PENDAHULUAN
1
BAB II
A. ISI
CARA MERAWAT JENAZAH
Adapun yang dimaksud dengan merawat jenazah ialah
memandikan, mengkafankan, mensholatkan, dan menguburkannya.
1. Memandikan Jenazah
Memandikan jenazah adalah meratakan air(yang
bersih) keseluruh tubuh mayat. Dalam hal ini
tidak diwajibkan niat memandikannya, karena
yang dimaksud ialah kebersihan. Adapun untuk
lebih sempurnanya sebagai berikut :
a. Meletakkan jenazah diatas papan
( tempat ) yang tinggi agar tidak terkena
percikan air.
b. Dimandikannya ditempat yang sepi dan
tertutup atau tidak diperbolehkannya
orang lain masuk melainkan orang yang bertugas atau membantunya,
karena terkadang pada tubuhnya terdapat sesuatu yang tidak enak untuk
dilihat.
c. Hendaknya dimandikan dibawah kain basahan.
d. Hendaknya dimandikan dengan air yang dingin.
e. Disapu perutnya setelah didudukkan, agar keluar kotorannya. Lalu
dicebokkan kedua jalan kotorannya dengan tangan kiri (sarung tangan).
f. Dibersihkan lubang hidung, mulut (giginya) kemudian diwudhukan.
g. Dibasuh rambut dan jenggotnya kemudian disisir perlahan.
h. Dibasuh belahan bagian kanan dari batang leher hingga telapak kakinya,
kemudian bagian kirinya.
i. Dimiringkan di atas lambung sebelah kanannya, lalu dibasuh, termasuk
kuduk dan punggung, dari bahu hingga telapak kaki. Lalu bagian kirinya.
j. Dibasuh dengan air bersih 3 kali dari kepala hingga telapak kaki. Setiap
siraman dicampur dengan sedikit kapur barus atau harum-haruman.
2
k. Lemaskan ruas-ruas tulangnya agar mudah mengkafaninya dan
keringkankanlah agar kain kafannya tidak basah.
Hukum memandikan mayit fardhu kifayah ,dan yang berhak memandikan
mayit adalah kaum kerabatnya sendiri, kecuali bagi mareka yang berhalangan.
Sebab mereka lah yang lebih terpercaya, dan lebih dapat menutup `aib mayit
dari pada orang lain, namun begitu pula jika dimandikan bagi siapa yang
sudah dipercaya untuk tugas ini. Nabi SAW. bersabda :
رواه ابن ماجةL ليغسل موتاكم المأمون
Artinya: Hendaklah mayit dimandikan oleh orang-orang yang dapat dipercaya.
(ibnu majah)
Dan lebih utama yang menmandikan itu adalah suami atau pun istri sendiri
Nabi saw bersabda kepada A`isyah
لو مت قبلى لغسلتك و كفنتك
Artinya : “Kalau engkau wafat sebelum aku , maka aku lah yang
mengkafankan dan memandikan “
Rambut perempuan harus dikepang karena nabi Muhammad bersabda
رواه ابن حبان أجعلن لها ثالث قرون
Artinya: “Jadikanlah rambumbut nya( perempuan ) tiga kepang diriwayatkan
oleh Ibnu Hiban”.
Diriwayatkan bahwasannya mereka mengepang rambut zainab menjadi tiga
kepang , satu kepang diubun-ubun dan dua kepang disamping nya.
2. Mengkafani Jenazah
Hukum mengkafani mayat adalah fardu kifayah atas orang yang masih
hidup. Kain kafan diambilkan dari harta si mayit itu sendiri, tentunya apabila
meninggalkan harta peninggalan, kalau tidak meninggalkan harta maka kain
kafan itu wajib atas orang yang wajib memberi belanja waktu hidupnya.
Apabila orang tersebut tidak mampu, maka diambilkan dari baitul mal. Jika
tidak ada baitul mal, maka kafan wajib atas orang muslim yang mampu.
Demikian pula perbelanjaan yang lain yang bersangkutan dengan perawatan
jenazah.
