Anda di halaman 1dari 22

FARMAKOLOGI DAN TOKSIKOLOGI III

KONTRASEPSI HORMONAL

OLEH :
KELOMPOK II
DINI AMALIA

(70100112010)

MUHAMMAD DARWIS

(70100112021)

M.REZA HARZAL

(70100112042)

NURUL HIDAYAH A

(70100112019)

NISFAH HASIK

(70100112001)

RIKA RAFIKA

(70100112036)

WAHYUNI

(70100112049)
KELAS :
FARMASI A

JURUSAN FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

SAMATA-GOWA
2014/2015

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Kami panjatkan Puja dan Puji Syukur kita atas Kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kami,
sehingga dapat menyelesaikan pembuatan makalah Farmakologi dan Toksikologi III
ini dengan pembahasan mengenai Kontrasepsi Hormonal
Penulisan makalah ini dimaksudkan dan merupakan salah satu tugas dan
sangat penting bagi tiap mahasiswa khususnya untuk Farmasi Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar itu sendiri.
Dalam Penulisan makalah ini, kami selaku penulis merasa masih banyak
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan
yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal
pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan
ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal Alamiin.
Makassar, 29 September 2014

Penulis

DAFTAR ISI
Sampul .........................................................................................................................1
Kata Pengantar .............................................................................................................2
Daftar Isi ......................................................................................................................3
BAB 1 ..........................................................................................................................4
A. Pendahuluan .................................................................................................4
BAB II .........................................................................................................................5
A. Definisi Kontrasepsi..........................................................................................5
B. Macam-macam Kontrasepsi Hormonal
C. Perbandingan antara Obat Kontrasepsi Hormonal dan Contohnya.
D. Standar Operasional Prosedur Pelayanan Keluarga Berencana
E. Potensial Bahaya pada Penggunaan Kontrasepsi Hormonal
F. Evaluasi Penggunaan Kontrasepsi
G. Studi Kasus

BAB III
A. Kesimpulan......................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................19

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang besar.
Laju pertumbuhan penduduk Indonesia cukup besar, sehingga perlu dilakukan
program pembatasan angka kelahiran. Program pembatasan angka kelahiran di
Indonesia dikenal dengan program keluarga berencana yang disingkat dengan KB.
Pembatasan kelahiran tersebut bertujuan tidak hanya untuk membatasi angka
kelahiran tetapi juga mengurangi angka mortalitas ibu dan anak, terutama ibu dengan
usia tua, yang ketika hamil, angka morbiditas dan mortalitas cukup tinggi dan juga
kemungkinan anak yang dilahirkan menderita gangguan kromosomal seperti sindrom
Down dan sebagainya cukup tinggi.
Program KB di Indonesia dijalankan dengan cara kontrasepsi yaitu upaya
untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya tersebut dapat bersifat sementara, dapat
pula bersifat permanen. Namun sampai saat ini belum ada suatu cara kontrasepsi
yang 100% ideal, karena idealnya suatu kontrasepsi dilihat dari daya guna, aman,
murah, estetik, mudah didapat, tidak memerlukan motivasi terus-menerus, dan efek
samping minimal.
Sejak diberlakukannya program KB di Indonesia dan sejak berkembangnya
kontrasepsi di Indonesia, penggunaan kontrasepsi masih dalam taraf belum cukup
memuaskan, sampai saat ini masih banyak masyarakat Indonesia yang enggan untuk
menggunakan kontrasepsi dengan alasan takut akan efek samping yang merugikan
bahkan lebih memprihatinkan adalah bahwa masih banyak masyarakat Indonesia
yang belum tahu apa itu kontrasepsi, terutama masyarakat Indonesia yang tinggal di
daerah terpencil dan yang tidak berpendidikan. Padahal sampai saat ini kontrasepsi di
Indonesia telah mengalami evolusi yang cukup signifikan dalam hal daya guna,
aman, murah, estetik, mudah didapat dan efek samping minimal.
Dengan mengenal seluk beluk alat kontrasepsi, mulai dari apa itu kontrasepsi
hingga efek samping yang ditimbulkan diharapkan kedepannya kontrasepsi dapat
dengan mudah diterima dan dijangkau oleh masyarakat Indonesia terutama
masyarakat Indonesia yang tinggal di daerah terpencil. Untuk itu perlunya digalakkan
edukasi yang optimal mengenai kontrasepsi. Oleh karena itu, adalah sebuah langkah
yang baik jika pemahaman tentang kontrasepsi lebih ditingkatkan lagi khususnya bagi
tenaga kesehatan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Kontrasepsi Hormonal
Kontrasepsi berasal dari kata Kontra yang artinya mencegah atau
melawan. Dan Sepsi yang berarti pertemuan antara sel telur yang sudah matang
dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah
menghindari atau mencegah terjadinya kehamilansebagai akibat dari pertemuan
antara sl telur yang matang dan sel sperma.
Kontrasepsi hormonal adalah kontrasepsi yang menggunakan hormone
dari progesteron sampai kombinasi estrogen dan progesteron. Estrogen menekan
Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan mencegah perkembangan folikel
dominant. Estrogen juga menstabilkan bagian dasar endometrium dan
memperkuat kerja progestin. Progestin menekan peningkatan Luteinizing
Hormone (LH) sehingga mencegah ovulasi. Progestin juga menyebabkan
penebalan mukus leher rahim sehingga mempersulit perjalanan sperma dan atrofi
endometrium sehingga menghambat implantasi (Elin Yulinah, dkk. 2008 : 43).
Pada prinsipnya, mekanisme kerja hormon progesteron adalah mencegah
pengeluaran sel telur dari indung telur, mengentalkan cairan di leher rahim
sehingga sulit ditembus sperma, membuat lapisan dalam rahim menjadi tipis dan
tidak layak untuk tumbuhnya hasil konsepsi, saluran telur jalannya jadi lambat
sehingga mengganggu saat bertemunya sperma dan sel telur. Ada beberapa pula
mekanisme kontrasepsi preparat hormonal ini dengan penggunaan estrogen dan
progestin terus menerus terjadi penghambatan sekresi GnRH dan gonadoptropin
sedemikian rupa hingga tidak terjadi perkembangan folikel dan tidak terjadi
ovulasi, progestin akan menyebabkan bertambah kentalnya mucus serviks
sehingga penetrasi sperma terhambat, terjadi gangguan keseimbangan hormonal
dan hambatan progesterone menyebabkan hambatan nidasi dan gangguan
pergerakan tuba (Amir Syarif, dkk. 2007 : 467)

