KONTRASEPSI HORMONAL
OLEH :
KELOMPOK II
DINI AMALIA
(70100112010)
MUHAMMAD DARWIS
(70100112021)
M.REZA HARZAL
(70100112042)
NURUL HIDAYAH A
(70100112019)
NISFAH HASIK
(70100112001)
RIKA RAFIKA
(70100112036)
WAHYUNI
(70100112049)
KELAS :
FARMASI A
SAMATA-GOWA
2014/2015
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Kami panjatkan Puja dan Puji Syukur kita atas Kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kami,
sehingga dapat menyelesaikan pembuatan makalah Farmakologi dan Toksikologi III
ini dengan pembahasan mengenai Kontrasepsi Hormonal
Penulisan makalah ini dimaksudkan dan merupakan salah satu tugas dan
sangat penting bagi tiap mahasiswa khususnya untuk Farmasi Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar itu sendiri.
Dalam Penulisan makalah ini, kami selaku penulis merasa masih banyak
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan
yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal
pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan
ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal Alamiin.
Makassar, 29 September 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Sampul .........................................................................................................................1
Kata Pengantar .............................................................................................................2
Daftar Isi ......................................................................................................................3
BAB 1 ..........................................................................................................................4
A. Pendahuluan .................................................................................................4
BAB II .........................................................................................................................5
A. Definisi Kontrasepsi..........................................................................................5
B. Macam-macam Kontrasepsi Hormonal
C. Perbandingan antara Obat Kontrasepsi Hormonal dan Contohnya.
D. Standar Operasional Prosedur Pelayanan Keluarga Berencana
E. Potensial Bahaya pada Penggunaan Kontrasepsi Hormonal
F. Evaluasi Penggunaan Kontrasepsi
G. Studi Kasus
BAB III
A. Kesimpulan......................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang besar.
Laju pertumbuhan penduduk Indonesia cukup besar, sehingga perlu dilakukan
program pembatasan angka kelahiran. Program pembatasan angka kelahiran di
Indonesia dikenal dengan program keluarga berencana yang disingkat dengan KB.
Pembatasan kelahiran tersebut bertujuan tidak hanya untuk membatasi angka
kelahiran tetapi juga mengurangi angka mortalitas ibu dan anak, terutama ibu dengan
usia tua, yang ketika hamil, angka morbiditas dan mortalitas cukup tinggi dan juga
kemungkinan anak yang dilahirkan menderita gangguan kromosomal seperti sindrom
Down dan sebagainya cukup tinggi.
Program KB di Indonesia dijalankan dengan cara kontrasepsi yaitu upaya
untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya tersebut dapat bersifat sementara, dapat
pula bersifat permanen. Namun sampai saat ini belum ada suatu cara kontrasepsi
yang 100% ideal, karena idealnya suatu kontrasepsi dilihat dari daya guna, aman,
murah, estetik, mudah didapat, tidak memerlukan motivasi terus-menerus, dan efek
samping minimal.
Sejak diberlakukannya program KB di Indonesia dan sejak berkembangnya
kontrasepsi di Indonesia, penggunaan kontrasepsi masih dalam taraf belum cukup
memuaskan, sampai saat ini masih banyak masyarakat Indonesia yang enggan untuk
menggunakan kontrasepsi dengan alasan takut akan efek samping yang merugikan
bahkan lebih memprihatinkan adalah bahwa masih banyak masyarakat Indonesia
yang belum tahu apa itu kontrasepsi, terutama masyarakat Indonesia yang tinggal di
daerah terpencil dan yang tidak berpendidikan. Padahal sampai saat ini kontrasepsi di
Indonesia telah mengalami evolusi yang cukup signifikan dalam hal daya guna,
aman, murah, estetik, mudah didapat dan efek samping minimal.
