Anda di halaman 1dari 23

KROMATOGRAFI

PEMISAHAN : - pengendapan/ penggolongan untuk KATION & ANION


- kromatografi
CARA KERJA : sampel (terlarut) dilewatkan suatu zat padat organik/
anorganik dengan bantuan larutan sebagai fasa mobil
yang dengan adanya perbedaan daya ikat zat padat
(fasa statis) terhadap ion-ion sampel maka akan terjadi
pemisahan jarak pada fasa statis tersebut.

Berdasarkan proses yang terjadi, kromatografi dibagi :


1. kromatografi adsorbsi : solid liquid
2. kromatografi partisis : liquid liquid atau gas liquid
3. Kromatografi penukar ion : ion exchnager
Berdasarkan alat yang dipakai :
1. kr. Kolom 2. kr. Kertas. 3. kr. Lapis tipis

4. kr. gas

1. KROMATOGRAFI ADSORBSI :
- terjadinya pemisahan karena perbedaan daya tarik antara dua
molekul yang polar (polar positif ditarik polar negatif).
- daya tarik antara zat padat (adsorbent) dan pelarut mobil
terhadap zat / ion-ion sampel berbeda beda
polaritas dari adsorbent pelarut (fasa mobil) sampel ,
sangat mempengaruhi keberhasilan pemisahan.
- pada umumnya digunakan untuk pemisahan zat-zat organik,
tetapi ada juga pemakaian untuk zat-zat anorganik.
- pelaksanaan dilakukan secara :
- kromatografi kolom
- kromatografi lapis tipis (KLT / TLC)
- kromatografi kertas dilapisi adsorbent

KEBERHASILAN PELAKSANAAN KROMATOGRAFI KOLOM :


- diameter kolom dan panjang kolom yang digunakan
- adsorbent : - alumina Merck
- acid clay
- calcium carbonate precipitated
- calcium hydroxide
- calcium sulphate (hydrated)
- magnesium oxide
- fullers earth
- floridin, Floridin XXF
- ukuran partikel adsorbent : 1.5 , 10 atau lainnya.

PEMBUATAN Al2O3 : - KAl(SO4)2 + NH4OH endapan dikeringkan


pada 120oC sebelum dimasukkan kekolom, dibuat suspensi dengan
pH 9.4 dan didiamkan semalam baru dimasukkan kekolom.
CONTOH PENGGUNAAN :
1). PENENTUAN Pb dalam AIR MINUM :
- sampel (larutan) dilewatkan kolom Al2O3 dan sebagai fasa
mobil (larutan elusi = ELUENS : Na2S) maka akan tampak pita
PbS dalam kolom dan ini dibandingkan dengan standar / reference
Pb.
2). PENENTUAN Cu dalam KUNINGAN / PERUNGGU :
- sampel (dalam larutan HNO3 dengan konsentrasi 0.00125
0.02M ) dilewatkan kolom Al2O3 dan larutan elusi (ELUENS) :
(NH4)2S atau K4Fe(CN)6 pita hitam / coklat dan ini dibandingkan
dengan standar / reference Cu.

2). KROMATOGRAFI PARTISI : kromatografi pembagian


- pemisahan karena terbaginya zat dalam dua pelarut yang tak
bercampur dlm perbandingan konstan koefisien distribusi
TEORI NERNST :
- bila suatu sampel / zat dikocok dengan dua pelarut yang
saling tidak bercampur maka akan terjadi sebagian larut dalam
pelarut I dan sisanya akan larut dalam pelarut ke II dalam
perbandingan konsentrasi yang tetap koefisien distribusi (KD)

C-s (I) / C-s (II) = K : koefisien distribusi (KD)


[S]-(I)/ [S]-(II)

=K

PELAKSANAAN KROMATOGRAFI :
Sampel tidak dikocok dng pelarut tetapi pelarut I diserapkan pada fasa
stationer yang inert (cellulose, silica gel, dsb.) dan pelarut II mobil /
mengalir (larutan ELUSI = ELUENS)