B. Macam-macam Kontrasepsi Hormonal


1. Pil kombinasi
Dalam satu pil terdapat baik estrogen maupun progesteron sintetik. Pil
diminum setiap hari selama tiga minggu diikuti dengan satu minggu tanpa
pil atau plasebo. Estrogennya adalah etinil estradiol atau mestranol dalam
dosis 0,05; 0,08 ; 0,1 mg pertablet. Progestinnya bervariasi.

a) Jenis pil kombinasi


1) Monofasik
Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif
estrogen/progestin dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa
hormon aktif. Contoh: microgynon
i. Komposisi :
21 tablet masing-masing mengandung 0,15 mg
Levonorgestrel dan 0,03 mg Etinilestradiol serta 7 tablet
plasebo.
ii. Dosis dan Cara Pemakaian :
Satu tablet diminum tiap hari selama 28 hari berturut-turut.
Kemasan berikutnya dimulai setelah tablet pada kemasan
sebelumnya habis.
Tidak menggunakan kontrasepsi hormon sebelumnya (pada
bulan yang lalu). Pemakaian tablet harus dimulai pada hari
ke-1 dari siklus alami wanita (yaitu hari pertama menstruasi)
dimulai dari bidang biru dari kemasan dan pilih tablet sesuai
dengan harinya (seperti "Sen" untuk Senin). Mulai pada hari
ke 2-5 diperbotehkan, akan tetapi selama siklus pertama
dianjurkan untuk menggunakan metoda pencegahan
tambahan selama 7 hari pertama minum tablet.
iii. Pemakaian selanjutnya :
Jika kemasan pertama Microgynon telah habis, mulailah
kemasan yang baru tanpa terputus pada hari berikutnya,
sekali lagi pilih tablet pada bidang biru sesuai dengan hari
pada saat itu.
2) Bifasik
Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif
estrogen/progestin dalam dua dosis yang berbeda, dengan 7 tablet
tanpa hormon aktif. Contoh: Climen 28
i. Komposisi :
Terdiri dari 16 tablet putih berisi estradiol valerate 2 mg dan
12 tablet pink berisi estradiol valerate 2 mg dan cyproterone
acetate 1 mg.
ii. Cara pemakaian :
Minumkan tablet putih satu kali sehari selama 16 hari
dilanjutkan dengan tablet pink satu kali sehari hingga habis.
3) Trifasik
Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif
estrogen/progestin dalam 3 dosis yang berbeda, dengan 7 tablet
tanpa hormon aktif. Contoh: TRINORDIOL*-28

i.

ii.

Komposisi :
Tiap kemasan Trinordiol*-28 berisi 28 tablet. Tablet-tablet
ini disusun dalam kemasan menurut urutan sebagai berikut: 6
tablet kuning tua dari 0,03 mg etinilestradiol dan 0,05 mg
levonorgestrel, 5 tablet putih dari 0,04 mg etinilestradiol dan
0,075 mg levonorgestrel, 10 tablet kuning dari 0,03 mg
etinilestradiol dan 0,125 mg levonorgestrel, 7 tablet innert
merah dari 31,835 mg laktosa.
Dosis dan Cara Pemakaian :
Satu tablet sehari untuk 28 hari berturut-turut dalam urutan
yang tepat seperti diuraikan di atas. Tablet-tablet diminum
terus menerus tanpa dihentikan. Segera setelah satu
kemasan habis, mulailah dengan kemasan yang baru dan
diminum seperti diuraikan di atas. Dianjurkan tablet
Trinordiol*-28 diminum setiap hari pada waktu yang sama,
sebaiknya setelah makan atau pada waktu mau tidur. Bila
pemakai merasa mual, sebaiknya tablet diminum dengan
susu.
Siklus pertama:
Selama pemakaian siklus pertama, pasien dianjurkan
meminum satu tablet setiap hari selama 28 hari berturutturut, dimulai dari hari pertama dari siklus haid (hari kesatu
datangnya haid adalah hari pertama). Perdarahan akan terjadi
sebelum tablet Trinordiol*-28 terakhir diminum.
Siklus-siklus berikutnya :
Pemakai hendaknya segera mulai kemasan berikutnya
walaupun perdarahan masih berlangsung. Tiap 28 hari
penggunaan Trinordiol*-28 dimulai pada hari yang
samaseperti pada pemakaian pertama kalinya pada bagian
foil berwarna merah dan mengikuti jadwal yang sama.
Meskipun terjadinya kehamilan sangat kecil bila tablet
digunakan sesuai petunjuk bila perdarahan tidak terjadi
setelah tablet terakhir diminum, kemungkinan hamil harus
dipertimbangkan. Bila pasien tidak menuruti cara
penggunaan yang tertera (lupa satu atau lebih tablet atau
mulai minum tablet yang terlupa pada hari terlambat
daripada
seharusnya)
kemungkinan
hamil
harus
dipertimbangkan pada saat tidak terjadi haid dan dilakukan
cara-cara diagnostik yang tepat sebelum pengobatan
dilanjutkan. Bila pasien telah mengikuti petunjuk pengobatan
dan telah minum tablet dua siklus berturut-turut tidak terjadi

