Anda di halaman 1dari 10

Pengaruh Pemberian Ekstrak Jintan Hitam (Nigella sativa) Terhadap

Penurunan Trigliserida Darah Pada Tikus Putih Jantan (Rattus norvegicus)


Galur Wistar

ARTIKEL HASIL PENELITIAN


KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :
MARDIYYAH NODRIATI
09310156

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2013

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
Skripsi, 1 juni 2013
Mardiyyah Nodriati

kelompok uji. Hasil penelitian menunjukkan


bahwa pemberian ekstrak nigella sativa selama 2
minggu berturut turut dapat menurunkan
trigliserida darah.

Pengaruh Pemberian Ekstrak Jintan Hitam


(Nigella
sativa)
Terhadap
Penurunan
Trigliserida Darah Pada Tikus Putih Jantan
(Rattus norvegicus)

Kata kunci : Ekstrak


Trigliserida, Niasin

ABSTRAK
Latar Belakang: Hipertrigliseridemia
dapat mempengaruhi terjadinya Penyakit Jantung
Koroner(PJK). Hipertrigliseridemia disebabkan
oleh gaya hidup dan pola makan yang tidak ideal.
Salah satu pengendalian peningkatan trigliserida
adalah menggunakan ekstrak jintan hitam yang
telah diteliti dalam penelitian ini. Ekstrak jintan
hitam merupakan tanaman yang mengandung
niasin 631116,52 g/100 g dapat menurunkan
trigliserida darah. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis pengaruh pemberian ekstrak jintan
hitam terhadap penurunan trigliserida pada tikus
putih jantan (Rattus norvegicus) galur wistar.
Metode : Penelitian ini adalah eksperimental
dengan rancangan pretest postest control group
design. Subjek penelitian adalah tikus putih
jantan (Rattus norvegicus) galur wistar sebanyak
20 ekor usia 8 12 minggu yang dibagi menjdi 4
kelompok secara random. Subjek diberi kuning
telur selama 7 hari untuk meningkatkan
trigliserida darahnya. Trigliserida diukur dengan
pemeriksaan trigliserida sebelum dan sesudah
perlakuan ekstrak jintan hitam.
Hasil : Pengukuran trigliserida sebelum
diberi ekstrak jintan hitam dan sesudah diberi
ekstrak jintan hitam, yaitu kelompok kontrol (K)
diperoleh selisih turun sebesar 67,60 mg/dl
atau naik sebesar 67,60 mg/dl, Kelompok
perlakuan P1 turun sebesar 27,20 mg/dl,
kelompok perlakaun P2 turun sebesar 39,40
mg/dl, Sedangkan kelompok perlakuan P3 turun
sebesar 54,40 mg/dl. Hasil uji paired T Test
(P<0,05) menunjukkan perbedaan trigliserida
darah yang signifikan pada masing masing

jintan

hitam,

MEDICAL FACULTY
MALAHAYATI UNIVERSITY
A Script, July 1, 2013
Mardiyyah Nodriati
The Effect of Extracts of Black Cumin (Nigella
sativa) The Blood Triglycerides of Males White
Rat (Rattus norvegicus) Wistar strain
ABSTRACT
Background :
Hipertriglyceride can
influence Coronary Heart Disease (CHD).
Hipertriglyceride is caused by life style and
habitual eating which is unhealthy and not ideal.
One of the way to control hipertriglyceride is by
using a nigella sativa which has been
experimented in this experiment. Extract of black
cumin is a plant contain niacine 631116,52
g/100 g which are guessed to lower triglyceride
level. This research was to investigate the effect
of black cumin extract to the reduction of
triglycerides in male white rats (Rattus
norvegicus) wistar strain.
Metode : The experiments is an
experimently with arrangement of pretest control
group design. The experiment subyek are 20th
males white rats (Rattus norvegicus) wistar
strain age 8 12 weeks which are devided
become four group by randomly. The subject are
given egg yolk 7 days to increase the blood
triglyceride. Triglyceride is measured by
examining triglyceride before and after giving.
Result : Triglyceride measurement before
given extract black cumin and black cumin
extract was given after, the control group K

obtained by the difference decrease about - 67.60


mg/dl or increase about 67.60 mg/dl, P1
treatment group decrease about 27.20 mg/dl , P2
treatment group decrease about 39.40 mg / dl,
while P3 treatment group decreased by 54.40
mg/dl. Test results of paired T-test (P <0.05)
shows the differences of blood triglyceride which
significant in every group test. The result of the
research showed that extract black cumin 2
weeks can decrease triglyceride level.
Keyword : Black cumin, triglyseride,
Niacine