KROMATOGRAFI KERTAS :
- pengikat cairan stationer : cellulose atau kertas
- kertas : special for chrmotography
-

Fasa stationer : air


Fasa mobil : kalau dapat bercampur / fasa stationer sedikit larut
didalamnya harus dibuat jenuh dulu.
Misalnya : Butanol , air dapat larut sedikit dlm butanol
butanol : dibuat jenuh dengan air
air
: terserap pada kertas saring
PELAKSANAAN :
- Sampel dalam keadaan terlarut
- Dipindahkan dlm konsentrasi tertentu pada kertas kromatografi dng
bantuan alat : pipa kapiler atau micro syringe, pada garis awal laju
eluens
- Larutan eluens dilewatkan pada kertas kromatografi secara : naik ,
turun atau sirkular, sampai mencapai jarak tertentu atau
menggunakan satuan waktu

Penetentuan letak zat sesudah elusi dapat berupa noda atau garis
sesuai dengan peletakan awalnya, dilakukan dengan menggunakan
larutan pereaksi penampak noda atau sinar uv atau zat itu sendiri
berwarna.
Rf : (jarak yang ditempuh zat) : (jarak yg ditempuh eluens)
mempunyai harga < 1.0
Selalu juga dilakukan zat standar / reference (secara bersamaan
dalam satu kertas kromatografi)
Hasil kromatografi disebut : KROMATOGRAM.
Penetapan hasil analisis didasarkan pada : - harga Rf
- warna noda
dibandingkan dengan : standar / reference
Kertas saring : Whatman I, II, III atau SS special for chromatography

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA : Rf :


- eluens yang digunakan, semakin mudah zat larut dalam fasa mobil
harga Rf semakin besar
harga Rf dianjurkan : 0.2 0.8
- pH larutan
- kekuatan ion
- kelembaban udara / kejenuhan camber dng eluens
- suhu
- macam kertas kromatografi yang digunakan
- jalan / aliran eluens : naik, turun atau sirkular
Catatan : kromatografi dapat dilakukan secara dua dimensi dng
memutar kromatogram 90o dan dieluasi lagi (kedua).

CONTOH PENGGUNAAN :
1). ANALISIS KATION GOL. I : Pb2+ Ag+ Hg(I) +
- sampel terlarut (HNO3)
- larutan eluens : n-butyl alkohol + 5% HAc glacial + air sampai
keruh.
- lama eluasi : 12 16 jam
- model laju eluasi : cara menurun
- larutan penampak noda : larutan dithizone / CHCl3
KROMATOGRAM : harga Rf
Pb2+
0.08
Ag +
0.16
Hg(I) +
0.85

warna noda
rose pink
orange
pink

2). KATION GOLONGAN II : Cu2+ - Pb2+ - Bi3+ - Cd2+ - Hg(II) 2+


- sampel terlarut (HCl encer)
- larutan eluens : n-butyl alkohol jenuh HCl 3N
- lama eluasi : 15 18 jam, panjang : 45 cm
- model laju eluasi : cara menurun
- larutan penampak noda : larutan dithizone / CHCl3
KROMATOGRAM : harga Rf
Cu2+
0.20
Pb2+
0.27
Bi3+
0.59
Cd2+
0.77
Hg2+
0.81

warna noda
purple brown
rose pink
purple
purple
pink

3). ANION HALOGENIDA : F- Cl- Br- I- sampel terlarut ( garam Natrium nya dlm air )
- larutan eluens : pyridine + 10% air (I) atau aceton + 20% air (II)
- lama eluasi : 1.5 2 jam
- model laju eluasi : cara menurun
- larutan penampak noda : larutan AgNO3 0.1M + Fluorescein
reagen Zirconium-Alizarin / uv
KROMATOGRAM : harga Rf (I)
F0.00
Cl0.24
Br0.47
I0.71

(II)
0.25
0.51
0.62
0.77

warna noda

3). KROMATOGRAFI PENUKAR ION : ion exchange


- adanya pertukaran ion dari zat padat (ion exchanger) dengan ion dari
larutan yang melewatinya, bersifat selektif.
SEJARAH :
IT WAY seorang konsultan pada Royal Agriculture Society of England
(+ dua abad yg lalu) mengamati terjadinya proses pertukaran ion.
Ion Exchanger (penukar ion) : zat padat yang tidak larut, mengandung
kation atau anion yang dapat diganti dengan ion lain, jika penukar
ion tersebut dibiarkan berhubungan dengan larutan elektrolit;
zat padat tersebut juga mempunyai struktur yang porous,
berpermukaan luas dan akan menggembung bila kontak dengan air.