haid, tidak terjadinya kehamilan harus benar-benar dipastikan


oleh dokter atau petugas kesehatan yang ditunjuk sebelum
penggunaan tablet kontrasepsinya dilanjutkan.
b) Cara kerja
Secara umum pil kombinasi berkerja dengan cara menekan ovulasi,
mencegah implantasi, mengentalkan lendir serviks sehingga sulit dilalui
sperma, dan pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi ovum akan
terganggu.
c) Manfaat
1) Memiliki efektifitas yang tinggi (hampir menyerupai efektivitas
tubektomi), bila digunakan setiap hari (1 kehamilan per 1000
perempuan dalam tahun pertama penggunaan).
2) Risiko terhadap kesehatan sangat kecil.
3) Tidak mengganggu hubungan seksual.
4) Siklus haid menjadi teratur, banyaknya darah haid berkurang
(mencegah anemia), tidak terjadi nyeri haid.
5) Dapat digunakan jangka panjang, selama perempuan masih ingin
menggunakannya.
6) Dapat digunakan sejak usia remaja hingga menopause.
7) Mudah dihentikan setiap saat.
8) Kesuburan segera kembali setelah pengunaan pil dihentikan.
9) Membantu mencegah kehamilan ektopik, kanker ovarium, kanker
endometrium, kista ovarium, penyakit radang panggul, kelainan jinak
pada payudara, dismenore, akne.
d) Keterbatasan
1) Mahal dan membosankan karena harus menggunakannya tiap hari.
2) Mual terutama pada 3 bulan pertama.
3) Perdarahan bercak atau perdarahan sela terutama 3 bulan pertama.
4) Pusing dan nyeri payudara.
5) Berat badan naik sedikit tetapi pada perempuan tertentu kenaikan
berat badan justru memilki dampak positif.
6) Tidak boleh diberikan pada perempuan menyusui (mengurangi ASI).
7) Pada sebagian kecil perempuan dapat menimbulkan depresi dan
perubahan suasana hati sehingga keinginan untuk melakukan
hubungan seksual berkurang.
8) Dapat meningkatkan tekanan darah dan terensi cairan, sehingga risiko
stroke dan gangguan pembekuan darah pada vena dalam sedikit
meningkat. Pada perempuan usia >35 tahun dan merokok perlu hatihati.

e) Yang dapat menggunakan Pil kombinasi


Pada prinsipnya hampir semua ibu boleh menggunakan pil kombinasi,
seperti:
1) Usia reproduksi.
2) Telah memiliki anak ataupu yang belum.
3) Gemuk atau kurus.
4) Setelah melahirkan dan tidak menyusui.
5) Pasca keguguran.
6) Anemia karena haid berlebihan.
7) Nyeri haid hebat.
8) Siklus haid tidak teratur.
9) Riwayat kehamilan ektopik.
10) Kelainan payudara jinak.
11) DM tanpa komplikasi pada ginjal, pembuluh darah, mata dan saraf.
12) Penyakit tiroid, radang panggual, endometriosis atau tumor ovarium
jinak.
13) Menderita TB kecuali yang sedang menggunakan rifampisin.
14) Varises vena.
f) Yang tidak boleh menggunakan Pil kombinasi:
1) Hamil atau dicurigai hamil.
2) Menyusui eksklusif.
3) Perdarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya.
4) Penyakit hati akut.
5) Perokok dengan usia >35 tahun.
6) Riwayat penyakit jantung, stroke, hipertensi > 180/110 mmHg.
7) Riwayat gangguan faktor pembekuan darah atau DM > 20tahun.
8) Kanker payudara atau yang dicurigai kanker payudara.
9) Migrain dan gejala neurologis fokal (epilepsi/ riwayat epilepsi).
10) Tidak dapat menggunakan pil secara teratur setiap hari.
g) Waktu mulai menggunakan pil kombinasi
1) Setiap saat selagi haid, untuk meyakinkan kalau perempuan tersebut
tidak hamil.
2) Hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid.
3) Boleh menggunakan pada hari ke-8 haid, tetapi perlu menggunakan
metode kontrasepsi yang lain (kondom) mulai hari 8 sampai hari 14
atau tidak melakukan hubungan seksual sampai telah menghabiskan
paket pil tersebut.

