapak Kapolres Gowa dan jajarannya dapat kembali ke habitat yang
sesungguhnya sebagai polisi yang dalam tugas kesehariannya bertugas sebagai
pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat dari segala tingkatan.
17. Kepada Harian Fajar yang bersedia memuat surat terbuka ini,
18. saya ucapkan banyak terima kasih.
19. Wassalam

3. Analisis Teks
Klausa 1: mohon maaf
Mohon

maaf

Clause 1:
Independent clause
Process: Verbiage (kata yang
verbal
diucapkan)

Experiential

Predicator

Interpersonal:
Mood Imperative

Complement

Mood Block
Theme
Rheme

Textual

2. karena saya harus menegur Bapak Kapolres Gowa yang terhormat melalui kolom ini.
Clause 2:

karena

saya

harus menegur

dependent clause
Pembicara Process: verbal

Bapak
Kapolres
Gowa

yang
melalui kolom ini
terhormat

Receiver

Experiential
Interpersonal:
Mood
Indikatif
Textual

Subject
resi
Textual
thema

Finite Predicator Compleme Adjunct


nt
Mood Block
- due
Rheme

Circumstance
: tempat
Complement

3. Hal ini saya lakukan


Hal ini

saya

lakukan

Actor

Process: Material

Subject
Mood block
rheme

Predicator

Clause 3:
Independent clause

Experiential
Interpersonal:
Mood Indikatif
Theme textual
Textual

4. karena saya menilai Bapak Kapolres Gowa dan jajarannya


karena

saya

menilai

Clause 4:

Bapak Kapolres
Gowa dan jajarannya

dependent clause

Experiential

Senser (pengindera) Process: Mental

receiver

Interpersonal:
Mood Indikatif

Subjek

complement

Predikator

Mood Block
rhema

Textual thema
Textual

5. tidak mencintai warganya


Tidak

mencintai

warganya

Experiential

Polarity:negative

Process: Mental

Fenomena

Interpersonal:
Mood Indikatif

Predikator
Mood Block
theme

Clause 5:
independent
clause
Complement
residue
rheme

Textual

6. sekaligus telah melupakan sumpah dan janji seorang polisi sebagai pengayom, pelindung dan
pelayan masyarakat.
sekaligus

Telah melupakan

Sumpah dan janji seorang polisi


sebagai pengayom, pelindung
dan pelayan masyarakat

Experiential

finite

fenomena

Interpersonal:
Mood Indikatif

predicator

Clause 6:
independent
clause

Textual

Resi
Mood block
Mark Textual rheme
theme

Process:
mental

Complement
-due

7. Kenapa saya katakan demikian, dasarnya sederhana saja.


kenapa

saya

katakan

demikian

Dasarnya sederhana
saja

Pembicara

Process: Verbal

Verbiage

Circumtances

Predicator

Complement
-due

Adjunct

Clause 7:
independent
clause

Experiential
Interpersonal:
Mood Interogatif
Textual

Subject
Resi
Mood block
Mark Topical rheme
Theme

8. Saya pernah mengajukan persoalan saya kepada pihak Polres Gowa untuk difasilitasi dalam hal
penyelesaiannya,
Saya

pernah

mengajukan

persoalan saya kepada pihak


Polres Gowa

Experiential

Actor

finite

Process:
material

Goal

Interpersonal:
Mood Indikatif

Subject predicator
Mood Block
Theme
rheme

Clause 8:

untuk difasilitasi dalam hal


penyelesaiannya

independent
clause

Complement

Circumtances: Circumtances:pemecahan
tempat
masalah
adjunct
adjunct
residue

Textual

9. namun sampai saat ini tetap dicueki.


namun

sampai saat ini

tetap

dicueki

Experiential

finite

Process: mental

Interpersonal:
Mood Indikatif

Predicator

Clause 9:
dependent clause

Textual theme Mark topical Theme


Textual

Mood Block
rheme

10. Melalui kolom ini saya tidak perlu mengungkapkan secara rinci persoalan apa
Clause 10:

Melalui kolom saya


ini

Tidak perlu

Mengungkap kan Secara rinci

persoalan

independent
clause

Experiential
Interpersonal:
Mood Indikatif
Textual

Circumtances: Pembicara Polarity:


place
Negative
Subject:
Predicator
Resi
Mood Block
Mark Topical rheme
Theme

Process: Verbal

Circumtances: Goal
manner
Complement

-due

11. yang pernah saya ajukan ke Polres Gowa untuk dibantu dan difasilitasi dalam penyelesaiannya.
Yang pernah