3
Cara mengkafankan :
Pertama : Hendaklah disediakan tiga lembar
kain kafan dibentangkan dengan
disusun, kain yang paling lebar
diletakkan di bawah atau dengan
cara kain tiga lembar
dibentangkan dan letaknya agak
serong yang atas melebar dan
yang bawah mengecil, setiap
lembar disapu dengan wangi-
wangian atau minyak wangi yang
tidak mengandungi alkohol.
Kedua : Hendaklah disediakan tali pengikat sebanyak tiga atau lima utas
yang diletakkan di bawah kain kafan tersebut.
Ketiga : Hendaklah disediakan kapas yang
disapu dengan wangi-wangian dan
kayu cendana yang digunakan untuk
menutup antara lain :
1. Kemaluan
2. Wajah (muka)
3. Kedua buah dada
4. Kedua Telinga
5. Kedua siku tangannya
6. Kedua tumitnya
Keempat:
Angkatlah mayat tersebut dengan berhati-hati
kemudian baringkan di atas kain kafan yang
sudah dibentangkan.
Kelima : Tutupkan jenazah itu dengan kapas yang telah disediakan pada
bahagian-bahagian yang telah disebutkan di atas.
4
Keenam : Hendaklah kain kafan tersebut diselimutkan atau
ditutupkan dari lembar yang paling atas sampai
lembar yang paling bawah, kemudian ikatlah
dengan tali daripada kain yang telah disediakan
sebanyak tiga atau lima ikatan.
Semua tali pengikat mayat hendaklah disimpul
hidup di sebelah kiri. Sebelum diikat di bahagian
kepala, benarkan warisnya melihat atau
menciumnya.
Tulislah kalimah "ALLAH dan MUHAMMAD"
di dahi mayat dengan menggunakan minyak
wangi.
Setelah siap diikat renjislah dengan air mawar
dan sapulah minyak wangi.
3. Menshalatkan Jenazah
Tentang hukum sholat jenazah, semua ulama sepakat yaitu fardu kifayah. Adapun
rukun-rukun sholat jenazah, sebagai berikut :
1. Niat
Shalat jenazah sebagaimana shalat dan ibadah lainnya
tidak dianggap sah kalau tidak diniatkan. Dan niatnya
adalah untuk melakukan ibadah kepada Allah SWT.
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya
menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam agama
yang lurus , dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat;
dan yang demikian itulah agama yang lurus.(QS. Al-Bayyinah : 5).
Rasulullah SAW pun telah bersabda dalam haditsnya yang masyhur :
Dari Ibnu Umar ra bahwa Rasulullah SAW bersabda,Sesungguhnya setiap
amal itu tergantung niatnya. Setiap orang mendapatkan sesuai niatnya.
( HR. Muttafaq Alaihi).
Niat itu adanya di dalam hati dan intinya adalah tekad serta menyengaja di dalam
hati bahwa kita akan melakukan shalat tertentu saat ini.
5
Lafaz niat solat jenazah :
"Sahaja aku berniat mendirikan solat ke atas jenazah ini dengan empat takbir
fardhu kifayah kerana Allah Taala"
b. Lafaz niat untuk jenazah perempuan secara persendirian :
"Sahaja aku berniat mendirikan solat ke atas jenazah ini dengan empattakbir
fardhu kifayah kerana Allah Taala"
c. Lafaz niat untuk mayat lelaki bagi Imam.
"Sahaja aku berniat mendirikan solat ke atas jenazah(lelaki) ini dengan empat
takbir fardhu kifayah menjadi Imam kerana Allah Taala"
d. Lafaz niat untuk mayat perempuan bagi Imam.
"Sahaja aku berniat mendirikan solat ke atas jenazah(lelaki) ini dengan empat
takbir fardhu kifayah menjadi makmum kerana Allah Taala"
f. Lafaz niat untuk jenazah perempuan bagi Makmum
6
"Sahaja aku berniat mendirikan solat ke atas jenazah(perempuan) ini dengan
empat takbir fardhu kifayah menjadi makmum kerana Allah Taala"
3. Takbir 4 kali
Aturan ini didapat dari hadits Jabir yang menceritakan bagaimana bentuk shalat
Nabi ketika menyolatkan jenazah.
Dari Jabi ra bahwa Rasulullah SAW menyolatkan jenazah Raja Najasyi (shalat
ghaib) dan beliau takbir 4 kali. (HR. Bukhari : 1245, Muslim 952 dan Ahmad
3:355)
7
b. Takbir yang kedua.