Penukar ion : - penukar kation, dalam bentuk : H atau Na


- penukar anion, dalam bentuk : OH atau Cl.

PENUKAR ION yang pertama : Zeolite mineral, Na2 Al2Si3O10


dan dikenal sebagai : Natrolite.
NATROLITE, dengan ion negatif : Al2Si3O10= , bukan merupakan
single group, tetapi merupakan kerangka tiga demensi yang tak
berujung akhir, dimana tiap unit terdiri dari : 2 atom Al, 3 atom Si
dan 10 atom O,
dimana ion Na+ terletak didalam kerangka kisi kristal / struktur zat
tersebut, sehingga memungkinkan untuk keluar/masuk (terjadinya
pertukar ion dengan larutan yang melewatinya).
Pada masa itu proses penukaran ion disebut juga:ZEOLITE PROCESS
Contoh penukar ion (NATURAL ION EXCHANGER) :
- Kaolinite : H AlSiO4. H2O
Analcite : Na2O.Al2O3.4 SiO2
- Leucite : K2O.Al2O3.4 SiO2
Zeolite syntetic: Na AlSi3O8
- Wool, sutera, tanduk, humus coal dan sejenisnya.

KELEMAHAN DARI PENUKAR ION NATURAL :


- kapasitas penukaran ion rendah
- hasil tak menentu (tidak konsisten)
- hasil mengandung silicate traces
- stabilitas tidak baik
- proses penukaran berlangsung lamban
PENUKAR ION SINTESIS :
- fenol / fenol sulfonic acid + formaldehide + katalisator + H2SO4 pk
- bituminous coal + H2SO4 pk dipijar sulfonated coal
- kondensasi polyamine + formaldehide
- polimerisasi styrene + divinylbenzene

SIFAT-SIFAT KARAKTERISTIK PENUKAR ION SINTETIS :


- pada umumnya digunakan resin sintetis dari polimerisasi styrene +
divenylbenzene yang mempunyai cross-linkage panjang tak
terbatas
- resin sintetis : zat padat tak larut, bersifat porous, penukar kation
berpartikel > penukar anion, berwarna kecoklatan, tahan asam,
proses penukaran ion berlangsung cepat dan hasil konsisten
- jumlah penukaran ion tak tergantung macam ion tetapi mgreknya
- mempunyai kapasitas penukaran ion, sehingga pada suatu saat
bisa tak mampu lagi terjadi penukaran RESIN SUDAH JENUH
- resin yang jenuh dapat di REGENERASI atau diaktifkan kembali,
penukar kation + HCl atau H2SO4, penukar anion + NaOH atau
Na2CO3, kemudian membilasnya dengan aquademineralisata.

Regenerasi CE : - direndam dlm H2SO4 0.4N atau HCl dg vol. 3x vol


CE, selama 15 20 menit, - dibilas dg aquadem.
AE : - direndam dlm 0.75N Na2CO3 atau NaOH, vol. 2x, jam.
TYPE ION EXCHANGER :
STRONG CATIONIC EXCHANGER :
- gugus aktiv : - SO3H
- Amberlite IR-120, Dowex 50
- kapasitas penukaran ion : 3 4 mgrek / g resin kering
WEAK CATIONIC EXCHANGER :
- gugus aktiv : - COOH
- Amberlite IRC - 50, Dowex CCR 1
- kapasitas penukaran ion < , tetapi dapat untuk menyekat
basa kuat yang bercampur basa lemah

STRONG ANIONIC EXCHANGER :


