Anda di halaman 1dari 66

PETUNJUK TEKNIS

PENYALURAN

BLT
BANTUAN LANGSUNG TUNAI
UNTUK RUMAH TANGGA SASARAN

Dalam Rangka Program


Kompensasi Pengurangan
Subsidi Bahan Bakar Minyak (PKPS-BBM)

DEPARTEMEN SOSIAL RI
TAHUN 2008

PETUNJUK TEKNIS
PROGRAM BANTUAN LANGSUNG TUNAI
UNTUK RUMAH TANGGA SASARAN

Disusun oleh:
Tim Penyusun Petunjuk Teknis Program BLT
Lintas Kementerian dan Lembaga
Kementrian Koordinator Kesejahteraan Rakyat
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Departemen Sosial
Departemen Dalam Negeri
Departemen Komunikasi dan Informatika
Badan Pusat Statistik
PT Bank Rakyat Indonesia
PT Pos Indonesia

Dicetak oleh:
DEPARTEMEN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2008

KATA

PENGANTAR

erdasarkan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2008


tentang Pelaksanaan Program Bantuan Langsung
Tunai (BLT) untuk Rumah Tangga Sasaran (RTS)
dalam rangka kompensasi pengurangan subsidi BBM,
Program BLT-RTS pelaksanaannya harus langsung menyentuh
dan memberi manfaat langsung kepada masyarakat miskin,
mendorong tanggung jawab sosial bersama dan dapat
menumbuhkan kepercayaan masyarakat kepada perhatian
pemerintah yang secara konsisten benar-benar memperhatikan
Rumah Tangga Sasaran yang pasti merasakan beban yang
berat dari kenaikan harga BBM.

Tujuan dari Program BLT-RTS dalam rangka kompensasi


pengurangan subsidi BBM adalah: 1) Membantu masyarakat
miskin agar tetap dapat memenuhi kebutuhan dasarnya; 2)
Mencegah penurunan taraf kesejahteraan masyarakat miskin
akibat kesulitan ekonomi; 3) Meningkatkan tanggung jawab
sosial bersama.
Pencapaian tujuan Program BLT-RTS dapat dicapai jika
semua pihak dari pusat sampai desa/kelurahan bersamasama masyarakat turut mendukung dan menyukseskan
i

pelaksanaan di lapangan. Melalui Petunjuk Teknis ini


diharapkan semua pihak memperoleh pemahaman yang
sama tentang Program BLT-RTS.
Akhirnya, kepada semua pihak yang telah membantu
dan mendukung serta bekerjasama dalam persiapan,
pelaksanaan dan pengendalian Program BLT-RTS, kami
ucapkan terima kasih. Semoga uang kompensasi
pengurangan subsidi BBM ini dapat dirasakan manfaatnya
oleh RTS yang membutuhkan perlindungan sosial.

Jakarta, Mei 2008


Menteri Sosial Republik Indonesia

H. BACHTIAR CHAMSYAH, SE

ii

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................

DAFTAR ISI ...........................................................

iii

A. Latar Belakang .................................................

B. Tujuan ...........................................................

C. Sasaran..........................................................

D. Dasar Hukum .................................................

E. Pengertian ......................................................

F.

Mekanisme dan Tahapan Kegiatan ..................... 10

G. Organisasi Pelaksana ....................................... 16


H. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan .................... 32
I.

Penutup ......................................................... 34

LAMPIRAN:
Instruksi Presiden RI Nomor 3 Tahun 2008 ................. 37
Keputusan Menteri Sosial RI No. 28/HUK/2008 ........ 49
Radiogram Menteri Dalam Nenegeri ......................... 55
Contoh Kartu BLT-RTS ............................................. 57

iii

A. LATAR BELAKANG
Pada saat pemerintah menaikkan harga dasar BBM,
kenaikan harga dapat mengakibatkan harga kebutuhan
pokok meningkat dan bagi masyarakat miskin dapat
mengakibatkan daya beli mereka semakin menurun,
karena akan mengalami kesulitan untuk beradaptasi
dengan perkembangan harga di pasar. Warga masyarakat
miskin akan terkena dampak sosial semakin menurun
taraf kesejahteraannya atau menjadi semakin miskin.
Untuk itu diperlukan program perlindungan sosial bagi
masyarakat miskin dalam bentuk program kompensasi
(compensatory program) yang sifatnya khusus (crash
program) atau program jaring pengaman sosial (social
safety net), seiring dengan besarnya beban subsidi BBM
semakin berat dan resiko terjadinya defisit yang harus
ditanggung oleh pemerintah. Selain itu, akibat selisih harga
BBM dalam negeri dibanding dengan luar negeri
berakibat memberi peluang peningkatan upaya
penyelundupan BBM ke luar negeri.
Pemerintah memandang perlu mereviu kebijakan tentang
subsidi BBM, sehingga subsidi yang selama ini dinikmati

juga oleh golongan masyarakat mampu dialihkan untuk


golongan masyarakat miskin.
Kebijakan baru pengalihan subsidi BBM selain Bantuan
Langsung Tunai untuk Rumah Tangga Sasaran (BLT-RTS),
juga diperuntukan bagi pembebasan biaya pendidikan
pada tingkat tertentu, biaya pengobatan pada masyarakat
miskin, subsidi beras, subsidi minyak goreng, subsidi gula
dan pembangunan prasarana pedesaan. Kebijakan
pengalihan subsidi BBM ini juga disinergikan dengan
kebijakan pemberdayaan masyarakat melalui Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), sehingga
skema perlindungan sosial bagi masyarakat miskin tetap
mendorong keberdayaan masyarakat sesuai dengan
potensi yang dimiliki.
Pada tahun 2005 dan 2006 Pemerintah melaksanakan
skema Program Kompensasi Penghapusan Subsidi Bahan
Bakar Minyak (PKPS-BBM) meliputi :
a. PKPS BBM Tahap I :
-

Bidang pendidikan, yang diarahkan untuk


menyukseskan program wajib belajar 9 tahun
melalui pemberian Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) dan Bantuan Khusus Murid (BKM)

Bidang Kesehatan, diarahkan untuk


meningkatkan pelayanan kesehatan melalui sistem
jaminan kesehatan bagi penduduk miskin, yang
meliputi layanan kesehatan dasar, layanan
kesehatan rujukan dan pelayanan penunjang
lainnya

Bidang infrastruktur pedesaan, diarahkan pada


penyediaan infrastruktur di desa-desa tertinggal
(jalan, jembatan, air bersih, sanitasi, tambatan
perahu, irigasi desa sederhana dan penyediaan
listrik bagi daerah yang betul-betul memerlukan).

b. PKPS BBM Tahap II :