Saya

ajukan

Ke Polres Gowa

Untuk dibantu dan


difasilitasi dalam
hal penyelesaiannya

Actor

Process:
Material
Predicator

Goal

Circumtances:
pemecahan masalah
Complement

Clause11:
dependent clause

Experiential
Interpersonal:
Mood Indikatif
Textual

Resi
Mark textual
Theme

Subject
Mood Block
theme

Complement
-due

rheme

12. Sebab saya sangat yakin,.......


Sebab

Saya

sangat

yakin

Experiential

senser

Adjunct

Process: mental

Interpersonal:
Mood Indikatif

Subject:
Mood block

Predicator

Clause 12:
dependent clause

residue

Textual theme

theme

rheme

Textual

13. [[Bapak Kapolres Gowa dan jajarannya yang lain, sudah sangat paham dan mengetahuinya]].
Bapak Kapolres
sudah
Gowa dan jajarannya
yang lain

sangat paham

dan mengetahuinya

Experiential

senser

finite

adjunct

Process: mental

Interpersonal:
Mood Indikatif

Subject

Predicator

Clause 13:
dependent clause

Mood block
Topical theme

rheme

Textual

14. Kecuali kalau Bapak Kapolres Gowa pura-pura tidak mengetahui dan mau cuci tangan.
Kecuali kalau
Clause 14:

Bapak Kapolres
Gowa

Pura-pura

Tidak

behaver

Circumtances:
Negative
manner
polarity
Predicator
Mood block
rheme

dependent clause

Experiential
Interpersonal:
Mood Indikatif

subject
residue
Textual theme

theme

mengetahui
dan mau cuci
tangan
Process:
mental

Textual

15. Demikianlah hal ini saya sampaikan,


Saya

sampaikan

Experiential

pembicara

Process: verbal

Interpersonal:
Mood Indikatif

Subject

predicator

Clause 15:

demikianlah hal
ini

dependent clause

Textual

residue
Textual Topical
theme

Mood block
rheme

16. semoga Bapak Kapolres Gowa dan jajarannya dapat kembali ke habitat yang sesungguhnya
sebagai polisi yang dalam tugas kesehariannya bertugas sebagai pengayom, pelindung dan pelayan
masyarakat dari segala tingkatan.

semoga
Clause 16:

Bapak Kapolres
dapat kembali
Gowa dan jajarannya

ke habitat yang
sesungguhnya

independent
clause

Experiential
Interpersonal:
Mood Imperatif

Retextual

actor

Process: material Goal

subject
Mood block
theme

predicator

complement
-sidue

sebagai polisi yang


dalam tugas
kesehariannya
bertugas sebagai
pengayom,
pelindung dan
pelayan masyarakat
dari segala tingkatan
Circumtances: sudut
pandang
adjunct

rheme

Textual

17. Kepada Harian Fajar yang bersedia memuat surat terbuka ini,
Kepada

Harian Fajar

Yang bersedia

memuat

Surat terbuka ini

Actor

adjunct

Process:
material

Circumtances: tempat

subject
Mood block
theme

Predicator

Clause 17:
independent
clause

Experiential
Interpersonal:
Mood Indikatif

Retextual

complement
-due

rheme

Textual

18. Saya ucapkan banyak terima kasih


Saya

ucapkan

Banyak terima kasih

Experiential

Pembicara (Sayer)

