Anda di halaman 1dari 72

1.

Intelectual Diasbility (Retardasi Mental)


No.
1.

DSMV
(Mild)
317

Kriteria Diagnosis DSM-V

PPDGJ III

Dapat
mengembangkan
ketrampilan sosial dan
komunikasi.
Dalam pemahaman
dan penggunaan
bahasa cenderung
terlambat, dan
masalah kemampuan
berbicara yang
mempengaruhi
perkebambangan
kemandirian dapat
menetap sampai
dewasa.
Dapat mandiri penuh
dan merawat diri
sendiri dan mencapai
ketrampilan praktis
dan ketrampilan
rumah tangga,
walaupun
perkembangnnya aga
lambat.

Retardasi
Mental
Ringan
(F70)

Kriteria Diagnosis PPDGJ III

Terapi Biologi

Bila menggunakantes IQ
Antidepresan trisiklik
baku yang tepat, maka
dengan dosis rendah
IQ berkisar anatara 50
Antikonvulsi
sampai 69 menunjukkan
carbamazepin
retardasi mental ringan. Buspirone untuk gangguan
Pemahaman
dari cemas dengan manifestasi self
penggunaaan
bahasa injury behavior dan agresi.
cenderung
terlambat
pada berbagai tingkat,
dan
masalah
kemampuan berbicara
yang
mempengaruhi
perkembangan
kemandirian
dapat
menetap
sampai
dewasa.
Walaupun mengalami
keterlambatan dalam
kemampuan
bahasa
tetapi sebagian besar
dapat
mencapai
kemampuan berbicara
untuk keperluan seharihari. Kebanyakan juga
dapat mandiri penuh
dan merawat diri sendiri
dan
mencapai
kerampilan praktis dan
ketrampilan
rumah
tangga,
walaupun

Terapi Psikososial

keluarga
Pendidikan yang
sesuai
Rehabilitasi
Terapi perilaku
Terapi kelompok
social skill
building
Supportive group
untuk orang
tua dan saudara
kandung

2.

318.0

Dapat berbicara
atau belajar untuk
berkomunikasi ;
kesadaraan social
yang buruk ;
perkembangan
motorikyang cukup.
Dapat berbicara
dalam percakapan
sederhana,
sedangkan yang

tingkat
perkembangannya agak
lambat
daripada
normal.
Kesulitan
utamanya
biasanya tampak dalam
pekerjaan sekolah yang
bersifat akademik, dan
banyak masalah khusus
dalam membaca dan
menulis
Etiologi
organic
hanyadapat
diidentifikasi
pada
sebagian
kecil
penderita.
Keadaan lain yang menyertai
seperti autisme, gangguan
tingkah laku atau disabilitas fisik
dapat ditemukan dalam
berbagai proporsi. Bila terdapat
gangguan demikian, maka harus
diberi kode diagnosis sendiri.
Retardasi
IQ biasanya berada
Antidepresan trisiklik
Mental
dalam rentang 35
dengan dosis rendah
Sedang
sampai 49.
Antikonvulsi
(F71)
Umumnya ada profil
carbamazepin
kesejangan
Buspirone untuk gangguan
(discrepancy) dan
cemas dengan manifestasi self
kemampuan, beberapa
injury behavior dan agresi.
dapat mencapai tingkat
yang lebih tinggi dalam
ketrampilan visuospasial dari pada tugas-

keluarga
Pendidikan yang
sesuai
Rehabilitasi
Terapi perilaku
Terapi kelompok
social skill
building
Supportive group
untuk orang
tua dan saudara

lain hanya dapat


berkomunikasi
seadanya untuk
kebutuhan dasar
mereka.

tugas yang tergantung


pada bahasa, sedangkan
yang lainnya sangat
vanggung namun dapat
mengadakan interaksi
social dan percakapan
sederhana.
Tingkat perkembangan
bahasa bervariasi : ada
yang dapat mengikuti
percakapan sederhana,
sedangkan yang lain
hanya dapat
berkomukasi seadanya
untuk kebutuhan dasar
mereka.
Suatu etiologi organic
dapat di-identifikasi
pada kebanyakn
penyandang retardasi
mental sedang.
Autise masa kanaka tau
gangguan
perkembangan
pervasive lainnya
terdapat pada sebagian
kecil kasus dan
mempunyai pengaruh
besar dan gambaran
klinis dan tipe
penatalaksanaan yang
dibutuhkan.

kandung

3.

4.

318.1

318.2

IQ 20-35
Kurang mengerti akan
bahasa tulisan, angka,
waktu, dan uang.
membutuhkan
bantuan dalam
melakukan aktivitas
sehari-hari seperti
makan, memakai baju,
dan mandi.
Termasuk retardasi
mental yang
dependen: mampu
berbicara yang paling
sederhana, tetapi
membutuhkan suatu
institusi atau
pengasuh suportif
yang intens.
Bahasa bicaranya
terbatas pada kosa
kata dan tata bahasa.
Individu mengerti omongan
yang sederhana dan
komunikasi isyarat.
IQ dibawah 20
1% dari seluruh jumlah
penderita retardasi
mental
Mereka bergantung
secara total kepada
orang lain dan
biasanya mempunyai
kerusakan neurologi

Retardasi IQ biasanya berada dalam


Mental
rentang 20 34
Berat
Pada umumnya mirip dengan
(F72)
retardasi mental sedang
dalam hal:
- gambaran klinis
- terdapatnya etiologi
organik
- kondisi yang
menyertainya
- tingkat prestasi yang
rendah
Kebanyakan penyandang
retardasi mental berat
menderita gangguan motorik
yang mencolok atau defisit lain
yang menyertainya,
memunjukkan adanya
kerusakan atau penyimpangan
perkembangan yang bermakna
secara klinis dari susunan saraf
pusat.

Retardasi IQ biasanya dibawah 20


Mental
Pemahaman dan penggunaan
Sangat
bahasa terbatas, paling
Berat
banter mengerti perintah
(F73)
dasar dan mengajukan
permohonan sederhana.
Keterampilan visuo-spasial
yang paling dasar dan
sederhana tentang memilih

Antidepresan trisiklik
dengan dosis rendah
Antikonvulsi
carbamazepin
Buspirone untuk gangguan
cemas dengan manifestasi self
injury behavior dan agresi.

Antidepresan trisiklik
dan Antikonvulsi dosis
rendah

keluarga
Pendidikan yang
sesuai
Rehabilitasi
Terapi perilaku
Terapi kelompok
social skill
building
Supportive group
untuk orang
tua dan saudara
kandung

Terapi bicara
Terapi
sosialisasi
Terapi
bermain
Terapi
perilaku
Terapi
kelompok

yang bermakna; tidak


dapat berjalan atau
berbicara.
Sangat terbatas dalam
memahami komunikasi
bicara dan isyarat. Tapi
sebagian dari mereka
dapat mengerti
instruksi atau isyarat
yang sederhana.
Sangat tergantung
kepada orang lain pada
berbagai aspek dalam
mengurus diri,
kesehatan dan
keselamatannya.

dan mencocokan mungkin


dapat dicapainya, dan dengan
pengawasan dan petunjuk
yang tepat penderita mungkin
dapat sedikit ikut melakukan
tugas praktis dan rumah
tangga.
Suatu etiologi organik dapat
diidentifikasi pada sebagian
besar kasus.
Biasanya ada disabilitas
neurologik dan fisik lain yang
berat yang mempengaruhi
mobilitas, seperti epilepsi dan
hendaya daya lihat dan daya
dengar. Sering ada gangguan
perkembangan pervasif dalam
bentuk sangat berat khusunya
autisme yang tidak khas,
terutama pada penderita yang
dapat bergerak.

Terapi
Suportif

Penyakit

PPDGJ III

Retardasi
mental

F 78
Retardasi
mental
lainnya

Kriteria diagnosis
PPDGJ III
Katagori ini hanya
digunakan bila
penilaian dari tingkat
retardasi mental
dengan memakai
prosedur biasa sangat
sulit atu tidak mungkin
dilakukan karena
adanya gangguan
sensorik atau fisik,
misalnya buta, bisu
tulio, dan penderita
yang perilakunya
terganggu berat atau
fisiknya tidak mampu

DSM V

Kriteria diagnosis
DSM V
F 78
diagnosis ini untuk di
Gangguan
bawah usia 5 tahun
perkembangan ketika tingkat
global
keparahan klinis tidak
dapat diandalkan
dinilai pada anak usia
dini. kategori ini
didiagnosis ketika
seorang individu
gagal memenuhi
1)
tonggak
perkembangan yang
diharapkan di
beberapa daerah
fungsi intelektual dan
berlaku untuk
individu yang tidak
mampu untuk
menjalani penilaian
yang sistematis dari
fungsi intelektual.
termasuk anak-anak
yang terlalu muda
untuk berpartisipasi
dalam pengujian
standar. kategori ini
memerlukan penilaian
ulang dalam jangka
waktu tertentu

Terapi Biologis

Terapi Psikososial

Beberapa penelitian
telah memusatkan
perhatian pada
pemakaian medikasi
untuk sindrom
perilaku berikut ini
yang sering terjadi
diantara retardasi
mental :
Agresi dan
perilaku melukai b)
diri sendiri.
Beberapa bukti
penelitian terkendali
dan tidak terkendali
telah menyatakan
bahwa lithium
(Eskalith) berguna
dalam menurunkan
agresi dan perilaku
melukai diri sendiri.
Antagonis narkotik
seperti naltrexone
(Trexan)
menurunkan
perilaku melukai
diri sendiri pada
retardsi mental
degan diagnostik
untuk gangguan
autistik infantil.
Carbama zepine

Pendidikan untuk anak


Lingkungan pendidikan
untuk anak - anak
retardasi mental harus
termasuk program yang
lengkap yang menjawab
latihan keterampilan
adaptif, latihan
keterampilan sosial, dan
latihan kejuruan.
Terapi perilaku ,
kognitif, dan
psikodinamika.
Terapi perilaku telah
digunakan selama
bertahun tahun untuk
membentuk dan
meningkatkan perilaku
sosial, untuk
mengendalikan serat
menekan perilaku agresif
dan destruktif pasien.
Terapi kognitif seperti
menghilangkan keyakinan
palsu dan latihan relaksasi
dengan instruksi dari diri
sendiri, juga telah
dianjurkan untuk pasien
retardasi mental yang
mampu mengikut
instruksi. Terapi
psikodinamika telah

(Tegretol) dan
valproic acid
(depakene) adalah
medikasi yang juga
bermanfaat pada
beberapa kasus
perilaku melukai
diri sendiri.
2)
Gerakan motorik c)
streotipik
Madikasi
antipsikotik, seperti
haloperidol (haldol)
dan chlorpromazine
(Thorazine),
menurunkan
perilaku mulasi diri
yang berulang pada
pasien retardasi
mental.
3)
Perilaku
kemarahan eksplosif
Penghambat ,
seperti propranolol
dan buspirone
(BuSpar), telah
dilaporkan
menyababkan
penurunan
kemarahan eksplosif
di antara pasien
dengan retardasi
mental dan
gangguan autistik.
4)
Gangguan defisit
atensi/hiperaktifitas

digunakan pada pasien


retardasi mental dan
keluarganya untuk
menurunkan konflik
tentang harapan yang
menyebabkan kecemasan,
kekerasan, dan depresi
yang menetap.
Pendidikan Keluarga
Pendidikan keluarga
dengan pasien retardase
mental tentang cara
meningkatkan kompetensi
dan harga diri sambil
mempertahankan harapan
yang realistik untuk
pasien. Keluarga sering
kali merasa kemandirian
dan memberikan
lingkungan yang
mangasuh dan suportif
bagi anak retardasi
mental, yang
kemungkinan mengalami
suatu tingkat

Penelitian terapi
methylphenidate
pada pasien
teretardasi mental
dengan gangguan
defisit
atensi/hiperaktifitas
telah menunjukan
perbaikan.
F 79
Retardasi
mental
YTT

Jelasa terdapat
retardasi mental, tetapi
tidak ada informasi
yang cukup untuk
menggolongkannya
dalam salah satu
katagori tersebut diatas

F 79
Gangguan
intelektual
yang tidak
tentu

kategori ini
disediakan untuk
individu di atas usia 5
tahun ketika penilaian
tingkat cacat
intelektual (gangguan
cacat intelektual) oleh
rata-rata prosedur
yang tersedia secara
lokal diberikan sulit
mungkin karena
gangguan sensorik
atau fisik terkait,
seperti kebutaan atau
tuli prelingual ;
kecacatan lokomotor;
atau ada atau masalah
perilaku yang parah
atau terjadi gangguan
mental. kategori ini
seharusnya hanya
digunakan untuk
keadaan luar biasa
dan membutuhkan
penilaian ulang
setelah jangka waktu

tertentu.

