Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH OSEANOLOGI

PENDAHULUAN

ALGA MERAH (Rhodophyta)

NAMA

: MARDINA

NIM

: H41112251

KELOMPOK : II (DUA) A

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


JURUSAN BIOLOGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang maha esa yang telah
memberikan segala karunia-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan penulisan
makalah ini yang berjudul ALGA MERAH atau Rhodophyta. Dimana oenulisan
makalah ini merupakan tugas pengganti dari diskusi yang sempat tertunda karena
adanya halangan yang tidak bisa dihindari.
Tentu masih banyak kesalahan-kesalahan di dalamnya, oleh karena itu
kritikan dari para pembaca sangat kami harapkan guna adanya perbaikan dalam
penulisan ke depan.
Akhirnya, saya mengharapkan agar makalah ini dapat memberikan
wawasan tambahan kepada para pembaca umumnya dan penulis pada khususnya.

Makassar, Mei 2012


Penulis

Mardina

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alga merah atau Rhodophyta adalah salah satu filum dari alga berdasarkan
zat warna atau pigmentasinya. Ganggang ini hidup di laut dan kira-kira 50 jenis di
air tawar bentuk tubuh seperti rumput sehingga disebut dengan rumput laut.
Tubuh bersel banyak bentuk seperti lembaran, talusnya mikroskopik dan
multiseluler. Warna merah karena mengandung pigmen fikoeritrin
Walaupun sebagian besar ganggang merah hiup di laut banyak terdapat dilaut
tropika.Sebagian kecil hidup diair tawar yang dingin dengan aliran deras dan
banyak oksigen. Selain itu ada pula yang hidup diair payau. Ganggang merah
yang banyak ditemukan di lautdalam adalah Gelidium dan Gracilar ia, sedang
Eucheuma spinosumditemukan dilautdangkl.
Alga Merah (Rhodophyta) berwarna merah sampai ungu,tetapi pada juga
yang lembayung atau kemerah-merahan. Kromatofora berbentuk cakram atau
lembaran dan mengandung k lorofil a, klorofil b, serta karotenoid. Akantetapi,
warna lain tertutup oleh warna merah fikoeritrin sebagai pigmen utama
yangmengadakan fluoresensi.
Adapun secara lengkap mengenai laga merah ini akan di bahas dalam pembahasan
makalah ini.
B.

Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :

1.

Apakah ciri-ciri dari rhodophyta ?

2.

Bagaimanakah habbitat rhodophyta ?

3.

Bagaimana sistem reproduksi rhodophyta ?

BAB II
ISI

A. Ciri-ciri rhodophyta (Ganggang merah)


Rhodophyceae berwarna merah sampai ungu, kadang-kadang juga lembayung
atau pirang kemerahmerahan. Kromatofor mengandung klorofil-a dan karotenoid,
tetapi warna itu tertutup oleh zat warna merah yang mengandung fluoresensi,
yaitu fikoeretin. Sebagai hasil asimilasi terdapat sejenis karbohidrat yang disebut
tepung floride, yang juga merupakan hasil polimerisasi glukosa berbentuk bulat,
tidak larut dalam air, seringkali berlapis-lapis, jika dibubuhi yodium berwarna
kemerahmerahan. Rhodophyceae selalu bersifat autotrof dan heterotrik, hidup
dalam air laut, hidupnya sebagai bentos, melekat pada suatu substrat dengan

benang-benang pelekat atau cakram pelekat.

Adapun cici-ciri rhodophyta secara spesifik dipaparkan sebagai berikut :


1.

Mengandung kloroplas berisi fikoeretrin lebih banyak dibandingkan klorofil,


ada karotenoid, sedikit fikosianin.

2.

Kebanyakan hidup di air laut, yaitu laut dalam yang hanya dapat dicapai oleh
cahaya bergelombang pendek. Hidup sebagai bentos, melekat pada substrat
dengan benang/cakram pelekat.

3.