Process: Verbal

verbiage

Interpersonal:
Mood Indikatif

Subject
Mood block
theme

Predikator

goal
complement

Clause 18:
independent clause

Textual

rheme

19. Wassalam
wassalam
Clause 18:
independent clause

Experiential
Interpersonal:
Mood Indikatif
Textual penutup
Textual

4. Deskripssi Kontekstual Teks


4.1. Field:Makna Pengalaman
4.1.1 Hal-hal yang terlibat dalam Teks (Participants)
Hal-hal yang terlibat dalam teks ini dapat dikelompkkan kedalam dua hal yakni:
kelompok manusia dan bukan manusia seperti yang diuraikan berikut.
a. Manusia
Saya
Bapak Kapolres Gowa dan Jajarannya
Warganya
b. Bukan Manusia
Kolom ini
Sumpah dan janji seorang polisi sebagai pengayom, pelindung dan pelayan
masyarakat
Persoalan
Harian Fajar
Surat
4.1.2 Proses (Process)
Stuktur dalam sebuah klausa merealisasikan makna pengalaman yang di dalam
dunia nyata memiliki tiga konstituen yakni: partisipan, proses, dan sirkumstans
(keterangan). Proses merupakan inti dari suatu kejadian dalam suatu pengalaman (yang
terealisasi dalam klausa), baik itu fisik, mental, verbal, perilaku, relasional, maupun
eksistensial.
Di dalam tataran simbol (kata-kata) proses direalisasikan dalam kelompok verba,
partisipan dalam kelompom nomina, dan sirkumstan diekspresikan dalam kelompok
adverbia.
Dalam teks ini ada tiga proses yang terlibat yakni: mental, verbal, dan material.

Proses mental:
Menilai
Tidak
mencintai

Telah

melupakan
Dicueki
Sangat yakin
Sangat paham
dan
mengetahuinya
tidak

Proses
material:
Lakukan
Ajukan
Dapat
kembali
Bersedia
memuat

Proses verbal:
Mohon
Harus
menegur
Katakan
Tidak perlu
mengungka
pkan
ucapkan

Dalam teks surat tersebut, pembicara mengeksploitasi proses mental untuk


mengungkapkan perasaannya yang kecewa atas sikap Kapolres Gowa terhadapnya. Katakatanya sangat dalam memperlihatkan perasaannya yang sakit. Kata-kata yang
digunakan: menilai, dicueki, sangat yakin; sementara itu, penilaiannya terhadap
Kapolres Gowa adalah telah melupakan, tidak mencintai, sangat paham dan
mengetahuinya.
Demi mengekspresikan pikiran dan perasaannya, penulis surat menggunakan
proses verbal yang terdiri atas tiga lapisan hirarkial. Pertama: penulis surat
menempatkan diri sebagai orang tersubordinasi dengan mengatakan mohon; Kedua:
penulis menempatkan diri sebagai orang yang sejajar dengan mengatakan katakan dan
ucapkan; dan ketiga: penulis memposisikan diri sebagai atasan Kapolres dengan
mengatakan harus menegur walaupun kata-kata menegur ditempatkan dalam tanda
kutip sebagai tanda bahwa si penulis surat mengerti posisi diri bahwa hal tersebut tidak
seharusnya dilakukan karena terpaksa.
Selanjutnya, proses material digunakan sebagai sarana untuk menggambarkan hal
yang terjadi dan diharapkan terjadi (happening) dan hal yang dilakukan (doing). Simbolsimbol proses material: Lakukan, Ajukan, Pura-pura tidak mengetahui dan mau
cuci tangan, Dapat kembali, dan Bersedia memuat.
4.1.3 Circumtances (Sirkumtans)
Sirkumtans atau kata keterangan adalah lingkungan fisik atau non fisik yang
melingkupi proses. Sirkumtans disimbolkan dengan frasa adverbia dalam klausa. Adapun
sirkumtans dalam teks surat ini adalah:

Circumtances
of Place:
Melalui

kolom ini
Kepada pihak
polres Gowa

Circumtances
of Cause:
Dasarnya
sederhana
saja

Circumtances of
Problem solving:
Untuk
difasilitasi
dalam hal
penyelesainnya

Circumtances
of manner:
Secara
rinci
Pura-pura

Circumtances
of angle:

Sebagai
polisi yg dlm
tgs
kesehariannya
bertgs sgb
pengayom,
pelindung, dan
pelayan
masyarakat dari
segala tindakan