- gugus aktiv : - NR3 OH (amonium kuarterner)
- Amberlite IRA 400, Dowex 1
- kapasitas penukaran ion < penukar kation
WEAK ANIONIC EXCHANGER :
- gugus aktiv : - amonium primer / sekunder atau tertier
- Amberlite IR 45, Dowex 3
- kapasitas penukaran ion << penukar kation, tetapi
mempunyai keuntungan dapat menyekat zat bersifat asam
kuat dalam campuran dengan asam lemah

CONTOH PENGGUNAAN PENUKAR ION :


- mengubah garam asam
- mengubah garam basa (hidroksida)
- menghilangkan ion-ion pengganggu
- memisahkan ion berdasarkan terbentuknya komplek.
misalnya : campuran Fe3+ & Al3+ , dilewatkan penukar kation
Fe3+ & Al3+ tertahan dalam penukar ion ,
kemudian dieluasi dengan CN- Al3+ tetap
tertahan sedangkan Fe3+ Fe(CN)6 3- akan turun
- memekatkan konsentrasi larutan elektrolit yang sangat encer
- membuat : aquademineralisata.

PEMBUATAN AQUADEMINERALISATA :
penukar kation (Dowex-30) 250 g dng kaps 4.8 mgrek / g
penukar anion (Dowex-1) 400 g dng kaps 3.2 mgrek / g
raw water (air yang diproses) mengandung elektrolit :
KAl(SO4)2 : 0.0008M
Fe(NH4)(SO4)2 : 0.0025M
Ca(OCl)2 : 0.0005M
CaCO3
: 0.0004M
MgCl2
: 0.0002M
berapa liter aquademineralisata yang dapat dihasilkan dalam
satu kali proses ?

JAWABAN :
1.
Menetapkan jumlah mgrek elektrolit yang dapat ditukar :
Penukar kation : 250 g x 4.8 mgrek / g = 1.200 mgrek
Penukar anion : 400 g x 3.2 mgrek / g = 1.280 mgrek
2.

Menetapkan penukar ion yang jenuh lebih dulu sebagai acuan


perhitungan 1.200 mgrek (penukar kation).

3). Menghitung total mgrek kation dalam raw water yang diproses :
KAl(SO4)2
: 0.0008M K+ 0.0008M = 0.0008 x 1 = 0.0008 N
Al3+ 0.0008M = 0.0008 x 3 = 0.0024 N
Ca(OCl)2
: 0.0005M Ca2+ 0.0005M = 0.0005 x 2 = 0.0010 N
FeNH4(SO4)2 : 0.0025M Fe3+ 0.0025M = 0.0025 x 3 = 0.0075 N
NH4+ 0.0025M = 0.0025 x 1 = 0.0025 N
CaCO3
: 0.0004M Ca2+ 0.0004M = 0.0004 x 2 = 0.0008 N
MgCl2
: 0.0002M Mg2+ 0.0002M = 0.0002 x 2 = 0.0004 N
________________________________
jumlah total = 0.0154 N
atau 15.4 mgrek / liter
4). Menghitung hasil satukali proses :
(1.200 mgrek) : (15.4 mgrek / liter) = 77.92 liter.

3). Menghitung total mgrek ANION dalam raw water yang diproses :
KAl(SO4)2
Ca(OCl)2
FeNH4(SO4)2
CaCO3
MgCl2

: 0.0008M SO4= 0.0016M = 0.0016 x 2 = 0.0032 N


: 0.0005M OCl- 0.0010M = 0.0010 x 1 = 0.0010 N
: 0.0025M SO4= 0.0050M = 0.0050 x 2 = 0.0100 N
: 0.0004M CO3= 0.0004M = 0.0004 x 2 = 0.0008 N
: 0.0002M Cl0.0004M = 0.0002 x 1 = 0.0004 N
________________________________
jumlah total = 0.0154 N
atau 15.4 mgrek / liter

4). Menghitung hasil satukali proses :


(1.200 mgrek) : (15.4 mgrek / liter) = 77.92 liter.

S E K I A N
dan
S e l a ma t b e l a j a r
S U K S E S
di U T S

Anda mungkin juga menyukai