2. Communication Disorder

Penyakit

PPDGJ
III

Kriteria Diagnosis PPDGJ


III

F80.1
Gangguan perkembagan
Gangguan
khas dimana kemampuan
Berbahasa
anak dalam
Ekspresif
mengekspresikan bahasa
dengan berbicara, jelas
dibawah rata-rata anak
dalam usia mentalnya,
tetapi pengertian bahasa
dalam batas-batas norml,
dengan atau tanpa
gangguan artikulasi.
Meskipun terdapat variasi
individual yang luas
dalam perkembangan
bahsa yang normal, tidak
adanya kata atau beberapa
kata yang muncul pada
usia 2 tahun, dan ketidakmampuan dalam mengerti
kata-kata majemuk
sederhana pada usia 3
tahun, dapat diambil
sebagai tanda yang
bermakna dari
keterlambatan.
Kesulitan-kesulitan yang
tampak belakangan
termasuk: perkembangan
kosakata yang terbatas,

DSM
V

Kriteria Diagnosis DSM V

315.39

Kesulitan yang terjadi


terus menerus dalam
akuisisi dan penggunaan
bahasa diseluruh
modalitas (contohnya:
lisan, tulisan, bahasa
isyarat, dll) karena
defisit dalam
pemahaman atau
produksi kata yang
meliputi :
1. Mengurangi
kosakata
(pengetahuan kata
dan penggunaan).
2. Keterbatasan
struktur kalimat
(kemampuan
menempatkan katakata dan akiran
secara bersamaan
menjadi bentuk
kalimat berdasarkan
aturan tata bahasa
dan morfologi).
3. Penurunan dalam
pembicaraan
(kemampuan untuk
menggunakan

Terapi Biologis
-

Terapi Psikososial

Terapi latihan
pendoromg
perilaku san
praktek
dengan fonem
(unit suara),
perbendaharaa
n kata dan
konstruksi
kalimat.
Konseling
parental
suportif.

kesulitan dalam memilih


dan mengganti kata-kata
yang tepat, penggunaan
berlebihan dari kelompok
kecil kata-kata umum,
memendekan ucapan
yang panjang, struktur
kalimat yang mentah,
kesalahan kalimat
(syntactical), kehilangan
awalan atau akhiran yang
khas, dan salah atau gagal
dalam menggunakan
aturan tata bahasa seperti
kata penghubung, kata
ganti, kata kerja, dan kata
benda yang terinfleksi
(berubah). Dapat dijumpai
generalisasi berlebihan
yang tidak tepat dari
aturan tata bahasa, seperti
kekurangan dalam
pengucapan kalimat dan
kesulitan mengurut
kejadian-kejadian yang
lewat.
Ketidak-mampuan dalam
bahasa lisan sering
disertai dengan
keterlambatan atau
kelainan dalam bunyi kata
yang dihasilkan.
Pengguanaan bahasa non-

kosakata dan kalimat


penghubung untuk
menjelaskan dan
menggambarkan
suatu topik atau
serangkaian
peristiwa atau
memiliki
percakapan)
Kemampuan bahasa
secara substansial dan di
bawah kuantitas yang
diharapkan untuk
seusianya, sehingga
keterbatasan fungsional
dalam komunikasi yang
efektif, partisipasi
sosial, prestasi
akademik, kinerja kerja,
secara individual, atau
dalam kelompok.
Onset gejala muncul di
awal periode
perkembangan.
Kesulitan tidak
disebabkan gangguan
pendengaran atau
gangguan sensorik
lainnya, disfungsi
motorik, atau kondisi
medis atau kondisi
neurologis dan tidak
lebih baik dijelaskan

verbal (seperti senyum,


dan gerakan tubuh) dan
bahasa internal yang
tampak dalam imajinasi
atau dalam permainan
khayalan harus secara
relatif utuh, dan
kemampian dalam
komunikasi sosial tanpa
kata-kata tidak terganggu.
Sebagai kompensasi dari
kekurangannya, anak
akan berusaha
berkomunikasi dengan
menggunakan
demonstrasi, lagak
(gesture), mimik, atau
bunyi yang non-bahasa.

dengan gangguan
intelektual (gangguan
perkembangan
intelektual) atau
keterlambatan
perkembangan global.

F 80.2
Gangguan perkembangan
Gangguan
khas dimana pengertian
Berbahasa
anak dalam bahasa,
Reseptif
dibawah kemampuan
rata-rata amak dalam usia
mentalnya.
Kegagalan dalam
memberi respons terhadap
nama yang familiar pada
ulang tahun yang
pertama,
ketidakmampuan dalam
identfikasi beberapa objek
yang sederhana dalam
usia 18 bulan, atau
kegagalan dalam
mengikuti instruksi
sederhana pada usia 2
tahun, dapat dicatat
sebagai tanda-tanda dari
kelambatan. Dikemudian
hari kesulitan-kesulitan
mencakup
ketidakmampuan untuk
mengerti struktur tata
bahasa, dan kekurangan
dalam mengerti aspek
penghalusan dari bahasa.
Kriteria dari gangguan
pervasif tidak dijumoai.
Pada hampir semua kasus,
perkembangan dari
bahasa ekspresif juga

Diberikan bila
ada masalah
emosional dan
perilaku

Terapi
lingkungan
stimuli yang
ringan.
Terapi
kelompok
dengan
instruksi
bicara dan
bahasa
diintegrasikan
kedalam
berbagai
lingkungan.
Konseling
keluarga
dimana orang
tua diajarkan
pola interaksi
yang sesuai.

terlambat dan lazim ada


suara ucapan yang tidak
normal.
Dari semua variasi
gangguan perkembangan
khas berbicara dan
berbahasa, gangguan
berbahasa reseptif
mempunyai tingkat
hubungan yang tinggi
dengan gangguan sosioemosional-perilaku.

Gagap

F80.0
Gangguan perkembangan
Gangguan
khas dimana penggunaan
artikulasi
suara untuk berbicara dari
berbicara
anak, berada di bawah
khas
tingkay yang sesuai
dengan usia mentalnya,
sedangkan tingkat
bahasanya normal.
Usia penguasaan suara
untuk berbicara, dan
urutan dimana suara ini
berkembang, menunjukan
variasi individual yang
cukup besar.
Diagnosis ditegakan
hanya jika beratnya
gangguan artikulasi diluar

318.2

Kesulitan persisten
dengan produksi bunyi
ujaran yang
mengganggu kejelasan
bicara atau mencegah
komunikasi verbal dari
pesan.
Gangguan ini
menyebabkan
keterbatasan dalam
komunikasi yang efektif
yang mengganggu
partisipasi sosial,
prestasi akademik,
kineja kerja, secara
individual atau dalam
kelompok.

Terapi bicara.
Monitoring
hubungan anak
dengan
lingkungan.
Konseling
orang tua.

batas variasi normal bagi


usia mental anak;
intelegensiaa nonverbal
dalam batas normal;
kemampuan dalam
berbahasa ekspresif dan
reseptif dalam batas
normal; kelainan
artikulasi tidak langsung
diakibatkanoleh suatu
kelainan sensorik,
struktural atau neurologis;
dan salah ucap jelas tidak
normal dalam konteks
pemakaian bahasa
percakapan sehari-hari
dalam kehidupan anak.

PENYAKIT

PPDGJ III

KRITERIA DIAGNOSIS

Onset gejala muncul di


awal periode
perkembangan.
Kesulitan tidak
disebabkan kondisi
bawaan atau didapat,
seperti cerebral palsy,
bibir sumbing, ketulian
atau gangguan
pendengaran, cedera
kepala, atau kondisi
medis lain atau kondisi
neurologis.

DSM V

KRITERIA DIAGNOSIS DSM V

TERAPI
MEDIS

TERAPI
PSIKOSOSIAL

F 80.81
Childhood
Onset
Gangguan
Kefasihan
(Gagap))

gangguan pada kelancaran dan waktu


pola normal pidato yang berada di
telah sesuai untuk usia individu dan
keterampilan berbahasa, bertahan dari
waktu ke waktu, dan ditandai dengan
sering dan ditandai kejadian satu (atau
lebih) dari berikut :

Obat antiansietas :
Alprazolam
(Xanax)

Pengobatan
Tidak Langsung :

PPDGJ III
GANGGUAN
PERKEMBANGAN
PSIKOLOGIS

F 80. 8
Gangguan
perkembang
an berbicara
dan
berbahasa
lainnya

Termasuk : pelat
(lipsing

Selektif
serotonin

Keluarga
menciptakan
lingkungan yang
meningkatkan
kefasihan

reuptake
inhibitor :
2 Pemanjangan suara dari konsona serta vokal
Citalopram
(Celexa)
3.kata yang terputus (Berhenti dalam berkata)

berbicara anak

4. Bunyi atau diam berkata( di isi atau stop


Obat
berbicara)
golongan
serotonergic
5.Perkataan yang panjang lebar ( penggantian
yang kuat :
kata untuk menghindari kata yang bermasalah)
Clomiprami
6.hasil kata dengan kelebihan ketegangan fisik.
ne
(Anafranil)
7. Pengulangan satu suku kata.

-Modifikasi
bicara
(menggunakan
strategi dengan
onset mudah,
berbicara
dengan
perlahan dan
mudah, serta
teknik
pernapasan)

B. Gangguan penyebab kecemasan berbicara

-Desensitisasi
(menciptakan
kesadaran pada
saat gagap dan
bagaimana
untuk
mengurangi
ketegangan)

1 Pengulangan Suara Suku kata

tentang pembatasan atau efek sosial dan


komunikasi yang efektif, partisipasi sosial,
atau kinerja akademik pekerjaan, individual
atau dalam kombinasi apapun
c.

timbulnya

gejala

pada

periode

awal

Pengobatan
Langsung :

perkembangan.
d. gangguan pidato tidak di sebabkan
oleh kerusakan motorik sensorik ,
dysfluencyassosiated
penghinaan

-Menggunakan
kegiatan yang
terstruktur
untuk mengatasi

Gangguan
perkembang
an berbicara
dan
berbahasa
YTT

Kategori ini harus di


hindarkan sejauh
mungkin dannhanya
di gunakan untuk
gangguan yang tidak
di tentukan dengan
hendaya yang
bermakna dalam
pengembangan bicara
atau bahasa yang
tidak termasuk
retardasi mental atau
karena kelainana
neurologis, sensorik
atau fisik yang secara
langsung berpengaruh
pada bicara dan
bahasa.
Termasuk : gangguan
berbahasa YTT

F 80. 89
Gangguan
Komunikasi
(Pragmatis)
Sosial

neurologis (stroke, tumor, trauma) atau


kondisi medis lain dan contoh tidak
baik perencanaan oleh gangguan mental
lain.

emosi/sikap
gagap sehingga
meningkatkan
penghargaan
diri yang positif

A. Kesulitan terus-menerus dalam


penggunaan sosial komunikasi
verbal dan nonverbal seperti yang
dituturkan oleh semua hal berikut:

Pengobatan
meliputi
memberikan
informasi dan
bimbingan
kepada pasien /
klien, keluarga /
pengasuh, dan
orang-orang
penting lainnya
tentang sifat
gangguan
komunikasi
sosial dan
pengobatan.

1. Defisit
dalam menggunakan
komunikasi untuk tujuan sosial, seperti
menyapadan
berbagi
informasi,
dengan cara yang sesuai untuk konteks
sosial.
2 Penurunan kemampuan untuk
mengubah
komunikasi
untuk
mencocokkan konteks atau kebutuhan
pendengar, seperti berbicara secara
berbeda di dalam kelas daripada di
taman bermain, berbicara secara
berbeda terhadap anak daripada orang
dewasa,
danmenghindaripenggunaanbahasa
yang terlalu formal.
3 Kesulitan aturan untuk percakapan
dan bercerita, seperti bergiliran dalam
percakapan, mengulang ketika disalah

pahami, dan mengetahui bagaimana


menggunakan sinyal verbal dan
nonverbal untuk mengatur interaksi
berikut.
4. Kesulitan memahami apa yang tidak
dinyatakan secara eksplisit (misalnya
membuat
kesimpulan),
bukan
nonliteral atau ambigu makna bahasa
(misalnya idiom, humor, metafora,
beberapa makna yang bergantung
pada konteks untuk interpretasi)
B. Defisit mengakibatkan keterbatasan
fungsional dalam komunikasi yang
efektif, partisipasi sosial, hubungan
sosial, prestasi akademik, atau
kinerjakerja, secara individual atau
dalam kombinasi.
C. Timbulnya gejala ini pada periode
awal perkembangan tetapi deficit
mungkin tidak menjadi sepenuhnya
terwujud
sampai
permintaan
komunikasi sosial melebihi kapasitas
tertentu).
D. Gejala tersebut tidak disebabkan
kondisime di satu neurologis lain atau
dengan kemampuan rendah dalam
domain struktur kata dan tata bahasa,

dan tidak lebih baik

3. Autism Spectrum Disorder

Penyakit

Gangguan
pervasif

PPDGJ-III

Kriteria diagnostik menurut PPDGJ-III

DSM-V

Kriteria diagnostik menurut DSMV

Terapi biologis

Terapi psikososial

Autisme masa
anak-anak
F84.0

Biasanya tidak ada riwayat


perkembangan abnormal yang jelas.
Jika dijumpai, abnormalitas tampak
<3 tahun
Selalu ada hendaya kualitatif dalam
interaksi sosial
Tiada apresiasi adekuat terhadap
isyarat sosioemosional, yang
tampak sebagai kurangnya
respons terhadap emosi
terhadap orang lain dan/atau
kurang modulasi terhadap
perilaku dalam konteks sosial
Buruk dalam penggunaan isyarat
sosial dan lemah dalam ntegrasi
perilaku sosial, emosional dan
komunikatif
Adanya hendaya kualitatif dalam
komunikasi
kurangnya penggunaan sosial
dari kemampuan bahasa ,
gangguan permainan imaginatif
dan imitasi sosial
Buruknya fleksibilitas dalam
bahasa ekspresif dan relatif
kurang dalam sisi kreativitas dan

Autisme
spectrum
disorder (ASD)

