Anda di halaman 1dari 6

Materi Bahasa Indonesia untuk Tes CPNS

KELOMPOK KATA (FRASA)


Frasa atau kelompok kata adalah satuan gramatikal
yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak
melampaui batas fungsinya
Frasa diklasifikasikan berdasarkan jenis kata yang
menjadi pembagian inti pembentuknya.
a. Frasa verbal adalah frasa yang intinya kata kerja
contoh : berjalan cepat
berkata benar
sedang berjalan
b. Frasa ajektival adalah frasa yang intinya kata sifat
contoh : merdu sekali
aman sejahtera
c. Frasa nominal adalah frasa yang intinya berupa
kata benda.
Contoh : banyak kemudahan
d. Frasa pronominal adalah frasa yang intinya kata
ganti.
Contoh : kamu sekalian
kau dan aku
e. Frasa adverbial adalah frasa yang kata intinya
kata keterangan.
Contoh : lebih kurang
f. Frasa numeral adalah frasa yang intinya berupa
kata bilangan
Contoh: empat belas
g. Frasa introgatif adalah frasa yang intinya berupa
kata tanya.
Contoh: apa?
h. Frasa preposisional adalah frasa yang intinya
kata depan.
Contoh : bagi dia
ketika berlibur
Bentuk Bentuk Frasa
Dilihat dari hubungannya antarkata yang menjadi
anggotanya , frasa dapat digolongkan menjadi:
1. Frasa setara (koordinatif) adalah frasa yang
unsur-unsurnya mempunyai kedudukan setara.
Ciri-ciri frasa setara adalah
a. Dapat dihubungkan dg kata penghubung dan,
atau.
Contoh: ayah dan ibu, kakek atau nenek.
b. Semua unsurnya berupa pokok kata.
Contoh: ayah ibu, sawah ladang
2. Frasa bertingkat (subordinatif) adalah frasa yang
unsur-unsur
pembentuknya
mempunyai
kedudukan tidak setara.
Ciri-ciri frasa bertingkat :
a. Tidak
dapat
dihubungkan
dengan
kata penghubung : dan , atau.
b. Salah satu unsurnya merupakan komponen
pokok.
Contoh : sedang membaca
buku baru
Dari
kedua
frasa
tersebut
dinamakan
frasa endosentris yaitu frasa yang mempunyai

distribusi yang sama dengan salah satu atau semua


unsurnya.
a. Frasa endosentris koordinatif : unsurunsurnya setara.
Contoh : ayah dan ibu/ sedang pergi
b. Frasa endosentris atributif :Frasa yang
mempunyai unsur pusat dan atribut.
Contoh: sepatu saya/ hilang
c. Frasa endosentris apositif: frasa yang memiliki
unsur pusat dan aposisi.
Contoh : Aminah, anak Pak Lurah/cantik sekali
Sedangkan frasa yang tidak mempunyai distribusi
yang sama dengan semua unsur maupun salah satu
unsurnya disebut frasa eksosentris (tidak memiliki
unsur pusat).
Contoh: Anak-anak itu/bermain/di halaman.
Berdasarkan artinya frasa dibedakan:
a. Frasa biasa.
b. Frasa idiomatik(ungkapan)
c. Frasa Ambigu: kalimat yang bermakna ganda
Contoh : Lukisan ayah dipajang di ruang tamu.
Bermakna lukisan milik ayah , atau lukisan
wajah ayah.
d. Frasa Atributif Berimbuhan: adalah Frasa yang
unsur perluasannya berimbuhan.
Contoh : Saya tidak berani berjalan melalui
tangga berjalan
IMBUHAN
Imbuhan me(n) berfungsi membentuk kata kerja.
Dalam pemakaianya, imbuhan me(n)- dapat
membentuk Alomorf atau variasi sesuai dengan kata
yang diikutinya. Secara umum variasi atau alomorf
itu adalah berikut ini.
a. Alomorf me
Alomorf me- terbentuk jika bertemu
dengan kata yang berhuruf awal r, w, m, n, ng,
ny.
Contoh : rasa merasa
wajib mewajibkan
nanti menanti
nyanyi menyanyi
b. Alomorf mem
Alomorf mem- terbentuk jika bertemu
dengan kata yang berhuruf awal b, p, f, v.
Contoh : buru memburu
pisah memisah
foto memfoto
vonis memvonis
catatan : huruf /p/ mengalami peluluhan
c. Alomorf men
Alomorf men- terbentuk jika bertemu
dengan kata yang berhuruf awal c, d, j, sy, t.
Contoh : catat mencatat
datang mendatang
tendang menendang
syukur mensyukuri
catatan : huruf /t/ mengalami peluluhan
d. Alomorf meng