- Bantuan Langsung Tunai tanpa syarat kepada
Rumah Tangga Sasaran (unconditional cash
transfer) sebesar Rp.100.000,- per bulan selama
satu tahun, dan setiap tahap diberikan
Rp.300.000.- / 3 bln. Sasarannya Rumah Tangga
Sasaran sejumlah 19,1 juta sesuai hasil
pendataan yang dilaksanakan oleh Badan Pusat
Statistik dan DIPA Departemen Sosial yang
diterbitkan oleh Departemen Keuangan.
Pada Tahun 2008 Pemerintah melanjutkan skema program
PKPS BBM dari bulan Juni s.d Desember 2008 dalam

bentuk Bantuan Langsung Tunai tanpa syarat kepada


Rumah Tangga Sasaran (unconditional cash transfer)
sebesar Rp.100.000,- per bulan selama 7 bulan, dengan
rincian diberikan Rp.300.000.- / 3 bln (Juni-Agustus)
dan Rp.400.000.- / 4 bln (September-Desember).
Sasarannya Rumah Tangga Sasaran sejumlah 19,1 juta
sesuai hasil pendataan yang dilaksanakan oleh Badan
Pusat Statistik dan DIPA Departemen Sosial yang
diterbitkan oleh Departemen Keuangan.
Ada yang berpendapat bahwa Bantuan Langsung Tunai
kepada Rumah Tangga Sasaran bersifat charity dan
menimbulkan budaya malas, ketergantungan, dan
meminta-minta belas kasihan Pemerintah serta secara
ekonomi mikro menumbuhkan budaya konsumtif sesaat,
karena penggunaan uang tidak diarahkan oleh
Pemerintah (unconditional cash transfer).
Pendapat tersebut patut menjadi perhatian semua pihak,
karena menghadapi masyarakat miskin selayaknya tidak
dengan program yang sifatnya hit and run, harus dengan
program yang mampu memenuhi kebutuhan dasar secara
berkelanjutan dan mendorong mereka untuk
mendayagunakan potensi dan sumber yang dimilikinya
(empowering). Namun pada sisi lain Pemerintah juga
berkewajiban memberikan perlindungan sosial
4

(social protection) bagi masyarakat miskin untuk


mengurangi dampak negatif dari kebijakan penyesuaian
harga BBM atau dalam keadaan adanya kebijakan/
program penyesuaian secara struktural akan
mempengaruhi masyarakat luas (Structural Adjusment
Program/ SAPs). Karena itu program BLT-RTS dalam
rangka PKPS BBM diselenggarakan dalam kerangka
kebijakan perlindungan sosial (social protection) melalui
asistensi sosial (social assistance). Apalagi semua paham
bahwa mekanisme subsidi BBM sebelumnya lebih banyak
dinikmati masyarakat yang mampu. Program semacam
ini di berbagai negara juga dilaksanakan, dalam bentuk
yang beragam, seperti pemberian discount harga,
pemberian voucer (kupon), tabungan dan bantuan
langsung tunai.
Selain BLT tersebut, telah dilaksanakan juga uji coba
bantuan langsung tunai dengan syarat (conditional cash
transfer) melalui Program Keluarga Harapan (PKH)
kepada 620.000 rumah tangga sangat miskin yaitu
pemberian bantuan langsung dikaitkan dengan
pengeluaran Rumah Tangga Sasaran untuk akses
pendidikan dan kesehatan dan atau pemenuhan
kebutuhan dasar lainnya. Program ini diharapkan dapat
diperluas sampai mencakup seluruh Rumah Tangga
5

Sangat Miskin yang memenuhi persyaratan, sehingga


tercipta Program Nasional Perlindungan Sosial.
Berdasarkan Inpres No. 3 Tahun 2008 tanggal 14 Mei
2008 tentang Pelaksanaan Bantuan Langsung Tunai
Untuk Rumah Tangga Sasaran dalam rangka kompensasi
pengurangan subsidi BBM, maka Menteri Sosial
mendapat mandat:
a. Menjadi Kuasa Pengguna Anggaran dalam
pelaksanaan pemberian Bantuan Langsung Tunai
untuk Rumah Tangga Sasaran;
b. Mengusulkan kebutuhan pendanaan kepada Menteri
Keuangan sesuai data rumah tangga untuk program
pemberian Bantuan Langsung Tunai untuk Rumah
Tangga Sasaran yang disediakan oleh Badan Pusat
Statistik;
c. Segera menyalurkan Bantuan Langsung Tunai untuk
Rumah Tangga Sasaran sesuai program yang telah
disusun oleh Menteri Perencanaan Pembangunan/
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional;
d. Menyusun pelaporan pelaksanaan penyaluran
bantuan langsung tunai sebagaimana dimaksud pada
huruf c.

Komitmen nasional adalah mewujudkan pelaksanaan


Program Bantuan Langsung Tunai dalam rangka
kompensasi pengurangan subsidi BBM, harus langsung
menyentuh dan memberi manfaat langsung kepada
masyarakat miskin, mendorong tanggung jawab sosial
bersama serta dapat menumbuhkan kesadaran kepada
masyarakat terhadap perhatian Pemerintah kepada
masyarakat miskin.

B. TUJUAN
Tujuan dari Program Bantuan Langsung Tunai bagi
Rumah Tangga Sasaran dalam rangka kompensasi
pengurangan subsidi BBM adalah:
1. Membantu masyarakat miskin agar tetap dapat
memenuhi kebutuhan dasarnya.
2. Mencegah penurunan taraf kesejahteraan
masyarakat miskin akibat kesulitan ekonomi.
3. Meningkatkan tanggung jawab sosial bersama.

C. SASARAN
Penerima bantuan langsung tunai adalah Rumah
Tangga Sasaran sebanyak 19,1 Juta Rumah Tangga
Sasaran hasil pendataan oleh BPS. yang meliputi Rumah
Tangga Sangat Miskin (poorest), Rumah Tangga Miskin
(poor) dan Rumah Tangga Hampir Miskin (near poor)
di seluruh wilayah Indonesia.

D. DASAR HUKUM
Pelaksanaan Penyaluran Bantuan Langsung Tunai
Kepada Rumah Tangga Sasaran didasarkan pada
Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 3 Tahun 2008
tanggal 14 Mei 2008 tentang Pelaksanaan Program
Bantuan Langsung Tunai Untuk Rumah Tangga Sasaran.

E. PENGERTIAN
Istilah-istilah yang digunakan dalam Petunjuk Teknis
antara lain adalah:

1. Bantuan Langsung Tunai (BLT) adalah bantuan


langsung berupa uang tunai sejumlah tertentu untuk
Rumah Tangga Sasaran.
2. Rumah Tangga Sasaran (RTS) adalah rumah tangga
yang masuk dalam kategori Sangat Miskin, Miskin
dan Hampir Miskin.
3. Daftar Nominatif adalah rekapitulasi jumlah penerima
dana dan jumlah besar uang berdasarkan
kecamatan/ kabupaten/ kota dan provinsi yang
dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
4. Kartu Kompensasi BBM (KKB) adalah Kartu Identitas
Penerima Kompensasi Subsidi BBM yang berisikan
data penerima untuk keperluan penarikan.
5. Giro Utama adalah Rekening Giro atas nama PT.
Pos Indonesia yang dibuka di Kantor Cabang BRI
Jakarta untuk menampung Dana Bantuan Langsung
Tunai Untuk Rumah Tangga Sasaran dari Kas Negara
atas permintaan Departemen Sosial sebagai Kuasa
Pengguna Anggaran.
6. Kanca BRI adalah Kantor Cabang Bank Rakyat
Indonesia seluruh Indonesia yang mengelola Giro
Kantor Pos yang menampung Dana Bantuan Langsung
Tunai Untuk Rumah Tangga Sasaran.

7. Kantor Pos adalah Unit Pelaksana Teknis PT. Pos


Indonesia yang ditunjuk sebagai pihak yang
menyalurkan Bantuan Langsung Tunai untuk Rumah
Tangga Sasaran.
8. Giro Kantor Pos adalah Giro yang dibuka di Kanca
BRI untuk menampung pelimpahan Dana Bantuan
Langsung Tunai dari Rekening Giro Utama.
9. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut
KPA adalah pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Sosial
untuk mengelola anggaran berdasarkan Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA).
10. Kantor Pos Pemeriksa yang selanjutnya disebut KPRK
adalah Unit yang ada di organisasi PT. Pos Indonesia.
11. Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat yang
selanjutnya disebut TKSM adalah terdiri dari Karang
Taruna, Kader Taruna Siaga Bencana (TAGANA),
Pekerja Sosial Masyarakat (PSM), Tokoh Agama dan
Tokoh Masyarakat.