Membaca lafaz seperti pada takbir pertama, kemudian dilanjutkan dengan
membaca solawat atas Nabi Muhammad s.a.w :
"Ya Allah! Berilah rahmat atas penghulu kami Muhammad s.a.w dan atas
keluarganya sebagaimana Engkau telah memberi rahmat pada Nabi Ibrahim dan
keluarganya. Dan berkatilah atas Nabi Muhammad s.a.w. dan atas keluarganya.
Sebagaimana Engakau memberkati Nabi Ibarahim dan atas keluarganya. Pada
seluruh alam. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Mulia".
c. Takbir yang ketiga :
Selepas takbir yang ketiga hendaklah membaca doa untuk memohonkan ampun
pada si mati :
"Ya Allah! Ampunilah dia dan kasihanilah dia dan sejahterakanlah serta
ampunilah dosa kesalahan dia. Dan muliakanlah kedatangannya dan luaskanlah
tempat masuknya (kuburnya) dan bersihkanlah dia dengan air salju dan embun,
bersihkanlah dia dari segala dosa dan sebagaimana kain putih yang bersih dari
segala kotoran dan gantikanlah baginya rumah yang lebih baik dari rumahnya dan
gantikanlah isteri yang lebih baik dari isterinya dan gantikanlah keluarga yang
lebih dari keluarganya dan peliharalah (hindarkanlah) dia dari seksa kubur dan
seksa neraka."
d. Takbir yang ke empat.
Selepas mengangkat takbir yang keempat hendaklah membaca doa seperti di
bawah ini :
"Ya Allah ! Janganlah kiranya pahala tidak sampai pada kami dan janganlah
Engkau memberi pada kami fitnah sepeninggalannya dan ampunilah kami dan dia
dan bagi saudara -saudara kami yang telah mendahului kami dengan imam dan
janganlah menjadikan gelisah (dengki) dalam hati kami pada orang-orang yang
8
beriman, Ya Allah! Ya Tuhan kami sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang."
4. Doa Setelah Takbir Keempat
Misalnya doa yang berbunyi :
Allahumma Laa Tahrimna Ajrahu wa laa taftinnaa ba dahu waghfirlana wa lahu
5. Salam
Sedangkan Sholat Ghaib
Diperbolehkan shalat ghaib atas jenazah dari suatu negri walaupun kurang
dari seperjalanan qashar. Demikian pula diperbolehkan shalat ghaib atas orang
yang telah dikuburkan, dengan syarat orang tersebut termasuk orang yang
berkewajiban menshalatkan pada saat meninggalnya.
Keguguran
Yang dimaksud dengan keguguran , yaitu apabila anak itu lahir dalam
keadaan hidup, maka hukumnya sebagaimana bayi sempurna, walaupun untuk
menyakinnya hidup dan matinya itu harus dengan penelitian. Tetapi apabila ia
keluar dalam keadaan mati, dan ia telah sampai umur empat bulan dalam
kandungan, maka wajib baginya dimandikan, dikafani dan dikuburkan, tanpa
dishalatkan. Namun apabila kurang dari empat bulan, disunatkan menutup dan
menguburkannya.
4. Menguburkan Jenazah
Hukum menguburkan jenazah adalah fardu kifayah, secara ijma’.
Adapun cara-cara menguburkan, yakni meletakkan jenazah dengan
menghadap kiblat, pada lubang yang baunya dapat tertutup
dan terjaga dari penciuman binatang buas. Sedang yang lebih
sempurna, hendaknya dilapangkan kuburnya, dan diperdalam
sekitar empat hasta.
a. Tempat penguburan
Tempat penguburan adalah tempat penguburan khusus kaum
muslimin, terpisah dari kuburan bukan muslim, dan karena diutamakan
pelaksanaan penyelesaian Jenazah sesegera mungkin, maka cukup dikubur di
9
tempat yang tersedia dan yang terdekat, dengan pengertian tidak selalu di tempat
kuburan keluarga.
b. Persiapan Penguburan.
1) Pembuatan liang lahat sekurang-kurangnya jangan sampai bau busuk mayit
dapat keluar,dan sampai dapat dibongkar oleh binatang.