Melalui penggunaan circumtances yang bervariasi, penulis surat mengguratkan


lukisan perasaannya dengan jelas kepada pembaca seperti yang dirasakannya.
4.2 Tenor: Makna Interpersonal
Hubungan antara partisipan dalam teks dapat diketahui melalui struktur mood yang
digunakan. Interaksi antar partisipan dapat diklasifikasaikan menjadi dua, yakni memberi
(giving) dan meminta (demanding). Sesuatu yang diminta dan yang diberikan dapat

berupa informasi, barang, atau layanan (Santoso, 2001: 108). Hubungan interaksional
dapat terjadi secara langsung dapat pula terjadi secara tidak langsung. Misalnya, seorang
tamu berkata kepada tuan rumah: alangkah panasnya ya hari ini. Kalimat tersebut
secara sepintas terlihat memiliki sistem mood indikatif. Akan tetapi kalimat terebut dapat
bermakna imperatif dan sesungguhnya meminta kepada tuan rumah untuk menyalakan
kipas angin atau semacamnya tergantung pada konteksnya.
4.2.1 Pemilihan Mood
Penulis surat pada umumnya mengeksploitasi penggunaan mood indikatif dalam teksnya
untuk menggambarkan keadaan yang menimpanya. Kemudian disusul mood imperatif
dan interogatif. Mood imperatif terealisali dalam bentuk permintaan dengan proses verbal
mohon karena penulis tidak ingin kelihatan kasar pada Kapolda yang menjadi penerima
keluhannya.
4.2.2 Pemilihan Subjek
Subjek yang digunakan dalam teks bersifat formal seperti: saya, Bapak Kapolres Goa
dan Jajarannya, warganya, sumpah dan janji sebagai pengayom...persoalan saya ,
Harian Fajar, surat terbuka
4.2.3 Pemilihan waktu
Eksploitasi waktu yang digunakan dalam teks adalah waktu lampau dan sekarang. Waktu
lampau untuk menggambarkan keadaan yang terjadi di waktu lampau sedang waktu
sekarang untuk memperlihatkan korelasi yang ditimbulkan sampai sekarang (waktu
ditulis surat). Simbol yang menyatakan waktu lampau yakni: telah, pernah, dan
sudah; sedangkan simbol waktu sekarang adalah: harus, dan tetap. Kata pertama
memperlihatkan langkah yang diambil si penulis sehubungan dengan hal dialaminya,
sedangkan kata kedua menunjukkan kedaan yang masih tetap seperti sebelumnya (masih
mengecewakan).
4.2.4 Pemilihan Mood adjunct (keterangan mood)
Mood adjunct yang digunakan dalam teks hanya dua, yakni hal yang menggambarkan
keyakinan penulis pada Kapolres Gowa bahwa masalahnya diketahui dan dipahami
dengan pasti. Hal tersebut dapat dilihat pada klausa 12 dan 13: sangat yakin dan
sangat paham.
4.3

Mode: Tekstual Meaning

Tema yang digunakan dalam teks cukup bervariasi. Tetapi walaupun demikian penulis
tidak pernah menggunakan kata saya sebagai tema yang ditonjolkan. Hal ini
memperlihatkan kepiawaiaannya menyembunyikan diri dalam teks yang ingin
ditonjolkannya, bahkan klausa pertama dari teks terlihat secara nyata bahwa penulis
mengelipsikan subjek saya semata-mata supaya dia tidak menonjolkan diri atau tidak
ingin merendahkan diri dengan membuat kalimat secara lengkap. Hanya satu kali
Kapolres dijadikan sebagai tema topikal yakni pada klausa 13, dalam itu pun dalam
bentuk klausa terikat. Hal ini memperlihatkan bahwa antara saya dan kapolres Gowa
terjadi konflik sehingga mengambil jarak dalam simbol yang digunakannya.

Tema tekstual yang digunakan: karena, hal ini, namun, sebab, kecuali kalau,
semoga, dan kepada. Simbol-simbol ini menunjukkan hubungan sebab akibat yang
terjadi pada diri penulis dan hal-hal yang diharapkan dapat menjadi kenyataan.
Tema tekstual dan topikal yang ditonjolkan adalah: sekaligus, kenapa,melalui kolom
ini, yang pernah, Bapak Kapolres Gowa, demikianlah hal ini. Keseluruhan
simbol-simbol tema tekstual dan topikal yang ditonjolkan sengaja ditempatkan di awal
klausa untuk menonjolkan maksud penulis. Simbol tema tekstual kenapa bukan
bermaksud bertanya tetapi sesuatu diksi untuk menarik minat pembaca untuk
mengetahui lebih lanjut apa sesungguhnya yang sedang terjadi.
5. Analisis Kesantunan dalam Teks
5.1 kekuatan Teks
Genre teks adalah sebuah surat keluhan. Tujuan penulisan surat tersebut adalah
untuk mencari jalan keluar dari masalah yang dihadapi dan juga semacam keluhan atas
pelayanan yang tidak semestinya. Melalui suratnya, dia mencoba mengingatkan tugastugas yang seharusnya dilakukan oleh seorang polisi, dan lain sebagainya.
Kekuatan teks adalah surat ditulis dengan gaya formal, dalam bentuk paragraf, serta
mengikuti konvensi penulisan surat yang resmi. Surat ditulis dengan urutan sebagai
berikut:

