Anda di halaman 1dari 28

DIFERENSIAL DAN INTEGRAL

LAPORAN PRAKTIKUM MATEMATIKA DASAR

oleh
Veniola Forestryani
141810101035

LABORATORIUM MATEMATIKA DASAR


JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2014

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Persamaan diferensial adalah suatu persamaan yang meliputi turunan fungsi
dari satu atau lebih variabel terikat terhadap satu atau lebih variabel bebas.
Persamaan diferensial terdiri dari persamaan diferensial biasa dan persamaan
diferensial parsiil. Persamaan diferensial biasa adalah jika turunan fungsi
bergantung pada satu variabel bebas, sedangkan persamaan diferensial parsiil
adalah jika turunan fungsi bergantung pada lebih dari satu variabel bebas.
Sekitar tahun 1000, matematikawan Irak, Ibn al-Haytham (Alhazen) menjadi
orang pertama yang menurunkan rumus perhitungan hasil jumlah pangkat empat,
dan dengan menggunakan induksi matematika. Dia mengembangkan suatu
metode untuk menurunkan rumus umum dari hasil pangkat integral yang sangat
penting terhadap perkembangan kalkulus integral.
Turunan mempunyai aplikasi dalam semua bidang kuantitatif. Di fisika,
turunan dari perpindahan benda terhadap waktu adalah kecepatan benda, dan
turunan dari kecepatan terhadap waktu adalah percepatan. Hukum gerak kedua
Newton menyatakan bahwa turunan dari momentum suatu benda sama dengan
gaya yang diberikan kepada benda. Turunan juga sering digunakan untuk mencari
titik ekstremum dari sebuah fungsi. Persamaan-persamaan yang melibatkan
turunan disebut persamaan diferensial dan sangat penting dalam mendeskripsikan
fenomena alam. Turunan dan perampatannya (generalization) sering muncul
dalam berbagai bidang matematika, seperti analisis kompleks, analisis fungsional,
geometri diferensial, dan bahkan aljabar abstrak.
Salah satu cabang dari matematika yaitu integral. Integral merupakan lawan
dari proses diferensial. Integral terbagi atas beberapa jenis yaitu integral tertentu
dan integral tak tentu. Perbedaan antara integral tertentu dan integral tak tentu
yaitu jika integral tertentu memiliki batasan-batasan ,integral tak tentu tidak
memiliki batasan-batasan.

Fondasi penemuan integral pertama kali diletakkan oleh Cavalieri sekitar


1635. Ia adalah seorang matematikawan dari Italia. Karya Cavalieri berpusat di
sekitar pengamatan bahwa kurva dapat dianggap sketsa oleh sebuah titik bergerak
dan daerah tersebut seharusnya membuat sketsa oleh garis bergerak.
Dalam bidang ekonomi penerapan integral diantaranya ada 4, yaitu untuk
menentukan persamaan-persamaan dalam perilaku ekonomi, mencari fungsi
konsumsi dari fungsi konsumsi marginal, mencari fungsi asal dari fungsi
marginalnya dan mencari fungsi penerimaan total dari fungsi marginalnya.
Dalam bidang matematika penerapan integral juga digunakan untuk menentukan
luas suatu bidang, menentukan panjang busur dan menentukan volum benda putar,
sedangkan dalam fisika integral digunakan untuk analisis rangkaian listrik arus
AC, analisis medan magnet pada kumparan, dan analisis gaya-gaya pada struktur
pelengkung.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada praktikum kali ini adalah:
1. Bagaimana membuat fungsi turunan dan diferensial dalam MATLAB
2. Bagaimana cara mengoperasikan fungsi turunan dan integral pada MATLAB
3. Bagaimana mengoperasikan fungsi turunan dan integral dengan operasi
matematik dalam MATLAB

1.3 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan praktikum pada praktikum kali ini adalah:
1. Membuat fungsi turunan dan diferensial dalam MATLAB
2. Dapat mengoprasikan fungsi turunan dan integral pada MATLAB
3. Dapat mengoprasikan fungsi turunan dan integral dengan operasi matematik
dalam MATLAB

1.4 Manfaat
Manfaat yang didapatkan dari praktikum kali ini yaitu praktikan dapat
mengoperasikan fungsi turunan dan integral pada aplikasi MATLAB dan
memanfaatkannya untuk kehidupan sehari-hari.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Turunan (Diferensial)


Persamaan diferensial adalah suatu bentuk persamaan yang memuat
derivatif (turunan) satu. Persamaan diferensial dapat pula dinotasikan sebagai :

(Lestari, 2013).