Materi Bahasa Indonesia untuk Tes CPNS


Alomorf meng- terbentuk jika bertemu dengan
kata yang berhuruf awal a, i, u, e, o, g, h, k.
Contoh : asuh mengasuh
usir mengusir
e. Alomorf menge
Alomorf menge- terbentuk jika bertemu dengan
kata dasar yang terdiri atas suku kata.
Contoh : cat mengecat
lap mengelap
f. Alomorf menye
Alomorf meny- terbentuk jika bertemu dengan
kata yang berhuruf awal s.
Contoh : sapu menyapu
sikat menyikat
catatan : huruf /s/ mengalami peluluhan
Fungsi dan arti imbuhan me
a. Melakukan perbuatan
Contoh : menulis, menyapu, membaca.
b. Bekerja dengan alat yang disebutkan pada
kata dasarnya.
Contoh : membajak, mencangkul
c. Berlaku atau menjadi seperti
Contoh : membabi-buta, membatu
d. Menuju ke
Contoh : mendarat, menepi, mengudara
Kesimpulan
Imbuhan me(n) dan alomorf-alomorfnya akan
membentuk apa yang disebut dengan KPTS
maksudnya bila imbuhan me(n) dan alomorfalomorfnya bertemu dengan kata yang berawal
huruf k, p, t, s akan mengalami peluluhan.
Contoh : konsumsi mengonsumsi
pisah memisah
telaah menelaah
sapu menyapu
Pengecualian
Imbuhan me(n) dan alomorf-alomorfnya dalam
KPTS tidak mengalami peluluhan bila bertemu
dengan kata yang berhuruf awal rangkap dalam
kontek kpts.
Contoh : kritik mengkritik
proses memproses
traktor mentraktor
sponsor mensponsori
Imbuhan be- & te1) Alomorf be
Alomorf be terbentuk jika bertemu kata
berhuruf awal /r/ atau akhir suku kata
pertamanya berhuruf e, r.
Contoh : rias - berias
kerja - bekerja
2) Alomorf bel
Alomorf bel- terbentuk jika bertemu kata ajar.
Contoh : ajar - belajar
3) Alomorf te terbentuk jika bertemu dengan kata
yang berhuruf awal /r/
Contoh : ter - rawat - terawat

ter - tutup - tertutup


Alomorf tel terbentuk jika bertemu dengan kata
anjur dan antar.
Contoh : ter antar terlantar
Imbuhan pe-an
Imbuhan pe-an juga memiliki seperangkat alomorf,
yakni pem-an, pen-an, peny-an, dan penge-an.
4)

MACAM-MACAM MAJAS
A. Majas Perbandingan
Majas Perbandingan ialah kata-kata berkias
yang
menyatakan
perbandingan
untuk
meningkatkan kesan dan juga pengaruhnya
terhadap pendengar ataupun pembaca. Ditinjau atau
dilihat dari cara pengambilan perbandingannya,
Majas Perbandingan terbagi atas :
a. Asosiasi atau Perumpamaan
Majas asosiasi atau perumpamaan adalah
perbandingan terhadap dua hal yang pada
Hakikatnya berbeda, tetapi sengaja dianggap
sama. Majas ini ditandai oleh penggunaan kata
bagai, bagaikan, seumpama, seperti, dan
laksana.
Contoh :

Semangatnya keras bagaikan baja.

Mukanya pucat bagai mayat.