10

F. MEKANISME DAN TAHAPAN KEGIATAN


Secara umum, tahapan yang dilaksanakan berkaitan
dengan penyaluran dana BLT-RTS adalah:
1. Sosialisasi Program Bantuan Langsung Tunai,
dilaksanakan oleh Departemen Komunikasi dan
Informatika, Departemen Sosial, bersama dengan
Kementerian/Lembaga di Pusat bersama-sama
Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/ Kota,
Aparat Kecamatan dan Tenaga Kesejahteraan Sosial
Masyarakat (Karang Taruna, Kader Taruna Siaga
Bencana (TAGANA), Pekerja Sosial Masyarakat
(PSM), Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat.
2. Penyiapan data Rumah Tangga Sasaran dilaksanakan
oleh Badan Pusat Statistik (BPS Pusat). Daftar nama
dan alamat yang telah tersedia disimpan dalam sistem
database BPS, Departemen Sosial dan PT Pos
Indonesia.
3. Pengiriman data berdasarkan nama dan alamat
Rumah Tangga Sasaran dari BPS Pusat ke PT Pos
Indonesia.

11

4. Pencetakan KKB Bantuan Langsung Tunai Untuk


Rumah Tangga Sasaran (KKB) berdasarkan data yang
diterima oleh PT Pos Indonesia.
5. Penandatanganan KKB oleh Menteri Keuangan
Republik Indonesia.
6. Pengiriman KKB ke Kantor Pos seluruh indonesia
7. Pengecekan kelayakan daftar Rumah Tangga Sasaran
di tingkat Desa/ Kelurahan.
8. Penerima Program Keluarga Harapan juga akan
menerima BLT-RTS, sehingga dimasukkan sebagai
Rumah Tangga Sasaran yang masuk dalam daftar.
9. Pembagian KKB kepada Rumah Tangga Sasaran oleh
Petugas Kantor Pos dibantu aparat desa/ kelurahan,
Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat, serta aparat
keamanan setempat jika diperlukan.
10. Pencairan BLT-RTS oleh Rumah Tangga Sasaran
berdasarkan KKB di Kantor Pos atau di lokasi-lokasi
pembayaran yang telah ditetapkan. Terhadap KKB
Penerima dilakukan pencocokan dengan Daftar
Penerima (Dapem), yang kemudian dikenal sebagai
KKB Duplikat.

12

11. Pembayaran terhadap penerima KKB dilakukan untuk


periode Juni s.d Agustus sebesar Rp. 300.000,- dan
periode September s.d Desember sebesar Rp.
400.000,-. Penjadwalan pembayaran pada setiap
periode menjadi kewenangan dari PT. Pos Indonesia.
12. Jika kondisi penerima KKB tidak memiliki identitas
sebagai persyaratan kelengkapan verifikasi proses
bayar, maka proses bayar dilakukan dengan verifikasi
bukti diri yang sah (KTP, SIM, Kartu Keluarga, Surat
Keterangan dari Kelurahan, dll).
13. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan penyaluran BLTRTS oleh tim terpadu.
14. Pelaporan bulanan oleh PT. Pos Indonesia kepada
Departemen Sosial.
Mekanisme dan tahapan administrasi diatur lebih lanjut
dalam Perjanjian Kerjasama antara Depsos, PT Pos
Indonesia dan PT. BRI, serta Peraturan Dirjen
Perbendaharaan.
Dalam pelaksanaan penyaluran BLT-RTS, akan
dilaksanakan pemutakhiran data (updating) terhadap
data Rumah Tangga Sasaran oleh BPS dan mitra yang
dilaksanakan secara serentak di seluruh Indonesia. Hasil

13

pemutakhiran data tersebut akan digunakan untuk


penajaman sasaran Program BLT-RTS tahun 2009,
Program Raskin, Program BOS, Program Jaminan
Kesehatan Masyarakat/ Askeskin dan Program Keluarga
Harapan (PKH), serta Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat (PNPM). Dengan demikian, pada masa yang
akan datang akan tercipta sistem database kemiskinan
yang terpadu dan lintas sektor dengan target sasaran yang
sama untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas,
keberlanjutan dan keterpaduan penanggulangan
kemiskinan.

14

SKEMA PENYALURAN BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT)


KEPADA RUMAH TANGGA SASARAN (RTS)

Pengiriman KKB
BLT ke Kantor Pos
seluruh Indonesia

Membatalkan/menahan KKB bagi RTS


KKB yang dibatalkan boleh diberikan

Jumlah kuota KKB per desa/kelurahan

Updating awal
database RTS
oleh BPS Hasil Verifikasi
pembagian
KKB

15

G. ORGANISASI PELAKSANA
Pelaksana Program Bantuan Langsung Tunai bagi RTS
adalah Departemen Sosial selaku Kuasa Pengguna
Anggaran dibantu oleh pihak-pihak terkait yang telah
ditetapkan dengan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2008
tentang Pelaksanaan Program Bantuan Langsung Tunai
Untuk Rumah Tangga Sasaran.
Penyaluran BLT-RTS merupakan suatu bentuk kerjasama
yang didasarkan pada fungsi dan tugas pokok masingmasing, sehingga masing-masing lembaga bertanggungjawab terhadap kelancaran bidang tugas masing-masing.
Bentuk kerjasama ini dimaksudkan untuk mempercepat
proses penyaluran dana BLT-RTS kepada kelompok sasaran
sehingga pemanfaatannya menjadi lebih optimal. Untuk
meningkatkan sinergi pelayanan yang maksimal, maka
masing-masing lembaga saling berkoordinasi.
Dalam pelaksanaan Program BLT-RTS difasilitasi
penyediaan Unit Pelaksana Program BLT (UPP-BLT) dari
tingkat pusat sampai dengan kecamatan. Tugas pokok
dan tanggung jawab dari masing-masing instansi sebagai
berikut :

16

STRUKTUR ORGANISASI
PROGRAM BANTUAN LANGSUNG TUNAI

17

1. Kewajiban Departemen Sosial


a. Menyiapkan dana berdasarkan Daftar Nominatif
Rumah Tangga Sasaran.
b. Menyampaikan Surat Perintah kepada PT. Pos
Indonesia untuk membayarkan Dana BLT-RTS.
c. Menyalurkan dana dengan bekerjasama dengan PT
Pos Indonesia (Persero) dan PT BRI (Persero) Tbk sesuai
dengan Daftar Nominatif Penerima BLT-RTS yang
disampaikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
d. Menyusun Petunjuk Teknis Penyaluran BLT-RTS
bersama dengan Bappenas, Menko Kesra, Depdagri,
BPS, PT Pos Indonesia (Persero), dan PT BRI (Persero)
Tbk.
e. Bersama dengan Menko Kesra, Bappenas, Depdagri,
Depkominfo, BPS, Dinas/ Instansi Sosial Provinsi/
Kabupaten/ Kota melakukan rapat-rapat koordinasi
lintas sektor, supervisi, monitoring dan pengawasan
umum terhadap pelaksanaan penyaluran BLT -RTS.
f.

