Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Rahmat-Nya
Laporan Hasil Uji Mutu Pangan Segar dan Olahan di Kabupaten Bangka selesai disusun.
Laporan ini memuat hasil pengujian sampel produk segar dan olahan yang ada di
Kabupaten Bangka.
Sampel produk yang diuji berupa pangan segar, yaitu komoditas buah-buahan dan
sayur-sayuran dan produk olahan berupa bakso. Jumlah sampel yang diuji sebanyak
29 (dua puluh sembilan) sampel pangan segar dan 8 (delapan) sampel pangan olahan.
Lokasi pengambilan sampel untuk pangan segar adalah tersebar di 8 (delapan) kecamatan
di Kabupaten Bangka yang diambil secara acak di beberapa lokasi kebun petani, sedangkan
lokasi pengambilan sampel untuk pangan olahan diambil dari 8 (delapan) pedagang bakso
yang ada di Kota Sungailiat.
Dengan dilaksanakannya pengujian sampel produk segar dan olahan yang ada di
Kabupaten Bangka, diharapkan dapat mengetahui sejauh mana keamanan produk pangan
segar dan olahan yang ada di Kabupaten Bangka. Selain itu hasil pengujian sampel ini dapat
memberikan informasi kepada masyarakat sebagai konsumen yang ingin mengetahui
tentang keamanan produk pangan yang ada di Kabupaten Bangka.
Semoga kegiatan pengujian sampel produk pangan ini dapat terus dilaksanakan
agar terjaganya keamanan pangan yang dikonsumsi di Kabupaten Bangka dan kepada
semua pihak yang telah berperan hingga tersusunnya Laporan ini, kami ucapkan banyak
terima kasih.
Sungailiat, Oktober 2010
Kepala Badan Ketahanan Pangan
Kabupaten Bangka

HERMANSYAH AH, SH
PEMBINA TK.I
NIP. 19530419 198303 1 004
1|Laporan Hasil Uji Mutu Pangan Segar dan Olahan di Kabupaten Bangka

DAFTAR ISI

Hal

I.

II.

III.

KATA PENGANTAR................................................................................................

DAFTAR ISI...............................................................................................................

ii

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................................

B. Maksud dan Tujuan................................................................................

C. Sasaran.........................................................................................................

D. Keluaran.......................................................................................................

E. Ruang Lingkup...........................................................................................

PELAKSANAAN PENGUJIAN SAMPEL


A. Pengertian....................................................................................................

B. Pemantauan Lokasi dan Jenis Sampel..............................................

C. Pengujian Sampel......................................................................................

ANALISIS HASIL PENGUJIAN SAMPEL


A. Kecamatan Sungailiat..............................................................................

B. Kecamatan Pemali.....................................................................................

19

C. Kecamatan Bakam.....................................................................................

25

D. Kecamatan Merawang.............................................................................

35

E. Kecamatan Belinyu...................................................................................

45

F. Kecamatan Puding Besar.......................................................................

49

G. Kecamatan Riau Silip...............................................................................

51

H. Kecamatan Mendo Barat........................................................................

57

IV.

KESIMPULAN.............................................................................................................

67

V.

PENUTUP...................................................................................................................

68

2|Laporan Hasil Uji Mutu Pangan Segar dan Olahan di Kabupaten Bangka

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya
menjadi hak asasi setiap rakyat Indonesia, selain itu pangan merupakan komoditi
dagang yang sangat berperan dalam kehidupan ekonomi. Oleh karena itu diperlukan
upaya untuk mencegah pangan dari kemungkinan adanya bahaya karena cemaran
biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan
kesehatan manusia.
Keamanan Pangan telah menjadi salah satu isu sentral dalam perdagangan
produk pangan. Penyediaan pangan yang cukup disertai dengan terjaminnya keamanan,
mutu dan gizi pangan untuk dikonsumsi merupakan hal yang tidak bisa ditawar dalam
pemenuhan kebutuhan pangan. Tuntutan konsumen akan keamanan pangan juga turut
mendorong kesadaran produsen menuju iklim persaingan sehat yang berhulu pada
jaminan keamanan bagi konsumen.
Keamanan pangan adalah sebuah sistem yang digunakan untuk menjamin agar
penyakit atau bahan yang berbahaya tidak turut dikonsumsi oleh manusia. Rangkaian
tahapan proses mulai dari lahan pertanian (on farm) sampai dengan pangan terhidang
di meja merupakan tahapan penting dalam menjamin keamanan pangan produk yang
akan dikonsumsi.

Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996

Keamanan Pangan adalah kondisi dan upaya yang dilakukan untuk mencegah pangan
dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu dan
merugikan serta membahayakan kesehatan manusia. Adapun mutu pangan adalah nilai
yang ditentukan atas dasar kriteria keamanan pangan, kandungan gizi, standar
perdagangan terhadap bahan makanan, makanan dan minuman.
Mutu dan keamanan pangan tidak hanya berpengaruh langsung terhadap
kesehatan manusia, tetapi juga mempengaruhi persaingan internasional yang semakin
ketat di bidang perdagangan makanan yang menuntut diproduksinya makanan

3|Laporan Hasil Uji Mutu Pangan Segar dan Olahan di Kabupaten Bangka

bermutu dan aman. Dalam hal penyediaan

makanan yang aman dan bermutu

pemerintah telah mengatur penggunaan Bahan Tambahan Makanan (BTM) dalam


Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 722/Menkes/IX/1988 yang diperbaharui dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 1168/Menkes/X/1999. Namun kenyataannya
peraturan tersebut masih sering dilanggar oleh produsen pangan, khususnya produsen
kecil ataupun rumah tangga. Pemakaian BTM yang tidak memenuhi syarat termasuk
penggunaan BTM yang jelas-jelas dilarang, seperti pemanis, pewarna, pengenyal,
pengawet maupun penggunaannya melebihi batas yang diizinkan.
Kurangnya kepedulian masyarakat terhadap keamanan dan mutu pangan
antara lain disebabkan oleh faktor kemiskinan dan rendahnya tingkat kesadaran akan
pemenuhan konsumsi pangan yang baik, khususnya dalam memanfaatkan kekayaan
alam yang ada di sekitar kita. Sebagai contoh, kurang kreatifnya kita memanfaatkan
lingkungan halaman dan pekarangan yang bila dimanfaatkan dapat menjadi sumber
potensi pangan dan pendapatan yang menjanjikan.
Di tahun 2010 Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Bangka melakukan uji
analisis sampel pangan segar dan olahan yang bekerja sama dengan Pusat Penelitian
Biologi Lipi Bogor. Uji sampel pangan segar diambil dari petani sayuran yang ada di 8
(delapan) Kecamatan yang ada di Kabupaten Bangka dan uji pangan olahan berupa
bakso diambil dari 8 (delapan) pedagang bakso yang ada kota Sungailiat. Total sampel
yang diuji adalah sebanyak 29 (dua puluh sembilan) sampel pangan segar dan 8
(delapan) sampel pangan olahan.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
1. Maksud
a. Melakukan pengujian dan analisis residu pestisida produk pangan segar dan
bahan berbahaya pada pangan olahan;
b. Dapat menjamin keamanan dan mutu pangan bagi kebutuhan konsumsi
masyarakat;
c.

Bagi produsen diharapkan dapat memperlancar proses pemasaran yang dapat


meningkatkan pendapatan usaha dan kelangsungan usaha ekonominya.

4|Laporan Hasil Uji Mutu Pangan Segar dan Olahan di Kabupaten Bangka

2. Tujuan
Adapun tujuan dari pengujian residu pestisida pangan segar dan olahan adalah
untuk :
a.

Menyediakan data dan informasi tentang situasi keamanan pangan segar dan
olahan yang beredar di masyarakat;

b.

Memantau dan menganalisis pangan yang dikonsumsi masyarakat;

c.

Mendapatkan informasi tentang cara penanganan dan pemakaian pestisida


pada petani selaku produsen bahan pangan yang akan dipasarkan serta
dikonsumsi;

d.

Mengetahui kandungan residu pestisida pada tanaman yang diproduksi petani.

C. SASARAN
Sasaran pengujian residu pestisida pangan segar dan olahan adalah

agar

terpantaunya keamanan pangan yang dikonsumsi oleh masyarakat melalui analisis


sampel tanaman dan makanan yang di produksi dan beredar di pasaran di Kabupaten
Bangka agar aman dan bebas dari kandungan bahan berbahaya untuk dikonsumsi.
D. KELUARAN
Keluaran dari pengujian residu pestisida pangan segar dan olahan adalah
tersedianya data/informasi hasil analisis tanaman dan makanan yang diambil secara
acak di wilayah Kabupaten Bangka.
E. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pengujian residu pestisida pangan segar dan olahan meliputi :
a.

Kegiatan pengumpulan sampel tanaman dan makanan di Kabupaten Bangka.

b.