4) Setelah melahirkan: 6 bulan pemberian ASI eksklusif; setelah 3


bulan dan tidak menyusui; pascakeguguran segera atau dalam waktu
7 hari).
2. Suntikan kombinasi
a) Jenis suntikan kombinasi
Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg Depo medroksiprogesteron asetat
dan 5 mg Estradiol Sipionat yang diberikan injeksi sebulan sekali, dan 50
mg Noretindron Enantat dan 5 mg Estradiol Valerat yang diberikan
injeksi. Sangat efektif 0,1-0,4 kehamilan per 100 perempuan selama
tahun pertama penggunaan.
b) Cara kerja
Secara umum menekan ovulasi, mengentalkan lendir serviks, atrofi
endometrium, dan menghambat transportasi ovum lewat tuba.
3. Kontrasepsi pil progestin (minipil)
a) Jenis minipil
1) Kemasan dengan isi 35 pil: 300 ug levonorgestrel atau 350ug
noretindron.
2) Kemasan dengan isi 28 pil: 75ug dosegestrel.
b) Cara kerja minipil
1) Menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid seks di ovarium
(tidak begitu kuat).
2) Endometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga implantasi
lebih sulit.
3) Mengentalkan lendir serviks.
4) Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi ovum terganggu.
c) Efektivitas
Sangat efektif (98,5%). Pada penggunaan minipil jangan sampai terlupa
satu-dua tablet karena akibatnya kemungkinan terjadi kehamilan sangat
besar. Penggunaan obat-obat mukolitik asetilsistein bersamaan dengan
minipil perlu dihindari karena dapat meningkatkan penetrasi sperma.
Dalam menggunakan minipil sebaiknya jangan sampai ada tablet yang
lupa, tablet digunakan pada jam yang sama, senggama sebaiknya
dilakukan 3-20 jam setelah penggunaan minipil.
d) Keuntungan
1) Cocok untuk perempuan menyusui.
2) Sangat efektif jika digunakan secara benar.
3) Tidak mempengaruhi produksi ASI.
4) Nyaman dan mudah digunakan.
5) Kesuburan cepat kembali.
6) Sedikit efek samping.
7) Tidak mengandung estrogen

10

8) Dapat dipakai sebagai senggama.


9) Mengurangi nyeri haid dan jumlah darah haid.
10) Mencegah kanker endometrium.
11) Sedikit sekali mengganggu metabolisme karbohidrat sehingga relatif
aman diberikan pada perempuan DM yang belum mengalami
komplikasi.
e) Keterbatasan
1) Hampir 30-60% mengalami gangguan haid.
2) Peningkatan/penurunan berat badan.
3) Harus digunakan setiap hari dan pada waktu yang sama.
4) Bila lupa satu pil saja maka kegagalan menjadi lebih besar.
5) Payudara menjadi tegang, mual, pusing, dermatitis atau jerawat.
6) Efektivitasnya menjadi lebih rendah bila digunakan bersamaan
dengan obat OAT (rifampisin) dan obat epilepsi (fenitoin, barbiturat).
f) Kontraindikasi
1) Hamil atau diduga hamil
2) Perdarahan pervaginam yang belum tahu penyebabnya.
3) Kanker payudara.
4) Mioma uteri.
5) Riwayat stroke.
4. Kontrasepsi implan
a) Jenis
1) Norplant. Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan
panjang 3,4 cm, diameter 3,4 mm, yang diisi dengan 36 mg
Levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun.
2) Implanon. Terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kirakira 4 mm, dan diameter 2 mm yang diisi dengan 68 mg 3-ketodosegestrel dan lamam kerjanya 3 tahun.
3) Jadena dan Indoplan. Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg
Levonorgestrel dengan lamam kerja 3 tahun.
b) Cara kerja
Secara umum bekerja dengan menekan ovulasi, Mengentalkan lendir
serviks, Atrofi endometrium, dan menghambat transportasi ovum lewat
tuba. Efektivitas sangat efektif 0,2-1 kehamilan per 100 perempuan.
C. Perbandingan antara obat kontrasepsi oral dan contohnya
a. Dosegestrel/Etinil estradiol
a) Indikasi
Dosegestrel/etinil estradiol digunakan untuk mencegah kehamilan.
b) Interaksi