A. kurangnya komunikasi dan


interaksi sosial yang menetap
pada berbagai konteks :
pendekatan sosial yang
tidak normal dan
kegagalan untuk
melakukan komunikasi
dua arah (kegagalan
berinisiatif atau merespon
pada interaksi sosial)
terganggunya perilaku
komunikasi non verbal
yang digunakan untuk
interaksi sosial (hilangnya
kontak mata, bahasa
tubuh dan ekspresi wajah)
kekurangan dalam
mengembangkan,
mempertahankan
hubungan (kesulitan
dalam bermain imaginatif
atau berteman, tidak ada
ketertarikan terhadap
teman sebaya

SSRI
Risperidone

Metode ABA
Memberikan
reinforcement
bila anak
menurut
perintah terapi

B. perilaku terbatas, pola

Metode option
Selalu ikuti
perilaku anak
Metode floor
time
Periksa
keadaan
prestasi
akademik
sekolah anak
Bangkitkan
rasa percaya
diri anak
Terapi bicara
Terapi sosial
Perbaikan

fantasi dalam proses pikir


Pola perilaku, minat dan kegiatan
yang terbatas, pengulangan dan
streotipik (bersikap kaku dan rutin
dalam aspek kehidupan sehari-hari)
Terdapat kelekatan yang aneh
terhadap benda yang tak lembut
pada fase dini anak
Sering menunjukkan perhatian
khusus terhadap unsur
sampingan dari benda
Sering menunjukkan beberapa sikap
tidak khas seperti:
Fobia
Gangguan tidur dan makan
Tempertantrum
Agresivitas
Cenderung mencedrai diri sendiri
(terkait dengan retardasi mental)
Kurang dalam spontanitas, inisiatif
dan kreativitasdalam mengatur
waktu

perilaku yang repetative,


ketertarikan atau aktifitas
yang termanifestasi minimal
2 dari perlaku berikut :
pergerakan motorik
repetetif/streotipis, dalam
penggunaan objek atau
bahasa
perhatian yang berlebihan
pada kesamaan, rutinitas
yang kaku atau pola
perilaku verbal atau nonverbal yang diritualkan
kelekatan dan
pembatasan diri yang
tinggi pada suatu
ketertarikan yang
abnormal
hiperaktivitas/hipoaktivita
s pada input sensoris atau
ketertarikan yang tidak
biasa pada aspek sensori
pada lingkungan
C. gejala muncul pada periode
perkembangan awal (tapi
mungkin tidak termanifestasi
penuh sampai tuntutan sosial
melebihi kapasitas yang
terbatas
D. gejala menyebabkan
perusakan yang signifikan
pada kehidupan sosial,

komunikasi 2
arah anak
Terapi perilaku
perkuat perilaku
baik dengan
sistem imbalan
/ reward
acuhkan
perilaku kurang
baik yang ringan
cabut hak
istimewa jika
perilaku negatif
menjadi terlalu
serius untuk
diacuh
hilangkan
pemicu dari
perilaku buruk

pekerjaan atau setting


penting lain dalam kehidupan
Autisme tak
khas
F84.1

Sindrom rett
F84.2

Gangguan perkembangan pervasif


yang dibedakan dari autisme dalam
usia awalnya atau dari tidak
terpenuhinya ketiga kriteria
diagnosis
Abnormalitas dan/atau hendaya
perkembangan baru timbul untuk
pertama kali selepas umur 3 tahun
Dan/atau tidak cukup ditunjukkan
abnormalitas dalam satu atau dua
dari 3 bidang psikopatologi yang
dibutuhkan untuk diagnosis autisme
Sering dijumpai pada pasien
retardasi mental berat
Kondisi belum diketahui sebabnya,
terjadi pada anam perempuan
Onset usia 7-24 bulan
Hilangnya kemampuan gerakan
tangan yang bertujuan dan
ketrampilan motorik manipulatif
yang telah terlatih
Disertai kehilangan atau hambatan
seluruh atau sebagian kemampuan
berbahasa, gerakan seperti mencuci
tangan yang streotipik dengan fleksi
lengan di depan dada dan dagu
Gambatan dalam fungsi mengunyah
makanan
Sering terjadi episode hiperventilasi,
selalu gagal dalam pengaturan
buang air besar (BAB) dan buang air

E. gangguan lebih baik tidak


dijelaskan dengan istilah
ketidakmampuan intelektual
(intellectual disability) atau
gangguan perkembangan
intelektual atau
keterlambatan
perkembangan secara total

perincian harus dilakukan apabila


ada/tiada penurunan
intelektual
ada/tiada penurunan
kebolehan berbahasa
terkait dengan keadaan kondisi
medis/genetik/lingkungan
terkait dengan kelainan
neurodevelopemen, mental
atau gangguan perilaku
disertai katatonia
terdapat 3 tingkat keparahan
ASD
1. LEVEL 3 (memerlukan
dukungan sangat substansial)
Kekurangan yang parah dari
keahlian komunikasi verbal
dan non-verbal
Perilaku tidak flexibel,

Terapi fisikal

Terapi wicara

Dukungan gizi

kecil (BAK)
Kehilangan hubungan sosial
Cara berdiri dan berjalan cenderung
melebar, otot hipotonik, koordinasi
gerak tubuh memburuk, serta
skoliosis atau kifoskoliosis yang
berkembang kemudian
Spastisitas dan rigiditas terutama
ekstrimitas bawah

Gangguan
desintegratif
masa kanak
yang lainnya
F84.3

Perkembangan normal sampai usia


minimal 2 tahun, yang diikuti
kehilangan yang nyata dari
ketrampilan yang terlatihdisertai
abnormalitas kualitatif dari fungsi
sosial
Regresi yang jelas atau kehilangan
kemampuan berbicara, bermain,
ketrampilan sosial dan perilaku
penyesuaian diri
Hilangnya kendali BAB dan BAK serta
kemerosotan motorik
Hilang minat akan lingkungan
Motorik streotipik yang diulangulang
Kekurangan interaksi sosial dan
komunikasi mirip autisme

kesulitan ekstrim
menghadapi perubahan
Perilaku berulang terbatas
jelas mengganggu fungsi
semua bidang
2. LEVEL 2 (memerlukan
dukungan substansial)
Kekurangan ketara dari
keahlian komunikasi verbal
dan non-verbal
Perilaku tidak flexibel,
kesulitan menghadapi
perubahan
Perilaku berulang terbatas
sering terjadi sehingga
mengganggu fungsi semua
bidang
3. LEVEL 1 (memerlukan
dukungan)
Tanpa dukungan di tempat,
kekurangan dalam hal
komunikasi sosial
menimbulkan gangguan
yang berarti
Perilaku tidak flexible
signifikan menyebabkan
gangguan fungsi pada suatu
konteks atau lebih
Kesultan beralih antara
beberapa aktifitas dan
bermasalah dalam
mengorganisir dan

Gangguan
aktivitas
berlebih yang
berhubungan
dengan
retardasi
mental dan
gerakan
streotipik
F84.4

Suatu gangguan tak jelas batasannya


dengan validitas nosologis yang
belum pasti
Kombinasi antara :
Perkembangan tak serasi dari
overaktivitas yang berat
Streotipik motorik
Retardasi mental berat

Sindroma
Asperger
F84.5

Gangguan dengan validitas nosologis


yang belum pasti, ditandai oleh
abnormalitas kualitatif seperti
autisme
kombinasi antara :
hambatan umum yang klinis jelas
merupakan keterlambatan
berbahasa atau perkembangan
kognitif
disertai gejala seperti autisme
yaitu defisiensi kualitatif fungsi
interaksi sosial yang timbal balik
dengan pola perilaku perhatian
dan aktivitas terbatas, berulang
dan streotipik

merencanakan sesuatu

Teknik ABA
Cognitive
Behaviour
treatment
(CBT)
Terapi fisikal

Gangguan

diagnosa sisa yang harus

perkembangan
pervasif YTT
F84.9

Penyakit
Gangguan
Perkembangan
Belajar Khas

dipergunakan untuk gangguan yang


tidak memenuhi deskripsi umum
gangguan perkembangan pervasif
tetapi terdapat informasi yang tidak
memadai, atau adanya hal
kontradiktif yang tidak memenuhi
kriteria F84 lainnya

PPDGJ-III

Kriteria diagnostik menurut PPDGJ-III

Terdapat beberapa syarat


dasar untuk diagnosis
gangguan perkembangan
belajar khas;
a) secara klinis terdapat
derajat hendaya yang
bermakna dalam
keterampilan
skolastik tertentu
(beratnya hendaya
dinilai dari: ukuran
skolastik, gangguan
perkembangan yang
mendahului, masalah
yang terkait, pola
dan respons)
b) Hendaya-nya harus

DSM-V

Kriteria diagnostik menurut DSMV


A. Sulit belajar dan
memakai keterampilan
akademik, diindikasikan
jika terdapat setidaknya
satu gejala yang
menetap sekurangkurangnya 6 bulan.
`1. Tidak akurat atau
lambat dan membaca
kalimat dengan usaha
keras (contoh, membaca
kata-kata / kalimat
secara tidak tepat atau
lambat dan ragu-ragu,
meskipun syarat
intervensi yang
ditargetkan sulit :

Terapi
biologis

Terapi
psikososial

khas dalam arti


bahwa tidak sematamata dapat
dijelaskan dari
retardasi mental atau
hendaya ringan
dalam inteligensi
umum, sebab IQ dan
kinerja skolastik tidak
persis berjalan
bersamaan/paralel)
c) Hendaya harus
dalam masa
perkembangan,
dalam arti harus
sudah ada pada awal
usia sekolah dan
tidak didapat pada
proses perjalanan
pendidikan lebih
lanjut;
d) d)Harus tidak ada
faktor luar yang
dapat menjadi alasan
untuk kesulitan
skolastik (misalnya:
kesempatan belajar,
sistem pengajaran,
pindah sekolah, dsb)
e) Tidak langsung
disebabkan oleh
hendaya visus atau
pendengaran yang
tidak terkoreksi

A. Tidak akurat atau


lambat dan
membaca
kalimat dengan
usaha keras (
contoh,
membaca katakata/kalimat
secara tidak
tepat atau
lambat dan raguragu, sering
hanya kata-kata
terkaan, sulit
mengeluarkan
kata-kata).
B. Sulit memahami
arti dari apa yang
dibaca (dapat
membaca teks
secara akurat
tetapi tidak
mengerti per
bagian kalimat,
hubungan katakata, arti makna
kata-kata yang
dalam dari apa
yang dibaca).
C. Sulit mengeja
kalimat (seperti
menambah,
menghiraukan,
atau vokal

Dengan petunjuk diatas,


diagnosis gangguan
perkembangan belajar khas
harus berlandaskan temuan
positif dari gangguan kinerja
skolastik yang secara klinis
bermakna, yang berkaitan
dengan faktor-faktor
dalam (intrinsic) dari
perkembangan anak.

pengganti atau
juga konsonan)
D. Sulit memahami
ekspresi yang
tertulis
(membuat tata
bahasa atau
kesalahan tanda
baca dalam
kalimat,
mengorganisasik
an paragraf,
ekspresi
penulisan dari
suatu kejelasan
ide)
E. Sulit memberi
alasan yang
berhubungan
dengan
matematika/ilmu
pasti (sulit
mengaplikasikan
konsep
matematika,
fakta, atau
proseuder yang
berhubngan
dengan masalah
kuantitatif/angka
-angka)
B. Keterampilan akademik
yang dicapai pada
hakekatnya rendah yang

diharapkan sesuai untuk


usia kronologis individu
dan menyebabkan
gangguan signifikan
dengan akademik atau
pekerjaan akademik,
atau aktivitas sehari-hari,
yang dapat dilihat dari
pencapaian prestasi
individu. Untuk individu
berumur 17 tahun
keatas, terdapat sejarah
pembelajaran yang
terganggu dan sulit
dicapai dan tak sesuai
dengan pengukuran
standar prestasi.
C. Kesulitan belajar dimulai
selama umur sekolah
tetapi tidak menjadi
sepenuhnya terwujud
sampai tuntutan bagi
mereka mempengaruhi
kemampuan akademik
melebihi atau menulis
laporan yang kompleks
untuk tenggang waktu
yang ketat, beban
akademik yang
berlebihan/berat.
D. Kesulitan belajar tidak
lebih baik dicatat dengan
keterbatasan intelektual,
ketajaman visual yang

tak terkoreksi atau


auditorik, gangguan
mental atau neurologis
lainnya kurangnya
kesulitan psikososial
kemahiran dalam
memahami bahasa
akademik atau instruksi
pendidikan yang tak
cukup
F (90.9)
Gangguan
Hiperkinetik
YTT

Kategori sisas ini tidak


dianjurkan dan hanyalah
boleh digunakan bila kurang
dapat dibedakan antara
F90.0 dan F90.1, tetapi
memenuhi keseluruhan
kriteria untuk F90.

Gangguan
Attention
Defisit
Hiperaktif
Disorder
yang
Tidak
Spesifik

Kategori ini ditambahkan pada


presentasi yang gejalanya sesuai
karakteristik ADHD yang
disebabkan kelemahan pada
sosial, pekerjaan, atau bidang
penting lainnya berfungsi
mendominasi tetapi tidak
memenuhi kriteria seluruhnya
untuk gangguan hiperaktivitas
atau salah satu gangguan dalam
kelainan perkembangan saraf
dalam hal kelas untuk diagnosis.
ADHD yang tidak spesifik dipakai
dalam situasi yang mana klinisi
memilih tidak untuk melakukan
spefikasi karena alasan tersebut
tidak ditemukan pada ADHD atau
pada kelainan spesifik pada
perkembangan saraf, dan
termasuk presentasi yang mana
ada informasi yang cukup untuk
membuat diagnosis spesifik yang
lebih baik.