2.1.1 Persamaan Diferensial Biasa dan Ordernya


Persamaan diferensial biasa merupakan sebuah bentuk persamaan yang
memuat turunan satu atau lebih variabel tak bebas terhadap satu variabel bebas
suatu fungsi. Penentuan order suatu persamaan diferensial tergantung pada
kandungan fungsi turunan di dalam persamaan diferensial tersebut. Order atau
tingkat suatu persamaan diferensial merupakan pangkat tertinggi turunan dalam
persamaan diferensial. Contohnya yaitu:
a.

: persamaan diferensial
biasa order pertama

b.

: persamaan diferensial
biasa order kedua

c.

: persamaan diferensial
biasa order ketiga (Lestari, 2013).

2.1.2 Persamaan Diferensial Parsial


Persamaan diferensial parsial merupakan sebuah bentuk persamaan yang
memuat turunan parsial satu atau lebih variabel tak bebas terhadap lebih dari satu
variabel bebas suatu fungsi. Contohnya yaitu:

a.
b.

(Lestari, 2013).

2.1.3 Aturan Pada Operasi Turunan


Jika u dan v adalah sebuah fungsi, dan c adalah konstanta, maka :
1.
2.
3.
4. (

5. Jika

, maka :

(Hertanto, 2009).

2.2 Integral
Kalkulus integral adalah ilmu yang mempelajari definisi, properti, dan
aplikasi dari dua konsep yang saling berhubungan, integral tak tentu dan integral
tertentu. Proses pencarian nilai dari sebuah integral dinamakan pengintegralan
(integration). Simbol dari integral adalah

, berupa S yang dipanjangkan

(singkatan dari "sum"). Dengan kata lain, kalkulus integral mempelajari dua
operator linear yang saling berhubungan. Integral tak tentu adalah antiturunan,
yakni kebalikan dari turunan. F adalah integral taktentu dari f ketika f adalah
turunan dari F, sedangkan integral tertentu memasukkan sebuah fungsi dengan
outputnya adalah sebuah angka, yang mana memberikan luas antar grafik yang
dimasukkan dengan sumbu x. Contohnya adalah jarak yang ditempuh dengan
lama waktu tertentu. Apabila kecepatannya adalah konstan, perhitungan bisa
dilakukan dengan perkalian, namun jika kecepatan berubah, maka diperlukan

sebuah metode yang lebih canggih. Salah satu metode tersebut adalah
memperkirakan jarak tempuh dengan memecahkan lama waktu menjadi banyak
interval waktu yang singkat, kemudian dikalikan dengan lama waktu tiap interval
dengan salah satu kecepatan di interval tersebut, dan kemudian menambahkan
total keseluruhan jarak yang didapat. Konsep dasarnya adalah, jika interval waktu
sangat singkat, maka kecepatan dalam interval tersebut tidak berubah banyak.
Integral dapat dianggap sebagai pencarian luas daerah di bawah kurva f(x), antara
dua titik a dan b seperti pada Gambar 2.2.1.

Gambar 2.2.1
Jika f(x) pada diagram di atas mewakili kecepatan yang berubah-ubah, jarak yang
ditempuh antara dua waktu a dan b adalah luas daerah S yang diarsir. Untuk
memperkirakan luas, metode intuitif adalah dengan membagi jarak antar a dan b
menjadi beberapa segmen yang sama besar, panjang setiap segmen disimbolkan
x. Untuk setiap segmel, kita dapat memilih satu nilai dari fungsi f(x). Nilai
tersebut misalkan adalah h. Maka luas daerah persegi panjangan dengan lebar x
dan tinggi h memberikan nilai jarak yang ditempuh di segmen tersebut. Dengan
menjumlahkan luas setiap segmen tersebut, maka didapatkan perkiraan jarak
tempuh antara a dan b. Nilai x yang lebih kecil akan memberikan perkiraan yang
lebih baik, dan mendapatkan nilai yang tepat ketika kita menngambil limit x
mendekati nol. Integral tertentu ditulis sebagai:

dan dibaca "Integral dari a ke b dari f(x) terhadap x."