11

Golongan azole antifungal (itraconazole), barbiturat, carbamazepine,


felbarmate, griseofulvin, ritonavir, hidantoin, nevirapine, penisilin,
rifampisin, topiramate, dan troglitazone menurunkan efektivitas
dosegestrel/etinil estradiol. Efek samping dari obat beta bloker atenolol,
selegiline,
teofilin,
dan
troleandomisin
ditingkatkan
oleh
dosegestrel/etinil estradiol. Efektivitas lamotrigin diturunkan oleh
dosegestrel/etinil estradiol.
c) Sediaan beredar
Gracial (Organon), Marvelon (Organon), Mercilon (Organon)
d) Perhatian
1) Resiko kehamilan jika terlupa minum pil, terutama awal siklus. Harus
dilakukan.
2) Pemeriksaan darah tinggi, perabaan hati, gula darah, kadar lemak.
e) Efek samping
Mual, mastalgia, perdarahan antar haid, sakit kepala ringan, jerawat.
f) Absorbsi
Pemberian secara oral diabsorbsi dengan cepat dan lengkap dan diubah
menjadi etonogestrel. Konsentrasi plasma puncak mencapai 2 ng/ml
setelah 1,5 jam setelah minum. Bioavailabilitas 62-81%.
g) Distribusi
Etonogestrel terikat pada albumin serum dan sex hormone binding
globulin (SHBG). Hanya 2-4% dari total konsentrasi serum berada dalam
bentuk steroid bebas, 40-70% berikatan dengan SHBG. Etinil estradiol
sendiri menginduksi peningkatan ikatan desogestrel dengan SHBG dan
menurunkan ikatan desogestrel dengan albumin. Volume distribusi
desogestrel adalah 1,5l/kg.
h) Metabolisme
Etonogestrel dimetabolisme seperti halnya metabolismesteroid lainnya.
Laju klirens metabolik adalah 2 ml/menit/kg. Eliminasi Desogestrel dan
metabolitnya diekskresikan melalui urindan empedu dalam perbandingan
6:4.
b. Mestranol/noretindrone
1) Nama generik: Mestranol/Norethindrone (MES-tra-nole/nor-eth-INdrone)
Nama dagang: Norinyl 1 + 50 dan Ortho-Novum 1/50
2) Indikasi
a) Mencegah kehamilan.
b) Mengatur siklus menstruasi
3) Kontraindikasi
a) Alergi
b) Sedang hamil atau tersangka hamil.

12

c) Perdarahan pervaginam yang belum diketahui sebabnya.


d) Kanker payudara, serviks ataupu uterus.
e) Stroke, trombosis vena.
f) Tumor hati.
4) Interaksi Obat
a) Acitretin, aprepitant, azole antifungal seperti ketoconazole,
barbiturates seperti fenobarbital), bosentan, karbamazepine,
felbamate, griseofulvin, hydantoins seperti fenitoin, modafinil,
nevirapine, penicillins seperti amoxicillin, protease inhibitor seperti
indinavir, rifamycins seperti rifampin, St. John's wort, tetrasiklin
seperti doksisiklin, topiramate, atau troglitazone menurunkan
efektivitas mestranol/norethindron.
b) Beta bloker seperti metoprolol, cyclosporine, theophyllines, atau
troleandomycin dengan mestranol/ norethindron efek sampingnya
ditingkatkan.
c) Kortikosteroid seperti prednisone, efek sampingnya seperti wajah
bulan, peningkatan berat badan, retensi cairan, peningkatan tekanan
darah, peningkatan gula darah, ditingkatkan oleh mestranol/
norethindron.
d) Antikoagulan oral (warfarin) efek sampingnya yaitu perdarahan
ditingkatkan oleh mestranol/noretindron.
e) Efektivitas dari Lamotrigine diturunkan oleh mestranol/norethindron
.
c. Depomedroksiprogesteron asetat
1) Nama generik: Medroksiprogesteron asetat.
Nama dagang: Depo-Provera
Merupakan kontrasepsi injeksi yang diberikan tiap 3 bulan sekali.
Kontrasepsi ini kurang ideal pada pasien yang menghendaki cepat
hamil setelah menghentikan kontrasepsi ini. Dari studi didapatkan
bahwa hanya 68% saja wanita yang hamil dalam 12 bulan setelah
penghentian konrasepsi ini. Lamanya jangka waktu penggunaan
kontrasepsi ini tidak mempengaruhi lamanya penundaan kehamilan
setelah menghentikan.
2) Indikasi
Kontrasepsi oral.
3) Kontraindikasi
a) Perdarahan di vagina atau kelainan patologis yang tidak diketahui
penyebabnya,
b) dan kehamilan.
4) Efek Samping
a) Reaksi anafilaktik, tromboembolik, tromboflebitis, emboli paru,
payudara lembek.

13

b) Galaktore, erosi, dan perubahan sekresi pada leher rahim, hipereksia


yang tidak diketahui penyebabnya, wajah bulan, perubahan berat
badan, perubahan warna kulit ditempat suntikan.
5) Sediaan Beredar
a) Cyclofem (Tunggal Idaman Abdi), Cyclogeston (Triyasa),
Depogeston (triyasa),
b) Deponeo (triyasa), Depo-Progestin (Harsen).
d. Linestrenol
1) Indikasi
Kontrasepsi Oral
2) Kontraindikasi
Kehamilan, penyakit hati parah, ikterus, sindrom rotor, dan Dubbin
Johnson, dan wanita muda dengan siklus belum teratur.
3) Efek Samping
Mual, muntah, sakit kepala, nyeri payudara. Jika timbul perdarahan
ringan pada bulan-bulan awal dapat dilanjutkan tapi jika parah hentikan.
4) Perhatian
Lakukan pemeriksaan fisik teratur 3 atau 6 bulan sekali. Hentikan jika
timbul gejala tromboembolik, hati-hati pada penyakit miokard, ginjal,
epilepsi, atau migran.
5) Interaksi obat
Jangan diberikan bersamaan rimfapisin, barbiturat, obat antiepilepsi
tertentu.
6) Sediaan beredar
Exluton (Organon), Lyndiol (Organon), Ovostat (Organon).
e. Levonorgestrel
1) Indikasi
Kontrasepsi hormonal jangka panjang 3 tahun untuk wanita
2) Kontraindikasi
Perdarahan vagina dengan penyebab yang tidak jelas, kanker yang
berkaitan dengan hormonal, perdarahan uterus dengan sebab tidak jelas,
gangguan tromboemboli atautrombofleblitis.
3) Efek Samping
Menstruasi, spotting, menorrahgi, metroragi, amenorea, sakit kepala,
gugup, mual, pusing, perubahan selera makan, perubahan libido,
hirsutisme, gatal-gatal, rasa nyeri pada tempat pemasangan, anemia dan
tekanan darah tinggi.
f. Etonogestrel
1) Indikasi