4. ADHD

Penyakit Kode
ADHD
- F 90.0

Penyakit
ADHD

PPDGJ
III
F 90.1

Kriteria PPDGJ 3
-

Kriteria Umum F90 Terpenuhi,


tapi tidak terpenuhi F91.

Kriteria Diagnosis PPDGJ III

Gangguan Tingkah Laku Hiperkinetik


Memenuhi
kriteria
menyeluruh
mengenai gangguan hiperkinetik (F90)
dan juga kriteria menyeluruh mengenai
gangguan tingkah laku (F91).

DSM V
Pre Dominantly
Inattentive
presentation :
adanya temuan
Kriteris A1 tapi
tidak ada temuan
kriteria A2 dalam 6
bulan terakhir.

DSM
V
314.01

DSM IV
Kriteria
Seperti
diatas

TerapiBiologi
- Metilfenidat
(Ritalin) 3-4x/1060mg/hari
- Dekstroamfetami
n (Dexedrine) 23x/5-40mg/hari
- Amfetamin
(Adderall)
- Pemolin (Cyler)
1x 37.511.25mg/hari

Kriteria Diagnosis DSM V

Gangguan pemusatan perhatian /


hiperaktifitas, predominan gejala
Hiperaktifitas-implusif

Jika memenuhikriteria A2

TerapiPsikoSosial
- Penyuluhankepada
orang
tuadanmembantum
erekadalamstrategi
pengasuhan
- Penghargaandanko
snekuensiatasperil
aku,
memberipujiankon
sisten,
teguransecara
verbal.
- Terapiberrmain
(sepertibermain
drama
olehpsikiater)

Terapi Biologis
Pendekatan

psikofarmalogis
pada anak dengan
ADHD. obat pilihan
utamanya
yaitu

Terapi Psikososial
Adanya pelatihan
ketrampilan social
Edukasi terhadap
orangtua dan guru
untuk mendaptkan

F 90

Ciri-ciri utama ialah berkurangnya


perhatian dan aktivitas berlebihan.
Yang mana merupakan syarat mutlak 314.01
untuk diagnosis dan harus nyata lebih
dari satu situasi (misal : di rumah, di
kelas, di klinik).
Berkurangnya perhatian tampak jelas
dari terlalu dini dihentikannya tugas dan
ditinggalkannya suatu kegiatan sebelum
tuntas selesai.
Hiperaktivitas
dinyatakan
dalam
kegelisahan yang berlebihan, khususnya
dalam situasi yang menuntuk keadaan
relatif tenang. Tolok ukur untuk
penilainnya adalah bahwa suatu aktivitas
disebut berlebihan dan dibandingkan
dengan anak-anak lain yang sama umur
dan nilai IQ-nya.
Gambaran penyerta tidaklah cukup
bahkan tidak diperlukan bagi suatu
diagnosis, namun dapat mendukung.
Kecerobohan
dalam
hubunganhubungan sosial, kesembronoan dalam
situasi yhang berbahaya dan sikap yang
secara impulsif melanggar tata tertib
sosial.
Gangguan belajar serta kekuatan
motorik sangat sering terjadi dan harus
dicatat terpisah; namun tidak boleh
dijadikan bagian dari diagnosis aktual
mengenai
gangguan
hiperkinetik
sesungguhnya.
Gejala-gejala dari gangguan tingkah
laku bukan merupakan kriteria eksklusi
ataupun kriteria inklusi untuk diagnosis

tetapi tidak memenuhi kriteria A1


selama 6 bulan terakhir.

Kategori ini berlaku untuk gejala


karakteristik
attention
deficit/
hyperactivity
disorder
yang
menyebabkan gejala klinis secara
khusus atau gangguan dalam bidang
sosial, pekerjaan atau lainnya yang
berfungsi mendominasi tetapi tidak
memenuhi semua kriteria untuk
gangguan hiperkinetik lainnya.
gangguan hiperaktivitas kategori
lainnya yang ditentukan, digunakan
dalam situasi di mana dokter
memilih untuk mengkomunikasikan
alasan
tertentu
yang
tidak
memenuhi kriteria untuk attention
deficit hyperactivity disorder atau
gangguan perkembangan saraf
tertentu. Hal ini dilakukan dengan
gangguan hiperkenetik lainnya,
diikuti dengan alasan tertentu
(misalnya, "dengan gejala perhatian
yang kurang cukup)

golongan
psikostimulan.
Dikenal
ada
3
macam
obat
golongan
psikostimulan.
a.Golongan Metilfenidat
b.Golongan
deksamfitamin.
c.Golongan pamolin

suatu bentuk terapi


perilaku yg disebut
modifaksi perilaku
modifikasi perilaku
adalah teknik terapi
dengan
menggunkan
prinsip
ABC
(antecedents,behavi
or
danconsequence)
Family
support
group

utamanya, tetapi ada tidaknya gejalagejala itu dijadikan dasar untuk subdivisi
utama dari gangguan tersebut.
F 91

F 90.8

Gangguan tingkah laku berciri khas


dengan adanya suatu pola tingkah laku
dissosial, agresif atau menentang yang
berulang atau menetap.
Penilaian tentang adanya gangguan
tingkah laku perlu di memperhitungkan
tingkat
perkembangan
anak.
Tempertantrums merupakan gejala
normal pada perkembangan anak berusia
3 tahun , dan adanya gejala ini bukan
merupakan dasar bagi diagnosis ini.
Begitu pula pelanggaran terhadap hak
orang lain ( seperti pada tindak pidana
dengan kekerasan ) tidak termasuk
kemampuan anak berusia 7 tahun dan
demikian bukan merupakan kriteria
diagnostic bsgi kelompok usia tersebut.
Diagnosis ini tidak dianjurkan kecuali
bila tingkah laku seperti yang diuraikan
diatas berlanjut selama 6 bulan atau
lebih.

Gangguan hiperkinetik lainnya

5. Spesific Learning Disorder


PENYAKIT
Gangguan
Perkembangan Belajar
Khas

PPDGJ-III
F8 .1
Gangguan
Mengeja
Khas

KRITERIA PPDGJ-III
Gambaran utama:
Hendaya khas &
bermakna dalam
perkembangan
kemampuan mengeja
tanpa riwayat
gangguan membaca
khas, bukan
disebabkan oleh
rendahnya usia
mental, pendidikan
sekolah tidak adekuat,
masalah ketajaman
penglihatan,
pendengaran /fungsi
neurologis, & bukan
akibat gangguan
neurologis,
jiwa/lainnya.
Kemampuan mengeja
harus secara
bermakna dibawah
tingkat yang
seharusnya
berdasarkan usianya,
inteligensia umum,

DSM-V
315.2
Dengan
gangguan
ekspresi menulis

KRITERIA DSM-V
Kesalahan
mengeja
kesalahan tata
bahasa & tanda
baca dalam
kalimat
kejelasan/
organisasi
paragraf yang
buruk

TERAPI BIOLOGIS

TERAPI PSIKOSOSIAL
Pendidikan: terapi menulis kreatif
& ekspresif berhadap-hadapan
secara intensif & kontinu
(dirancang per individual selama 2
jam/hari
Memperta-hankan motivasi pasien
Menjalin hubungan baik antara
pasien & ahli terapi
Terapi psikiatrik untuk masalah
emosional & perilaku penyerta/se
kunder
Konseling orang tua

tingkat sekolahnya,&
terbaik dinilai dengan
pemeriksaan
kemampuan mengeja
baku.

F81.2
Gangguan
Berhitung
Khas

hendaya khas dalam


kemampuan
berhitung yang tidak
dapat diterangkan
berdasarkan adanya
retardasi mental
umum/tingkat
pendidikan sekolah
tidak adekuat.
Kekurangannya pada
penguasaan
kemampuan dasar
berhitung: tambah,
kurang, kali, bagi (
bukan kemampuan
matematik lebih
abstrak: aljabar,
trigonometri,
geometri/kalku-lus)
kemampuan
berhitung harus
secara bermakna
lebih rendah dari
tingkat seharusnya
dicapai usianya,
intelegensia umum,
tingkat sekolahnya, &

315.1
Dengan
Gangguan
Matematika

disebut juga
diskalkulia
kesulitan
menghafal angka
kesulitan
menghafal
aritmatika
kesulitan
berkalkulasi
kesulitan
penalaran
matematika

Pendidikan: Project MATH


(program latihan multimedia self
instructional / groupinstructional)
Program komputer
Terapi fisik & integrasi sensorik
(untuk koordinasi buruk)

F81.3
Gangguan
Belajar
Campuran

terbaik dinilai dengan


pemeriksaan
kemampuan
berhitung baku
keterampilan
membaca & mengeja
harus dalam batas
normal sesuai umur
mental
kesulitan berhitung
bukan disebabkan
pengajaran inadekuat,
/ efek langsung
ketajaman
penglihatan,
pendengaran, / fungsi
neurologis, & tidak
sebagai akibat
gangguan neurologis,
jiwa/lainnya.
kategori sisa
gangguan yang
batasannya tidak jelas
hendaya kemampuan
berhitung, membaca,
/ mengeja secara
bermakna, tetapi
tidak sebagai akibat
retardasi
mental/pengaja-ran
inadekuat, / efek
langsung ketajaman
penglihatan,
pendengaran, / fungsi

neurologis
gangguan memenuhi
kriteria F81.2, F81.0, /
F81.1
F81.8
Gangguan
Perkembangan
Belajar
Lainnya
F81.9
Gangguan
Perkembangan
Belajar
YTT

6. Motor Disorder
Gangguan Perkembangan Koordinasi (Developmental Coordination Disorder)

PPDGJ - III
F82

A.

B.

C.

D.

E.

Kriteria Diagnostik PPDGJ - III


Koordinasi motorik anak dalam gerak halus,
atau kasar, harus secara bermakna di bawah
rata-rata dari yang seharusnya berdasarkan
usianya dan inteligensia umum. Keadaan ini
terbaik dinilai dengan tes baku dari koordinasi
motorik.
Kesulitan dalam koordinasi harus sudah
tampak sejak dalamnya fase perkembangan
awal (bukan hendaya yang didapat) dan juga
bukan akibat langsung dari gangguan
penglihatan, pendengaran, atau dari gangguan
neurologis lainnya.
Jangkauan dari gangguan yang meliputi
koordinasi motorik halus dan kasar sangat luas
dan pola hendaya motorik bervariasi sesuai
usia.
Kesulitan sekolah dapat dijumpai dan kadangkadang tarafnya sangat berat; dalam beberapa
kasus terdapat juga masalah perilaku sosioemosional, tetapi frekuensi dan cirinya tidak
banyak diketahui.
Tidak dijumpai kelainan neurologis yang nyata
(seperti cerebral palsy atau distrofi otot).

DSM - V
315.4

Kriteria Diagnostik DSM - V


A. Kinerja motorik yang jauh dibawah tingkat
yang diharapkan, seesuai usia kronologis
seseorang dan peluang sebelumnya untuk
ketrampilan yang diperoleh. Kinerja motorik
yang buruk dapat bermanifestasi sebagai
masalah koordinasi, keseimbangan yang buruk,
kekakuan, menjatuhkan atau menabrak
sesuatu. Ditandai dengan penundaan atau
keterlambatan
dalam
mencapai
perkembangan motorik, (misal : berjalan,
merangkak,duduk. Atau kemampuan dalam
motorik dasar, (misal : menangkap, melempar,
menendang, berlari, melompat, mewarnai,
menulis).
B. Gangguan pada kriteria A, tanpa akomodasi,
secara signifikan mengganggu aktivitas seharihari atau prestasi akademik.
C. Timbulnya gejala adalah pada periode awal
perkembangan
D. Gangguan tidak disebabkan oleh kondisi medis
umum (misalnya, cerebral palsy, hemiplegia,
atau distrofi otot).

Gangguan Gerakan Stereotipik ( Stereotypic Movement Disorder)

PPDGJ - III
F98.4

Kriteria Diagnostik PPDGJ - III


A. Merupakan aneka gerakan yang volunter,
berulang, stereotipik, nonfungsional (dan
sering bersifat ritmik) bukan merupakan
bagian dari suatu kondisi psikiatrik atau
neurologis yang dikenal.
B. Bila gerakan ini terjadi sebagai gejalla dari
gangguan lan, hanya gangguan utamanya yang
perlu diberi kode diagnosis (F98.4 jangan
digunakan).
C. Bila
gangguan
gerakan
stereotipik
berhubungan dengan retardasi mental, kedua
tipe gangguan tersebut harus diberi kode
diagnosis. Gerakan mencolok mata sendiri
lazim terdapat dikalangan anak yang
menderita disabilitas visual. Namun adanya
disabilitas visual itu bukanlah merupakan
alasan yang cukup dan bila terdapat ulah
mencolok mata disertai kebutaan ( atau buta
sebagian), keduannya harus diberi kode F98.4
dan kondisi visualnya dengan kode gangguan
somatik yang sesuai.