Bersifat autotrof, tetapi ada yang heterotrof. Yang heterotrof tidak


berkromatofora dan hidup sebagai parasit pada ganggang lain.

4.

Hasil asimilasi berupa tepung floridae (mirip glikogen) dan floridosida


(senyawa gliserin dan galaktosa) serta tetes minyak. Kadang terdapat
pirenoid.

5.

Dinding sel ganggang merah terdiri atas selulosa (sebelah dalam) dan pektin
berlendir (sebelah luar).

6.

Bentuk talus beranekaragam dengan jaringan tubuh yang belum bersifat


parenkim tetapi hanya berupa plektenkim.

7.

Reproduksi aseksual dengan spora, dan seksual dengan cara oogami. Spora
atau gamet tidak berflagel, jadi tidak dapat bergerak aktif.

B. Habitat rhodophyta
Sebagian besar alga merah hidup di laut, banyak terdapat di laut tropika.
Sebagian kecil hidup di air tawar yang dingin dengan aliran deras dan banyak
oksigen. Selain itu ada pula yang hidup di air payau. Alga merah yang banyak
ditemukan di laut dalam adalah Gelidium dan Gracilaria, sedang Euchema
spinosum menyukai laut dangkal.
C.

Sistem reproduksi rhodophyta


Perkembangbiakan dapat secara aseksual, yaitu dengan pembentukan

spora, dapat pula secara seksual (oogami).


Reproduksi seksual terjadi melalui pembentukan dua anteridium pada ujungujung cabangtalus. Anteridium menghasilkan gamet jantan yang disebut

spermatium.Gametangium betina disebut karpogonium yang terdapat pada


ujung cabang lain.Karpogonium terdiri dari satu sel panjang. Bagian
karpogonium bawah membesar seperti botol, sedangkan bagian atasnya
membentuk gada atau benang dan dinamakan trikogen. Inti sel telur terdapat
di bagian bawah yang membesar seperti botol. Spermatium mencapai
trikogen karena terbawa air (pergerakan secara pasif). Spermatium kemudian
melekat

pada

trikogen.

Setelah

dinding

perlekatan

terlarut,seluruh

protoplasma spermatium masuk dalam karpogonium. Setelah terjadi


pembuahan, terbentuklah sumbat di bagian bawah. karpogonium. Sumbat
itumemisahkan karpogonium dan trikogen. Zigot hasil pembuahan akan
membentuk benang-benang sporogen. Dalam sel-sel di ujung benang
sporogen itu, terbentuk spora yang masing-masing memiliki satu inti dan satu
plastida; spora tersebutdinamakan karpospora. Karpospora akhirnya keluar
dari sel-sel ujung benangsporogen sebagai protoplasma telanjang berbulu
cambuk. Karpospora ini mula-mula berkecambah menjadi protalium yang
akhirnya

tumbuh

menjadi

individu

baru

lengkap

dengan

alat-alat

generatifnya.
Reproduksi aseksual terjadi dengan membentuk tetraspora. Tetrasporaakan
menjadi gametangium jantan dan gametangium betina. Gametangium jantann
dan betina akan bersatu membentuk karposporofit. Karposporofit kemudian
menghasilkan tetraspora, Contoh anggota-anggota Rhodophyta antara lain:
Corrallina, Palmaira, Batrachospermum moniliforme, Gelidium, Gracilaria,
Eucheuma,dan Scicania furcellata. Baik spora maupun gametnya tidak
mempunyai bulu cambuk, jadi tidak dapat bergerak aktif. Rhodophyceae
dibagi dalam dua anak kelas, yaitu Bangieae dan Florodeae.

D. Pembagian anak kelas rhodophyta


Pembagian anak kelas rhodophyta yaitu sebgai berikut :
1.

Anak kelas bangieaea (protofloroda)


Talus berbentuk benang, cakram atau pita dengan tidak ada percabangan

yang

beraturan.