Integral tak tentu, atau anti derivatif, yang ditulis sebagai:
.
Oleh karena turunan dari fungsi y = x2 + C adalah y ' = 2x (di mana C adalah
konstanta),

(Sutedjo, 2013).

2.2.1 Integral Tertentu


Fungsi-fungsi yang dapat ditentukan antiturunannya disebut integrable
(terintegralkan). Misal f(x) suatu fungsi yang didefinisikan pada [a,b], selanjutnya
f(x) dikatakan terintegralkan (integrable) pada [a,b]
jika

Selanjutnya

ada.
disebut Integral Tentu (Integral Riemann) f(x) dari a ke

b, dan didefinisikan:

Gambar 2.2.2

menyatakan luas daerah yang tercakup diantara kurva


dan sumbu x dalam selang

, jika

bertanda negatif

maka menyatakan luas daerah yang berada dibawah sumbu x (Purnomo, 2010).
a. Teorema Dasar Kalkulus
Teorema dasar Kalkulus memberikan kemudahan untuk menghitung
Integral Tentu, berikut teorema tersebut :
Misal f(x) kontinu pada [a,b] dan F(x) sebarang anti turunan f(x), maka

=
Selanjutnya ditulis

(Purnomo, 2010).

2.2.2 Integral Fungsi Trigonometri


Sebelum membahas teknik integral fungsi trigonometri secara lebih rinci,
berikut ini diberikan integral dasar fungsi trigonometri yang menjadi acuan untuk
menentukan hasil pengintegralan dengan teknik fungsi trigonometri. Bentuk dasar
tersebut adalah:
1.

2.

3.

=
=

4.

5.

sec x C
cos x C
csc x C

sin x C

sec x tan x C

6.

csc x cot x C

Berdasarkan bentuk di atas selanjutnya diberikan beberapa kasus bentuk integral


fungsi trigonometri yang dibahas pada bagian ini, diantaranya adalah:
A. sinm xdx, dan cosm xdx dengan m bilangan ganjil atau genap positip. Jika m
bulat positip dan ganjil, maka m diubah menjadi (m-1) + 1, atau m digenapkan
terdekat. Selanjutnya substitusi dengan menggunakan kesamaan
identitas
. Akhirnya dengan substitusi tersebut didapat kesamaan antara
integran dengan tanda integrasinya, sehingga dengan mudah dapat diselesaikan
(Purnomo, 2010).

2.2.3 Integral Parsial


Secara umum integral parsial digunakan untuk menentukan selesaian
integral yang integrannya merupakan perkalian dua fungsi uv, dimana
dan

Karena

fungsi

diperoleh :

, maka menurut definisi differensial dan turunan

Dengan mengintegralkan masing-masing bagian diperoleh :

Bentuk terakhir ini dinamakan rumus integral parsial. Prinsip yang digunakan
dalam integral parsial adalah integran yang berbentu uv di manipulasi menjadi u

dv dan dalam menentukan udv tidak boleh memunculkan persoalan yang lebih
sulit dibandingkan dengan

tersebut (Purnomo, 2010).

BAB 3. METODOLOGI

3. 1 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum pengenalan matlab
kali ini adalah:
3.1.1

Alat

a. Laptop.
Intel(R) Core(TM) i3-3110M CPU @
2,40 GHz 2,40 GHz
3.1.2

Bahan

a. MATLAB 7.8.0 (R2009a).


3.2 Prosedur
Adapun prosedur pengaktifan pada praktikum pengenalan MATLAB kali
ini adalah:
1. Hidupkan computer atau laptop.
2. Install program MATLAB.
3. Buka Program MATLAB dengan double klik icon MATLAB pada desktop
atau klik kanan pada icon MATLAB kemudian open.
4. Aplikasi MATLAB R2009a siap untuk digunakan.