DSM - V

Kriteria Diagnostik DSM - V

307.3

A. Berulang-ulang,
tampaknya
didorong,
dan
tampaknya tanpa tujuan perilaku motorik misalnya
tangan gemetar atau melambaikan, tubuh goyang,
membenturkan kepala, diri menggigit, memukul
tubuh sendiri.
B. Perilaku motorik berulang yang mengganggu dalam
sosial, akademik, atau kegiatan lainnya dan dapat
menyebabkan cedera diri.
C. Onset terjadi pada periode awal perkembangan
D. Perilaku motorik berulang tidak disebabkan efek
fisiologis dari suatu zat atau kondisi neurologis dan
tidak
disebabkan
pula
oleh
gangguan
perkembangan saraf dan gangguan mental,
(misalnya trichotiliomania (menarik rambut
gangguan), gangguan obsesif kompulsif).
Tentukan jika:
o Dengan perilaku yang merugikan diri sendiri (atau
perilaku yang akan mengakibatkan cedera jika
tindakan pencegahan tidak menggunakan).
o Tanpa perilaku yang merugikan diri sendiri.
Tentukan jika
o Terkait dengan kondisi medis atau genetik yang
diketahui, gangguan perkembangan saraf, atau
faktor lingkungan (misalnya sindrom Lesch-Nyhan,
cacat intelektual, paparan alkohol intrauterin).
Catatan:
Gunakan kode tambahan untuk
mengidentifikasi terkait kondisi medis atau genetik,
atau gangguan perkembangan saraf.
Tentukan keparahan saat ini:
Ringan : gejala mudah ditekan oleh stimulus
sensorik atau gangguan.

Sedang : Gejala memerlukan upaya perlindungan


eksplisit dan modifikasi perilaku
Berat : pemantauan terus menerus dan upaya
perlindungan yang membutuhkan untuk mencegah
cedera yang serius.
Untuk gangguan gerakan stereotipik yang berhubungan
dengan kondisi medis atau genetik yang diketahui,
gangguan perkembangan saraf, atau faktor lingkungan,
catatan/rekaman gangguan gerakan stereoyipik yang
dihubungkan dengan (nama kondisi, gangguan, atau faktor)
misalnya gangguan gerakan stereotip yang berhubungan
dengan sindrom Lesch-Nyhan.

7. TIC Disorder
PENYAKIT

PPDGJ III

Gangguan
Tic

F95.1
Gangguan
Tic
Motorik
atau Vokal
Kronik

KRITERIA DIAGNOSIS
PPDGJ III
A. Umumnya memenuhi
kriteria untuk suatu
ganguan tic motorik
atau vocal (namun
bukan kedua-duanya)
dan berlangsung
selama lebih dari satu
tahun.
B. Tic dapat tunggal
atau multipel (tetapi
lebih sering bersifat
multipel)

DSM V
F95.1
Persistent
(Chronic)
Motor or
Vocal Tic
Disorder

KRITERIA DIAGNOSIS DSM


V
A. Baik Tik motorik
multiple atau singel
dan satu atau lebih tik
vokal telah ditemukan
pada suatu saat selama
penyakit, walaupun
tidak selalu bersamaan.
B. Tik dapat terjadi
berulang kali, dapat
hilang dan timbul tetapi
telah ada lebih dari 1
tahun sejak onset tik

TERAPI
BIOLOGIS
Hampir jarang
diberikan
terapi
farmakologis

PSIKOTERAPI
Terapi perilaku
Terapi
pembalikan
kebiasaan
Terapi kognitif
Terapi suportif
Hipnoterapi
Terapi keluarga

pertama.
C. Onset sebelum usia 18
tahun.
D. Gangguan bukan
karena efek fisiologis
langsung dari suatu zat
atau kondisi medis
umum.
E. Kriteria tidak pernah
terpenuhi untuk
gangguan Tourette.
F95.2
Gangguan
Campuran
Tic
Motorik
dan Vokal
multipel
(Sindrom
de la
Tourette)

A. Tic motorik multipel


dengan satu atau
beberapa tic vokal,
yang tidak harus timbul
secara serentak dan
dalam riwayatnya
hilang timbul.
B. Onset hampir selalu
pada masa kanak atau
remaja . lazimnya ada
riwayat tic motorik
sebelum timbulnya
tic vokal; sindrom ini
sering memburuk pada
usia remaja dan lazim
pula menetap sampai
usia dewasa.
C. Tic vokal sering
bersifat multipel
dengan letupan
vokalisasi yang
berulang-ulang, seperti
suara mendehem, bunyi
ngorok, dan ada

F95.2
Tourettes
Disorder

A. Baik Tik motorik


multiple dan satu atau
lebih tik vokal telah
ditemukan pada suatu
saat selama penyakit,
walaupun tidak selalu
bersamaan.
B. Tik dapat terjadi
berulang kali, dapat
hilang dan timbul tetapi
telah ada lebih dari 1
tahun sejak onset tik
pertama.
C. Onset sebelum usia 18
tahun.
D. Gangguan bukan
karena efek fisiologis
langsung dari suatu zat
atau kondisi medis
umum.

kalanya diucapkan
kata-kata atau kalimatkalimat cabul. Ada
kalanya diiringi
gerakan isyarat
ekopraksia, yang dapat
juga bersifat cabul
(copropraxia). Seperti
juga pada tic
motorik, tic vokal
mungkin ditekan
dengan kemauan untuk
jangka waktu singkat,
bertambah parah
karena stress dan
berhenti saat tidur.

Penyakit

TIC Disorder

PPDGJ III

Kriteria Diagnosis PPDGJ III

DSM V

Kriteria Diagnosis DSM V

Terapi
Biologis
F95.0
1.Tic motorik dan atau Tic vokal F95.0
Gejala Tic Disorder :
1.Agonis alpha
Gangguan Tic tunggal atau multiple
Gangguan Tic a.satu atau beberapa gangguan 2-adrenergik
Transisten atau 2. Terjadi beberapa kali dalam sehari Provisional
Tics motorik atau vokal
Contoh:
Provisional
selama sekurang-kurangnya satu
b.sejak Tics sudah ada selama Clonidine,
bulan tetapi tidak lebih dari 12 bulan
1 tahun sejak serangan guanfacine,clon
berturut-turut.
pertama.
azepam
3.onset muncul sebelum usia 18
c. gejala ada sebelum berumur
tahun.
18 tahun.
2.neuroleptik
4. Gangguan inibukan karena efek
d.Gangguan tidak disebabkan Contoh :
fisiologis zat atau kondisi medis
oleh gangguan psikologi yang Risperidone,
umum.
dikarenakan Napza atau kondisi olanzapine,
5. kriteria tidak pernah bertemu
medis lainnya.
ziprasidone.
untuk gangguan Tourett atau
e. kriteria tidak memenuhi gejala Haloperidol,
gangguan Tic motorik dan atau vokal
Touretts Disorder atau motorik pimozide,dll.
kronis.
dan vokal Tic disorder.

Terapi
Psikososial
1.pendekatan
kognitif
behavioral-habit
reversal.
2.psikoterapi
suportif
3. hipnoterapi
4.terapi keluarga
5. intervensi
akademik dan
okupasional.

3.agen blocker
F95.8
Kategori ini berlaku untuk gangguan F95.8
Gejala spesifik Tic disorder neuromuskuler
Gangguan Tic Tic yang menyebabkan distress Gangguan Tic lainnya.
Contoh :
spesifik
klinis signifikan atau penurunan spesifik
Kategori ini ditujukan untuk Toksin
lainnya
sosial, pekerjaan, atau bidang lainnya.
mempresentasikan
gejala botulinum
penting lain tetapi tidak memenuhi
karakteristikdari Tic disorder
kriteria penuh untuk gangguan Tic
yang
mana
yang
dapat
atausalah satu gangguan dalam
menyebabkan perubahan klinis
gangguan
perkembangan
saraf.
yang
signifikan
dalam
Kategori ini berlaku apabila klinisi
bersosialisasi, pekerjaan, atau
mengkomunikasikan alasan spesifik
fungsi area penting lainnya
dari gejala yang dirunjukan misalnya
tetapi tidak dapat memenuhi
gangguan Tic yang muncul setelah
kriteria Tic disorder sepenuhnya
usia 18 tahun.
atau kelainan di dalam gangguan
perkembangan saraf lainnya ini
dilakukan dengan cara merekam
gangguan spesifik Tic lainnya
diikuti dengan alasan spesifik
lainnya.( contoh, dengan gejala
setelah berusia 18 tahun )

8. Other Developmental Disorder


Gangguan jiwa
F88

PPDGJ 3
GANGGUAN PSIKOLOGIS
LAINNYA

DSM 5
Kategori ini membicarakan gejala dari karakteristik
kelainan neurodevelopmental yang menyebabkan
hendaya social dan kerja. Mendiagnosis kriteria ini bila
tidak memenuhi criteria full dari diagnostic kelainan
neurodevelopmental.
Berkaitan dengan paparan penggunaan alcohol saat fase
prenatal (dalam uterus)

9. Feeding & Eating Disorder

Penyakit
Feeding
and
Eating
Disorder

PPDGJ
Kriteria Diagnosis PPDGJ III
DSM V
Kriteria Diagnosis DSM
Terapis Biologis
Terapis Psikososial
III
V
F50.0
pasien
- Anti
depresi Kebanyakan
- Ciri khas gangguan adalah Anoreksia Kriteria Diagnosis :
Anoreksia
energy
nervosa
sering digunakan anoreksia
mengurangi berat badan Nervosa A. Pemasukan
Nervosa
yang
terbatas
membutuhkan
tindak
dan
sering
dengan sengaja, dipacu dan
berhubungan dengan
lanjut setelah keluar dari
berguna.
atau dipertahankan oleh
kebutuhan,
rumah sakit. Bahkan
- Siproheptadin
penderita
mengakibatkan berat
dalam
kasus
yang
(periactin)
- Untuk diagnosis yang pasti,
badan yang rendah
kurang
parah,
mungkin
dibutuhkan semua hal-hal
secara
signifikan
bahkan
membantu, karena hospitalisasi
berdasarkan
umur,
dibutuhkan.
khasiat saamping tidak
seperti dibawah ini:
jenis
kelamin,
Kebanyakan
pasien
yang
menambah
a. Berat
Badan
tetap
pertumbuhan , dan
mengalami
gangguan
berat bada.
dipertahankan 15% dibawah
kesehatan
fisik.
pada
masa
remaja.
Anti
depresiv
yang seharusnya(baik yang
B. Ketakutan yang besar
sertonik
seperti
berkurang maupun yang tak
pada
kenaikan
Berat
Meskipun psikodinamik,
fluaksetin
pernah
dicapai),atau
badan
,
atau
menjadi
peran keluarga pada
(prozae),
Quetelets
body-mass
gemuk , atau perilaku
sertraline (Zoloft) terapi tidak dibutuhkan
index adalah 17,5 atau
menetap
dalam
pada tingkatan awal
dan
kurang (Quetelets bodymenurunkan
berat
paroksetin(paxil ) terapi, terutama jika
mass
index=berat
2
badan,
walaupun
anoreksia
mungkin
dapat pasien
(kg)/tinggi(m) ).
Pada
Berat badan sudh
nervosa masih merasa
membantu.
penderita pra pubertas bisa
rendah
secara
lapar. Psikoterapi yang
Beberapa
peneliti
saja gagal mencapai berat
signifikan.
berorientasi pada insight
membuktikan
badan yang diharapkan

selama
periode
pertumbuhan.
b. Berkurangnya berat badan
dilakukan sendiri dengan
menghindarkan
makanan
yang mengandung lemak
dan salah satu atau lebih dari
hal hal yang berikut ini :
merangsang muntah dan diri
sendiri:
Menggunakan pencahar (
urus-urus):
Olah raga berlebihan:
Memakai obat penekan
nafsu makan dan atau
diuretika.
c. Terdapat distorsi bodyimage
dalam
bentuk
psikopatologi yang spesifik
dimana ketakutan gemuk
terus menerus menyerang
penderita,
penilaian
berlebihan terhadap berat
badan yang rendah.
d. Adanya gangguan endokrin
yang meluas,melibatkan
hythalamic pituitary gonadal
axis dengan manifestasi
pada
wanita
sebagai
amenore dan pada pria
sebagai kehilangan minat
dan potensi seksual. (sesuatu
kekecualian
adalah

C. Gangguan penilaian
berat badan atau
bentuk badan ,yang
tidak
semestinya
dipengaruhi
oleh
berat badan oleh
bentuk badan , atau
evaluasi diri sendiri,
atau
kurangnya
perhatian
atas
bahayanya
akan
bahayanya
berat
badan yang terlalu
rndah.
307.1
(F50.01)
:
Anorexia
Nervosa,
restricting type
307.1
(F50.02)
:
Anorexia
Nervosa,
purging type

ECT
cukup
membantu
bagi
kasus
kasus
anoreksia nervosa
dan
gangguan
depresi mayor.

hanya berguna pada


pasien
anoreksia
nervosa yang telah
stabil.