18

Mengelola Unit Pelaksana Program Bantuan Langsung


Tunai (UPP-BLT) di Departemen Sosial yang ditetapkan
melalui Keputusan Menteri Sosial Nomor 27/HUK/
2008 tentang Tim Pelaksana Program BLT-RTS.
Penanggung Jawab Program di Departemen Sosial

adalah Sekretaris Jenderal Departemen Sosial


sedangkan Ketua Pelaksana merangkap Kuasa
Pengguna Anggaran adalah Kepala Biro Keuangan
Departemen Sosial, dibantu jajaran dari lintas unit
Departemen Sosial.
g. Membuat laporan pelaksanaan kepada Presiden RI
tentang pelaksanaan penyaluran BLT -RTS.
2. Kewajiban PT. Pos Indonesia (Persero).
a. Menyiapkan Rekening Giro Utama di Bank Rakyat
Indonesia Cabang Jakarta Veteran yang berfungsi
untuk menampung dana BLT-RTS dari DIPA
Departemen Sosial yang akan disalurkan kepada
Rekening Giro Kantor Pos.
b. Mencetak dan menyalurkan KKB ke KPRK seluruh
Indonesia berdasarkan Daftar Nominatif, selanjutnya
KPRK menyalurkan KKB kepada Rumah Tangga
Sasaran bekerja sama dengan Aparat Desa setempat,
TKSM dan aparat keamanan bila diperlukan.
c. Melaporkan realisasi penyaluran KKB kepada
Departemen Sosial dan selanjutnya menyampaikan
rencana penyaluran Dana Bantuan Langsung Tunai

19

d. Mencetak KKB baru untuk Rumah Tangga Sasaran


pengganti yang telah ditetapkan melalui musyawarah
rembug desa dan telah dilegalisir oleh Kades/Lurah.
e. Membayarkan Dana BLT-RTS sesuai dengan daftar
nominatif dan realisasi penyaluran KKB.
f.

Pembayaran Dana BLT-RTS dilakukan atas dasar KKB


pemilik Rumah Tangga Sasaran dengan menunjukkan
identitas atau bukti diri yang sah.

g. Menyediakan fasilitas kotak Pos (PO Box) pengaduan


pelaksanaan pembayaran Dana Bantuan Langsung
Tunai.
h. Membuat laporan pelaksanaan Program BLTRTS
sesuai dengan tugas dan kewenangan yang dimiliki
kepada Menteri Sosial.
Pada setiap Kantor Pos Bayar melaksanakan hal-hal yang
dibutuhkan sebagai berikut:
a. Melakukan penjadwalan pembayaran dan
menetapkan lokasi pembayaran, yang diikuti dengan
membuat pengumuman di lokasi pembayaran yang
sebelumnya ditetapkan.
b. Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait,
antara lain: BPS, Kepolisian dan Pemda (Lurah,
Camat, dsb).
20

c. Menyiapkan tenda-tenda, kursi-kursi dan alat


pengeras suara
d. Menyiapkan kartu antrian.
e. Melakukan penyortiran KKB duplikat yang disusun
secara berurutan sesuai dengan lokasi tempat
pembayaran dan jadwal pembayaran.
f.

Menyiapkan uang kertas sejumlah Rp 300.000,(Tahap I) dan Rp 400.000,- (Tahap II) untuk
mempercepat proses pembayaran.

g. Menyiapkan obat-obatan yang dibutuhkan (P3K).


h. Melibatkan Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat
(Karang Taruna, Taruna Siaga Bencana/ TAGANA,
PSM, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat) dan pihak
keamanan untuk turut membantu dan mendampingi
pelaksanaan penyaluran.
i.

Memberikan perlindungan khusus bagi kelompok


rentan, terutama Rumah Tangga Sasaran yang sakit,
ibu hamil, penyandang cacat dan lanjut usia.

3. Kewajiban Bank Rakyat Indonesia.


a. Bank Rakyat Indonesia menyiapkan dana atas
permintaan PT. Pos Indonesia.
21

b. Bank Rakyat Indonesia membebaskan biaya


administrasi pembukaan rekening dan membebaskan
atas kewajiban setoran pertama dalam pembukaan
giro di Kanca BRI Jakarta Veteran dan Kanca BRI
seluruh Indonesia.
c. Bank Rakyat Indonesia memberikan kemudahan
kepada PT. Pos Indonesia untuk memindahbukukan/
mentransfer dana dari Rekening Giro Utama ke
Rekening Giro Kantor Pos seluruh Indonesia.
d. BRI menyampaikan laporan keuangan mutasi
rekening giro utama dari giro Kantor Pos melalui
layanan Cash Management BRI.
4. Kewajiban Badan Pusat Statistik
a. Menyediakan data Rumah Tangga Sasaran penerima
BLT-RTS yang dikategorikan : Rumah Tangga Sangat
Miskin, Rumah Tangga Miskin, Rumah Tangga
Hampir Miskin.
b. Updating lapangan, verifikasi, dan evaluasi Rumah
Tangga Sasaran oleh Petugas BPS dan mitra yang
dilaksanakan secara serentak di seluruh Indonesia.
c. Membuat laporan pelaksanaan Program BLTRTS
sesuai dengan tugas dan kewenangan yang dimiliki.

22

5. Kewajiban Dinas/ Instansi Sosial Provinsi


a. Mengelola Unit Pelaksana Program Bantuan Langsung
Tunai (UPP-BLT) pada tingkat provinsi, dan: ketua
pengelola UPP-BLT adalah kepala dinas/ instansi
sosial, sekretaris dan anggota ditetapkan pejabat di
lingkungan Dinas/Instansi sosial yang dapat bertugas
secara intensif selama proses pelaksanaan Program
BLT-RTS. Bila dipandang perlu dapat melibatkan lintas
sektor sebagai anggota pengelola UPP-BLT.
b. Melakukan pembinaan, supervisi dan pengawasan
terhadap pelaksanaan BLT-RTS, termasuk pengelolaan
Unit Pelaksana Program BLT-RTS di tingkat kabupaten/
kota dan kecamatan.
c. Mengkoordinasikan Dinas/ Instansi sosial Kabupaten/
Kota dalam pelaksanaan pendampingan terhadap
PT. Pos Indonesia pada saat pembagian KKB dan
pembayaran BLT-RTS dengan melibatkan Tenaga
Kesejahteraan Sosial Masyarakat (Karang Taruna,
Taruna Siaga Bencana/ TAGANA, PSM, Tokoh
Agama, Tokoh Masyarakat)
d. Memberikan perlindungan khusus bagi kelompok
rentan (penyandang cacat, ibu hamil, dan lanjut
usia serta RTS yang sakit).

23

e. Membuat laporan pelaksanaan Program BLTRTS


sesuai dengan tugas dan kewenangan yang dimiliki.
6. Kewajiban Dinas/ Instansi Sosial Kabupaten/
Kota
a. Mengelola Unit Pelaksana Program Bantuan Langsung
Tunai (UPP-BLT) pada tingkat kabupaten/kota, dan:
ketua pengelola UPP-BLT adalah Kepala Dinas/
Instansi Sosial, sekretaris dan anggota ditetapkan
pejabat di lingkungan Dinas/Instansi Sosial yang
dapat bertugas secara intensif selama proses
pelaksanaan Program BLT-RTS. Bila dipandang perlu
dapat melibatkan lintas sektor sebagai anggota
pengelola UPP-BLT.
b. Melakukan pembinaan, supervisi dan pengawasan
terhadap pelaksaaan BLT-RTS, termasuk pengelolaan
Unit Pelaksana Program BLT-RTS di kecamatan.
c. Melakukan pendampingan dan membantu PT. Pos
Indonesia pada saat pembagian KKB dan
pembayaran BLT-RTS dengan melibatkan Tenaga
Kesejahteraan Sosial Masyarakat (Karang Taruna,
Taruna Siaga Bencana/ TAGANA, PSM, Tokoh
Agama, Tokoh Masyarakat).