Wajahnya kuning bersinar bagai bulan


purnama.
b. Metafora
Metafora adalah majas yang mengungkapkan
ungkapan
secara
langsung
berupa
perbandingan analogis. Pemakaian kata atau
kelompok kata bukan dengan arti yang
sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang
berdasarkan persamaan atau perbandingan,
misalnya tulang punggung dalam kalimat
pemuda adalah tulang punggung negara.
Contoh majas metafora :
Engkau belahan jantung hatiku sayangku.
Raja siang keluar dari ufuk timur.
Harta karunku. (sangat berharga)
Dia dianggap anak emas majikannya.
Perpustakaan adalah gudang ilmu.
c. Personifikasi
Personifikasi adalah majas yang
membandingkan benda-benda tak bernyawa
seolah-olah mempunyai sifat seperti manusia.
Contoh:
Badai mengamuk dan merobohkan rumah
penduduk.
Peluit wasit menjerit panjang menandai
akhir dari pertandingan tersebut.
d. Alegori
Alegori adalah menyatakan dengan cara lain,
melalui kiasan atau penggambaran.
Contoh: Suami sebagai nahkoda, Istri sebagai
juru mudi

Materi Bahasa Indonesia untuk Tes CPNS


Alegori biasanya berbentuk cerita yang penuh
dengan simbol-simbol bermuatan moral.
Contoh:
Perjalanan hidup manusia seperti sungai yang
mengalir menyusuri tebing-tebing, yang
kadang-kadang sulit ditebak kedalamannya,
yang rela menerima segala sampah, dan yang
pada akhirnya berhenti ketika bertemu dengan
laut.
e. Simbolik
Simbolik adalah majas yang melukiskan sesuatu
dengan mempergunakan benda, binatang, atau
tumbuhan sebagai simbol atau lambang.
Contoh : Ia terkenal sebagai buaya darat.
Rumah itu hangus dilalap si jago merah.
f. Metonimia
Metonimia adalah majas yang menggunakan ciri
atau lebel dari sebuah benda untuk
menggantikan benda tersebut.Pengungkapan
tersebut berupa penggunaan nama untuk benda
lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.
Contoh:
Di kantongnya selalu terselib gudang garam.
Setiap pagi Ayah selalu menghirup kapal api.
Ayah pulang dari luar negeri naik garuda.
g. Sinekdok
Sinekdok adalah majas yang menyebutkan
bagian untuk menggantikan benda secara
keseluruhan atau sebaliknya. Majas sinekdok
terdiri atas dua bentuk berikut.
1) Pars pro toto, yaitu menyebutkan sebagian
untuk keseluruhan.
Contoh : Hingga detik ini ia belum kelihatan
batang hidungnya.
2) Totem pro parte, yaitu menyebutkan
keseluruhan untuk sebagian.
Contoh:
Dalam pertandingan final bulu tangkis
RT.03 melawan RT. 07.
Indonesia akan memilih idolanya malam
nanti.
h. Simile
Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit
yang dinyatakan dengan kata depan dan
penghubung, seperti layaknya, bagaikan, "
umpama", "ibarat","bak", bagai".
Contoh:
Kau umpama air aku bagai minyaknya, bagaikan
Qais dan Laila yang dimabuk cinta berkorban
apa saja.
B. Majas Pertentangan
Majas Pertentangan adalah Kata-kata berkias yang
menyatakan
pertentangan
dengan
yang
dimaksudkan sebenarnya oleh pembicara atau
penulis dengan maksud untuk memperhebat atau
meningkatkan kesan dan pengaruhnya kepada