Tujuan penulisan surat

Pendahuluan: alasan menulis surat

Isi: Penjelasan

Penjelasan

Penutup: harapan dan ucapan terima kasih

Nama dan alamat penulis

Lebih jelasnya dapat dilihat struktur surat tersebut di bawah ini:

Tujuan Surat

SURAT TERBUKA buat Kapolres Gowa


Pendahuluan: alasan menulis surat

Mohon maaf karena saya harus menegur Bapak Kapolres Gowa


yang terhormat melalui kolom ini. Hal ini saya lakukan karena saya
menilai Bapak Kapolres Gowa dan jajarannya tidak mencintai
warganya sekaligus telah melupakan sumpah dan janji seorang
polisi sebagai pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat.
Isi: Penjelasan lanjutan
Kenapa saya katakan demikian, dasarnya sederhana saja.
Saya pernah mengajukan persoalan saya kepada pihjak Polres
Gowa untuk difasilitasi dalam hal penyelesaiannya, namun sampai
saat ini tetap dicueki.
Penjelasan lanjutan
Melalui kolom ini saya tidak perlu mengungkapkan secara
rinci persoalan apa yang pernah saya ajukan ke Polres Gowa untuk
dibantu dan difasilitasi dalam penyelesaiannya. Sebab saya sangat
yakin, Bapak Kapolres Gowa dan jajarannya yang lain, sudah
sangat paham dan mengetahuinya. Kecuali kalau Bapak Kapolres
Penutup: harapan & ucapan terima kasih
Gowa pura-pura tidak mengetahui dan mau cuci tangan.
Demikianlah hal ini saya sampaikan, semoga Bapak Kapolres
Gowa dan jajarannya dapat kembali ke habitat yang sesungguhnya
sebagai polisi yang dalam tugas kesehariannya bertugas sebagai
pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat dari segala
tingkatan. Kepada Harian Fajar yang bersedia memuat surat
Nama & Alamat sipenulis surat
terbuka ini, saya ucapkan banyak terima kasih. Wassalam.
Abd Haris Dg Janji
Bontowa Raya, Poros Limbung
Kecamatan Pallangga, Gowa

Memperhatikan struktur surat tersebut yang memenuhi konvensi dan menggunakan


bahasa formal maka dapat dipertimbangkan memenuhi kriteria pertama Lakoff (1990: 35)
dalam kesantunan yakni strategi Jarak. Yakni sebuah strategi impersonalitas dalam
tema teks (lihat pembahasan tekstual meaning).
Di lain pihak, bila menggunakan teori yang digunakan oleh Brown dan S.C. Levinson
(1978) maka kehadiran surat ini dalam bentuk klaim dan Surat Terbuka, pasti
menampakkan sisi muka negatif dari Kapolres Gowa dan jajarannya. Oleh karena itu
bila ditinjau dari sudut pandang teori Brown dan Levinson surat terbuka ini tidak dapat
dipertimbangkan santun.
Berbeda dengan Brown dan Levinson, Sachiko Ide (1989) mengemukakan bahwa
kesantunan dapat terlihat dalam bentuk pemilihan kata-kata dalam teks, khususnya
pemakaian verba, nomina, dan adverbia dalam teks. Dengan demikian, sejalan dengan
teori yang menganggap bahasa untuk tujuan informative-narrative-representational
(Malinowski, 1923; Buhler, 1934; Britton, 1970; Morris, 1967) yakni bahasa untuk

tujuan-tujuan saya dan anda; Kemudian Halliday (1985), yang berpendapat bahwa
fungsi sosial bahasa sesungguhnya built in dalam organisasi bahasa itu sendiri, khususnya
dalam menyampaikan makna.

Anda mungkin juga menyukai