PENDAHULUAN
Penyakit jantung koroner (PJK) adalah
suatu kelainan pada jantung yang disebabkan
karena
aterosklerosis
atau
penyempitan
pembuluh darah yang mengalir ke jantung.1
Menurut Word Healt Organization (WHO),
angka kematian akibat PJK dan penyakit
kardiovaskular lain indonesia pada tahun 2002
sebesar 28% dan mencapai 30% pada tahun
2008.1,2Trigliserida merupakan lipid utama
dalam makanan.3,4Kadar trigliserida yang tinggi
dalam darah dapat meningkatkan konsentrasi
Very Low Density Lipoprotein (VLDL) yang
mampu meningkatkan risiko terbentuknya plak
pada arteri dan dalam jangka waktu lama dapat
memicu terjadinya aterosklerosis.25
Pada saat ini muncul ekstrak tanaman yang
dipercaya masyarakat dapat meningkatkan daya
tahan tubuh untuk menangkal berbagai macam
penyakit yaitu jintan hitam. Jintan
hitam
(Nigella sativa) merupakan salah satu rempah
rempah yang digunakan sebagai suplemen.6
Ekstrak jintan hitam memiliki manfaat bagi
kesehatan. Jintan hitam mengandung lemak
32mg/100g,
Niasin
631116.52g/100g,
Kalsium 1,859mg/100g, dan mengandung serat
kasar sebanyak 6.60,69mg/g. Jintan hitam
memiliki kandungan niasin cukup tinggi
dibandingkan dengan kandungan niasin pada
pepaya. Penelitian mengenai pepaya secara
laboratoris sebelumnya telah dilakukan pada
hewan coba yang diinduksi hiperkolesterolemia

menunjukkan bahwa pemberian jus buah pepaya


mentah dengan kulit sebanyak 5 ml/hari selama 7
hari dapat menurunkan kadar kolesterol dan
trigliserida serum darah tikus secara bermakna.7
Penelitian lain yang dilakukan pada tikus yang
diberi makanan tinggi kolesterol menunjukkan
bahwa pemberian ekstrak buah pepaya mentah
sebanyak 25,50,100 mg/kg berat badan selama
30 hari dapat menurunkan kadara trigliserida,
kolesterol total, LDL, dan VLDL.8 Pada
penelitian tersebut pada buah pepaya terdapat
kandungan niasin sebesar 0,3338 mg mampu
menurunkan konsentrasi trigliserida dalam
sirkulasi
dan
mencegah
terjadinya
9,10
aterosklerosis.
Berdasarkan uraian diatas, Dengan
jumlah kandungan niasin cukup tinggi
dibandingkan pepaya dan dengan jumlah dosis
bertingkat yang berbeda. Maka penelitian tertarik
mana yang lebih efektif antara jintan hitam atau
penelitian sebelumnya yang dapat menurunkan
trigliserida darah pada tikus putih jantan galur
wistar. Sehingga perlu dilakukan penelitian
tentang pengaruh pemberian ekstrak jintan hitam
terhadap penurunan trigliserida darah tikus putih
jantan galur wistar.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian
ini
merupakan
eksperimental
laboratory dengan rancangan yang digunakan
adalah pretest and posttest only controled group
design yang menggunakan 5 kelompok, yaitu 1
kelompok kontrol (K),dan 3 kelompok perlakuan
P1,P2,P3.11
Populasi dan Sampel Penelitian
a. Populasi penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah tikus
putih jantan (Rattus norvegicus) galur wistar
yang memilik berat antara 200 - 250 gram
yang diperoleh dari Dinas Peternakan Jakarta
Barat.
b. Sampel
Sampel penelitian ini adalah tikus putih jantan