Dengan mengenal seluk beluk alat kontrasepsi, mulai dari apa itu kontrasepsi
hingga efek samping yang ditimbulkan diharapkan kedepannya kontrasepsi dapat
dengan mudah diterima dan dijangkau oleh masyarakat Indonesia terutama
masyarakat Indonesia yang tinggal di daerah terpencil. Untuk itu perlunya digalakkan
edukasi yang optimal mengenai kontrasepsi. Oleh karena itu, adalah sebuah langkah
yang baik jika pemahaman tentang kontrasepsi lebih ditingkatkan lagi khususnya bagi
tenaga kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Kontrasepsi Hormonal
Kontrasepsi berasal dari kata Kontra yang artinya mencegah atau
melawan. Dan Sepsi yang berarti pertemuan antara sel telur yang sudah matang
dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah
menghindari atau mencegah terjadinya kehamilansebagai akibat dari pertemuan
antara sl telur yang matang dan sel sperma.
Kontrasepsi hormonal adalah kontrasepsi yang menggunakan hormone
dari progesteron sampai kombinasi estrogen dan progesteron. Estrogen menekan
Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan mencegah perkembangan folikel
dominant. Estrogen juga menstabilkan bagian dasar endometrium dan
memperkuat kerja progestin. Progestin menekan peningkatan Luteinizing
Hormone (LH) sehingga mencegah ovulasi. Progestin juga menyebabkan
penebalan mukus leher rahim sehingga mempersulit perjalanan sperma dan atrofi
endometrium sehingga menghambat implantasi (Elin Yulinah, dkk. 2008 : 43).
Pada prinsipnya, mekanisme kerja hormon progesteron adalah mencegah
pengeluaran sel telur dari indung telur, mengentalkan cairan di leher rahim
sehingga sulit ditembus sperma, membuat lapisan dalam rahim menjadi tipis dan
tidak layak untuk tumbuhnya hasil konsepsi, saluran telur jalannya jadi lambat
sehingga mengganggu saat bertemunya sperma dan sel telur. Ada beberapa pula
mekanisme kontrasepsi preparat hormonal ini dengan penggunaan estrogen dan
progestin terus menerus terjadi penghambatan sekresi GnRH dan gonadoptropin
sedemikian rupa hingga tidak terjadi perkembangan folikel dan tidak terjadi
ovulasi, progestin akan menyebabkan bertambah kentalnya mucus serviks
sehingga penetrasi sperma terhambat, terjadi gangguan keseimbangan hormonal
dan hambatan progesterone menyebabkan hambatan nidasi dan gangguan
pergerakan tuba (Amir Syarif, dkk. 2007 : 467)
i.
ii.
Komposisi :
Tiap kemasan Trinordiol*-28 berisi 28 tablet. Tablet-tablet
ini disusun dalam kemasan menurut urutan sebagai berikut: 6
tablet kuning tua dari 0,03 mg etinilestradiol dan 0,05 mg
levonorgestrel, 5 tablet putih dari 0,04 mg etinilestradiol dan
0,075 mg levonorgestrel, 10 tablet kuning dari 0,03 mg
etinilestradiol dan 0,125 mg levonorgestrel, 7 tablet innert
merah dari 31,835 mg laktosa.
Dosis dan Cara Pemakaian :
Satu tablet sehari untuk 28 hari berturut-turut dalam urutan
yang tepat seperti diuraikan di atas. Tablet-tablet diminum
terus menerus tanpa dihentikan. Segera setelah satu
kemasan habis, mulailah dengan kemasan yang baru dan
diminum seperti diuraikan di atas. Dianjurkan tablet
Trinordiol*-28 diminum setiap hari pada waktu yang sama,
sebaiknya setelah makan atau pada waktu mau tidur. Bila
pemakai merasa mual, sebaiknya tablet diminum dengan
susu.
Siklus pertama:
Selama pemakaian siklus pertama, pasien dianjurkan
meminum satu tablet setiap hari selama 28 hari berturutturut, dimulai dari hari pertama dari siklus haid (hari kesatu
datangnya haid adalah hari pertama). Perdarahan akan terjadi
sebelum tablet Trinordiol*-28 terakhir diminum.
Siklus-siklus berikutnya :
Pemakai hendaknya segera mulai kemasan berikutnya
walaupun perdarahan masih berlangsung. Tiap 28 hari
penggunaan Trinordiol*-28 dimulai pada hari yang
samaseperti pada pemakaian pertama kalinya pada bagian
foil berwarna merah dan mengikuti jadwal yang sama.