pendarahan vagina yang


menetap pada wanita yang
anoreksiayang
menerima
terapi
hormone,umumnya
dalam bentuk pil kontrasepsi
).
Juga
dapat
terjadi
kenaikan
hormone
pertumbuhan naiknya kadar
kortisol,perubahan
metabolism peripheral dari
hormone tiroid, dan sekresi
insulin abnormal.
e. Jika onset terjadinya pada
masa
pra
pubertas,perkembangan
pubertas tertunda,atau dapat
juga tertahan (pertumbuhan
berhenti,
pada
anak
perempuan buah dadanya
tidak
berkembang
dan
terdapat amenore primer .
pada
anak
laki-laki
genitalnya tetap kecil). Pada
penyembuhan,
pubertas
kembali normal tetapi
menarche terlambat.
Diagnosis Banding :
- Kehilangan nafsu
organic (R63.0)
- Kehilangan nafsu
psikogenik (F50.8)

makan
makan

F50.1

Anoreksia
Nervosa
Tak khas

Diagnosis ini digunakan Gangguan Kriteria Diagnosis :


a. Episode berulang dari
untuk penderita yang tidak pesta
pesta makan. Sebuah
menunjukan satu atau lebih makan
episode dari pesta
gambaran
utama
(key
makan , yang di
features) dari anoreksia
tandai
dengan
2
nervosa(F50.0),
Seperti
karakter berikut
amenore atau kehilangan
1. Makan, dari waktu
berat badan, tetapi masih ada
yang berlainan
gambaran klinis yang agak
2.
Selama
episode
khas.
berlangsung
Penderita yang menunjukan
kurangnya
rasa
semua gejala utama ( key
control pada saat
symptoms ), tetapi pada
makan.
derajat yang ringan, juga
b. Gangguan
pesta
termasuk dalam kategori ini.
makan berkaitan dan
berhubungan dengan
3
atau
kriteria
dibawah ini :
1. Makannya lebih
banyak
dari
biasanya.
2. Makan
yang
sampai merasa
kenyang
yang
berlebihan.
3. Makan
dalam
porsi yang sangat
besar , dan secara
fisik sebenarnya
dia tidak merasa
lapar.
4. Makan sendirian,

karena
merasa
malu, disebabkan
oleh banyaknya
makanan
yang
dia makan.
5. Merasa
jijik
dengan
diri
sendiri, depresi
,merasa bersalah
setelahnya.
c. Setelah
terjadi
gangguan
pesta
makan adanya tanda
tanda penyesalan dari
dirinya sendiri.
d. Terjadinya gangguan
pesta
makan
ini
terjadi 1 minggu
dalam 3 bulan.
e. Gangguan
pesta
makan
tidak
berhubungan dengan
perilaku kompensasi
yang tidak layak
seperti
bulimia
nervosa juga tidak
mengarah spesifik kea
rah buimia nervosa
dan
anoreksia
nervosa.
307.51 (F50.8 ) : Binge
eating disorder

Feeding
and
Eating
Disorder

F.50.2
Bulimia
Nervosa

Untuk diagnostic pasti,


dibutuhkan semua berikut ini
:
a) Terdapat
preokupasi
yang menetap untuk
makan, dan ketagihan
(craving)
terhadap
makanan yang tidak
bias dilawan ; penderita
tida berdaya terhadap
datangnya
episode
makanan
berlebihan
dimana makanan dalam
jumlah
yang besar
dimakan dalam waktu
yang singkat
b) Pasien
berusaha
melawan
efek
kegemukan
dengan
salah satu atau lebih
cara seperti berikut :
Merangsang muntah
oleh diri sendiri
Menggunakan
pencahar berlebihan
Puasa berkala
Memakai
obatobatan
seperti
penekan
nafsu
makan, sediaan tiroid
atau diuretika. Jika
terjadi pada penderita
diabetes,
mereka

Bulimia
makan Karena
nervosa sering kali
berlebihan berulang.
komorbid
dengan
Episode
makan depresi, ganguan ini
ditangani
dengan
berlebihan dicirikan
berbagai antidepresan.
difokuskan
oleh kedua ciri di Minat
pada
fluoksetin.
bawah ini:
Perempuan
dengan
ditangani
1. Makan,
dalam Bulimia
sebagai pasien rawat
waktu
yang
jalan selama delapan
berlainan (contoh, minggu. Fluoksetin
ternyata
lebih
dalamkurun
memberikan
hasil
waktu 2 jam), dibandingkan placebo
untuk
mengurangi
sejumlah
makan berlebihan dan
juga
makanan dengan muntah,
mengurangi depresi
porsi lebih besar
dan
sikap
yang
dari
yang menyimpang terhadap
makanan dan makan.
kebanyakan orang
Dalam sebagian besar
termasuk
makan
dalam studi
studi doublejangka waktu dan
blind dengan
control
keadaan
yang kelompok
placebo,
sama.
mengkonfirmasi
2. Rasa
kurang kemampuan berbagai
macam antidepresan
kendali
saat
untuk
mengurangi

A. Episode

Psikoterapi
KognitifBehavioral
Therapy
(CBT) harus dianggap
sebagai, patokan lini
pertama
pengobatan
untuk bulimia nervosa.
Data
pendukung
efektivitas
CBT
didasarkan
pada
kepatuhan yang ketat
dan harus betul-betul
dilaksanakan
dengan
sangat rinci, petunjukdipandu perawatan yang
mencakup sekitar 18
sampai 20 sesi selama 5
sampai
6
bulan.
CBTmenerapkan
sejumlah
prosedur
kognitif dan perilaku
untuk (1) mengganggu
siklus mempertahankan
diri perilaku makan
berlebihan dan diet dan
(2)
mengubah
kognisidisi fungsional
individu,
yaitu
keyakinan
tentang
makanan, berat badan,
citra
tubuh,
dan
keseluruhan konsep diri.
Dynamic
Psikoterapi
(Pengobatan

akan mengabaikan
pengobatan
insulinnya
c) Gejala psikopatologisnya
terdiri
dari
ketakutan yang luar
biasa akan kegemukan
dan pendertita mengatur
sendiri batasan yang
ketat dari ambang berat
badannya,
sangat
dibawah berat badan
sebelum sakit dianggap
berat badan yang sehat
atau optimal
Seing kali, tetapi tidak
selalu
ada
riwayat
episodeanoreksia
nervosa
sebelumnya,
interval antara kedua
gangguan
tersebut
berkisar antara beberapa
bulan sampai beberapa
tahun.
Episode
sebelumnya ini dapat
jelas terungkap, atau
dalam bentuk ringan
yang
tersembunyi
dengan kehilangan berat
badan yang sedang dan
atau
ssuatu
fase
semnetara
dari
amenorrhea.

dan
saat pengurasan
makan
berlebihan,
episode (contoh,
bahkan di kalangan
perasaan
tidak pasien yang tidak
mengalami perbaikan
dapat
berhenti
dlaam
penanganan
yang
makan
atau psikologis
diberikan
mengendalikan
sebelumnya.
studi
apa dan berapa Dalam
multisentral tentang
banyak
yang
fluoksetin,
hampir
sepertiga
pasien
harus dimakan).
berhenti
sebelum
B. Prilaku kompensasi
akhir
masa
yang
tidak tepat berulang penanganan
berlangsung selama
untuk
mencegah
delapan
minggu,
kenaikan berat badan, teruatama disebabkan
efek samping obatseperti merangsang
obatan
yang
muntah oleh diri diberikan.
Bandingkan dengan
sendiri;
angka kurang dari
lima persen pasien
penyalahgunaan
yang berhenti dari
laksativ, diuretik, atau
terapi
kognitifbehavioral.
Terlebih
obat lainnya; puasa;
lagi, sebagian besar
atau
olahraga
pasien kambuh ketika
pemberian berbagai
berlebihan.
jenis
obat
C. Makan berlebihan dan
antidepresan
makan

psikodinamik)
pasien
dengan bulimia nervosa
telah mengungkapkan
kecenderungan
untuk
mengkonkretkan
mekanisme pertahanan
introjective
dan
proyektif.Dengan cara
yang analog dengan
membelah,
pasien
membagi makanan ke
dalam dua kategori:
item yang bergizi dan
mereka yang tidak sehat.
Makanan yang ditunjuk
bergizi dapat dicerna
dan
dipertahankan
karena secara tidak
sadar
melambangkan
introjects baik. Tapi
junk food secara tidak
sadar
berhubungan
dengan introjects buruk
dan oleh karena itu,
dikeluarkan
melalui
muntah, dengan sadar
bahwa semua fantasi
merusak, kebencian, dan
kejahatan
sedang
dievakuasi.
Pasien
sementara dapat merasa
nyaman setelah muntah
karena evakuasi fantasi,

Bulimia
nervosa
harus
dibedakan dari gangguan
depresif, walaupun penderita
bulimia sering mengalami
gejala-gejala depresif.

seperti
kompensasi dihentikan,
yang terjadi dengan
tidak tepat keduanya
sebagian besar obatpsikoaktif.
terjadi,
rata-rata, obatan
Terdapat
beberapa
setidaknya
sebulan
kecenderungan untuk
tersebut
sekali selama 3 bulan. kambuh
berkurang
bila
D. Evaluasi diri terlalu
antidepresan
dalam
dipengaruhi
oleh diberikan
konteks
terapi
bentuk
tubuhdan
kognitif-behavioral.
berat badan.
prilaku

E. Gangguan
tidak hanya

tersebut
terjadi

saat anorexia nervosa


episode.

Tentukan jika:
Pada

penyembuhan

parsial: setelah semua


kriteria bulemia nervosa
ditemukan

sebelumnya,

beberapa, tidak semua,


kriteria sudah ditemukan
dalam

jengka

waktu

tapi
perasaan
yang
terkait menjadi baik
adalah singkat karena
didasarkan
pada
kombinasi tidak stabil

berkelanjutan.
Pada
total:

penyembuhan
setelah

semua

kriteria bulemia nervosa


ditemukan

sebelumnya,

tidak ada kriteria yang


ditemukan dalam jengka
waktu berkelanjutan.
Tentukan

tingkat

keparahan saat ini:


Tingkat

keparahan

minimum didasari oleh


frekuensi

prilaku

kompensasi tidak tepat


(lihat di bawah). Tingkat
keparahan

dapat

ditingkatkan

untuk

menggambarkan

gejala

lain dan tingkat gangguan


fungsional.

Mild:
episode

rata-rata

1-3

prilaku

kompensasi

tidak

tepat per minggu.

Sedang: rata-rata 4-7


episode
kompensasi

prilaku
tidak

tepat per minggu.

Berat: rata-rata 8-13


episode
kompensasi

prilaku
tidak

tepat per minggu.

F.50.3
Bulimia
Nervosa
Tak Khas

Sangat berat: rata-rata 14


atau lebih episode prilaku
kompensasi tidak tepat
per minggu.
Bulemia
semua kriteria bulemia
Diagnosis ini digunakan
ditemukan,
untuk penderita yang tidak nervosa nervosa
(frekuensi
kecuali
makan
berlebihan
menunjukkan satu atau lebih
rendah
dan prilaku kompensasi
gambaran
utama
(Key
Features)
dari
bulimia dan/atau tidak tepat terjadi, ratadurasi
rata,
kurang
dari
nervosa (F.50.2), tetapi
masih ada gambran klinis terbatas) seminggu sekali dan/atau
selama kurang lebih 3
yang agak khas.
bulan.
Umumnya hal ini ditujukan
pada orang yang mempunyai
berat badan normal atau
berlebihan, tetapi mengalami
periode khas kebanyakan
makan yang diikuti dengan

F.98.2

Gangguan
Makan
Masa
Bayi dan
Kanak

muntah
atau
memakai
pencahar
Obat :
Banyak
Gangguan makan dengan Gangguan A. Pengulangan
pemuntahan makanan gangguan jiwa dapat
berbagai
manifestasi ruminasi
selama kurun waktu diobati secara efektif
biasanya spesifik pada masa
minimal 1 bulan. dengan obat-obatan.
bayi dan masa dini kanak.
Muntahan makanan Obat-obatan
yang
Pada
umunya
meliputi
mungkin dikunyah, sering
digunakan
penolakan makanan dan
ditelan kembali, atau untuk
mengobati
rewel menghadapi makanan
dimuntahkan.
gangguan jiwa pada
yang memadai dari pengasuh
B. Pengulangan
anak-anak termasuk
yang baik, tanpa penyakit
pemuntahan
tersebut
antipsikotik,
organik.
tidak disebabkan oleh antidepresan,
obat
Kesulitan kecil dalam makan
yang
berkaitan
anti-kecemasan,
adalah lazim pada masa bayi
dengan
stimulan, dan obatdan kanak (dalam bentuk
gastriointestinal
atau
obatan menstabilkan
penolakan seolah kurang
kondisi medis lainnya suasana hati.
makan atau kebanyakan
(contohnya,
makan). Ulah itu sendiri
gastroesophageal
tidak
perlu
dipandang
reflux,
pyloric
sebagai indikasi adanya
stenosis)
gangguan. Suatu gangguan
C. Gangguan
makan
barulah di diagnosis bila
tersebut
tidak
terjadi
kesulitan ini jelas melampui
semata-mata
saat
batas normal, bila mutu
anorexia
nervosa,
makananya abnormal, atau
bulemia
nervosa,
bila berat
anak
tidak
gangguan
pesta
bertambah, atau berat badan
makan,
gangguan
menurun
dalam
mas
penghindaran/pembat
aminimal sebulan
asan asupan makanan.
D. Jika gejala tersebut
terjadi
konteks
gangguan
mental

Psikoterapi : Psikoterapi
(sejenis
konseling)
membahas
respons
emosional
untuk
gangguan jiwa.
Ini
adalah proses dimana
para
profesional
kesehatan
jiwa
membantu
orang
berhubungan
dengan
penyakit mereka, sering
dengan
berbicara
melalui strategi untuk
memahami
dan
menangani
gejala
mereka, pikiran, dan
perilaku.
Jenis
psikoterapi yang sering
digunakan pada anakanak
adalah
yang
mendukung
perilaku
kognitif, interpersonal,
kelompok, dan terapi
keluarga.