(Rattus norvegicus) galur wistar yang


memenuhi kriteria penelitian berikut ini:
1. Kriteria Inklusi:
a. Tikus putih jantan (Rattus novegicus)
b. Umur 8-12 minggu
c. Berat badan 200-250 gram
d. Sehat dan bersih
e. Tidak memiliki kelainan anatomi
2. Kriteria Eksklusi:
a. Tikus tampak sakit, bergerak secara
aktif
b. Bobot tikus menurun
c. Tikus mati dalam masa penelitian
3. Besar Sampel
Penentuan besar sampel berdasarkan
ketentuan WHO jumlah sampel yaitu satu
kelompok terdiri dari 5-6 ekor tikus. Pada
penelitian ini tikus dibagi menjadi 4
kelompok dengan jumlah sampel 5 ekor
per kelompok. Ada 4 kelompok perlakuan,
jadi jumlah sampel 4 x 5 = 20 ekor tikus
putih jantan (Rattus norvegicus) galur
wistar. Bila ada tikus yang memenuhi
kriteria eklusi mati, diganti dengan tikus
lain sesuai kriteria inklusi sehingga tikus
sesuai dengan yang diinginkan.12
Variabel penelitian
Variabel dari penelitian ini terdiri dari:
a. Variabel Independent yaitu pemberian
ekstrak jintan hitam (Nigella sativa).
b. Variabel Dependent kadar trigliserida
darah.
c. Variabel terkendali
d. Variabel tidak dapat dikendalikan
Definisi Operasional Variabel
a. Ekstrak Jintan Hitam (Nigella sativa)
Ekstrak jintan hitam yang didapat dengan
melakukan ekstraksi biji jintan hitam
menggunakan metode maserasi dengan
pelarut etanol 96%. Ekstrak diberikan
secara per oral dalam ukuran ml.
Skala : Ordinal
b. Penurunan Kadar Trigliserida Darah
Kadar trigliserida darah tikus putih jantan

(Rattus norvegicus) galur wistar yang


diperoleh dari hasil selisih pengukuran
sebelum perlakuan dan setelah diberi
perlakuan.
Skala : Rasio
Alat, dan bahan Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini
terdiri dari kandang tikus ukuran 60 x 30 x 15
cm yang diberi serbuk kayu sebagai dasar dan
kawat sebagai tutup kandang, spuit 1cc 4 buah,
spuit disposible 5cc 4 buah, mikropipet 2 buah,
tabung reaksi 20 buah, rak tabung reaksi 2 buah,
alat centrifuge 1 buah, fotometer, sonde
lambung, kamera digital 1 buah.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Hewan percobaan berupa tikus putih
jantan yang memenuhi criteria inklusi, pakan
standar dan minum tikus, kuning telur sebanyak
5 gram untuk satu perlakuan, ekstrak jintan hitam
dalam 3 dosis, yaitu : 1 ml, 2, ml dan 3, ml,
serum trigliserida, serbuk kayu.
Dosis Penelitian
Setelah
dikonversi,
volume
cairan
maksimal yang akan diberikan tikus secara
peroral adalah 5 ml/ 100 gram.13 Agar takaran
dosis yang diberikan tidak melebihi setengah kali
volume maksimalnya dan tidak terdapat gejala
keracunan akut pada tikus putih dalam
penggunaan jintan hitam secara oral hingga dosis
tinggi sebesar 10 ml/ kg melalui lambung yang
tidak menunjukan gejala toksis sama sekali.14
Dosis ekstrak jintan hitam yang dibutuhkan
dalam penelitian ini adalah 10%, 20%, dan 30%
dari dosis maksimal yang telah terbukti tidak
menunjukan gejala toksis. Maka dosis yang
diberikan pada tikus putih ini adalah :dosis I :
10% x 10 = 1 ml, dosis II : 20% x 10 = 2 ml,
dosis III : 30% x 10 = 3 ml.
Prosedur Pengumpulan Data
1. Aklimatisasi Hewan Uji
Subjek penelitian sebanyak 20 ekor tikus
putih jantan (Rattus novergicus) jalur wistar
dibagi menjadi 4 kelompok secara acak