Pembiakan

vegetatif

dengan

monospora

yang

dapat

memperlihatkan gerakan ameboid. Anteridium menghasilkangamet jantan yang


disebut spermatium. Dalam golongan ini termasuk suku Bangiaceae, yang
membawahi antara lain ganggang tanah Porpyridium cruentum dan ganggang laut
Bangia artropurpurea.
2.

Anak kelas floridae


Talus ada yang masih sederhana, tapi umumnya hampir selalu bercabang-

cabang dengan beraturan dan mempunyai beraneka ragam bentuk, seperti benang,
lembaran-lembaran. percabangannnya menyirip atau menggarpu. Tiap anteridium
menghasilkan satu gamet betina yang oleh karena tidak dapat bergerak tidak
dinamakan spermatozoid tetapi spermatium. Gametangium betina dinamakan
karpogonium, terdapat pada ujung-ijung cabang lain daripada cabang talus yang
mempunyai anteridium. Suatu karpogonium terdiri atas satu sel panjang, bagian
bawahnya membesar seperti botol, bagia atasnya berbentuk gada atau benang dan
dinamakan trikogen.
Zigot tidak mengalami waktu istirahat, melainkan dari bidang sampingnya
lalu membentuk sel-sel yang merupakan benang-benang sporogen. Dalam sel-sel
ujung benang itu terbentuk satu spora, masing-masing dengan satu inti dan satu
plastida dan dinamakan karpospora. Karpospora itu mula-mula berkecambah
menjadi suatu protalium yang akhirnya tumbuh menjadi individu baru dengan
alat-alat generatif. Peristiwa di atas terdapat antara lain pada Batrachospermum

moniliforme. Pada warga Floridaea lainnya terdapat pergiliran antar 3 keturunan


dalam daur hidupnya yaitu :
a.

Gametofit yang haploid, yang mempunyai anteridium dan karpogonium.

b.

Karposporofit yang diploid, mengeluarkan karpospora diploid.

c.

Tetrasporofit, yang habitusnya menyerupai gametofit (keturunan pertama),


akan tetapi tidak mempunyai alat-alat seksual, melainkan mempunyai
sporangium yang masing-masing mengeluarkan 4 spora (tetraspora).
Daur hidup yang memperlihatkan 3 keturunan itu antara lain terdapat pada

Callithamnion corymbosum. Gametofit dan tetrasporofit dapat isomorf, tetapi ada


pula yang tidak, misalnya Bonnemaisonia hamifera.
Florideae dibagi dalam sejumlah bangsa, diantaranya yaitu :
a.

Bangsa Nemalionales, termasuk suku Helminthocladiacae yang antara lain


mencakup Batrachospeermum moniliforme, Bonnemisonia humifera.

b.

Bangsa

Gelidiales,

termasuk

suku

Gelidiaceae,

misalnya

Gelidium

cartilagineum dan Gelidium lichenoides, terkenal sebagai penghasil agaragar.


c.

Bangsa Gigartinales, kebanyakan terdiri atas ganggangang laut. Yang penting


ialah suku Gigartinaceae dengan dua warganya yang menghasilkan bahan
yang berguna, ialah Chondrus crispus dan Gigartina mamillosa, penghasil
karagen atau lumut islandia yang berguna sebagai bahan obat.

d.

Bangsa Nemastomales, dari bangsa ini perlu disebut suku Rhodophyllidaceae


yang salah satu warganya terknal sebagai penghasil agar-agar, yaitu Euchema
spinosum. Suku Sphaerococaceae, juga mempunyai anggota-anggota yang
merupakan penghasil agar-agar pula, diantaranya Gracilaria lichenoides dan
berbagai jenis yang termasuk marga Sphaerococcus.

e.

