Anda di halaman 1dari 5

No.

ID dan Nama Peserta :

/ dr. Rismayanti

No. ID dan Nama Wahana:

/ Perawatan Obgyn RSUD Ajjappange Soppeng

Topik: Abortus Inkomplit


Tanggal (kasus) : 24 Desember 2013
Nama Pasien : Ny. S

No. RM : 11 64 48

Tanggal presentasi :

Pendamping: dr. Misdawaty

Tempat presentasi: RSUD Ajjappange Soppeng


Obyek presentasi :
Keilmuan

Keterampilan

Penyegaran

Tinjauan pustaka

Diagnostik

Manajemen

Masalah

Istimewa

Neonatus

Bayi

Anak

Remaja

Dewasa

Lansia

Bumil

Deskripsi: Wanita 47 tahun, GIVPIIAO masuk rumah sakit dengan perdarahan pervaginam
yang dirasakan sejak 3 hari yang lalu, disertai nyeri perut dan darah yang keluar bergumpalgumpal. HPHT 26 Oktober 2013

Pemfis:
-

Tanda vital TD : 110/80 mmHg, N: 80 x/menit, P: 24 x/menit, S: 36,5 oC.

konjungtiva pucat (-), sklera ikterus (-).

Thorax simetris kiri-kanan, palpasi tidak ditemukan kelainan, perkusi sonor kiri-kanan,
bunyi pernapasan bronchovesikuler, bunyi tambahan Rh -/- ; Wh -/-. Bunyi Jantung
murni regular.

Abdomen: TFU tidak teraba, Nyeri tekan (+)

Pemeriksaan Vulva dan vagina: tidak ada kelainan, Fluksus (+), OUE/OUI
terbuka/terbuka, 1 jari longgar, teraba sisa jaringan, kesan abortus inkomplit

Tujuan: menegakkan diagnosis dan memberikan pengobatan pada pasien


Bahan

Tinjauan

bahasan:

pustaka

Cara

Diskusi

membahas:
Data Pasien:

Riset

Kasus

Audit

Presentasi dan

E-mail

Pos

diskusi
Nama: Ny. S

No.Registrasi: 11 64 48

Nama klinik

Perawatan Obgyn RSUD Ajjappange Soppeng

Data utama untuk bahan diskusi:


1. Diagnosis/gambaran klinis: Abortus Inkomplit, Pemeriksaan Vulva dan vahina: tidak ada

kelainan, Fluksus (+), OUE/OUI terbuka/terbuka, teraba sisa jaringan . kesan abortus
inkomplit
2. Riwayat pengobatan: 3. Riwayat kesehatan/penyakit: riwayat demam (-), DM tidak diketahui, Hipertensi tidak

diketahui. Riwayat trauma (-), Riwayat coitus (-)


4. Riwayat keluarga: 5. Riwayat pekerjaan: Ibu Rumah Tangga

Daftar Pustaka
a. Pangemanan Wim T. Ilmu Kebidanan Edisi Keempat Cetakan Kedua, Jakarta, PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2009
b. Wiknjosastro H. Ilmu Kandungan Edisi Kedua Cetakan Keempat, Jakarta, Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo
c. Tarigan, Djakobus. Perdarahan Selama Kehamilan. Available at: URL:
Repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/2602/anatomi-djakobus3.pdf. Accessed
December 28th 2013
Hasil pembelajaran:
1. Diagnosis Abortus Inkomplit
2. Etiologi Abortus Inkomplit
3. Penatalaksanaan Abortus Inkomplit
4. Komplikasi Abortus Inkomplit
5. Prognosis Abortus Inkomplit

RANGKUMAN HASIL PEMBELAJARAN PORTOFOLIO


1.

Subyektif:
Wanita 47 tahun, GIVPIIAO masuk rumah sakit dengan perdarahan pervaginam yang
dirasakan sejak 3 hari yang lalu, disertai nyeri perut dan darah yang keluar bergumpalgumpal. HPHT 26 Oktober 2013

2.

Obyektif:
Dari hasil pemeriksaan fisik diperoleh, Pemeriksaan fisis: TD : 110/80 mmHg, N: 80
x/menit, P: 24 x/menit, S: 36,5 oC.
Kepala

: Dalam batas normal

Leher

: Dalam batas normal

Dada

: Dalam batas normal

Jantung

: Dalam Batas normal

Abdomen

: TFU tidak teraba, Fluksus (+)

Ekstremitas : Dalam batas normal


Genitalia

: Vulva/Vagina tidak ada kelainan, VT: OUE/OUI terbuka/terbuka, teraba

sisa jaringan

3.

Assesment:
Pengobatan:
-

IVFD RL/D5% 2:1 28 tpm

Inj. Cefotaxime 1gr/12j/IV

Drips metronidazole/500mg/8j/IV

Rencana kuretase. Setelah kuretase pasien diberikan Cefadroxil 2x500mg, pospargin


2x1, Adfer 1x1.

