Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Definisi Hipoparatiroidisme
a. Hipoparatiroid adalah defisiensi kelenjar paratiroid dengan tetani
sebagai gejala utama (Haznam, 1991).
b. Hipoparatiroid adalah hipofungsi kelenjar paratiroid sehingga tidak
dapat mensekresi hormon paratiroid dalam jumlah yang cukup.
(Guyton, 1995).
c. Hipoparatiroidisme adalah kondisi dimana tubuh tidak membuat
cukup hormon paratiroid atau parathyroid hormone (PTH).
Hipoparatiroid terjadi akibat hipofungsi paratiroid atau kehilangan
fungsi kelenjar paratiroid sehingga menyebabkan gangguan
metabolisme kalsium dan fosfor; serum kalsium menurun (bisa
sampai 5 mg %), serum fosfor meninggi (9,5-12,5 mg%). Keadaan
ini jarang sekali ditemukan dan umumnya sering disebabkan oleh
kerusakan atau pengangkatan kelenjar paratiroid pada saat operasi
paratiroid atau tiroid, dan yang lebih jarang lagi ialah tidak adanya
kelenjar paratiroid (secara congenital).
Dapat disimpulkan hipotiroid adalah kondisi dimana adanya
defisiensi hormon paratiroid karena adanya kerusakan atau
pengangkatan kelenjar paratiroid sehingga terjadi gangguan
metabolisme dan keseimbangan kalsium dan fosfor di dalam tubuh.
B. Klasifikasi hipoparatiroid
Hipoparatiroid dapat berupa hipoparatiroid neonatal, simpel idiopatik
hipoparatiroid, dan hipoparatiroid pascabedah.
1. Hipoparatiroid neonatal
Hipoparatiroid neonatal dapat terjadi pada bayi yang dilahirkan
oleh ibu yang sedang menderita hiperparatiroid. Aktivitas
paratiroid fetus sewaktu dalam uterus ditekan oleh maternal
hiperkalsemia.
2. Simpel idiopatik hipoparatiroid
karena
pengikatan
arteri
tiroid
inferior.
terjadi
karena
adanya
mutasi
gen
yang
yang
dapat
meningkatkan
resiko
terkena
hipoparatiroidisme meliputi:
-
E. Epidemiologi hipoparatiroid
Prevalensi penyakit hipoparatiroid di Indonesia jarang ditemukan. Kirakira 100 kasus dalam setahun yang dapat diketahui, sedangkan di
negara maju seperti Amerika Serikat penderita penyakit hipoparatiroid
lebih banyak ditemukan, kurang lebih 1000 kasus dalam setahun.
Pada Wanita mempunyai resiko untuk terkena hipoparatiroidisme lebih
besar dari pria.
keadaan
tetanus
yang
nyata,
tanda-tanda
mencakup
tempat
keluarnya
dari
foramen
sylomastoideus)
Diagnosa sering sulit ditegakkan karena gejala yang tidak jelas seperti
rasa nyeri dan pegal-pegal, oleh sebab itu pemeriksaan laboratorium
akan membantu. Biasanya hasil laboratorium yang ditunjukkan, yaitu:
1. Kalsium serum rendah (5-7 mg/dl)
2. Fosfat anorganik dalam serum tinggi (7-12 mg/dl)
3. Fosfatase alkali normal atau rendah
4. Foto Rontgen:
a. Sering terdapat kalsifikasi yang bilateral pada ganglion
basalis di tengkorak
b. Kadang-kadang terdapat pula kalsifikasi di serebellum dan
pleksus koroid
5. Density tulang bertambah
6. EKG: QT-interval lebih panjang
I. Penatalaksanaan hipoparatiroid
Tujuan penatalaksanaan hipoparatiroid adalah untuk menaikkan kadar
kalsium
serum
sampai
9-10
mg/dl
(2,2-2,5
mmol/L)
dan
atau
Hytakerol),
koolekalsiferpol
(vitamin
atau
ergokalsiferol
D3)
biasanya
(vitamin
D2)
atau
diperlukan
dan
akan
mg/100ml.
Kedaan
ini
mungkin
disebabkan
oleh
Parkinson
atau
adanya
katarak.
Pengkajian
Riwayat Penyakit :
a. Keluhan Utama
Biasanya Klien merasa ada kelainan bentuk tulang ,
pendarahan yang sulit berhenti , kejang-kejang , kesemutan
dank lien merasa lemas / lemah .
Periksa juga terhadap temuan
Trousseaus
positif.
Kaji
tanda Chvosteks
pula
manifestasi
atau
distress
hipoparatiroidisme akut,
perlu
dikaji
terhadap
Juga
kaji
terhadap
sindrom
seperti
paratiroid. Tanyakan
pada
klien
apakah
ada riwayat
Pemeriksaan Fisik :
B1 (Breathing) : amati bunyi suara nafas . pada klien
hipoparatiroid biasanya terdengar suara stridor, suara serak.
B2 (Blood) : amati adanya disritmia jantung, sianosis,
b.
palpitasi
c.
kaki.
Kesemutan,
tremor,
hiperefleksia,
tanda
e.
f.
g.
normal
-
2. Analisa data
DATA
S:Keluarga
klien
ETIOLOGI
Autoimun, kelainan
MASALAH
Resiko cedera
mengatakan
klien
Gangguan paratiroid
Hipokalsium
Tetani otot
S : klien
mengatakan
bahwa
merasakan sesak
nafas pada saat
kejang
O : RR meningkat,
pernapasan
cuping hidung,
retraksi otot bantu
napas
Resiko cedera
Autoimun, kelainan
Ketidakefektifan
Gangguan paratiroid
Hipokalsium
Tetani otot
Spasme laring
Ketidakefektifan
S : klien mengeluh
jantungnya
berdebar
O : pada
pemeriksaan
EKG QT interval
memanjang
Penurunan curah
jantung
Gangguan paratiroid
Hipokalsium
Permeabilitas
membran neuron
terhadap Na
Potensial aksi mudah
terjadi
Aritmia dan
perubahan EKG
Penurunan curah
jantung
S : klien mengeluh
Hipokalsemia
Ketidakseimbangan
tidak mampu
Permeabilitas
dari kebutuhan
memakan
makanannya
O : klien terlihat
kesulitan saat
menelan
makanan
membran neuron
terhadap Na
disfagia
Tanggal
Diagnosa
Paraf
dengan
ditandai
spasme
dengan
jalan
dispnea,
ditandai
perubahan
dengan
EKG
aritmia
(QT
dan
interval
memanjang)
3
menelan
makanan