sederhana, sehingga dalam 1 kelompok


terdiri atas 5 tikus setiap kelompok dalam
kandang yang berukuran berukuran 60 x 30
x 15 cm yang diberi alas serbuk kayu, tutup
kawat sebagai penutup, serta tempat makan
yang diisi pakan standar (BR-2) secara ad
libitum (alami) dan minuman yang cukup.
Adaptasi ini akan dilakukan selama 7 hari.
Pembersihan kandang tikus akan dilakukan
secara berkala setiap hari.
2. Randomisasi dan Pembuatan Keadaan
Hipertrigliseridemia
Sebanyak 20 ekor tikus putih jantan
(Rattus norvegicus) yang telah diadaptasi
kemudian dilakukan randomisasi, maka
dipilih 5 ekor untuk dijadikan kelompok
kontrol positif, sedangkan untuk kelompok
perlakuan I, II, III sebanyak 15 ekor. Setelah
diadaptasi selama 7 hari, pada hari ke 8 ke
empat kelompok itu diberikan kuning telur
sebanyak 5 gram setiap hari selama 7 hari
untukmendapatkan keadaan hipertrigliserida.
3. Pretest Pengukuran trigliserida Darah Tikus
Putih Jantan (Rattus norvegicus)
Sebanyak 20 ekor tikus putih jantan
(Rattus norvegicus) alur wistar yang sudah
mengalami aklimatisasi yang dibuat
hipertrigliserida dengan pemberian kuning
telur sebanyak 5 gram setiap hari selama 7
hari dilakukan pengambilan darah sebanyak
1 cc dari bagian peri orbital yang kemudian
ditampung dalam penampungan darah
setelah itu selesai kemudian di centrifuge
selama 15 menit, diambil serumnya
kemudian
dicampur
dengan
serum
trigliserida dan diamkan selama 5 menit, lalu
dihitunglah kadar trigliserida dara tikus
dengan fotometer. Prosedur dilakukan di
Laboratorium RS.Bintang Amin Husada.
4. Pemberian Ekstrak Jintan Hitam (Nigella
sativa)
Setelah dilakukan pengambilan darah
pretest, pada hari ke-15
dilakukan
pemberian ekstrak jintan hitam diberikan
kepada 3 kelompok yaitu kelompok I, II, III,

dengan dosis bertingkat yang dilakukan


selama 2 minggu.
5. Postest Pengukuran trigliserida Darah Tikus
Putih Jantan (Rattus norvegicus)
Setelah diberikan perlakuan selama 2
minggu yaitu hari ke-28 pada 20 ekor tikus
putih jantan ( Rattus norvegicus ). Darah
tikus diambil dari bagian jantungnya
sebanyak 1 cc dan dilakukan ditempat dan
cara yang sama dengan pengukuran pretest.
6. Perhitungan Kadar Trigliserida
Perhitungan kadar trigliserida darah tikus
putih jantan (Rattus norvegicus) ini dengan
membuat daftar kadar trigliserida kelompok
kontrol dan perlakuan dari data perhitungan
kadar trigliserida darah prestest dan postest,
kemudian selanjutnya diolah menggunakan
program SPPS versi 16.
Analisa Data
Data diolah menggunakan program
komputer SPSS versi 16. Data dapat danalisis
dengan uji normalitas dengan Kolmogrov
Smirnov dan Shapiro Wilk. Uji normalitas
dengan Kolmogrov Smirnov bila sample lebih
dari 50, jika sample yang digunakan kurang dari
50 maka data dianalisis secara stastistik dengan
uji normalitas dengan Shapiro Wilk diperoleh
nilai P > 0,05 dinyatakan distribusi merata, jika
nilai P < 0,05 distribusi tidak merata, distribusi
merata perhitungan menggunakan paired t - test,
distribusi tidak merata menggunakan Wilcoxon
Signed Rank Test.15

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Dari hasil pengukuran kadar trigliserida
kelompok K,P1,P2,P3 dianalisis uji normalitas
dengan Shapiro Wilk yang bertujuan untuk
mengetahui apakah data yang akan diuji
berdistribusi merata atau tidak, dikatakan merata
jika P > 0,05. Kebermaknaan kadar trigliserida
sebelum dan sesudah perlakuan antar kelompok
dilakukan dengan Paired T-test. Trigliserida
kelompok K,P1,P3 uji normalitas didapatkan
hasil P < 0,05 menunjukkan data tidak

berdistribusi
merata
dan
mengetahui
kebermaknaan trigliserida kelompok K,P1,P3
dilakukan dengan Wilcoxon signed ranks test.
Hasil uji normalitas diperoleh mean, selisih dan
nilai P sebagai berikut:
1. Trigliserida setelah K (kontrol) hanya
diberikan kuning telur
Berdasarkan hasil signifikansi trigliserida
sebelum 0,037 dan trigliserida sesudah 0,033.
Nilai signifikansi tersebut < 0,05 data
terdistribusi tidak normal. Data terdistribusi
tidak normal maka digunakan uji wilcoxon
signed ranks test.
200