pembaca atau pendengar. Macam-macam Majas


Pertentangan dibedakan menjadi berikut.
a. Antitesis
Antitesis adalah majas yang mempergunakan
pasangan kata yang berlawanan artinya.
Contoh:
Tua muda, besar kecil, ikut meramaikan
festival itu.
Miskin kaya, cantik buruk sama saja di mata
Tuhan.
b. Paradoks
Paradoks adalah majas yang mengandung
pertentangan antara pernyataan dan fakta yang
ada.
Contoh :
Aku merasa sendirian di tengah kota Jakarta
yang ramai ini.
Hatiku merintih di tengah hingar bingar
pesta yang sedang berlangsung ini.
c. Hiperbola
Majas hiperbola adalah majas yang berupa
pernyataan berlebihan dari kenyataannya dengan
maksud memberikan kesan mendalam atau
meminta perhatian.
Contoh:
Suaranya menggelegar membelah angkasa.
Tubuhnya tinggal kulit pembalut tulang.
d. Litotes
Litotes adalah majas yang menyatakan sesuatu
dengan cara yang berlawanan dari kenyataannya
dengan mengecilkan atau menguranginya.
Tujuannya untuk merendahkan diri.
Contoh:
Makanlah seadanya hanya dengan nasi dan
air putih saja.
Mengapa kamu bertanya pada orang yang
bodoh seperti saya ini?
C. Majas Penegasan
Majas Penegasan ialah kata-kata berkias yang
menyatakan penegasan untuk meningkatkan kesan
dan pengaruhnya terhadap pendengar atau
pembaca.
a. Pleonasme
Pleonasme adalah majas yang menggunakan
kata-kata secara berlebihan dengan maksud
menegaskan arti suatu kata.
Contoh:
Semua siswa yang di atas agar segera turun
ke bawah.
Mereka mendongak ke atas menyaksikan
pertunjukan pesawat tempur.
b. Repetisi
Repetisi adalah majas perulangan kata-kata
sebagai penegasan.
Contoh:

Materi Bahasa Indonesia untuk Tes CPNS

Dialah yang kutunggu, dialah yang kunanti,


dialah yang kuharap.
Marilah kita sambut pahlawan kita, marilah
kita sambut idola kita, marilah kita sambut
putra bangsa.
c. Paralelisme
Paralelisme adalah majas perulangan yang
biasanya ada di dalam puisi.
Contoh:
Cinta adalah pengertian
Cinta adalah kesetiaan
Cinta adalah rela berkorban
d. Tautologi
Tautologi adalah majas penegasan dengan
mengulang beberapa kali sebuah kata dalam
sebuah kalimat dengan maksud menegaskan.
Kadang pengulangan itu menggunakan kata
bersinonim.
Contoh:
Bukan, bukan, bukan itu maksudku. Aku
hanya ingin bertukar pikiran saja.
Seharusnya sebagai sahabat kita hidup
rukun, akur, dan bersaudara.
e. Klimaks
Klimaks adalah majas yang menyatakan beberapa
hal secara berturut-turut dan makin lama makin
meningkat.
Contoh:
Semua pihak mulai dari anak-anak, remaja,
sampai orang tua pun mengikuti lomba
Agustusan.
Ketua RT, RW, Kepala Desa, Gubernur,
bahkan Presiden sekalipun tidak mempunyai
berhak untuk mengurusi hal pribadi
seseorang.
f. Antiklimaks
Antiklimaks adalah majas yang menyatakan
beberapa hal secara berturut-turut yang makin
lama semakin menurun.
Kepala sekolah, guru, staff sekolah, dan
siswa juga hadir dalam pesta perayaan
kelulusan itu.
Di kota dan desa hingga pelosok kampung
semua orang merayakan HUT RI ke -62.
g. Retorik
Retorik adalah majas yang berupa kalimat tanya
namun tak memerlukan jawaban. Tujuannya
memberikan
penegasan,
sindiran,
atau
menggugah.
Contoh:
Kata siapa cita-cita bisa didapat cukup
dengan sekolah formal saja?
Apakah ini orang yang selama ini kamu
bangga-banggakan?
D. Majas Sindiran
Majas Perbandingan ialah kata-kata berkias yang
menyatakan sindiran untuk meningkatkan kesan

dan pengaruhnya terhadap pendengar atau


pembaca. Majas sindirian dibagi menjadi:
a. Ironi
Ironi adalah majas yang menyatakan hal yang
bertentangan dengan maksud untuk menyindir
seseorang.
Contoh:
Ini baru namana siswa teladan, setiap hari
selalu pulang malam.
Bagus sekali tulisanmu, saking bagusnya
sampai tidak dapat Aku baca.
b. Sinisme
Sinisme adalah majas yang menyatakan sindiran
secara langsung kepada orang lain
Contoh :
Perkataanmu tadi sangat menyebalkan, tidak
pantas diucapkan oleh orang terpelajar
seperti dirimu.
Lama-lama aku bisa jadi gila melihat tingkah
lakumu yang tidak wajar itu.
c. Sarkasme
Sarkasme adalah majas sindiran yang paling
kasar. Majas ini biasanya diucapkan oleh orang
yang sedang marah. Contoh:
Mau muntah aku melihat wajahmu, pergi
kamu!
Dasar kerbau dungu, kerja begini saja tidak
becus!