Sampel pangan meliputi sayur-sayuran dan buah-buahan yaitu kacang panjang,


paria, terong, bengkuang, mentimun, pepaya, cabe hijau besar, labu, cesin, bayam,
kangkung, salak, dan jeruk yang diambil di 8 kecamatan yang ada di Kabupaten
Bangka.

5|Laporan Hasil Uji Mutu Pangan Segar dan Olahan di Kabupaten Bangka

c.

Sampel makanan berupa bakso dari 8 pedagang yang ada di Kota Sungailiat.

d.

Sampel yang telah di uji selanjutnya dibuat laporan hasil pengujian sebagai bukti
untuk pedoman dalam upaya mencegah dan mengatasi serta menentukan
kebijakan tentang konsumsi pangan bagi masyarakat di Kabupaten Bangka.

6|Laporan Hasil Uji Mutu Pangan Segar dan Olahan di Kabupaten Bangka

II. PELAKSANAAN PENGUJIAN SAMPEL

A.

PENGERTIAN
1.

Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air yang diolah
maupun yang tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman
bagi konsumsi manusia. Makanan merupakan sumber energi dan berbagai zat gizi
untuk mendukung hidup manusia

2.

Keamanan pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah
pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat
mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia

3.

Makanan Jajanan adalah makanan dan minuman yang diolah pengrajin makanan
di tempat penjualan dan atau disajikan sebagai makanan siap santap untuk dijual
untuk umum selain yang disajikan jasa boga, rumah makan/restoran dan hotel

4.

Sanitasi Pangan adalah upaya pencegahan terhadap kemungkinan bertumbuh dan


berkembangbiaknya jasad renik dan patogen dalam makanan dan minuman yang
dapat merusak pangan dan membahayakan manusia.

5.

Bahan Tambahan Pangan adalah bahan yang ditambahkan kedalam pangan untuk
mempengaruhi sifat dan bentuk pangan, baik yang mempunyai atau tidak
mempunyai gizi seperti bahan pewarna, pengawet, penyedap rasa, anti gumpal,
pemucat dan pengental.

6.

Mutu Pangan adalah nilai yang ditentukan atas dasar kriteria keamanan pangan,
kandungan gizi dan standar perdagangan terhadap bahan makanan dan minuman.

B. PEMANTAUAN LOKASI DAN JENIS SAMPEL


Lokasi untuk pengambilan sampel pangan segar meliputi 8 kecamatan yaitu
Kecamatan Sungailiat, Kecamatan Pemali, Kecamatan Merawang, Kecamatan Mendo
Barat, Kecamatan Puding Besar, Kecamatan Bakam, Kecamatan Belinyu, dan Kecamatan

7|Laporan Hasil Uji Mutu Pangan Segar dan Olahan di Kabupaten Bangka

Riau Silip. Sedangkan lokasi untuk pengambilan sampel pangan olahan adalah di Kota
Sungailiat.
Jenis sampel pangan segar dan olahan yang diuji adalah sebagai berikut :
1. Kecamatan/Kota Sungailiat
a.

Kelurahan Sinar Baru : pangan segar berupa kacang panjang dan terong

b.

Desa Rebo

c.

Pangan olahan berupa Bakso

: pangan segar berupa paria, mentimun dan bengkuang

2. Kecamatan Pemali
a.

Desa Sempan

: pangan segar berupa terong dan kacang panjang

b.

Desa Air Duren

: pangan segar berupa pepaya

3. Kecamatan Bakam
a.

Desa Bakam

: pangan segar berupa mentimun dan labu

b.

Desa Dalil

: pangan segar berupa paria dan terung

c.

Desa Mabat

: pangan segar berupa cabe hijau besar

4. Kecamatan Merawang
a.

Desa Pagarawan

: pangan segar berupa cesin/sawi, bayam dan salak

b.

Desa Balun Ijuk

: pangan segar berupa cesin/sawi dan kangkung

5. Kecamatan Belinyu
a.

Desa Gunung Muda

: pangan segar berupa cesin/sawi dan bayam

6. Kecamatan Puding Besar


a.

Desa Labu

: pangan segar berupa salak hijau.

7. Kecamatan Riau Silip


a.

Desa Mapur

: pangan segar berupa kacang panjang

b.

Desa Berbura

: pangan segar berupa terong

c.

Desa Deniang

: pangan segar berupa jeruk.

8. Kecamatan Mendo Barat


a.

Desa Mendo

: pangan segar berupa cabe kecil

b.

Desa Kemuja

: pangan segar berupa cabe hijau besar dan jeruk

c.