2) Pilih tempat yang cukup kuat tanahnya,dari penggalian binatang buas
cukup jauh dari arus air,tidak mudah longsor dan hanyut tergusur aliran air.
3) Penutup lubang lahat harus cukup kuat dan rapat, supaya tidak mudah
longsor ke bawah.
4) Keranda Janazah hendaknya tertutup rapat dan sesederhana mungkin.
Pemberangkatan Jenazah.
1. Segerakanlah pemberangkatan penguburan dengan iring-iringan terutama
keluarga terdekat.
2. Hendaknya berjalan secara cepat-segera.
3. Kaum Wanita, walaupun keluarga terdekat tidak diperkenankan turut
mengiringi jenazah dalam proses penguburan.
4. Bagi yang melihat iringan jenazah hendaknya menghormati dan berdiri
tegak, sampai janazah lewat.
Tata cara Penguburan :
1. Letakkan usungan keranda Janazah di sebelah liang kubur yang longggar.
2. Dibuka tutup keranda dan selubung jenazah.
3. Dua/tiga orang lelaki, dari keluarga jenazah terdekat dan diutamakan yang
tidak Junub pada malam hari, sebelumnya.masuk dalam liang kubur dengan
berdiri, menyiapkan diri menerima jenazah.
4. Masukkan jenazah dari arah kaki , didahulukan kepalanya dimasukkan
(dari arah selatan)
5. Letakkan jenazah secara membujur , arah kepala di sebelah barat, dan
badan jasadnya dihadapkan miring/serong,mukanya menghadap kiblat.
6. Lepaskan semua ikatan tali, serta dilonggarkan kain kafannya (pipi pelipis
tidak harus meneyentuh tanah)
10
7. Letakkkan gumpalan tanah sebagai penyangga di bagian belakang badan,
kepala, pinggang, perut, kaki, agar jasad tidak terlentang.
8. Tutuplah rongga dengan rapat dengan kayu atau batu untuk kemudian
ditimbuni tanah yang cukup padat dan rapat.
9. Buatlah onggakan gundukan tanah tidak melebihi sejengkal tangan
tingginya.
10. Para pelayat diutamakan turut serta menimbuni tanah dengan tiga kali
taburan tanah.
B. ANALISIS
Merawat jenazah dalam Islam adalah hukumnya fardu kifayah yang
artinya wajib dilakukan oleh sebagian orang Islam saja maka yang lain sudah
gugur kewajibannya.Yang wajib bagi umat Islam dalam merawat jenazah
adalah:
a) Memandikan dengan air suci dan dibersihkan dengan air.
b) Dalam memandikan jenazah, harus benar-benar bersih, sampai sela-sela
jari, selangkangan dan juga rambut kepala harus benar-benar bersih tidak
ada kotoran yang menempel di jazadnya.
c) Yang memandikan keluarga atau kerabatnya agar dapat merahasiakan apa
yang ada ditubuh si mayit.
d) Mengkafani dengan kain kafan,
Sunnat bagi mayit laki-laki dikafan sampai tiga lapis kain, masing-
masing lapis hendak nya dapat menutup seluruh tubuhnya. Dan ditambah
lagi dengan baju kerung dan surban
Dan kain mayit wanita disunnatkan lima lapis , masing-masing
berupa sarung , baju , kerudung dan dua lapis yang menutupi seluruh
badan nya. Mula-mula kain tersebut dihamparkan lalu dibubuhkan kapur
barus dan cendana , kemudian dihamparkan pula yang kedua dan dibubuh
kan kapur barus dan cendana , lebih-lebih ditempat kepala nya supaya
lebih baik , kapur barus dari pada bagian-bagian kakinya .
Dibagian muka ( wajah ) , kening ( tempat sujut ) dan lubang-
lubang wajah nya di bubuh minyak wangi , dibagian perut nya dan lain-
11
lain bagian badan nya diberi kapur barus, lubang hidung dan mata ditutup
dengan kapas sampai tidak keluar dari padanya sesuatu, kecuali bagi
mayit yang sedang mengerjakan Ihram .
e). Setelah selesai dikafani, disholati.