Diskusi
Perdarahan selama kehamilan dapat dianggap sebagai suatu keadaan akut yang dapat
membahayakan ibu dan anak, sampai dapat menimbulkan kematian. Sebanyak 20%
wanita hamil pernah mengalami perdarahan pada awal kehamilan dan sebagian
mengalami abortus.
3

Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan sebelum janin mampu hidup diluar rahim
(<500 gram atau < 20-22 minggu).
Setiap perdarahan pada awal kehamilan dapat dianggap akan mengancam kelangsungan
kehamilan. Dalam hal ini perlu diketahui hari pertama haid terakhir, tanda kehamilan
riwayat keluarga berencana, riwayat ginekologi, dan jumlah perdarahan. Demikian juga
dalam hal ini perlu pemeriksaan penunjang seperti USG dan Test kehamilan, untuk
mengetahui adanya kehamilan dan apakah janin masih bisa dipertahankan.
Jenis abortus:
- Abortus spontan yakni abortus terjadi secara alamiah tanpa intervensi dari luar (abortus
imminens, abortus inkomplit, abortus komplit, abortus insipiens, missed abortion).
- Abortus buatan, terdiri dari provokatus therapetik (ab provokatus medisinalis) yakni
atas indikasi terapetik/ medis dan abortus provokatus kriminalis.

1. Abortus iminens: Disini perdarahan minimal dengan nyeri/tidak, uterus sesuai umur
kehamilan.
2. Abortus Insipien: Perdarahan denganan gumpalan, nyeri lebih kuat
3. Abortus Inkomplit: Perdarahan hebat dan sering menyebabkan syok
4. Abortus komplit: Perdarahan dan nyeri minimal seluruh hasil konsepsi telah
dikeluarkan.
5. Missed Abortion: Janin telah mati dalam kandungan selama 6-8 minggu tapi belum
dikeluarkan, perdarahan minimal
6. Abortus infeksi/septik: Disertai tanda infeksi dan septik seperti demam sampai syok.
Adapun sebagai penyebab dari abortus antara lain:
1. kelainan mudigah, chromosom atau kelainan untuk fetus
2. incompetentio orificium uteri internum
3. penyakit sistemik pada ibu seperti diabetes melitus
4. incompatibilitas faktor rhesus atau atau sistem ABO
5. kelainan uterus seperti mioma uteri
6. trauma fisik atau mental
7. usaha menggugurkan dari penderita dengan minum jamu, alkohol, obat-obatan
atau memasukkan benda asing kedalam lubang kemaluan.
4

8. abortus habitualis oleh kekurangan produksi karbohidrat oleh endometrium.

Menurut terjadinya abortus dapat dikategorikan dalam abortus habitualis, abortus


artifisialis, abortus provacatus therapheuticus, abortus septik dan abortus provocatus criminalis.
Abortus criminalis ini yang dilakukan abortus tanpa indikasi medis dan bertentangan dengan
norma hukum yang berlaku. Hal ini sering terjadi pada wanita diluar perkawinan yang dilakukan
oleh petugas kesehatan yang tidak bertanggung jawab demi uang. Pengeluaran hasil konsepsi
diindikasikan pada abortus insipien, abortus inkomplit, missed abortion dan abortus dengan
infeksi, demi keselamatan dari ibu.
Pada pasien ini ditemukan OUE/OUI Terbuka-terbuka dan teraba sisa jaringan sehingga
di diagnosis abortus inkomplit , sehingga di berikan pengobatan berupa IVFD RL/D5% 2:1
28 tpm, Inj. Cefotaxime 1gr/12j/IV, drips metronidazole/500mg/8j/IV, dan rencana kuretase.

4.

Plan
-

Diagnosis: dari anamnesis, pemeriksaan fisis dan pemeriksaan penunjang, ditemukan


gejala dan tanda yang mengarah ke diagnosis Abortus Inkomplit.

Pendidikan: kepada pasien diharapkan setelah dilakukan tindakan kuretase


diharapkan tidak melakukan kegiatan-kegiatan berat, tidak melakukan hubungan
intim untuk jangka waktu tertentu sampai keluhannya benar-benar hilang dan
menggunakan alat kontrasepsi dulu saat berhubungan selama 3 bulan.

Konsultasi: perlunya konsultasi dengan dokter ahli kandungan untuk perawatan


sebelum dan setelah dilakukan kuretase.

Rujukan: Diperlukan jika terjadi komplikasi serius yang harusnya ditangani di rumah
sakit dengan sarana dan prasarana yang lebih memadai.
Watansoppeng, 30 Desember 2013

Peserta

Pendamping

dr. Rismayanti

dr. Misdawaty
5

Anda mungkin juga menyukai