24

d. Memberikan perlindungan khusus bagi kelompok


rentan (penyandang cacat, ibu hamil, dan lanjut
usia serta Rumah Tangga Sasaran yang sakit).
e. Membuat laporan pelaksanaan Program BLTRTS
sesuai dengan tugas dan kewenangan yang dimiliki.
7. Kewajiban Kecamatan (Camat)
a. Mengelola Unit Pelaksana Program Bantuan Langsung
Tunai (UPP-BLT) pada tingkat kecamatan.
b. Memantau mitra kerja pada tingkat kecamatan/ desa/
kelurahan yang akan terlibat secara efektif dalam
pendistribusian KKB dan penyaluran dana BLT-RTS,
serta pengendalian dan pengamanan di lapangan.
c. Menyelenggarakan pelaksanaan pertemuanpertemuan koordinasi dengan seluruh mitra pada
tingkat kecamatan.
d. Menginformasikan (sosialisasi) program BLT-RTS
kepada Rumah Tangga Sasaran dan mendukung
sosialisasi kepada masyarakat umum.
e. Memantau Petugas Kantor Pos pada saat distribusi
KKB untuk sampai pada sasaran Rumah Tangga
Sasaran.

25

f.

Melakukan pendampingan dan membantu Petugas


Kantor Pos pada saat pembagian KKB dan
pembayaran BLT-RTS dengan melibatkan Tenaga
Kesejahteraan Sosial Masyarakat (Karang Taruna,
Taruna Siaga Bencana/ TAGANA, PSM, Tokoh
Agama, Tokoh Masyarakat dan Aparat Keamanan.

g. Memantau penyelesaian masalah oleh Desa/


Kelurahan (antara lain pada saat penetapan Rumah
Tangga Sasaran, distribusi KKB, penyaluran dana BLT,
dll.) sesuai dengan jenis pengaduan dan tingkat
kewenangannya melalui instansi terkait pada tingkat
kecamatan.
h. Membuat laporan pelaksanaan Program BLTRTS
sesuai dengan tugas dan kewenangan yang dimiliki
secara berjenjang kepada pihak-pihak terkait,
termasuk Kepala Dinas/ Instansi Sosial Kabupaten/
Kota.
8. Kewajiban Desa/ Kelurahan
a. Membantu Petugas Kantor Pos pada saat pengecekan
daftar penerima BLT-RTS dan mendistribusikan KKB
kepada Rumah Tangga Sasaran.

26

b. Bersama-sama Petugas Kantor Pos menentukan


pengganti Rumah Tangga Sasaran yang pindah,
meninggal (tanpa ahli waris), atau tidak berhak,
melalui rembug desa/ kelurahan yang dihadiri unsurunsur Kepala Desa/ Lurah, Badan Permusyawaratan
Desa/ Kelurahan, RW, RT tempat tinggal Rumah
Tangga Sasaran yang akan diganti, Tokoh Agama,
Tokoh Masyarakat, dan Karang Taruna.
c. Melakukan pendampingan dan membantu Petugas
Kantor Pos pada saat pembagian KKB dan
pembayaran BLT-RTS dengan melibatkan Tenaga
Kesejahteraan Sosial Masyarakat (Karang taruna,
Taruna Siaga Bencana/ TAGANA, PSM, Tokoh
Agama, Tokoh Masyarakat) dan Aparat Keamanan
setempat.
d. Mengupayakan penyelesaian masalah yang terjadi
(antara lain pada saat penetapan Rumah Tangga
Sasaran, distribusi KKB, penyaluran dana BLT, dll.)
sesuai dengan jenis pengaduan dan tingkat
kewenangannya.

27

9. Kewajiban Tim Pengendali Terpadu


Dalam rangka menjamin kelancaran pelaksanaan
penyaluran dana BLT-RTS, dibentuk Tim Pengendali
terpadu yang terdiri dari unsur :
a Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan
Keamanan.
b. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.
c. Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat.
d. Menteri Keuangan.
e. Menteri Negara Perencanaan Pembangunan/Kepala
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.
f.

Menteri Sosial.

g. Menteri Dalam Negeri.


h. Menteri Komunikasi dan Informatika.
i.

Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara.

j.

Jaksa Agung RI.

k. Panglima Tentara Nasional Indonesia.


l.

Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia.

m. Kepala Badan Pusat Statistik.


n. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.
o. Para Gubernur.
p. Para Bupati/Walikota
28

Adapun tugas pokok dan fungsi Tim Pengendali secara


lengkap dapat dilihat dalam Lampiran 1 Instruksi Presiden
Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pelaksanaan Program BLTRTS. Tim Pengendali tersebut dapat menugaskan pejabat
yang terkait untuk terlibat dalam Tim Koordinasi Program
BLT-RTS untuk terus menerus melakukan koordinasi secara
intensif dalam pelaksanaan Program BLT-RTS sesuai
dengan kewenangannya di tingkat pusat, provinsi dan
kabupaten/kota.
Kelembagaan Tim Koordinasi Program BLT-RTS pada
tingkat provinsi dan kabupaten/kota merupakan
optimalisasi fungsi Tim Koordinasi Penanggulangan
Kemiskinan Daerah (TKPKD).
Tugas dan tanggung jawab Tim Koordinasi Program BLTRTS bagi Rumah Tangga Sasaran adalah:
1. Merencanakan langkah-langkah strategis dan
operasional pendistribusian KKB dan penyaluran dana
BLT-RTS kepada Rumah Tangga Sasaran.
2. Mengidentifikasi dan melakukan kerjasama dengan
mitra kerja untuk sosialisasi program BLT-RTS.
3. Mengkoordinasikan jajaran/ perangkat atau jaringan/
mitra kerja pada tingkat provinsi, kabupaten/kota

29

sampai dengan kecamatan dan desa/kelurahan pada


tahap persiapan, pelaksanaan dan pengendalian
Program BLT-RTS.
4. Melakukan pembahasan dan membantu
penyelesaian masalah (antara lain pada saat
penetapan Rumah Tangga Sasaran, distribusi KKB,
penyaluran dana BLT-RTS, dll.) sesuai dengan jenis
pengaduan dan tingkat kewenangannya melalui
instansi terkait.
5. Menggalang tanggung jawab sosial dan partisipasi
masyarakat (Perguruan Tinggi, Dunia Usaha dan
Tokoh Masyarakat) dalam menyukseskan
pelaksanaan Program BLT-RTS.
6. Monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
Program BLT-RTS secara berjenjang sesuai dengan
tugas dan kewenangan masing-masing anggota tim
koordinasi.