Meskipun terjadinya kehamilan sangat kecil bila tablet
digunakan sesuai petunjuk bila perdarahan tidak terjadi
setelah tablet terakhir diminum, kemungkinan hamil harus
dipertimbangkan. Bila pasien tidak menuruti cara
penggunaan yang tertera (lupa satu atau lebih tablet atau
mulai minum tablet yang terlupa pada hari terlambat
daripada
seharusnya)
kemungkinan
hamil
harus
dipertimbangkan pada saat tidak terjadi haid dan dilakukan
cara-cara diagnostik yang tepat sebelum pengobatan
dilanjutkan. Bila pasien telah mengikuti petunjuk pengobatan
dan telah minum tablet dua siklus berturut-turut tidak terjadi
10
11
12
13
14
15
2)
3)
4)
5)
j. Marvelon
Marvelon merupakan obat kontrasepsi hormonal yang
kombinasi dari 2 zat aktif yaitu etinilestradiol dan
Etinilestradiol merupahan hormon sintetik dari estrogen
desogestrel merupakan generasi ketiga hormon sintetik dari
Sediaan dalam bentuk tablet
1) Komposisi
16
merupakan
desogestrel.
wanita dan
progesteron.
17
jam maka efektivitas proteksinya berkurang. Hal ini berlaku juga untuk
pil KB yang emnggunakan pil 21 tablet.
D. Standar Operasional Prosedur Pelayanan Keluarga Berencana
Konseling dan Persetujuan Tindakan Medis merupakan prinsip utama
dari pelayanan keluarga berencana.
a. Konseling
Konseling merupakan aspek yang sangat penting dalam pelayanan
Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi (KR). Dalam
melalukan konseling berarti petugas membantu klien dalam memilih dan
memutuskan jenis kontrasepsi yang akan digunakan sesuai dengan
pilihannya.konseling yang baik akan membantu klien dalam menggunakan
kontrasepsinya lebih lama dan meningkatkan keberhasilan KB.
b. Persetujuan Tindakan Medik
Jika kontrasepsi yang dipilih klien memerlukan tindakan medis, surat
tindakan medis diperlukan. Misalnya pada kontrasepsi mantap, amak
persetujuan harus dari pasangan suami istri. Setelah calon peserta dan
pasangannya menandatangani persetujuan tindakan medik, pel;ayanan
kontrasepsi baru dilakukan. Pada halaman belakang lembar persetujuan
tindakan medik terdapat catatan tindakan dan pernyataan oleh
dokter/bidan/perawat yang melakukan tindakan. Catatan tersebut memuat
catatan tindakan yang dilakukan yaitu metode, keberhasilan tindakan, waktu
serta pernyataan dari petugas bahwa pelayanan yang diberikan sesuai
dengan standar.
E. Potensial Bahaya pada Penggunaan Kontrasepsi Hormonal
Tanda-Tanda
Kemungkinan Penyebab
1. Nyeri lambung hebat
1. Sakit
pada
kandung
kemih,adenoma
hepatic,
pembekuan
darah,
dan
pangkreatitis
2. Nyeri dada hebat, sesak napas
atau nafas pendek, dan batuk
berdarah
3. Sakit kepala hebat
4. Pandangan kabur, flashing
setelah kena sinar, dan kebutaan
5. Nyeri kaki hebat (betis dan
paha)
18
I. Study Kasus
1. Seorang pasien ingin mengetahui cara untuk mencegah kehamilan namun
pasien tersebut memiliki penyakit genetik atau gangguan kesehatan yang
dapat mengakibatkan terjadinya kehamilan yang tidak aman, maka metode
yang sesuai untuk pilihan pasien tersebut adalah dengan menjalani sterilisasi
melalui cara tuba, yaitu mengikat/ memotong tuba fallopi atau pasien tersebut
dapat juga menggunakan metode selain sterilisasi yaitu dengan menggunakan
alat kontrasepsi dalam rahim (spiral KB/IUD). Cara ini memiliki efektifitas
95-98% tetapi membutuhkan tindakan pemasangan yang benar/tepat dan
dapat menyebabkan iritasi.
2. Ada seorang ibu yang memutuskan untuk hamil kembali,dan bertanya alat
kontrasepsi apa yang sesuai untuknya agar cepat kembali subur dan bisa
hamil?