Kata penghubung korelatif


Yaitu kata penghubung yang menghubungkan dua
kata, frase, atau klausa, yang mengandung
kedudukan sama.
baik maupun.
tidaktetapi.
bukanmelainkan.
makinmakin.
kiankian.
sedemikian rupa sehingga.
tidak hanya tetapi juga.
Contoh kalimat :
1) Baik yang ia katakan maupun yang ia lakukan
telah dimaafkan oleh penguasa.
2) Tanah itu tidak berfungsi bagi orang Dayak,
tetapi bagi orang Madura bila dimanfaatkan
untuk membuat batu bata.
3) Pak Amin bukan seorang petani, melainkan
pemilik lahan.

Homonim, Homofon, Homograf, Polisemi

Homonim adalah kata yang penamaan dan


pengucapannya sama tetapi artinya berbeda.
Contoh :
Saya bisa membeli rumah. (bisa berarti dapat
dan bermakna denotasi)

Materi Bahasa Indonesia untuk Tes CPNS

Pamanku terkena bisa ular yang mematikan.


(bisa artinya racun makna denotasi)
Homofon adalah kata yang diucapkan sama
tetapi berbeda dari segi maksud dan juga
tulisan.
Contoh :
Massa telah berkumpul di depan Istana Negara.
(massa/masyarakat)
Hidupnya senang sepanjang masa.
(masa/waktu)
Homograf adalah kata yg sama ejaannya dengan
kata lain, tetapi berbeda lafal dan maknanya.
Contoh :
Buah apel ini enak sekali. (apel maksudnya
buah)
Anak-anak telah apel di lapangan tadi pagi.
(apel maksudnya kumpul)
Polisemi adalah suatu kata yang mempunyai
makna lebih dari satu.
Contoh :
Husni mempunyai hubungan darah dengan
Hasan.
Tubuhnya berlumuran darah akibat terjatuh
dari sepeda motor.

KALIMAT MAJEMUK
A. Kalimat Majemuk Setara
Pengertian :
Kalimat Majemuk Setara adalah kalimat majemuk
yang terdiri atas beberapa kalimat yang
setara/sederajat kedudukannya.
Terdiri dari:
1. Kalimat majemuk setara sejalan
terdiri atas beberapa kalimat tunggal yang
bersamaan situasinya.
Contoh : Umkar pergi ke pasar, Ririn pergi ke
sawah sedangkan Sirob pergi ke sekolah.
2. Kalimat majemuk setara berlawanan
terdiri atas beberapa kalimat yang isinya
menyatakan situasi yang berlawanan.
Contoh :
Danis anak yang rajin, tetapi adiknya pemalas.
3. Kalimat majemuk setara yang menyatakan sebab
akibat
terdiri atas beberapa kalimat tunggal yang isi
bagian satu menyatakan sebab akibat dari
bagian yang lain.
Contoh : Ajiz mendapatkan rangking 1, karena dia
anak yang rajin
B. Kalimat Majemuk Bertingkat
kalimat yang terjadi dari beberapa kalimat
tunggal yang kedudukannya tidak setara/
sederajat.
Jenis-jenisnya:
1. Kalimat majemuk hubungan waktu

