Anda di halaman 1dari 5

Kelompok 24 / S.

Ganjil / 2013-2014

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Metanol atau methyl alkohol adalah produk industri hulu petrokimia
yang merupakan turunan dari gas alam. Senyawa kimia ini
dibuat melalui reaksi sintesa katalis pada tekanan rendah yang
melibatkan proses oksidasi parsial dari gas alam. Metanol
digunakan oleh berbagai industri seperti industri polywood,
tekstil, plastik, resin sintetis, farmasi, insektisida dan lainnya.
Metanol juga dipakai sebagai pelarut, bahan pendingin, bahan
baku perekat dll. Pada industri migas, metanol digunakan
sebagai antifreeze dan sebagai gas hydrate inhibitor pada sumur
gas alam dan pada pipa gas. Methyl tertiary butyl eter (MTBE)
adalah komponen pencampur untuk mendapatkan oktan tinggi
pada BBM. Bahan ini dibuat dari reaksi antara isobuty-lene
dengan metanol (ICI, 2010).
Kebutuhan methanol dunia dari tahun 2005 dan diprediksi sampai
tahun 2016 berkorelasi positif yaitu mengalami kenaikan sesuai
dengan berkembangnya pertumbuhan kebutuhan energi dunia
(CMAI, 2012). Hal ini dapat dilihat pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1 Kebutuhan Methanol Dunia (CMAI, 2012).

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari TKS

By
Mukhlisoh Arifah

Checked
Joni Miharyono
Maihendra
Sari Ulfayana

Approved

Kelompok 24 / S. Ganjil / 2013-2014

Di

Indonesia, metanol paling banyak digunakan pada industri


formaldehyde
dan
produk
turunannya
seperti
urea
formaldehyde,
phenol
formaldehyde,
dan
melamine
formaldehyde (adhesive resin). Senyawa kimia ini berupa cairan
tak berwarna dan mudah terbakar dengan nyala berwarna biru.
Bahan ini sangat tidak stabil, larut didalam air dengan titik didih
64,5C , titik bekunya - 97,8C.(ICI, 2012).

Kini Indonesia sedang melakukan pengembangan metanol yang


diperoleh dari proses gasifikasi batubara muda (rendah kalori) untuk
pembuatan DME (Data Konsult, 2010). Metanol juga dapat diproduksi
dari gas alam melalui reaksi dehidrasi metanol. Namun, gas alam
merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui, sehingga
akhir-akhir ini muncul alternatif bahan baku lain yang bersifat
diperbaharui salah satunya adalah biomassa (Setiaji,2008).
Pada Pra Rancangan Pabrik ini biomassa yang digunakan adalah
Tandan Kosong Sawit (TKS). Tandan Kosong Sawit dipilih menjadi
sumber biomassa penghasil metanol dikarenakan TKS ini merupakan
limbah yang di produksi dari Pabrik Kelapa Sawit yang jumlahnya
melimpah, murah, mudah ditemukan karena TKS selalu diproduksi
setiap harinya. Selain dari ketersedian Tandan Kosong Sawit (TKS) yang
melimpah, TKS juga mengandung kadar Lignoselulosa yang tinggi
sehingga TKS menjadi pilihan yang tepat dalam pemilhan sumber
biomassa pembuatan metanol. Pada proses pembuatan metanol yang
bersumber dari biomassa Tandan Kosong Sawit (TKS) bahan baku
tersebut akan digasifikasi sehingga menghasilkan gas sintesis (syngas)
yang kemudian digunakan sebagai bahan baku sintesis methanol.
Kapasitas produksi yang ditetapkan adalah kurang lebih 50% dari
kebutuhan nasional, sehingga diharapkan dapat mengurangi impor
metanol dari luar negeri. (Tiarasasti,2011)

1.2 Prospek Industri dan Pemasaran


Perkembangan industri metanol memiliki prospek ekonomi yang sangat
prospektif. Hal ini dikarenakan kebutuhan metanol di Indonesia terus
mengalami peningkatan setiap tahunnya Hal ini diketahui dari data
volume impor dan ekspor produksi metanol, serta permintaan metanol
dunia. Dengan metoda least square data yang ada, maka dapat
diperkirakan bahwa pada tahun 2010 indonesia masih akan
mengimpor metanol sebesar 141.778 ton (Devi,2011). Saat ini
kapasitas produksi metanol dunia diperkirakan sekitar 37,5 juta ton per
tahun. Jika dilihat dari jumlah ini maka produksi metanol Indonesia
hanya sekitar 2,67 % dari produksi dunia (Batan, 2010).
Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari TKS

By
Mukhlisoh Arifah

Checked
Joni Miharyono
Maihendra
Sari Ulfayana

Approved

Kelompok 24 / S. Ganjil / 2013-2014

Produksi dari PT. Kaltim Methanol Industri telah dipasarkan berbagai


wilayah Indonesia maupun luar negeri. Untuk pemasaran luar negeri
dilakukan oleh Sojitz Corporation sebesar 70% (480.000 MT) dan
sisanya 30% (180.000 MT) untuk wilayah Indonesia oleh PT. Humpuss.
Sehingga kebutuhan metanol di Indonesia kini setiap tahunnya naik
1,87 % (Saputra, 2010).
Tabel 1.1. Data kebutuhan metanol di Indonesia
Tahu
n
2010
2011
2012