Desa Petaling

: pangan segar berupa kacang panjang dan pepaya

8|Laporan Hasil Uji Mutu Pangan Segar dan Olahan di Kabupaten Bangka

C. PENGUJIAN SAMPEL PANGAN SEGAR DAN OLAHAN


Pengujian yang dilakukan terhadap pangan segar adalah berupa analisis multi
residu pestisida meliputi Organochlorine, Organophosphate, dan Carbamat dengan
metode uji menggunakan GC-KOMPES 1997. Sedangkan pengujian terhadap pangan
olahan berupa makanan jajanan bakso adalah berupa analisis Boraks dan Formalin
dengan metode uji Spectrofotometri.

9|Laporan Hasil Uji Mutu Pangan Segar dan Olahan di Kabupaten Bangka

IV.

KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil uji mutu pangan segar dan olahan di
Kabupaten Bangka adalah sebagai berikut :
1.

Hasil uji pangan olahan berupa sampel bakso di Kota Sungailiat tidak mengandung
formalin dan boraks sehingga aman untuk dikonsumsi.

2.

Hasil uji pangan segar berupa sampel bengkuang dari Desa Rebo, Jeruk dari Desa
Deniang, pepaya dari Desa Air Duren, salak hijau dari Desa Labu, terong dari Desa
Berbura, salak dari Desa Pagar Awan, kangkung dari Desa Balun Ijuk, jeruk dari Desa
Kemuja dan pepaya dari Desa Petaling tidak mengandung residu pestisida sehingga
aman untuk dikonsumsi.

3.

Hasil uji pangan segar berupa sampel kacang panjang dan terong dari Kelurahan
Sinar Baru, paria dan mentimun dari Desa Rebo, terong dan kacang panjang dari Desa
Sempan, mentimun dari Desa Bakam, paria dan terung dari Desa Dalil, cabe dari Desa
Mabat, kacang panjang dari Desa Mapur, sawi dan bayam dari Desa Pagarawan, sawi
dari Desa Balun Ijuk, sawi dan bayam dari Desa Gunung Muda, cabe hijau besar dari
Desa Kemuja, dan kacang panjang dari Desa Petaling mengandung residu pestisida yang
semua kandungan residunya masih di bawah ambang batas maksimum yang telah
ditetapkan berdasarkan SKB Menteri Kesehatan dan Menteri Pertanian Nomor :
881/MENKES/SKB/VIII/1996/711/Kpts/TP.270/8/96

tentang

Batas

Maksimum

Residu Pestisida Pada Hasil Pertanian, Mutu Buah dan Sayuran sehingga semua bahan
pangan segar yang diuji aman untuk dikonsumsi.

10 | L a p o r a n H a s i l U j i M u t u P a n g a n S e g a r d a n O l a h a n d i K a b u p a t e n B a n g k a

V. PENUTUP

Keamanan pangan yang menjadi isu sentral dalam produk pangan tidak hanya
berpengaruh langsung terhadap kesehatan manusia, tetapi juga terhadap kegiatan
perdagangan produk produk pangan baik dalam skala regional maupun internasional.
Setiap perusahaan berusaha untuk menyediakan produk pangan yang bermutu dan aman
dikonsumsi.
Seiring bergesernya budaya konsumsi masyarakat dari sekedar mengkonsumsi
pangan bergizi kepada pangan yang aman dan bermutu menuntut adanya upaya untuk
memberikan informasi kepada masyarakat umum mengenai keamanan pangan, selain
perlunya dilakukan kegiatan koordinasi dan integrasi antar instansi yang menangani
keamanan pangan sehingga diharapkan penanganan keamanan pangan dapat berjalan
dengan baik di pusat dan daerah.
Keamanan pangan adalah sebuah sistem yang digunakan untuk menjamin agar
penyakit atau bahan yang berbahaya tidak turut dikonsumsi oleh manusia. Rangkaian
tahapan proses mulai dari lahan pertanian (on-farm) sampai dengan pangan terhidang di
meja merupakan tahapan penting dalam menjamin keamanan pangan yang akan
dikonsumsi.
Berdasarkan hasil pengujian terhadap sampel pangan segar dan olahan yang ada di
Kabupaten Bangka menunjukkan bahwa zat berbahaya yang terkandung di dalam sampel
produk yang diuji masih dibawah ambang batas bahkan ada yang tidak terdeteksi.

11 | L a p o r a n H a s i l U j i M u t u P a n g a n S e g a r d a n O l a h a n d i K a b u p a t e n B a n g k a

Anda mungkin juga menyukai