F.98.3

Pika
Masa
Bayi dan
Kanak

Gejala pika adalah terus


menerus makan zat yang
tidak bergizi (tanah, serpihan
cat, dsb)
Pika dapat timbul sebagai
salah satu gejala dari
sejumlah gangguan psikiatrik
psikopatologis yang tunggal
;hanya dalam keadaan yang
disebut
belakangan
ini
digunakan kode diagnosik
ini. Fenomena ini paling
sering terdapat pada anak
dengan retardasi mental,
harus diberi kode diagnosis
F.70

F.79.
Namun
demikian, pika dapat juga
terjadi pada anak (biasanya
pada
usia
dini)
yang

Pica

A.

B.

C.

D.

lainnya (contohnya,
ganguan intelektual
[gangguan
perkembangan
intelektual], gangguan
spektrum
autis,
skizofrenia)
atau
kondisi
medis
(termaksud
kehamilan),
sangat
cukup
untuk
memerlukan
perhatian
klinis
tambahan.
Terus-menerus
A. Terapi Medikasi A. Terapi Modifikasi
mengkonsumsi
zat
atau Farmakologi
Perilaku
tidak bergizi dan
Penanganan
Harus
melalui
bukan
makanan
dengan
pendekatan secara
selama kurun waktu
obatobatan.Terapi
langsungdan lebih
minimal 1 bulan.
hendaknya hanya
memfokuskan pada
Pengonsumsian zat
sebagai penunjang
perubahan
secara
tidak bergizi dan
dan
sebagai
spesifik. Pendekatan
bukan
makanan
control terhadap
inicukup
berhasil
tersebut tidak tepat
kemungkinan
dalam mengajarkan
dalam
tingkat
timbulnya impulsperilaku
yang
perkembangan
impuls hiperaktif
diinginkan,
individu.
yang
sepertiinteraksi
Prilaku
makan
tidakterkendali.
sosial dan bahasa
tersebut bukan bagian B. Terapi Biomedik
serta perawatan diri
dari praktik normatif
Terapi
ini
sendiri. Selain itu,
sosial yang didukung
dilakukan dengan
hal inijuga akan
secara kultural.
pemberian
mengurangi perilaku
Jika kebiasaan makan
suplemen nutrisi,
yang
tidak

mempunyai
normal.

intelegensia

tersebut terjadi dalam


konteks
gangguan
mental
lainnya
(contohnya, ganguan
intelektual [gangguan
perkembangan
intelektual], gangguan
spektrum
autis,
skizofrenia)
atau
kondisi
medis
(termaksud
kehamilan),
sangat
cukup
untuk
memerlukan
perhatian
klinis
tambahan.

defisiensimineral,
asam
lemak,
gangguan
metabolisme asam
amino
dan
toksisitaslogam
berat.
Terapi
inovatif
yang
pernah diberikan
terhadap
penderitahiperaktif
adalah
dengan
terapi
EEG
biofeed
back,
pengobatan
homeopatik

diinginkan, seperti
agresif,emosi labil,
dan melukai diri
sendiri. Modifikasi
perilaku merupakan
polapenanganan
yang paling efektif
dengan pendekatan
positif
dan
dapatmenghindarkan
anak dari perasaan
frustasi, marah serta
berkecil hatimenjadi
suatu perasaan yang
penuh percaya diri

10. Elimination Disorder


Penyakit

PPDGJ III

Enuresis
Nonorganik

F98.0

KRITERIA DIAGNOSIS PPDGJ


III
Suatu gangguan yang
ditandai oleh buang air
seni tanpa kehendak,
pada siang dan/atau
malam hari, yang tidak
sesuai dengan usia
mental anak, dan bukan
akibat dari kurangnya
pengendalian kandung
kemih akibat gangguan
neurologis, serangan
epilepsi, atau kelainan

DSM V
307.6

KRITERIA DIAGNOSIS
DSM V
Berulang kali
mengeluarkan
urin di tempat
tidur atau
pakaian, secara
tidak sadar
maupun dengan
disengaja.
Perilaku
signifikan secara
klinis terlihat dari
frekuensi, yaitu

TERAPI BIOLOGIS

Obat harus
jarang
digunakan dan
hanya sebagai
usaha terakhir
pada kasus
yang tidak
dapat
disembuhkan
yang
menyebabkan
kesulitan

TERAPI PSIKOSOSIAL

Latihan toilet
yang tepat.
Membatasi
asupan cairan
sebelum tidur dan
latihan pergi ke
toilet di malam
hari bagi anakanak.
Teori perilaku.
Dengan
perangkat

struktural pada saluran


kemih.
Tidak terdapat garis
pemisah yang tegas
antara gangguan enuresis
dan variasi normal usia
seorang anak berhasil
mencapai kemampuan
pengendalian kandung
kemihnya. Namun
demikian, enuresis tidak
lazim didiagnosis
terhadap anak di bawah
usia 5 tahun atau dengan
usia mental kurang dari 4
tahun.
Bila enuresis ini
berhubungan dengan
suatu gis(pelbagai)
gangguan emosional
atau perilaku, yang lazim
merupakan diagnosis
utamanya, hanya bila
terjadi sedikitnya
beberapa kali dalam
seminggu dan bila gejala
lainnya menunjuk kaitan
temporal dengan
enuresis itu (enuresis
non-organik sekunder).
Enuresis ada kalanya
timbul bersamaan
dengan enkopresis;
dalam hal ini diagnosis

minimal tiga kali


seminggu selama
minimal 3 bulan
berturut-turut,
atau kehadiran
distress yang
signifikan secara
klinis atau
kerusakan dalam
area sosial,
akademik
(pekerjaan), atau
area penting
lainnya.
Usia kronologis
minimal 5 tahun
(atau setara
tingkat
perkembangan
usia 5 tahun).
Perilaku tidak
diakibatkan oleh
efek fisiologis dari
zat kimia (seperti
diuretic, obat
antipsychotic)
atau kondisi
medis lainnya
(seperti diabetes,
spina bifida,
seizure disorder).
Enuresis
dispesifikasikan
menjadi:

emosional
serius.
Imipramine
(Tofranil)
untuk
mengobati
enuresis masa
anak-anak,
terutama
untuk dasar
jangka pendek.
Toleransi
berkembang
setelah enam
minggu terapi.
Jika obat
dihentikan,
relaps dan
enuresis
dengan
frekuensi
sebelumnya
biasanya
terjadi dalam
beberapa
bulan. Efek
sampingnya
kardiotoksisita
s.
Desmopressin
(DDAVP),
senyawa
antidiuretikya
ng tersedia

bel dan
pelapis.
Latihan
kandung
kemih yaitu
mendorong
atau
menghadiahi
miksi dengan
waktu yang
semakin
panjang
selama
terbangun.

enkopresis yang
diutamakan.

Enkopresis
Nonorganik

F98.1

Ciri diagnostik yang


menentukan ialah
pengeluaran tinja secara
tak layak. Kondisi ini
dapat timbul dengan
berbagai cara :
a) mungkin
menggambarkan
kurang adekuatnya
latihan kebersihan
(toilet training), atau
kurang responsifnya

307.7

Nocturnal
only:
pengeluaran
urin hanya
selama tidur
di malam
hari. Biasanya
terjadi pada
sepertiga
malam
pertama.
Diurnal only:
pengeluaran
urin selama
jam-jam
terjaga.
Nocturnal
and diurnal:
kombinasi
kedua
subtype di
atas.
Pengeluaran
feses pada
tempat yang
tidak sesuai yang
terjadi berulang
(misal pada
pakaian atau
lantai) baik itu
involunter atau
disengaja.
Minimal terjadi
1x/bulan untuk

sebagai sprai
intranasal.

Jika enkopresis
dengan
konstipasi dan
inkontinensia
limpah, usus
harus
dibersihkan,
dan gerakan
feses harus
dipertahankan
dengan
pelunak feses

Harus menurunkan
ketegangan
keluarga tentang
gejala, dan
lingkungan yang
tidak menghukum.
Usaha serupa harus
dilakukan di
sekolah.
Banyak mengganti
pakaian dalam
dengan sedikit

anak terhadap
latihan itu, dengan
riwayat kegagalan
terus menerus untuk
memperoleh
kemampuan
mengendalikan
gerakan usus.
b) mungkin
mencerminkan suatu
gangguan psikologis
dengan pengendalian
fisiologis buang air
besar normal, tetapi
karena suatu alasan,
terdapat
keengganan,
perlawanan, atau
kegagalan untuk
menyesuaikan diri
dengan norma sosial
untuk buang air
besar di tempat yang
layak.
c) mungkin akibat
retensi fisiologis,
yang bertumpuk
pada peletakan tinja
di tempat yang tidak
layak. Retensi seperti
itu mungkin timbul
sebagai akibat
pertentangan antara
orang tua dan anak

min. 3 bulan.
Usia kronologis
min.4 tahun
(atau sesuai
dengan tahap
perkembangan).
Perilaku ini
secara eksklusif
tidak disebabkan
oleh efek
fisiologis
langsung dari
suatu zat (seperti
laksansia) atau
suatu kondisi
medis umum,
kecuali melalui
suatu
mekanisme yang
melibatkan
konstipasi.
Diikuti dengan
kode:
Dengan
konstipasi
&overflow
incontinence.
Tanpa
konstipasi
&overflow
incontinence.

(laksatif).
Kebiasaan usus
yang baik harus
diajarkan.
Teknik
biofeedback
sering kali
menolong.

omelan harus
diciptakan.

mengenai latihan
buang air besar, atau
akibat menahan tinja
karena nyari saat
buang air besar
(misalnya akibat
fisura ani), atau
karena sebab lain.
Pada beberapa peristiwa,
enkopresis mungkin
disertai ulah memoleskan
tinja pada tubuh sendiri
atau pada lingkungan
sekitar dan yang agak
jarang, ulah mencongkel
dubur dengan jari atau
masturbasi anal. Tidak
terdapat garis pemisah
yang jelas antara
enkopresis yang disertai
dengan gangguan
emosional/perilaku dan
gangguan psikiatrik lain
dengan enkopresis
sebagai gejala sampingan.
Pedoman yang digariskan
ialah untuk memberi kode
diagnosis enkopresis bila
hal tersebut merupakan
fenomena yang
predominan, dan kode
diagnosis gangguan lain
apabila enkopresis bukan
merupakan fenomena

yang predominan (atau


bila enkopresis itu hanya
terjadi kurang dari sekali
sebulan).
Enkopresis dan enuresis
tidak jarang saling
berhubungan dan bila hal
ini terjadi, pemberian
kode diagnosis enkopresis
haruslah diprioritaskan.
Enkopresis ada kalanya
timbul menyusul suatu
kondisi organik, seperti
fisura ani atau infeksi
gastrointestinal; maka
kondisi organik itu harus
dijadikan kode diagnosis
yang utama bila kondisi
itu merupakan alasan
yang cukup bagi
pengeluaran tinja itu,
tetapi bila kondisi organik
itu hanya merupakan
suatu akibat, bukan
sebagai penyebab yang
cukup memadai, perlu
diberi kode enkopresis (di
samping kondisi
organiknya).

11. Disruptive, Impuls, Control & Conduct Disorder

Penyakit
GangguanTingkahLaku
TakBerkelompok

Diag
nosis
PPD
GJ
F91.1

GangguanSikapMenen

Kriteria PPDGJ

Diagno
sis
DSM V

312.81
Cirikhasnyaadalah
:mengenaiperilakudissosialdansgresifberkelanjut
an (yengmemenuhiseluruhkriteria F91
dantidakterbatashanyapdaperilakumembangkan
g, menentangdanmerusak), dengnsifatkelainan
yang pervasive
danbermaknadalamhubungananak yang
bersangkutandengananak anaklainnya.
Tiadanyaketerpaduan yang
efektifdengantemansebaya
Rusaknyahubungandengankelompoksebayadibuk
tikanolehketerkucilakndaridan /
ataupenolakanoleh,
ataukurangdisenanginyaolehanak
anaksebayanya, dank arena
tidakmempunyaisahabatkaribatauhubunganemp
atik, hubungantimbalbalik yang
langgengdengankelompoksebayanya.
Tindakkejahatanlazim (namuntidkmutlak)
dilakukansendirian
313.81
Berawalpadaanakdibawahusia 9 dan 10

Kriteria DSM V
Gangguanperilaku, pada
onset anak - anak

TerapiBiologi
s

Lithium
untukme
nurunka
nagresifit
as

TerapiPsikososial

Polaperilakumarah /

Lithium

Intervensibagi orang
tuadankeluarga
Terapikognitifpadaa
anak. Contoh :
mengajarkanketeram
nkognitifanakuntukm
ngendalikankemarah
nya
Pengobatanberbasis
mahsakitdanrehabili
i

Intervensibagi orang

tang (Membangkang)

91.3

tahun.ditandaidenganadanyaperilakumenentang
, ketidak-patuhan,
perilakuprovokatifdantidakadanyatindakandissos
ialdanagresif yangmelanggarhukum.
Polatingkahlaku negativistic,
bermusuhan,menentang,
provokatifdanmerusaktersebutberlangsungselam
aberkelanjutan, yang
jelassekalimelampauirentangperilaku normal
anakseusia yang samadalamlingkungan socialbudaya yang serupa.

mood yang irritable,


argumentative/berlawan
an, ataudendam yang
berlangsungselama 6
bulan yang menunjukaan
paling tidak 4 gejala yang
adadibawah,
danditunjukkanselamaber
interaksidengan paling
tidakada 1 orang yang
bukansaudara.
1. Seringhilangkesabara
n
2. Mudahterganggu
3. Seringmarahdantersi
nggung
4. Seringberarguendeng
ansosokberkuasa,
untukanakdanremaja,
dengan orang dewasa
5. Seringmenentangatas
anataumelanggarpera
turan
6. Seringmengganggu
orang dengansengaja
7. Seringmenyalahkan
orang
ataskesalahannya
8. Merasairiataudenda
m paling tidak 2 kali
selama 6 bulan
Gangguanperilaku yang
berhubungandenganpend
eritaandirisendiriatau

untukme
nurunka
nagresifit
as

tuadankeluarga
Terapikognitifpadaa
k anak. Contoh :
mengajarkanketeram
ankognitifanakuntuk
engendalikankemar
nnya
Pengobatanberbasis
mahsakitdanrehabil
i

PPDGJ
III
F 91.2
(Ganggua
n tingkah
laku
berkelom
pok)

KRITERIA DIAGNOSIS

1. Kategori ini berlaku


terhadap gangguan
tingkah laku yang
ditandai oleh perilaku
dissosial atau agresif
berkelanjutan terjadi
pada anak yang pada
umumnya cukup
terintegrasi didalam
kelompok sebayanya.
2. Kunci perbedaan
terpentinh ialah
terdapatnya ikatan
persahabatan langgeng
dengan anak yang
seusia dengannya.
Seringkali kelom pok
sebaya itu terdiri dari

DSM V

Adolescentonset type

orang terdekatnya,
atauiniberdampak
negative padaehidupan
social, pendidikan,
pekerjaan, danlainnya
Perilakuinitidakmunculpa
dapadagangguanpsikotik,
penggunaanobat-obatan,
depresi, dan bipolar.
Jugatidakadapadaganggu
an mood.