14

Kontrasepsi jangka panjnag yang reversibel


2) Kontraindikasi
Kehamilan, perdarahan vagina yang tidak terdiagnosis, hipersensitivitas.
3) Perhatiaan
Keuntungan penggunaan progesteron harus ditimbang dengan
kemungkinan resiko untuk setiap kasus individual dan dibahas dengan
wanita calon akseptor sebelum menggunakan implamt.
4) Sediaan beredar
Implanon (Organon)
g. Gestoden
1) Indikasi
Kontrasepsi oral
2) Kontraindikasi
Tromboemboli vena dan arteri, diabetes dengan perubahan vaskular,
prankreatitis atau hipertrigleresemia, penyakit hati, gagal ginjal akut.
3) Sediaan beredar
Gynera (Schering)
h. Drospirenon
Memiliki efek antimineral kortikoid dengan megabit sistem RAAS dan
sebagai anti antiandrogenik yang bermanfaat untuk wanita yang mengalami
retensi cairan karena hormon dan wanita yang menderita akne dan seborea.
Bioviabilitas sekitar 76 % dan tidak diikat oleh sex hormon maupun oleh
kortikosteroid. Akan tetapi diikat oleh protein serum. Pada sebagian orang
dapat menyebabkan hiperkalemia jika dikombinasi oleh sprinalaktone.
1) Indikasi
Kontrasepsi oral
2) Kontraindikasi
Tromboemboli vena dan arteri, pankreatitis atau hipertrigliseridemia,
penyakit hati, gagal ginjal akut, tumor hati (jinak atau ganas), keganasan
alat genital atau payudara, pendarahan pervagina yang tidak
terdiagnostik, kehamilan, dan hipersensitif.
3) Sediaan Obat
Yasmin (Schering)
i. Cyproterone Acetat
1) Nama generik : (3'H-Cyclopropa(1,2)pregna-1,4,6-triene 3,20-dione, 6chloro-1-beta,2-beta-dihydro-17-hydroxy-).
Nama dagang : Diane 35 (Schering)
Cyproterone acetate merupakan derivat dari 17-hydroxyprogesterone
Memiliki efek antiandrogenik dengan
efek lemah terhadap

15

2)

3)

4)

5)

progestational dan glucocorticoid. Cyproterone acetate dimetabolisme


oleh enzim CYP3A4 menjadi bentuk aktif 15-hydroxycyproterone
acetate. Sebagian akan dihidrolisis menjadi cyproterone and acetic acid.
Akan tetapi seperti halnya hormon steroid esterase lainnya, cyproterone
acetate sulit untuk dihidrolisis. Sehingga banyak dalam bentuk
cyproterone acetate. Hal inilah yang menyebabkan cyproterone acetate
memiliki efek antiandrogenik yang kuat.
Cyproterone acetate
mengahambat
steroidogenic enzyme 21hydroxylase dan 3beta-hydroxysteroid dehydrogenase. Dimana kedua
enzim terse but iguana untuk membentuk cortisol. Hambatan terhadap
21-hydroxylase juga mongering produksi dari aldosterone. Efek
terhadap progestational dan glucocorticoid mongering hormon
gonadotropins, yang menyebabkan turunya kadar testosterone sehingga
baik sebagai pengobatan antiandrogen. Selain itu cyproterone acetate
dikombinasikan dengan 5-alpha-reductase inhibitor finasteride dapat
mengatasi keluahan hirsutisme. Beberapa
studi invitro juga
menunjukkan bahwa cyproterone atau cyproterone acetate dapat
mengobati benign prostat hyperplasia.
Indikasi
Diindikasikan untuk ca prostat, benign prostat hyperplasia, hirsustisme,
terapi hormon maupun kontrasepsi oral.
Kontraindikasi
Wanita hamil, Tromboemboli vena dan arteri, pankreatitis akut, penyakit
hati, gagal ginjal akut, tumor hati (jinak atau ganas), keganasan alat
genital atau payudara, perdarahan pervaginam yang tidak terdiagnostik,
dan hipersensitif.
Efek Samping
Merusak Hati, Hiperkalemi, Trombosis vena dalam, perubahan mood,
dapat menyebabkan osteoporosis.
Dosis
Untuk kontrasepsi 2mg cyproterone acetate dikombinasi dengan 35
atau 50 mcg ethinylestradiol. Diminum selama 21 hari dan diintervalkan
selama 7 hari.

j. Marvelon
Marvelon merupakan obat kontrasepsi hormonal yang
kombinasi dari 2 zat aktif yaitu etinilestradiol dan
Etinilestradiol merupahan hormon sintetik dari estrogen
desogestrel merupakan generasi ketiga hormon sintetik dari
Sediaan dalam bentuk tablet
1) Komposisi

16

merupakan
desogestrel.
wanita dan
progesteron.