Bangsa Ceramiales, dalam bangsa ini termasuk antara lain suku Ceramiaceae
di dalamnya. Contoh, Callithamnion corymbosum.
Ada yang mencari nenek moyang Rhodophyceae pada Chlorophyceae,

mengingat adanya trikogin pada karpogonium yang mengingatkan oogonium


dalam sel-sel tumbuhan pada Coleochaeta. Ada yang mencari hubungan
kekerabatan dengan Cyanophyceae dan menganggap Protoflorideae sebagai
jembatannya.
Bekas ganggang ini telah ditemukan dalam lapisan-lapisan tanah dari zaman silur,
dan mungkin dari kambrium, bahkan sering tidak hanya bekas, melainkan sisa
sisa yang mengandung kapur.
E. Peranan rhodophyta
Alga merah jenis tertentu dapat menghasilkan agar yang dimanfaatkanantara
lain sebagai bahan makanan dan kosmetik, misalnya Eucheuma spinosum.Di
beberapa negara, misalnya Jepang, alga merah ditanam sebagai sumber makanan.
Selain itu juga dipakai dalam industri agar, yaitu sebagai bahan yang dipakai
untuk mengeraskan/memadatkan media pertumbuhan bakteri. Beberapa alga
merah yang dikenal dengan sebutan alga koral menghasilkan kalsium karbonat
didinding selnya. Kalsium karbonat ini sangat kuat dalam mengatasi terjangan
ombak. Kelebihan ini menjadikan alga koral memiliki peran pentingdalam
pembentukan terumbu karang.
Selain itu alga merah dapat menyediakan makanan dalam jumlah banyak bagi
ikan dan hewan lain yang hidup di laut. Jenis ini juga menjadi bahan makanan
bagi manusia misalnya Chondrus crispus (lumut Irlandia) dan beberapa genus
Porphyra. Chondrus crispus dan Gigortina mamilosa menghasilkan karagen yang
dimanfaatkan untuk penyamak kulit, bahan pembuat krem, dan obat pencuci

rambut. Alga merah lain seperti Gracilaria lichenoides, Euchema spinosum,


Gelidium dan Agardhiella dibudidayakan karena menghasilkan bahan serupa
gelatin yang dikenal sebagai agar-agar. Gel ini digunakan oleh para peneliti
sebagai medium biakan bakteri dan fase padat pada elektroforesis gel, untuk
pengental dalam banyak makanan, perekat tekstil, sebagai obat pencahar
(laksatif), atau sebagai makanan penutup.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1.

Ciri-ciri Rhodophyta adalah : mengandung kloroplas berisi fikoeretrin lebih


banyak dibandingkan klorofil, ada karotenoid, sedikit fikosianin, kebanyakan
hidup di air laut, Bersifat autotrof, tetapi ada yang heterotrof. Hasil asimilasi
berupa tepung floridae (mirip glikogen) dan floridosida (senyawa gliserin dan
galaktosa) serta tetes minyak. Kadang terdapat pirenoid, dinding sel
ganggang merah terdiri atas selulosa (sebelah dalam) dan pektin berlendir
(sebelah luar), bentuk talus Reproduksi aseksual dengan spora, dan seksual
dengan cara oogami.

2.

Habitat rhodophita adalah di laut, banyak terdapat di laut tropika. Sebagian


kecil hidup di air tawar yang dingin dengan aliran deras dan banyak oksigen.
Selain itu ada pula yang hidup di air payau

3.

Sistem reproduksi rhodophyta adalah secara seksual dan aseksual.

B. SARAN
Sekiranya bagi pembaca bisa melihat beberapa referensi untuk mengetahui
lebih jauh tentang alga merah baik itu dari buku-bukumaupun dari internet.

DAFTAR PUSTAKA

Tjitrosoepomo, Gembong. 1989. Taksonomi Tumbuhan (Schizophyta,


Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta). Gadjah Mada University Press:
Yogyakarta
http://agustus-galuh.blogspot.com/2010/11/alga-merah.html
http://amintabin.blogspot.com/2010/06/ciri-ciri-ganggang-merahrhodophyceae.html
http://emprorerfaisal.blogspot.com/2011/11/alga-merah.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Alga_merah
http://www.scribd.com/doc/56131341/Alga-Merah
http://www.iptek.net.id/ind/pd_alga/index.php?alga=merah

Anda mungkin juga menyukai