KRITERIA
DIAGNOSIS
Individual menunjukkan
tandatanda tanpa
simptom pada umur yg
dimulai dari umur 10
tahun

TREATMENT
BIOLOGI DAN
MEDIS

TREATMENT PSIKO

Psikoterapi individual, kons


pelatihan langsung dengan o
dalam keterampilan menang

anak-anak yang juga


terlibat dalam
kejahatan. Bila perilaku
dissosial itu merupaka
penggertakan terhadap
anak lain, bisa jadi
hubungan antara anak
itu dengan anak lain
terganggu.
Hanya digunakan untuk
F 91.9
(Ganggua gangguan yang memenuhi
kriteria umum F91 Namun
n
tidak memenuhi kriteria untuk
Tingkah
salah satu subtipe lainnya.
laku
YTT)

Unspesific
Onset

Kriteria yang digunakan


untuk mendiagnosis F91
tapi tidak mempunyai
informasi yang cukup
untuk dimasukkan ke
salah satu type dari
penyakit F91 atau lebih
dari 10 tahun baru
terlihat simptom nya.
Spesifik jika :
1. Kurangnya
memiliki rasa
bersalah
2. Kurangnya rasa
empati
3. Unconcerned
about
performance
4. Tidak
menunjukkan
ekspresi pada hal
apapun.

Lithium dan Haloperidol

Program terapi multimodalit


menggunakan keluarga dan
dalam terapinya.
Psikoterapi individual dan k

PPDGJ III
F91.9
Gangguan
Tingkah
Laku YTT

Krriteria Diagnosis
PPDGJ III
Hanya
digunakan
untuk gangguan yang
memenuhi
kriteria
untuk F91, namun
tidak
memenuhi
kriteria untuk salah
satu subtipe lainnya

DSM V

Kriteria Diagnosis DSM V

312.9
Kriteria ini digunakan untuk gejala
Gangguan
karakteristik dari gangguan tingkah
Tingkah
laku,
impuls-kontrol
ytt
yang
Laku,
menyebabkan distress klinis secara
Impulssignifikan atau gangguan dalam
Kontrol
bidang sosial, pekerjaan, atau fungsi
YTT (F91.9)
predominan tetapi tidak memenuhi
kriteria
dari
kelas
diagnostik
gangguan tingkah laku, impulskontrol.
Onset Tidak disebutkan: Kriteria
untuk diagnosis gangguan perilaku
terpenuhi, tetapi tidak ada informasi
yang cukup untuk menentukan apakah
gejala pertama terjadi sebelum usia
lebih dari 10 tahun.

Terapi Biologis
Antipsikotik

(Haloperidol)
menurunkan
perilaku
agresif dan menyerang
yang
mungkin
ditemukan
dalam
berbagai gangguan
Lithium
memiliki
beberapa manfaat dalam
terapi agresif di dalam
atau di luar konteks
gangguan bipolar

Psikososial
Psikoterapi
individual
berorientasi
untuk
meningkatkan
keterampilan
memecahkan
masalah dapat
berguna
Teknik perilaku
di lingkungan
sekolah dapat
mempermudah
perilaku yang
diterima secara
sosial terhadap
teman sebaya
dan
untuk
menghentikan
kejadian
antisosial yang
jelas

F65.4
Pedofilia

Preferensi
seksual 302.2
terhadap
anak-anak, Gangguan
biasanya pra-pubertas Pedofilia
atau
masa
awal
pubertas, baik laki-laki
maupun perempuan.
Pedofilia
jarang
ditemukan
pada
perempuan.
Preferensi
tersebut
harus berulang dan
menetap.
Termasuk : laki-laki
dewasa
yang
mempunyai preferensi
partner
seksual
dewasa, tetapi karena
mengalami
frustasi
yang kronis untuk
mencapai
hubungan
seksual
yang
diharapkan,
maka
kebiasaannya beralih
kepada
anak-anak
sebagai pengganti

A. Selama periode minimal 6 bulan,


kejadian
berulang,
preferensi
seksual, dorongan seksual, atau
perilaku yang melibatkan aktivitas
seksual dengan anak praremaja atau
anak-anak (umumnya berusia 13
tahun atau lebih muda
B. Individu telah bertindak terhadap
dorongan seksual, atau dorongan
seksual atau preferensi seksual
menyebabkan distress atau gangguan
kepribadian.
C. Individu setidaknya usia 16 tahun
dan setidaknya 5 tahun lebih tua dari
anak atau anak-anak dalam kriteria
A
Kriteria Diagnostik
Terbukti memiliki lebih rendah dari
rata-rata IQ
Kecenderungan
menggunakan
tangan kiri
Lebih pendek dari rata-rata
Studi MRI menunjukkan densitas
otak secara signifikan rendah
Penelitian lain :
Seseorang yang memiliki minat yang
kuat dan khusus pada anak-anak untuk
tujuan kesenangan erotis dan memiliki
perasaan bersalah, malu atau kecemasan
tentang impuls ini.
Tentukan apakah:

Antipsikotik
dan
antidepresan,
diindikasikan
sebagai
pengobatan skizofrenia
atau gangguan depresif
jika parafilia disertai
dengan
gangguangangguan tersebut.
Antiandrogen,
seperti
ciproteroneacetate
di
Eropa
dan
medroxiprogesterone
acetate (Depo-Provera)
di Amerika Serikat, telah
digunakan
secara
eksperimental
pada
parafilia
hiperseksual.
Medroxiprogesterone ac
etate bermanfaat bagi
pasien
yangdorongan
hiperseksualnya diluar
kendali atau berbahaya
(sebagai
contoh
masturbasi yang hampir
terus-menerus,
kontak
seksual
setiap
kesempatan, seksualitas
menyerang
yang
kompulsif).
Obat
serotonorgik
sepertiFluoxetin(prozac)
telah digunakan pada
beberapa kasus parafilia

Kendali
eksternal
Terapi seksual
Terapi perilaku

Jenis Eksklusif (tertarik hanya untuk


anak-anak) atau
Jenis tidak eksklusif (tertarik pada
orang dewasa maupun anak-anak)
Tentukan jika:
Tertarik secara seksual pada laki-laki
Tertarik secara seksual pada wanita
Tertarik secara seksual pada kedua
Terbatas untuk pornografi

dengan
keberhasilan
yang terbatas.

12. Phedophilic Disorder


PPDGJ III

Kriteria diagnosis PPDGJ III

F65.4
Pedofilia

DSM V

Preferensi
seksual 302.2
terhadap
anak-anak, Gangguan
biasanya pra-pubertas Pedofilia
atau
masa
awal
pubertas, baik laki-laki
maupun perempuan.
Pedofilia
jarang
ditemukan
pada
perempuan.
Preferensi
tersebut
harus berulang dan
menetap.
Termasuk : laki-laki
dewasa
yang
mempunyai preferensi
partner
seksual
dewasa, tetapi karena
mengalami
frustasi
yang kronis untuk
mencapai
hubungan
seksual
yang
diharapkan,
maka
kebiasaannya beralih
kepada
anak-anak
sebagai pengganti

Kriteria diagnosis DSM V

Terapi biologis / medis

D. Selama periode minimal 6 bulan,


kejadian
berulang,
preferensi
seksual, dorongan seksual, atau
perilaku yang melibatkan aktivitas
seksual dengan anak praremaja atau
anak-anak (umumnya berusia 13
tahun atau lebih muda

E. Individu telah bertindak terhadap


dorongan seksual, atau dorongan
seksual atau preferensi seksual
menyebabkan distress atau gangguan
kepribadian.
F. Individu setidaknya usia 16 tahun
dan setidaknya 5 tahun lebih tua dari
anak atau anak-anak dalam kriteria
A
Kriteria Diagnostik
Terbukti memiliki lebih rendah dari
rata-rata IQ
Kecenderungan
menggunakan
tangan kiri
Lebih pendek dari rata-rata
Studi MRI menunjukkan densitas
otak secara signifikan rendah
Penelitian lain :

Antipsikotik dan antidepresan,


diindikasikan
sebagai
pengobatan skizofrenia atau
gangguan
depresif
jika
parafilia
disertai
dengan
gangguan-gangguan tersebut.
Antiandrogen,
seperti
ciproteroneacetate di Eropa
dan
medroxiprogesterone
acetate (Depo-Provera) di
Amerika
Serikat,
telah
digunakan
secara
eksperimental pada parafilia
hiperseksual.
Medroxiprogesterone acetate
bermanfaat
bagi
pasien
yangdorongan hiperseksualnya
diluar kendali atau berbahaya
(sebagai contoh masturbasi
yang hampir terus-menerus,
kontak
seksual
setiap
kesempatan,
seksualitas
menyerang yang kompulsif).
Obat
serotonorgik
sepertiFluoxetin(prozac) telah
digunakan pada beberapa
kasus
parafilia
dengan

Seseorang yang memiliki minat yang


kuat dan khusus pada anak-anak untuk
tujuan kesenangan erotis dan memiliki
perasaan bersalah, malu atau kecemasan
tentang impuls ini.

keberhasilan yang terbatas.

Tentukan apakah:
Jenis Eksklusif (tertarik hanya untuk
anak-anak) atau
Jenis tidak eksklusif (tertarik pada
orang dewasa maupun anak-anak)
Tentukan jika:
Tertarik secara seksual pada laki-laki
Tertarik secara seksual pada wanita
Tertarik secara seksual pada kedua
Terbatas untuk pornografi
Penyakit

Diagnosa PPDGJ Kriteria diagnosis PPDGJ


III
III
Gangguan
F63.2
Adanya peningkatan
kepribadian dan Curi patologis
rasa tegang sebelum,
perilaku
(Kleptomania)
dan rasa puas selama
dan segera
sesudahanya,
melakukan tindakan
pencurian
Meskipun upaya
untuk
menyembunyikan
biasanya dilakukan,
tetapi tidak setiap
kesempatan yang ada
digunakan
Pencurian biasanya

Diagnosa DSM V
312.32
Kleptomania

Kriteria diagnosis DSM V


a. Kegagalan yang
berulang untuk
melawan impuls untuk
mencuri benda-benda
yang tidak diperlukan
untuk penggunaan
pribadi atau untuk nilai
moneter mereka .
b. Meningkatnya rasa
tegang sebelum
melakukan pencurian .
c. Kesenangan , gratifikasi
atau lega pada saat
melakukan pencurian
d. mencuri ini bukan

Terapi biologis /
medis
Ada beberapa obat
yang dilaporkan
berhasil dan dapat
digunakan pada
penderita
kleptomania, yaitu :
a. Antidepressant
b. Mood stabilizers
c. Naltrexone

Terapi psikososial Lainlain


Digubakan terapi
CBT (Cognitive
Behavioral
therapy)

a)

b)

dilakukan sendiri
(solitary act), tidak
bersama sama dengan
pembantunya
Individu mungkin
tampak cemas,
murung dan rasa
bersalah pada waktu
di antara episode
pencurian, tetapi hal
ini tidak mencegahnya
mengulangi
perbuatan tersebut.
Diagnosa Banding
Ciri patologis harus
dibedakan dari :
Pencurian berulang
ditoko
tanpa
manifestasi gangguan
psikiatrik,
dimana
aksinya direncanakan
lebih hati-hati dan
terdapat
motif
keuntungan pribadi
yang jelas (2. 03. 2,
obs. Untuk dugaan
adanya
gangguan
jiwa).
Gangguan mental
organik
(F00-F09);
dengan berulang kali
gagal
untuk
membayar
barang
belanjaan
yang

sebuah komitmen
untuk mengekspresikan
kemarahan atau
dendam dan bukan
respon sebuah delusi
atau halusinasi.

disebabkan
ingatanyang
buruk
dan
adanya
deteriosasi intelektual
lainnya.
c)
Gangguan depresi
dengan
pencurian
9F30-F33), beberapa
individu yang depresi
melakukan pencurian
dan mungkin akan
tetap mengulanginya
selama
gangguan
depresi tetap ada

Anda mungkin juga menyukai