30

MEKANISME HUBUNGAN KELEMBAGAAN ANTAR PIHAK


DALAM PENYALURAN BANTUAN LANGSUNG TUNAI
KEPADA RUMAH TANGGA SASARAN

T T T TT

31

H. MONITORING, EVALUASI DAN


PELAPORAN
Dalam rangka optimalisasi pelaksanaan BLT-RTS, maka
perlu dilakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan.
1. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi merupakan bagian penting
yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan BLT-RTS.
Monitoring BLT-RTS bertujuan untuk memantau
pelaksanaan BLT-RTS pada sisi masukan (inputs) dan
keluaran (outputs). Program monitoring ini akan
mengidentifikasi berbagai hal yang muncul dalam
pelaksanaan BLT-RTS sehingga memberi kesempatan
kepada pelaksana program untuk melakukan
perbaikan yang diperlukan. Sedangkan evaluasi
bertujuan untuk melihat manfaat (outcomes) dan
dampak (impacts) pelaksanaan BLT-RTS.
Bentuk kegiatan Monitoring dan Evaluasi (Monev) ini
dilakukan melalui pemantauan, pembinaan dan
penyelesaian masalah terhadap pelaksanaan Program
BLT-RTS dengan tujuan agar dapat dipastikan
pelaksanaan Program BLT-RTS diterima dalam jumlah
dan sasaran yang tepat.
32

Komponen yang dimonitor dan dievaluasi antara lain


adalah:
a. Alokasi dana Program BLT -RTS.
b. Penyaluran dan penyerapan dana.
c. Manfaat dan dampak dari BLT-RTS
d. Pelayanan dan penanganan pengaduan.
e. Administrasi keuangan.
f.

Pelaporan pelaksanaan kegiatan.

Pelaksanaan kegiatan monev dilakukan oleh Tim


Monev Tingkat Pusat, Dinas/ Instansi Sosial Provinsi
dan Dinas/ Instansi Sosial Kabupaten/Kota, serta Tim
Independen Monev. Selain monitoring dan evaluasi
program, dilakukan juga pengawasan (audit) oleh
BPKP dan instansi yang berwenang lainnya.
2. Pelaporan
Tim Monev wajib membuat laporan hasil kegiatannya
kepada Menteri Sosial RI yaitu realisasi penyaluran
dan penyerapan dana, hasil penanganan pengaduan
masyarakat, manfaat dan dampak dari Program BLTRTS untuk Rumah Tangga Sasaran.

33

I. PENUTUP
Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Langsung Tunai
Untuk Rumah Tangga Sasaran disusun bagi semua
pelaksana di tingkat pusat sampai tingkat lokal. Halhal lain yang tidak dimuat dalam petunjuk teknis ini
diatur tersendiri dalam peraturan-peraturan, berbagai
keputusan dan petunjuk atau surat edaran yang akan
mengatur hal-hal lainnya secara lebih teknis.

Jakarta,

34

Mei 2008

LAMPIRAN - LAMPIRAN

36

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 3 TAHUN 2008
TENTANG
PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN
LANGSUNG TUNAI
UNTUK RUMAH TANGGA SASARAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Untuk kelancaran pelaksanaan program pemberian bantuan
langsung tunai kepada rumah tangga sasaran dalam rangka
kompensasi pengurangan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM),
dengan ini menginstruksikan:
Kepada : 1. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum,
dan keamanan;
2. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian;

37

3.

Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan


Rakyat;

4.

Menteri Keuangan;

5.

Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan


Perencanaan Pembangunan Nasional;

6.

Menteri Sosial;

7.

Menteri Dalam Negeri;

8.

Menteri Komunikasi dan Informatika;

9.

Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara;

10. Jaksa Agung Republik Indonesia;


11. Panglima Tentara Nasional Indonesia;
12. Kepala Kepolisian Negara Republilk
Indonesia;
13. Kepala Badan Pusat Statistik
14. Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan;
15. Para Gubernur
16. Para Bupati/Walikota

38

Untuk :
PERTAMA :

1.

Menteri Koordinator Bidang Politik,


Hukum dan Keamanan segera
mengkoorinasikan langkah-langkah yang
diperlukan dalam menjaga keamanan
dan ketertiban masyarkat untuk
pelaksanaan program pemberian bantuan
langsung tunai kepada rumah tangga
sasaran dalam rangka kompensasi
pengurangan subsidi BBM.

2.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian


segea mengkoordinasikan penyiapan
kondisi peekonomian yang mendukung
renacana pelaksanaan program
pemberian bantuan langsung tunai
kepada rumah tangga sasaran dalam
rangka kompensasi pengurangan subsidi
BBM, dengan melibatkan menteri-menteri
terkait, para gubernur, dan Kepala Badan
Pusat Statistik.

39

3.

Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan


Rakyat sebera mengkoordinasikan
pelaksanaan progam pemberian bantuan
langsung tunai kepada rumah tangga
sasaran dalam rangka kompensasi
pengurangan subsidi BBM, dan
penanganan pengaduan masyarakat
berkaitan dengan pelaksanaanya, dengan
melibatkan menteri-menteri terkait, para
gubernur, dan Kepala Badan Pusat
Statistik.

4.

Menteri Keuangna segera melakukan:


a. Penyediaan pendanaan setelah
menerima usulan dari Menteri Sosial;
b. Penyusunan dan pengendalian
anggaran untuk pelaksanaan program
pemberian bantuan langsung tunai
kepada rumah tangga sasaran;
dalam rangka kompensasi pengurangan
subsidi BBM.

5.

40

Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan

Perencanaan Pembangunan Nasional


segera melaksanakan:
a. koordinasi pelaksanaan dalam
penyusunan rencana program
pemberian bantuan langsung tunai
kepada rumah tangga sasaran dalam
rangka kompensasi pengurangan
subsidi BBM;
b. penyusunan organisasi pelaksanaan
Program pemberian bantuan
langsung tunai kepada rumah tangga
sasaran dalam rangka kompensasi
pengurangan subsidi BBM;
c. melakukan evaluasi pelaksanaan
progam bantuan langsung tunai
terhadap pendapatan rumah tangga
sasaran.
6.

Menteri Sosial:
a. menjadi Kuasa Pengguna Anggaran
dalam pelaksanaan pemberian
bantuan langsung tunai kepada
rumah tangga sasaran;

41

b. mengusulkan kebutuhan pendanaan


kepada Mentei Keuangan suseuai
data rumah tangga untuk program
pemberian bantuan langsung tunai
kepada rumah tangga sasaran yang
disediakan oleh Badan Pusat Statistik;
c. segera menyalurkan bantuan
langsung tunai kepada rumah tangga
sasaran sesuai program yang telah
disusun oleh Menteri Negara
Perencanaan
Pembangunan
Nasional/Kepala
Badan
Perencanaan
Pembangunan
nasional;
d. menyusun pelaporan pelaksanaan
penyaluran bantuan langsung tunai
sebagaimana dimaksud pada
huruf c;
dalam rangka kompensasi pengurangan
subsidi BBM.

42

7.

Menteri Dalam Negeri segera


mengkoordinasikan pelaksanaan dan
pengendalian program pemberian
bantuan langsung tunai kepada rumah
tangga sasaran dalam rangka kompensasi
pengurangan subsidi BBM bersama-sama
Pemerintah Daerah.

8.

Menteri Komunikasi dan Informatika


bersama Menteri Dalam Negeri segera
mengkoordinasikan pelaksanaan
sosialisasi konsultasi publik mengenai
program pemberian bantuan langsung
tunai kepada rumah tangga sasaran
dalam rangka kompensasi pengurangan
subsidi BBM.

9.