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1

Menghitung Turunan

Gambar 4.1

Gambar 4.2

Gambar 4.3

Gambar 4.4

Gambar 4.5

4.1.2

Menghitung integral

Gambar 4.6

Gambar 4.7

Gambar 4.8

4.2 Pembahasan
4.2.1 Perhitungan Turunan
Proses dari menurunkan disebut dengan differensiasi. Turunan
mempunyai operasi-operasi yang dapat diselesaikan menggunakan program
MATLAB. Pengoperasian turunan dimulai denganmendefinisikan variabelvariabe yang akan digunakan. Pada awalnya, variabel dapat didefinisikan dengan
menggunakan syntax : sym( ), namun syntax tersebut hanya bisa digunakan
untuk mendefinisikan satu variabel saja. Agar pendefinisian dapat dilakukan
untuk berberapa variabel, syntax yang digunakan yaitu:

Contohnya dapat dilihat pada Gambar 4.1, yaitu dengan mengetikkannya seperti:
>>
kemudian tekan tombol Enter.

Langkah selanjutnya yaitu dengan memasukkan suatu fungsi pada MATLAB


seperti:
>>
kemudian tekan tombol Enter dan hasil akan muncul seperti:

Langkah selanjutnya yaitu dengan mengetikkan operasi turunan pada MATLAB


seperti pada Gambar 4.1:
>>
kemudian tekan tombol Enter dan hasil akan muncul seperti:

Pengoperasian turunan di atas artinya, fungsi f(x) diturunkan terhadap x. Secara


umum, syntax turunan yaitu:

Pengoperasian turunan pada MATLAB dapat dilakukan dengan langsung


memasukkan fungsinya seperti pada Gambar 4.2. Contoh pengoperasian
perhitungan turunan pada Gambar 4.2 dapat dilakukan dengan mengetikkan:
>>
kemudian tekan tombol Enter dan hasil akan muncul seperti:

Pencarian turunan sebanyak n kali, dapat menggunakan syntax sebagai


berikut:

Artinya, fungsi f(x) diturunkan terhadap x sebanyak n kali. Contohnya dapat


dilihat pada Gambar 4.3, yaitu dengan mengetikkannya seperti:
>>
kemudian tekan tombol Enter dan hasil akan muncul seperti:

Atau dengan mengetikkannya seperti:


>>
kemudian tekan tombol Enter dan hasil akan muncul seperti:

Pengoperasian turunan diatas memiliki arti bahwa fungsi

diturunkan

terhadap x sebanyak 3 kali.


Pengoperasian

turunan

pada

MATLAB

dapat

dilakukan

dengan

memasukkan fungsi yang terdiri dari 2 variabel seperti pada Gambar 4.4. Contoh
pengoperasian perhitungan turunan pada Gambar 4.4 dapat dilakukan dengan
memasukkan suatu fungsi pada MATLAB seperti:
>>

kemudian tekan tombol Enter dan hasil akan muncul seperti:

Langkah selanjutnya yaitu dengan mengetikkan operasi turunan pada MATLAB


seperti pada Gambar 4.5:

kemudian tekan tombol Enter dan hasil akan muncul seperti:

Pengoperasian turunan diatas memiliki arti bahwa fungsi


terhadap y. Pengoperasian turunan fungsi

diturunkan

terhadap x dapat dilakukan

dengan mengetikkannya seperti:

kemudian tekan tombol Enter dan hasil akan muncul seperti:

4.2.2 Perhitungan Integral


Berdasarkan percobaan pada praktikum kali ini didapatkan hasil bahwa
dasar-dasar pengoperasian integral pada MATLAB antara lain :

Jenis Integral

Simbol

Syntax dalam Matlab

Tabel 4.1
Operasi perhitungan integral dapat dilakukan dengan mendefinisikan variabel
terlebih dahulu. Variabel telah terdefinisi pada langkah sebelumnya, oleh karena
itu, pengoperasian integral dapat langsung dilakukan dengan mengetikkan
syntax turunan pada MATLAB seperti pada Gambar 4.6:
>>
kemudian tekan tombol Enter dan hasil akan muncul seperti:

Pencarian integral sebanyak n kali, dapat menggunakan syntax sebagai


berikut:
(

Artinya, fungsi f(x) diintegralkan terhadap x sebanyak n kali. Contohnya


dapat dilihat pada Gambar 4.3, yaitu dengan mengetikkannya seperti:
>>
kemudian tekan tombol Enter dan hasil akan muncul seperti:

Pengoperasian integral diatas memiliki arti bahwa fungsi


terhadap x sebanyak 3 kali.

diintegralkan

Pengoperasian integral terhadap x sebanyak

kali tidak dapat dilakukan

langsung seperti pada syntax diferensial

. Hal tersebut terjadi

karena apabila syntax yang dimasukkan ke dalam MATLAB seperti pada


Gambar 4.7:
>>
kemudian apabila menekan tombol Enter, hasil yang akan muncul yaitu:

Hasil yang didapatkan diatas merupakan pengoperasian integral tentu


dengan batas atas
sebanyak

dan batas bawah

bukan pengoperasian integral terhadap x

kali seperti yang dimaksud. Pengoperasian

dengan pengoperasian

sama

Pengoperasian turunan pada MATLAB dapat dilakukan dengan


memasukkan fungsi yang terdiri dari 2 variabel seperti pada Gambar 4.4, yaitu
. Fungsi

sudah didefinisikan pada langkah sebelumnya, oleh

karena itu, pengoperasian integral terhadap

dapat langsung dilakukan dengan

mengetikkan syntax pada MATLAB seperti pada Gambar 4.8:

kemudian tekan tombol Enter dan hasil akan muncul seperti:

Pengoperasian integral terhadap

dengan batas atas 1 dan batas bawah 0 dapat

dilakukan dengan mengetikkannya ada MATLAB seperti pada Gambar 4.8,


yaitu:
>>

kemudian tekan tombol Enter dan hasil akan muncul seperti:

BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum turunan dan integral kali ini adalah:
1. Persamaan diferensial adalah suatu persamaan yang meliputi turunan fungsi
dari satu atau lebih variabel terikat terhadap satu atau lebih variabel bebas.
2. Integral merupakan lawan dari proses diferensial.
3. Operasi turunan pada MATLAB dapat dilakukan dengan mendefinisikan
variabel-variabel yang digunakan, kemudian memasukkan syntax
.
4.

Integral dalam matematika yang telah terdefinisi pada MATLAB yaitu


meliputi integral tak tentu dan integral tentu.

5.2 Saran

1.
Gambar 5.1
Terdapat kesalahan seperti Gambar 5.1 saat praktikum dilaksanakan.
Kesalahan terdapat pada kekurangan tanda kurung pada akhir syntax. Seharusnya
penulisan

diapit oleh dua tanda kurung, sehingga

penulisan menjadi '

'.

2.
Gambar 5.2
Terdapat kesalahan seperti Gambar 5.2 saat praktikum dilaksanakan.
Kesalahan terdapat pada penulisan syntax trigonometri
pada MATLAB seharusnya yaitu

Penulisan
.

DAFTAR PUSTAKA

Sutedjo, Haryanto. 2013. Kalkulus Diferensial Integral. Jakarta: Gunadarma


Lestari, Dwi. 2013. Persamaan Diferensial. Yogyakarta: Fakultas MIPA
Universitas Negeri Yogyakarta.
Hertanto, D.B. 2009. Turunan, Integral, Persamaan Diferensial dan Transformasi
Laplace Dalam Penerapannya di Bidang Teknik Elektro. Yogyakarta:
Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta.
Purnomo, Dwi. 2010. Kalkulus Integral . Malang: Fakultas Pendidikan Ilmu
Eksakta Dan Keolahragaan Ikip Budi Utomo Malang

LAMPIRAN

1. Carilah nilai turunan ke 4 dari fungsi-fungsi berikut:


Mendefinisikan f(x) dan g(x):

a. f(x) =

b. g(x) =

|terhadap x

2. Carilah nilai integral dari fungsi berikut terhadap x:


Mendefinisikan f(x), g(x), dan h(x):

a. f(x) =

;dengan batas 0 sampai

b. g(x) =

;dengan batas 0 sampai

; dan

c. h(x) =

;dengan batas 0 sampai

3. Sebuah benda bergerak mengikuti lintasan tertentu dengan posisi terhadap


waktu memenuhi persamaan s(t) =

. Tentukan kecepatan dan

percepatan benda tersebut masing-masing saat 15 dan 4 detik.


Kecepatan

Percepatan

4. Tentukan luas daerah diantara kurva

dan

Anda mungkin juga menyukai