Merupakan kontrasepsi oral monofasik. Dua puluh satu tablet besar


warna putih
mengandung 0,15 mg desogestrel dan 0,03 mg
etinilestradiol. Tujuh tablet putih yang tidak mengandung zat aktif. Yang
mengandung silicon dioksida, laktosaa, magnesium stearat, tepung
kentang, povidone, asam stearat, alfa tokoferol.
2) Indikasi
Kontrasepsi oral.
3) Kontraindikasi
a) Trombosis atau riwayat trombosis vena dalam, emboli paru, infark
miokard dan angina pektoris.
b) Terdapat faktor yang meningkatkan kejadian trombosis seperti
hipertensi.
c) Gangguan fungsi hati yang lama dan ireversibel.
d) Tumor hati.
e) Perdarahan pervaginam yang belum jelas sebabnya.
f) Diketahui atau dicurigai hamil.
g) DM dengan komplikasi vaskular.
h) Hipersensitif terhadap komponen.
k. Etinil Estradiol
1) Absorbsi
Pemberian secara oral diabsorbsi dengan cepat dan lengkap. Konsentrasi
plasma puncak dicapai 80 pg/ml dalam 1-2 jam setelah pemberian.
Biaoavailabilitas setelah mengalami konjugasi presistemik dan
metabolisme pintas pertama adalah 60%.
2) Distribusi
Etinil estradiol berikatan dengan albumin hampir 98,5% dan
menginduksi peningkatan kadar SHBG serum. Volume distribusi adalah
5L/kg.
3) Metabolisme
Etinil estradiol mengalami konjugasi presistemik oleh mukosa usus dan
hati. Metabolitnya akan dikonjugasi dengan glukoronida dan sulfat. Laju
klirens metabolik adalah 5 ml/menit/kg. Eliminasi Metabolitnya
diekskresikan lewat urin dan empedu dengan rasio 4:6. Waktu paruh
ekskresi metabolitnya adalah 1 hari.
4) Cara pemberian
Tablet diminum setiap hari satu tablet sehari.
Jika pengguna lupa minum tablet dalam waktu kurang dari 12 jam,
efektivitasnya tidak berkurang. Tablet yang terlupa harus segera
diminum dan tablet yang akan diminum berikutnya, diminum sesuai
dengan waktu biasanya. Jika pengguna lupa minum sampai lebih dari 12

17

jam maka efektivitas proteksinya berkurang. Hal ini berlaku juga untuk
pil KB yang emnggunakan pil 21 tablet.
D. Standar Operasional Prosedur Pelayanan Keluarga Berencana
Konseling dan Persetujuan Tindakan Medis merupakan prinsip utama
dari pelayanan keluarga berencana.
a. Konseling
Konseling merupakan aspek yang sangat penting dalam pelayanan
Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi (KR). Dalam
melalukan konseling berarti petugas membantu klien dalam memilih dan
memutuskan jenis kontrasepsi yang akan digunakan sesuai dengan
pilihannya.konseling yang baik akan membantu klien dalam menggunakan
kontrasepsinya lebih lama dan meningkatkan keberhasilan KB.
b. Persetujuan Tindakan Medik
Jika kontrasepsi yang dipilih klien memerlukan tindakan medis, surat
tindakan medis diperlukan. Misalnya pada kontrasepsi mantap, amak
persetujuan harus dari pasangan suami istri. Setelah calon peserta dan
pasangannya menandatangani persetujuan tindakan medik, pel;ayanan
kontrasepsi baru dilakukan. Pada halaman belakang lembar persetujuan
tindakan medik terdapat catatan tindakan dan pernyataan oleh
dokter/bidan/perawat yang melakukan tindakan. Catatan tersebut memuat
catatan tindakan yang dilakukan yaitu metode, keberhasilan tindakan, waktu
serta pernyataan dari petugas bahwa pelayanan yang diberikan sesuai
dengan standar.
E. Potensial Bahaya pada Penggunaan Kontrasepsi Hormonal
Tanda-Tanda
Kemungkinan Penyebab
1. Nyeri lambung hebat
1. Sakit
pada
kandung
kemih,adenoma
hepatic,
pembekuan
darah,
dan
pangkreatitis
2. Nyeri dada hebat, sesak napas
atau nafas pendek, dan batuk
berdarah
3. Sakit kepala hebat
4. Pandangan kabur, flashing
setelah kena sinar, dan kebutaan
5. Nyeri kaki hebat (betis dan
paha)

18

2. Pembekuan darah pada paruparu dan infark jantung (gagal


jantung)
3. Stroke, migren, dan hipertensi
4. Stroke hipertensi dan masalah
atau problem pembuluh darah
temporer
5. Terjadi pembekuan pada hepar

(farmakologi dan terminology medis,priyanto dkk,2009:191)


H. Evaluasi Penggunaan Kontrasepsi
1. Pengguna harus dievaluasi setelah menggunakan 3-6 bulan untuk mengetahui
ESO yang tidak diinginkan jika ingin menggunakannya secara kontinyu
2. Tekanan darah harus dipantau setiap tahun
3. Kadar gula darah harus dipantau terutama pada pasien yang mempunyai
riwayat toleransi glukosa
4. Harus dilakukan skreningm sitotoksik setiap tahun dan dipantau problem yang
mungkin berkaitan dengan penggunaan kontrasepsi
5. Wanita pengguna norplan harus dipantau siklus menstruasi pertambahan BB,
inflamasi tempat inflan, acne, nyeri pada payudara, sakit kepala, dan
kerontokan rambut
6. Wanita pengguna MPA harus dipantau siklus menstruasi, dan pertambahan BB
(farmakologi dan terminology medis,priyanto dkk,2009:191)