Menteri Negara Badan Usaha Milik


Negara segera mengintegrasikan program
BUMN Peduli dan mengambil langkahlangkah yang diperlukan berkaitan
dengan peran Badan Usaha Milik Negara
dalam rangka mendukung pelaksanaan
program pemberian bantuan langsung

43

tunai kepada rumah tangga saasaran


dalam rangka kompensasi pengurangan
subsidi BBM.
10. Jaksa Agung Republik Indonesia segera
melakukan penegakan hukum terhadap
setiap pihak yang melakukan
penyimpangan dan penyelewengan
dalam pelaksanaan program pemberian
bantuan langsung tunai kepada rumah
tangga sasaran dalam rangka kompensasi
pengurangan subsidi BBM.
11. Panglima Tentara Nasional Indonesia
segera memberikan dukungan dan
bantuan pengamanan pelaksanaan
program pemberian bantuan langsung
tunai kepada rumah tangga sasaran
dalam rangka kompensasi pengurangan
subsidi BBM.
12. Kepala Kepolisian Republik Indonesia
segera melakukan langkah-langkah
komprehensif dalam menjaga keamanan
dan ketertiban masyarakat untuk

44

pelaksanaan program pemberian bantuan


langsung tunai kepada rumah tangga
sasaran dalam rangaka kompensasi
pengurangan subsidi BBM.
13. Kepala Badan Pusat Statistik segera:
a. melakukan kegiatan penyediaan data
rumah tangga sasaran untuk program
pemberian bantuan langsung tunai
kepada rumah tangga sasaran
bersama Pemerintah Kabupaten/Kota.
b. memberikan akses data rumah
tangga sasaran kepada instansi
Pemerintah lain yang melakukan
kegiatan kesejahteraan sosial.
14. Kepala Badan Pengawasan Keuangan
dan Pembangunan segera melaksanakan
audit atas pelaksanaan penyaluran
bantuan langsung tunai mulai kepada
rumah tangga sasaran dalam rangka
kompensasi pengurangan subsidi BBM.

45

15. Para Gubernur beserta jajarannya


memberikan dukungan terhadap
pelaksanaan dan pengawasan program
pemberian bantuan langsung tunai
kepada rumah tangga sasaran dalam
rangka kompensasi pengurangan subsidi
BBM di wilayah masing-masing.
16. Para Bupati/Walikota beserta jajarannya
memberikan dukungan terhadap
pelaksanaan dan pengawasan program
pemberian bantuan langsung tunai
kepada rumah tangga sasaran dalam
rangka kompensasi pengurangan subsidi
BBM di wilayah masing-masing.

46

KEDUA

Yang dimaksud dengan rumah tanggal sasaran


dalam Instruksi Presiden ini adalah rumah
tangga yang masuk dalam kategori Sangat
Miskin, Miskin, dan Hampir Miskin.

KETIGA

Segala biaya yang diperlukan dalam rangka


penyiapan, pelaksanaan, pengendalian, dan
pengawasan program pemberian bantuan
langsung tunai kepada rumah tangga sasaran

dalam rangka kompensasi pengurangan


subsidi BBM dibebankan kepada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara.
KEEMPAT :

Melakukan tindakan hukum yang tegas sesuai


dengan ketentuan peraturan perundanundangan yang berlaku terhadap setiap
orang, perusahaan atau badan hukum yang
melakukan atau patut diduga melakukan
penyimpangan dan penyelewengan dalam
persiapan dan pelaksanaan program
pemberian bantuan alngsung tunai kepada
rumah tangga sasaran.

KELIMA

Bantuan Langsung Tunai kepada rumah


tangga sasaran sebagaimana dimaksud dalam
Instruksi Preisiden ini berakhir pada tanggal
31 Desember 2008.

KEENAM :

Agar melaksanakan Insruksi Presiden ini secara


terkoordinasi dan dengan penuh tanggung
jawab serta melaporkan hasilnya kepada
Presiden.

47

KETUJUH :

Dengan dikeluarkannya Instruksi Presiden ini,


maka Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2005
tentang Pelaksanaan Bantuan Langsung Tunai
Kepada Rumah Tangga Miskin dinyatakan
tidak berlaku lagi.
Instruksi Presiden ini mulai berlaku pada
tanggal dikeluarkan.

Dikeluarkan di Jakarta
pada tanggal 14 Mei 2008
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

48

KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL


REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 28 / HUK / 2008
TENTANG
PENUNJUKAN PT. POS INDONESIA DAN BRI
(PERSERO) Tbk., SEBAGAI PENYALUR DANA
BANTUAN LANGSUNG TUNAI UNTUK
RUMAH TANGGA SASARAN
MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang :

a. bahwa untuk kelancaran pelaksanaan


program pemberian Bantuan Langsung
Tunai Untuk Rumah Tangga Sasaran
dalam rangka kompensasi pengurangan
subsidi bahan bakar minyak perlu ditunjuk
badan/ lembaga sebagai penyalur dana
bantuan dimaksud;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan
sebagaimana huruf a perlu menunjuk PT.
Pos Indonesia dan Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk sebagai penyalur Dana
Bantuan Langsung Tunai Untuk Rumah
Tangga Sasaran dalam suatu Keputusan
Menteri Sosial.
49

Mengingat :

1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1974


tantang Ketentuan-Ketentuan Pokok
Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara
RI Tahun 1974 Nomor 53, tambahan
Lembaran Negara RI Nomor 3039);
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara RI Tahun 2004 Nomor 60,
tambahan Lembaran Negara 3839);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun
1981 tentang Pelayanan Kesejahteraan
Sosial bagi Fakir Miskin (Lembar Negara
RI Tahun 1981 Nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara RI Nomor 3206);
4. Keputusan Presiden RI Nomor 187/M
Tahun 2004 tentang Pembentukan
Kabinet Indonesia Bersatu, sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Keppres RI Nomor 171/M/2005;
5. Keputusan Presiden Presiden RI Nomor 9
Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas,
Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Negara RI;

50

6. Peraturan Presiden RI Nomor 7 Tahun


2005 tentang Rencana Pemerintah
Jangka Menengah Nasional Tahun 20042009;
7. Peraturan Presiden RI Nomor 10 Tahun
2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas
Eselon I Kementerian Negara RI;
8. Keputusan Menteri Sosial Nomor 84/
HUK/1997 tentang Pelaksanaan
Pemberian Bantuan Sosial bagi Keluarga
Fakir Miskin;
9. Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 82/
HUK/2005 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Departemen Sosial.
Memperhatikan:

Instruksi Presiden RI Nomor 3 Tahun


2008 tentang Pelaksanaan Bantuan
Langsung Tunai Untuk Rumah Tangga
Sasaran.

51

MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
PERTAMA :

52

Menujuk PT. Pos Indonesia dan Bank


Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Sebagai
Penyalur Dana Bantuan Langsung Tunai
Untuk Rumah Tangga Sasaran.
Jumlah Dana Bantuan Langsung Tunai
Untuk Rumah Tangga Sasaran akan
ditentukan besarnya dalam DIPA
Sekretariat Jenderal Departemen Sosial RI
Tahun 2008.

KEDUA

KETIGA

Data penerima Dana Bantuan Langsung


Tunai Untuk Rumah Tangga Sasaran
sebagaimana dimaksud dalam diktum
KEDUA, bersumber dari Badan Pusat
Statistik (BPS).

KEEMPAT :

Mekanisme penyaluran Dana Bantuan


Langsung Tunai dimaksud dimuat dalam
kesepakatan kerjasama antara
Departemen Sosial, dengan PT. Pos
Indonesia dan PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk.