Contoh : Aku sedang belajar, ketika ayahku


pulang
2. Kalimat majemuk hubungan syarat
Ditandai dengan : jika, seandainya, asalkan,
apabila, andaikan.
Contoh : Jika aku mendapatkan rangking 1, aku
akan mendapatkan laptop baru.
3. Kalimat majemuk hubungan tujuan
Ditandai dengan : agar, supaya, biar.
Contoh : Danis sengaja tidur siang agar dia bisa
bangun pagi buat belajar
4. Kalimat majemuk konsensip
Ditandai dengan : walaupun, meskipun, biarpun,
kendatipun, sungguh pun.
Contoh : Walaupun Veri sedang sedih, dia selalu
tersenyum.
5. Kalimat majemuk hubungan penyebaban
Ditandai dengan : sebab, karena, oleh karena
Contoh : Aku sedang sedih, sebab orang yang aku
cintai tidak mencintaiku.
6. Kalimat majemuk hubungan perbandingan
Ditandai dengan: ibarat, seperti, bagaikan,
laksana, sebagaimana, lebih baik.
Contoh : Dari pada bermain, lebih baik aku
belajar.
7. Kalimat majemuk hubungan akibat
Ditandai dengan : sehingga, sampai-sampai,
maka.
Contoh : Dian begitu berbakat, sehingga dia dapat
memenangkan kontes itu.
8. Kalimat majemuk hubungan cara
Ditandai dengan : Dengan
Contoh : Dengan cara menjual koran, dia
mendapatkan uang untuk menghidupi
keluarganya
9. Kalimat majemuk hubungan sangkalan
Ditandai dengan: seolah-olah, seakan-akan.
Contoh : Markus diam saja, seolah-olah tidak
terjadi apapun.
10. Kalimat majemuk hubungan kenyataan
Ditandai dengan: padahal, sedangkan.
Contoh : Gina terus belajar, padahal dia sedang
sakit.
11. Kalimat majemuk hubungan hasil
Ditandai dengan : makannya
Contoh: Doni anak pemalas, makannya nilainya
selalu jelek
12. Kalimat majemuk hubungan penjelasan
Ditandai dengan : bahwa
Contoh : Nilai raportnya menunjukan bahwa dia
benar-benar siswa yang pandai
13. Majemuk hubungan atributif
Ditandai dengan : yang
Contoh : anak yang sedang berlari itu teman
saya.

Materi Bahasa Indonesia untuk Tes CPNS


C. Kalimat Majemuk Campuran
kalimat yang merupakan hubungan antara
majemuk setara dan majemuk bertingkat.
Contoh : pekerjaan itu sudah selesai ketika ayah
datang dari kantor dan ibu sudah menidurkan
adikku.

Penulisan Gabungan Kata


1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Jika gabungan kata terdapat imbuhan seperti :


ekstra-, anti-, multi-, pasca-, pra-, non-, antar-,
swa- , dsb maka penulisannya disambung.
Contoh:
o ekstrakurikuler
o prasejarah
o multidimensi, multimedia
o pascatsunami, pascasarjana
Jika gabungan kata tidak mendapatkan awalan
atau akhiran, maka penulisannya dipisah.
o bebas tugas
o anak tiri
o tanggung jawab
o tumpang tindih
o tanda tangan,dll.
Jika gabungan kata mendapatkan awalan atau
akhiran saja, maka penulisannya dipisah.
Contoh:
o bertanda tangan, penanda tangan
o berwira usaha
o berdaya guna
o berbudi daya
Jika gabungan kata mendapatkan awalan dan
akhiran
secara
bersama-sama,
maka
penulisannya digabung.
Contoh:
o menandatangani, penandatanganan
o dianaktirikan
o mempertanggungjawabkan,
pertanggungjawaban
o dibumihanguskan
o menganaktirikan
o mendayagunakan
Gabungan kata yang sudah dianggap satu kata.
Contoh: bumiputra; belasungkawa; sukarela;
darmabakti; halalbihalal; kepada; segitiga;
padahal; kasatmata; matahari; daripada;
barangkali; beasiswa; saputangan; dll
Jika unsur terikat itu diikuti oleh kata yang
huruf awalnya kapital, di antara kedua unsur itu
diberi tanda hubung.
Contoh: non-Indonesia; SIM-ku; KTP-mu.
Unsur maha dan peri ditulis serangkai dengan
unsur yang berikutnya, yang berupa kata dasar.
Namun dipisah penulisannya jika dirangkai
dengan kata berimbuhan.
Contoh :
Mahabijaksana; Mahatahu; Mahabesar.

Maha Pengasih; Maha Pemurah; peri


keadilan; peri kemanusiaan.
Tetapi, khusus kata ESA, walaupun berupa kata
dasar, gabungan kata maha dan esa ditulis
terpisah => Maha Esa.

Anda mungkin juga menyukai