I. Study Kasus
1. Seorang pasien ingin mengetahui cara untuk mencegah kehamilan namun
pasien tersebut memiliki penyakit genetik atau gangguan kesehatan yang
dapat mengakibatkan terjadinya kehamilan yang tidak aman, maka metode
yang sesuai untuk pilihan pasien tersebut adalah dengan menjalani sterilisasi
melalui cara tuba, yaitu mengikat/ memotong tuba fallopi atau pasien tersebut
dapat juga menggunakan metode selain sterilisasi yaitu dengan menggunakan
alat kontrasepsi dalam rahim (spiral KB/IUD). Cara ini memiliki efektifitas
95-98% tetapi membutuhkan tindakan pemasangan yang benar/tepat dan
dapat menyebabkan iritasi.
2. Ada seorang ibu yang memutuskan untuk hamil kembali,dan bertanya alat
kontrasepsi apa yang sesuai untuknya agar cepat kembali subur dan bisa
hamil?
Solusinya dengan menggunakan pil Kb, karena Salah satu keuntungan dari pil
KB adalah cepat mengembalikan kesuburan. Setelah berhenti mengkonsumsi
pil KB, hanya membutuhkan waktu 2 minggu sebelum kembali berevolusi.
Haid akan mulai sekurang-kurangnya 4-6 minggu stelah konsumsi pil KB
yang terakhir.

19

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kontrasepsi merupakan pencegahan kehamilan setelah hubungan seksual
dengan menghambat sperma mencapai ovum matang (metode yang mencegah
ovulasi) atau dengan mencegah ovum yang telah dibuahi tertanam pada
endometrium ( mekanisme yang menyebabkan lingkungan uterus tidak cocok
untuk ovum yang telah dibuahi).
Dalam pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi
hubungannya dengan pemilihan alat kontrasepsi yang sesuai dengan pasien,
diperlukan suatu konseling yang berarti petugas medis membantu pasien untuk
memilih alat kontrasepsi yang sesuai dengan dirinya dan juga dengan konseling
yang baik akan membantu pasien dalam menggunakan kontrasepsinya lebih lama
dan meningkatkan keberhasilan program KB.
Kontrasepsi hormonal berdasarkan keadaan pasien yang memiliki usia pra
menopause, dan masalah obesitas tipe II, dislipidemia, serta riwayat amenore
adalah pil kombinasi, suntik kombinasi, minipil progestin dan implant
levonorgestrel. Namun dari keempat opsi kontrasepsi hormonal yang dapat
digunakan adalah kontrasepsi hormonal pil kombinasi yaitu kombinasi antara
hormon estrogen dan progesteron sintetik yang lebih cocok dan sesuai dengan
kondisi pasien.
Pemilihan alat kontrasepsi, jumlah dan dosis perlu dipertimbangkan
dengan baik sesuai dengan kondisi pasien secara holistik, dengan sebelumnya
dilakukan konseling secara optimal karena hal tersebut sangat berpengaruh
terhadap kualitas hasil yang dicapai.

20

DAFTAR PUSTAKA
Amir Syarif, dkk. 2007. Farmakologi Dan Terapi Edisi V. Departemen Farmakologi
Dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : Jakarta.
Amenorrhea. www.winkipedia.org/wiki/amenorrhea tanggal 19 Mei 2009.
Cyproterone Acetat. Diunduh dari www.winkipedia.org/wiki/cyproteroneacetat
tanggal 18 Mei 2009.
Departemen Kesehatan RI.2006. Paduan Pelayanan Keluaraga Berencana.
Departemen Kesehatan : Jakarta.
Dosegestrel. Diunduh dari www.winkipedia.org/wiki/dosegestrel tanggal 18 Mei
2009.
Depomedroksiprogesteron asetat. Diunduh dari www.winkipedia.org/wiki/
depomedroksiprogesteron asetat tanggal 18 Mei 2009.
Drospirenon. Diunduh dari www.winkipedia.org/wiki/drospirenon tanggal 18 Mei
2009.
Etonogestrel. Diunduh dari www.winkipedia.org/wiki/etonogestrel tanggal 18 Mei
2009
Etinil estradiol. Diunduh dari www. home.intekom.com/pharm/donmed/
etinilestradiol.html tanggal 19 Mei 2009.
Gestoden. Diunduh dari www.winkipedia.org/wiki/gestoden tanggal 18 Mei 2009.
Linestrenol. Diunduh dari www.winkipedia.org/wiki/linestrenol tanggal 18 Mei 2009.
Levonorgestrel. Diunduh dari www.winkipedia.org/wiki/linestrenol tanggal 18 Mei
2009.
Mestranol/noretindrone. Diunduh dari www.drugs.com/cdi/mestranol-norethindrone.
html tanggal 18 mei 2009.
Marvelon. Diunduh dari www.home.intekom.com/pharm/donmed/marvelon.html
tanggal 19 Mei 2009.
Sukandar Elin Yulinah, dkk. 2008. ISO FARMAKOTERAPI. ISFI Penerbitan :
Jakarta.
.

21

22

Anda mungkin juga menyukai