Solusinya dengan menggunakan pil Kb, karena Salah satu keuntungan dari pil
KB adalah cepat mengembalikan kesuburan. Setelah berhenti mengkonsumsi
pil KB, hanya membutuhkan waktu 2 minggu sebelum kembali berevolusi.
Haid akan mulai sekurang-kurangnya 4-6 minggu stelah konsumsi pil KB
yang terakhir.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kontrasepsi merupakan pencegahan kehamilan setelah hubungan seksual
dengan menghambat sperma mencapai ovum matang (metode yang mencegah
ovulasi) atau dengan mencegah ovum yang telah dibuahi tertanam pada
endometrium ( mekanisme yang menyebabkan lingkungan uterus tidak cocok
untuk ovum yang telah dibuahi).
Dalam pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi
hubungannya dengan pemilihan alat kontrasepsi yang sesuai dengan pasien,
diperlukan suatu konseling yang berarti petugas medis membantu pasien untuk
memilih alat kontrasepsi yang sesuai dengan dirinya dan juga dengan konseling
yang baik akan membantu pasien dalam menggunakan kontrasepsinya lebih lama
dan meningkatkan keberhasilan program KB.
Kontrasepsi hormonal berdasarkan keadaan pasien yang memiliki usia pra
menopause, dan masalah obesitas tipe II, dislipidemia, serta riwayat amenore
adalah pil kombinasi, suntik kombinasi, minipil progestin dan implant
levonorgestrel. Namun dari keempat opsi kontrasepsi hormonal yang dapat
digunakan adalah kontrasepsi hormonal pil kombinasi yaitu kombinasi antara
hormon estrogen dan progesteron sintetik yang lebih cocok dan sesuai dengan
kondisi pasien.
Pemilihan alat kontrasepsi, jumlah dan dosis perlu dipertimbangkan
dengan baik sesuai dengan kondisi pasien secara holistik, dengan sebelumnya
dilakukan konseling secara optimal karena hal tersebut sangat berpengaruh
terhadap kualitas hasil yang dicapai.
20
DAFTAR PUSTAKA
Amir Syarif, dkk. 2007. Farmakologi Dan Terapi Edisi V. Departemen Farmakologi
Dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : Jakarta.
Amenorrhea. www.winkipedia.org/wiki/amenorrhea tanggal 19 Mei 2009.
Cyproterone Acetat. Diunduh dari www.winkipedia.org/wiki/cyproteroneacetat
tanggal 18 Mei 2009.
Departemen Kesehatan RI.2006. Paduan Pelayanan Keluaraga Berencana.
Departemen Kesehatan : Jakarta.
Dosegestrel. Diunduh dari www.winkipedia.org/wiki/dosegestrel tanggal 18 Mei
2009.
Depomedroksiprogesteron asetat. Diunduh dari www.winkipedia.org/wiki/
depomedroksiprogesteron asetat tanggal 18 Mei 2009.
Drospirenon. Diunduh dari www.winkipedia.org/wiki/drospirenon tanggal 18 Mei
2009.
Etonogestrel. Diunduh dari www.winkipedia.org/wiki/etonogestrel tanggal 18 Mei
2009
Etinil estradiol. Diunduh dari www. home.intekom.com/pharm/donmed/
etinilestradiol.html tanggal 19 Mei 2009.
Gestoden. Diunduh dari www.winkipedia.org/wiki/gestoden tanggal 18 Mei 2009.
Linestrenol. Diunduh dari www.winkipedia.org/wiki/linestrenol tanggal 18 Mei 2009.
Levonorgestrel. Diunduh dari www.winkipedia.org/wiki/linestrenol tanggal 18 Mei
2009.
Mestranol/noretindrone. Diunduh dari www.drugs.com/cdi/mestranol-norethindrone.
html tanggal 18 mei 2009.
Marvelon. Diunduh dari www.home.intekom.com/pharm/donmed/marvelon.html
tanggal 19 Mei 2009.
Sukandar Elin Yulinah, dkk. 2008. ISO FARMAKOTERAPI. ISFI Penerbitan :
Jakarta.
.
21
22