Produ
ksi
(ton/th
)
660.00
0
660.00
0
660.00
0

Ekspo
r
(ton/t
h)
430.00
0
476.00
0
437.00

Impor
(ton/t
h)

Kebutuh
an
(ton/th)

192.00
0
265.00
0
242.00
0

422.000
449.000
471.000

Data pada Gambar 1.1


menunjukan bahwa terjadi peningkatan
kebutuhan metanol di Indonesia. Untuk mencukupi kebutuhan akan
metanol, Indonesia masih harus banyak mengimpor metanol produksi
luar negeri karena indonesia hanya dapat memproduksi 70% dari yang
dibutuhkan saat ini.
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa
penggunaan
metanol cenderung mengalami kenaikan setiap
tahunnya. Sehingga dengan kapasitas produksi diatas maka pabrik ini
dapat memenuhi 100 % kebutuhan pasar dan sisanya dapat di ekspor
untuk menambah devisa Negara.
Dari segi ekonomi, pendirian pabrik metanol sangat menguntungkan
karena selisih harga produk dan bahan baku yang cukup besar. Hal ini
dapat dilihat dari segi bahan baku yaitu biomassa berupa Tandan
Kosong Sawit yang merupakan limbah dari Pabrik Kelapa Sawit yang di
produksi setiap harinya. Sehingga dapat diketahui bahwa selisih antara
harga bahan baku dan harga produk jauh berbeda. Dan hal ini memberi
peluang keuntungan yang besar buat pabrik.
Tabel 1.2 Perbandingan Harga Produk dengan Bahan Baku
Material

Harga
(US$/kg)

Produk

Metanol

0,6

Bahan Baku

Tandan Kosong Sawit

0,01

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari TKS

By
Mukhlisoh Arifah

Checked
Joni Miharyono
Maihendra
Sari Ulfayana

Approved

Kelompok 24 / S. Ganjil / 2013-2014

(TKS)
(Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, 2011)
Untuk memproduksi 1 liter biofuel dibutuhkan sekitar 5 kilogram
tandan kosong kelapa sawit. Harga produksinya mencapai Rp 6.900 per
kilogramnya (Cahyono,2011). Dari data di tabel kita dapat menetukan
kelayakan pendirian pabrik metanol dengan mengujinya melalui Gross
Profit Margin (GPM). GPM merupakan perkiraan secara global
mengenai keuntungan yang diperoleh dari penjualan produk utama
dan produk samping dikurangi dengan biaya bahan baku, tanpa
melihat biaya peralatan dan biaya operasi.
Untuk menghitung GPM kita harus mengetahui harga bahan baku dan
harga barang produksi yang dapat kita ambil dari data di Tabel 1.2.
Reaksi total pembentukan metanol adalah :
CO + 2H2
CH 3OH
Kurs Mata Uang Asing 1 US $ = Rp. 11.500 (www.bi.go.id)
Karena bahan baku yang digunakan tidak berasal langsung dari gas
alam melainkan berasal dari biomassa. Maka, untuk melihat kelayakan
ekonominya di tentukan dengan menentuka kadar kandungan CO dan
H2 didalam biomassa yang digunakan.
Tabel 1.3. Konsentrasi bahan bakar gas

Gas
H2
CO

Konsentrasi (Vol.%) pada


o
900 C
Cangkang Serat
TKS
7,6
7,4
8,2
62,4
60,7
60,2

Dengan adanya komposisi CO dan H 2 yang tersedia, maka dapat


dihitung nilai GPM sebagai berikut.
Tabel 1.4. Data perhitungan Gross Profit Margin (GPM)
Reaktan
Produk
Komponen
CO
H2
CH3OH
Mol
1
2
1
BM (g/mol)
28
2
32
G
28
4
32
Kg
0,028
0,004
0,032
Kg/Kg metanol
0,875
0,125
1
Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari TKS

By
Mukhlisoh Arifah

Checked
Joni Miharyono
Maihendra
Sari Ulfayana

Approved

Kelompok 24 / S. Ganjil / 2013-2014

US$/kg

0,024

1,67

0,6

Sehinngga nilai GPM dapat dihitung seperti berikut :


GPM = harga jual produk harga pembelian bahan baku
=

GPM

= (1x0,6) [(0,875 x 0,024) + (0,125 x 1,67)]

GPM

= 0,37025 US$/kg CH3OH

Dari perhitungan diperoleh GPM = 0,3915 US$/kg = Rp 4300/kg jadi


produk CH3OH ini layak untuk di pasarkan.

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari TKS

By
Mukhlisoh Arifah

Checked
Joni Miharyono
Maihendra
Sari Ulfayana

Approved

Anda mungkin juga menyukai