Dalam mengerjakan solat jenazah, yang paling utama ialah
dikerjakan secara berjemaah dan harus dijadikan tiga saf (barisan)
sekurang-kurangnya setiap satu saf dua orang.
Bagi orang perempuan diperbolehkan mengikuti berjemaah
bersama-sama dengan orang lelaki atau boleh mendirikan solat ke atas
jenazah setalah disolatkan oleh orang lelaki.
Adapun hukum solat jenazah ini adalah Fardhu Kifayah seperti hal
menguruskannya.
1. Cara mengerjakan Solat Jenazah
Bagi jenazah lelaki, Imam yang akan mendirikan solat ke atasnya
hendaklah berdiri searah dengan kepala jenazah itu.
Bagi jenazah perempuan, Imam hendaklah berdiri searah dengan lambung
atau bahagian tengah jenazah itu Tentang tempat untuk mengerjakan solat
jenazah, diperbolehkan di dalam masjid, di surau atau di tempat lainnya
yang memungkinkan solat berjemaah dengan syarat tempatnya itu luas dan
bersih.
2. Rukun Solat Jenazah
Solat jenazah berbeza dengan solat-solat yang lain kerana cara
mengerjakannya hanya dengan berdiri dan takbir empat kali tanpa rukuk
dan sujud, juga tidak perlu azan dan iqamat. Adapun rukunnya ada empat :
i. Niat mendirikan solat jenazah yang dimaksudkan
ii. Berdiri bagi yang berkuasa.
iii. Bertakbir empat kali.
iv. Salam
Lain-lain :
1. Disunahkan berdo'a setelah selesai penguburan sebelum meninggalkan
kuburan dengan harapan siap menjawab pertanyaan Malaikat Mungkar -
Nakir.
12
2. Setiap mengangkat dan meletakkan mayat hendaklah diiringi do'a
"Bismillah wa'ala millati rosulillah" .artinya : Dengan nama Allah serta
mengikuti tuntunan Rasullah.
3. Do'a selesai penguburan : "Ya allah,ampunilah dia dan kasihinilah dia
dan sejahterakanlah dia dan maafkanlah dia dan tempatkanlah dia di
tempat yang terhormat, dan lapangkanlah tempatnya, dan empukkanlah
bumi tempat tidurnya dan jauhkanlah dia dari siksaan kubur, dan
lindungilah dia dari siksaan neraka, Ya allah tetapkanlah dia dengan
perkataan yang benar di dunia dan akhirat.
13
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Perawatan jenazah dalam Islam merupakan hal yang harus dilakukan
apabila kita menemui pasien yang kehilangan ataupun berduka. Perawatan
tersebut termasuk dalam asuhan praktik yang dilakukan para tenaga kesehatan
khususnya bagi para muslim yang hendaknya merawat jenazah muslim lainnya
dengan tat cara yang diyakini Islam pula.
Maka sebagai tenaga medis kita harus mengetahui, mempelajari dan
melaksanakan apa yang dianjurkan didalamnya. Karena Setiap yang bernyawa
pasti akan merasakan kematian. (Q.S Ali Imron :185 ).
Wahai saudara yang menyadari akan arti kehidupan. Mati adalah sesuatu yang
pasti bagi kita, tentunya kita menginginkan agar mayat kita diurus dengan benar
sesuai dengan ajaran Rosul Shollallohu Alaihi Wasallam. Kalau kita
menginginkan agar mayat kita diurus orang lain, maka hendaknya kita juga harus
bisa mengurus jenazah, bagaimana cara mempersiapkan pemandian bagi jenazah,
memandikannya, mengkafaninya, mensholatkan, sampai kita menguburkannya.
14
DAFTAR PUSTAKA
W. Alhafidz, M.A , Drs. Ahsin, (2007), Fikih Kesehatan , Sinar Grafika Offset,
Jakarta.
Solaeman, Ricky, (2008), Tata Cara Sholat/ Memandikan/Mengkafani Jenazah,
http://tausyiah275.blogsome.com/2005/11/20/tata-cara-sholat-jenazah.
Safarah, (2007), Merawat Jenazah, http://delss.wordpress.com/about/.
Al- Syumul (2000), Panduan Pengurusan Jenazah, http://syumul.tripod.com/,
Semenyih, Selangor Darul Ehsan.
15