KELIMA

Seluruh biaya dan pelaksanaan


penyaluran Dana Bantuan Langsung Tunai
Untuk Rumah Tangga Sasaran
sebagaimana dimaksud dalam Diktum
PERTAMA dibebankan pada DIPA
Departemen Sosial RI Tahun 2008.

KEENAM

Keputusan ini berlaku pada tanggal


ditetapkan dengan ketentuan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
dibetulkan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 16 Mei 2008
MENTERI SOSIAL RI

H. BACHTIAR CHAMSYAH, SE

53

Salinan Surat Keputusan ini dsampaikan kepada Yth.:


1. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
2. Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat.
3. Para Pejabat Eselon I di Lingkungan Departemen Sosial RI.
4. Para Gubernur di Seluruh Indonesia.
5. Para Pejabat Eselon II di Lingkungan Departemen Sosial RI.
6. Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
7. Para Kepala Dinas/ Instansi Sosial Seluruh Indonesia.
8. Kepala Pusat Penyusunan Perundang-Undangan dan Bantuan Hukum
Departemen Sosial RI.
9. Kepala Biro Keuangan Departemen Sosial RI.
10. Kepala Biro Perencanaan Departemen Sosial RI.
11. Direktur Utama PT. Pos Indonesia.
12. Direktur Utama PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

54

DEPARTEMEN DALAM NEGERI


PUSAT DATA INFORMASI KOMUNIKASI DAN TELKOM

Register Nomor:

FORMULIR BERITA
PANGGI LAN

J E NI S

NOMOR

DE RAJ AT

DARI
: MENTERI DALAM NEGERI
UNT UK
: YTH, SDR GUBERNUR SELURUH INDONE SIA
TE MB US AN : 1. YTH, BPK PRESIDEN RI (SEBAGAI LAPORAN)
2. YTH, BAPAK WAKI L PRES IDEN
3. YTH, MENTERI KOORD BIDANG PEREKONOMIAN
4. YTH, MENTERI KOORD BIDANG KESRA
5. YTH, MENTERI KOORD BIDANG POLHUKAM
6. YTH, MENTERI NEGARA PERENC P EMBANGUNAN/ KEPALA BAPPE NAS
7. YTH, MENTE RI KEUANGAN
8. YTH, MENTERI SOSIAL
9. YTH, MENTERI KAOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
10. YTH, KEPALA BPS
11. YTH, KEPALA POLRI
12. YTH, SDR. BUPATI DAN W ALI KOTA SEL URUH INDONESIA
14. YTH, DI RUT PT POSINDO
15. YTH, DIRUT PT BANK RAKYAT I NDONESIA
KLASI F IKASI
NOMOR

:
:

SANGAT SEGERA
SEHUB UNGAN DENGAN RENCANA PEMERINTAH UNTUK MEL AKSANAKAN PROGRAM BANTUAN
LANGSUNG TUNAI (BLT) KEPADA RUMAH TANGGA MISKIN (RTM) DI SELURUH INDONESIA SECARA
BERTAHAP YANG AKAN DIMULAI PADA TAHAP PERTAMA DI 6 (KOTA BESAR) ANTARA LAIN KOTA
MEDAN, BANDUNG, SEMARANG, SURABAYA, MAKASAR DAN KOTA-KOTA DI PROVINSI DKI JAKARTA
PADA BUL AN J UNI 20 08 , SERTA TAHAP SELANJ UTNYA AKAN DII KUTI SEL URUH PROVI NS I DI
LUAR 6 (ENAM) KOTA TERSEBUT, DI MINTA P ERHATIAN PARA GUBERNUR UNTUK MELAKUKAN
LANGKAH LANGKAH PERSIAPAN DI W ILAYAH MASING-MASING DENGAN MEMPERHATIKAN HALHAL SEBAGAI BERI KUT:
A. ME MB ERIK AN DUKUNGAN SEPENUHNYA UNTUK KEL ANCARAN PEL AKSANAAN P ROGRAM
BLT DAN MENGKOORDINASIKAN LEBIH LANJUT DENGAN PARA BUPATI DAN WALIKOTA SERTA
JAJARAN TEKNIS TERKAIT TERUTAMA BPS SELAKU PENYEDIA DATA RTM DAN PT. POSINDO
SETE MPAT SEL AKU PENYALUR BLT.
B. PROSEDUR PELAYANAN PEMBERIAN BLT DI KANTOR-KANTOR POS AGAR DIATUR SEDEMIKIAN
RUPA SE HINGGA TETAP TERJ AGA KETERTI BAN, KE NYAMANAN, DAN KEL ANCARANNYA.
HAL-HAL YANG MENYEBABKAN TI MBULNYA ANTRIAN PANJANG DAN BERDESAK-DESAKAN
AGAR DI HINDARI DENGAN POL A P ENJADWAL AN PE LAYANAN P ENGAMBI L AN BLT YANG
TEPAT. UNTUK INI LANGKAH-LANGKAH PENGAMANAN AGAR SEDINI MUNGKIN DIANTISIPASI
MEL ALUI KOORDINASI DE NGAN J AJ ARAN KEP OL I SIAN SETEMPAT DAN DUKUNGAN
PELI BATAN SATPOL PP.
C. MENGINGAT KEBE RADAAN DATA RTM PENERI MA BLT MERUPAKAN SALAH SATU FAKOR
KUNCI K EL ANCARAN PENYAL URAN DI L APANGAN, MAK A SEBAGAI DASAR AKAN TETAP
DIGUNAKAN DATA RTM SANGAT MISKIN, MISKIN, DAN HAMPIR MISKIN. DITEGASKAN, AGAR
SELAMA BERLANGSUNGNYA PROGRAM BLT TAHUN 2008 INI TIDAK MEMBUKA ATAU MENERIMA
PENDAFTARAN BARU RTM DAN SEBALI KNYA TETAP SECARA KONSISTEN MENGGUNAKAN
DATA YANG SUDAH ADA SAMPAI NANTINYA ADA PEMBAHARUAN DATA KEMBALI PADA TAHUN
200 9.
D. UNTUK MEMBERI K AN PEMAHAN KEPADA JAJ ARAN PEMERINTAH TERUTAMA DI TI NGKAT
KECAMATAN DAN DESA/KELURAHAN SE RTA MASYARAKAT LUAS, AGAR DILAKUKAN PULA
L ANGKAH-L ANGKAH SOSI AL I SAS I ME NGANAI TUJ UAN PEMBERI AN BLT DAN POL A
PENGATURANNYA DENGAN ME MANFAATKAN BERBAGAI MEDI A YANG ADA TERMASUK
FORUM-FORUM KOORDINASI DI DAERAH.
F. DAL AM PEL AK SANAAN PROGRAM B LT AGAR DI UPAYAKAN ADANYA K ETERL IBATAN
PEME RINTAH DESA/KELURAHAN DAN JAJARAN RT/RW SETEMPAT DI BAWAH KOORDI NASI
CAMAT SERTA DIDUKUNG TOKOH-TOH\KOH MASYARAKAT.
G. DEMI KI AN UNTUK MENJADI PE RHATI AN DAN DI LAKSANAKAN.
ME NDAGRI
Ta ngga l Wa ktu Pembuat an
Mei 2008

Pengirim

: MENTERI DALAM NEGERI

No.
Kode

Waktu
Terima

Lalu Lintas

Paraf

Kirim

Nama
: H. MARDIYANTO
Jabatan
: MENTERI DALAM NEGERI
Tanda tangan :

55

56

Contoh Kartu BLT-RTS


Tampak Depan

Tampak Belakang

57

58

Anda mungkin juga menyukai