156,20

150
100
50

88,60

67,60

Sebelum
0.042

Sesudah

Gambar 4.2 Setelah Pemberian Kuning Telur Kelompok


Kontrol (K)

Berdasarkan gambar 4.2 menunjukkan


bahwa terjadi peningkatan trigliserida sebesar
67,60. Hasil uji beda trigliserida sesudah
pemberian kuning telur dengan wilcoxon signed
ranks test diperoleh nilai p sebesar 0,042, hasil
kurang ( =0,05). Hal ini menunjukkan bahwa
terjadi peningkatan antara kadar trigliserida
sesudah pemberian kuning telur.
2. Trigliserida Setelah Pemberian Ekstrak
Nigella sativa P1 (dosis 1 ml)
Berdasarkan hasil signifikansi trigliserida
sebelum 0,143 dan trigliserida sesudah 0,002.
Nilai signifikansi tersebut < 0,05 data
terdistribusi tidak normal. Data terdistribusi tidak
normal maka digunakan uji wilcoxon signed
ranks test.

200
150 96,60
100 65,40
26,20
0.043
50
0

Sebelum
Sesudah

Gambar 4.3 Setelah Pemberian Ekstrak Nigella sativa


Dosis 1 ml (P1)

Berdasarkan gambar 4.3 menunjukkan


bahwa terjadi penurunan trigliserida sebesar
26,20. Hasil uji beda trigliserida sesudah
pemberian ekstrak jintan hitam dosis 1 ml
dengan wilcoxon signed ranks test diperoleh nilai
p sebesar 0,043, hasil kurang ( =0,05). Hal ini
menunjukkan
bahwa
terjadi
penurunan
trigliserida sesudah pemberian ekstrak jintan
hitam dosis 1 ml.
3.Trigliserida Sesudah Pemberian Ekstrak
Nigella sativa P2 (dosis2 ml)
Berdasarkan hasil signifikansi trigliserida
sebelum 0,201 dan trigliserida sesudah 0,745.
Nilai signifikansi tersebut > 0,05 data
terdistribusi normal. Data terdistribusi normal
maka digunakan uji analisis data paired sample t
test.
200
150 94,20
100 54,40
39,40
0,000
50
0

Sebelum
Sesudah

Gambar 4.4 Setelah Pemberian Ekstrak Nigella sativa


Dosis 2 ml (P2)

Berdasarkan gambar 4.4 menunjukkan


bahwa terjadi penurunan trigliserida sebesar
34,40. Hasil uji beda trigliserida sesudah
pemberian ekstrak jintan hitam dosis 2 ml
dengan paired sampel t test diperoleh nilai p
sebesar 0,000, hasil kurang ( =0,05). Hal ini
menunjukkan
bahwa
terjadi
penurunan

trigliserida sesudah pemberian ekstrak jintan


hitam dosis 2 ml.
4.Trigliserida Sesudah Pemberian Ekstrak
Nigella sativa P3 (dosis 3 ml)
Berdasarkan hasil signifikansi trigliserida
sebelum 0,101 dan trigliserida sesudah 0,046.
Nilai signifikansi tersebut < 0,05 data
terdistribusi tidak normal. Data terdistribusi tidak
normal maka digunakan uji wilcoxon signed
ranks test.
200
150
100
50

94,20
40,80 53,40
0.0043

Sebelum
Sesudah

Gambar 4.5 Setelah Pemberian Ekstrak Nigella sativa


Dosis 3 ml (P3)

Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa


terjadi penurunan trigliserida sebesar 53,40.
Hasil uji beda trigliserida sesudah pemberian
ekstrak jintan hitam dosis 3 ml dengan wilcoxon
signed ranks test diperoleh nilai p sebesar 0,043,
hasil kurang
( =0,05). Hal ini menunjukkan
bahwa terjadi penurunan trigliserida sesudah
pemberian ekstrak jintan hitam dosis 3 ml.
Dari hasil pengamatan tabel 4.1 diatas
dapat dilihat pada waktu pengambilan darah
kedua yaitu hari ke-28, terdapat penurunan kadar
trigliserida secara bertingkat dari kelompok
perlakuan 1, perlakuan 2, perlakuan 3 sesuai
besarnya dosis ekstrak jintan hitam (nigella
sativa), sehingga hipotesis yaitu pemberian
ekstrak jintan hitam dapat menurunkan kadar
trigliserida pada tikus putih jantan (Rattus
norvegicus) Galur Wistar Jadi Ho: ditolak dan
Ha : diterima.
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan trigliserida
mengalami perubahan yang bermakna. Hasil

stastistik
menggunakan
uji
normalitas
menunjukkan nilai p = 0,042, p = 0,043, p =
0,000, p = 0,043 yang memenuhi p > 0,05 berarti
bahwa distribusi data merata. Uji analitik
menggunakan Wilcoxson signed rank test
diperoleh nilai p < 0,05 yang berarti bahwa ada
hubungan yang signifikan antara pemberian
kuning telur dengan pemberian ekstrak jintan
hitam dengan perubahan kadar trigliserida pada
tikus.
Setelah pemberian kuning telur kelompok
kontrol (K)
memperlihatkan peningkatan
trigliserida selama 14 hari dikarenakan 95% dari
kolesterol kuning telur terdapat lipoprotein yang
kaya trigliserida. Pemberian kuning telur selama
14 (pre-test) diharapkan dapat mengakibatkan
peningkatan trigliserida. Hal ini juga terbukti
didalam penelitian ini selama 14 hari sudah
terjadi
peningkatan
trigliserida
sebelum
perlakuan dan untuk kelompok kontrol juga
mengalami peningkatan dikarenakan hanya
diberi kuning telur saja dan tidak diberi
perlakuan ekstrak jintan hitam
Berdasarkan
penelitian
ini
setelah
pemberian ekstrak jintan hitam dosis 1 ml/hari,
2ml/hari, 3ml/hari terdapat penurunan trigliserida
darah pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus)
galur wistar dikarenakan ekstrak jintan hitam
dapat menghambat enzim fatty acid systhase
(FASN) dan terdapat kandungan niasin yang
lumayan tinggi berperan menghambat aktivitas
enzim lipoproten lipase sehingga menurunkan
produksi VLDL didalam hepar dan dapat
menghambat mobilisasi lemak sehingga produksi
trigliserida, kolesterol total dan kolesterol LDL
dapat turun.16,17
Niasin merupakan vitamin yang larut
dalam air, niasin diubah dalam tubuh menjadi
amida yang digabungkan menjadi niasinamid
adenin dinukleotida (NAD). Niasin dieksresikan
ke dalam urin tanpa perubahan sebagai
niasinamid, N-metil- 2-piridon- 3-karboksamid,
N- metil- 2-piridon- 5-karboksamid dan
metabolik lain di jumlah lebih rendah.
Metabolisme lipid oleh niasin dilakukan dengan
mekanisme mengkatabolisme atau membakar

lemak dan mengubah makanan (karbohidrat)


menjadi
bahan bakar (glukosa) untuk
menghasilkan energi. Niasin mengurangi
pelepasan VLDL oleh hati menurunkan produksi
LDL dan menurunkan trigliserida plasma (sekitar
5-30%) menurunkan kolesterol (10-20%) dan
meningkatan HDL. Niasin merupakan penurun
lipid pertama untuk mengurangi mortalitas
keseluruhan pada pasien dengan penyakit arteri
koroner, tetapi penggunaannya dibatasin oleh
efek yang tidak diharapkan meliputi kemerahan
yang diperantarai prostaglandin, pusing dan
palpitasi.18
Berdasarkan
penelitian
sebelumnya
menyatakan bahwa senyawa senyawa yang
diduga mampu menurunkan kadar trigliserida
tersebut adalah niasin. Niasin merupakan bagian
dari vitamin B kompleks yang disebut vitamin
B3, bersifat larut air dan alkohol, banyak terdapat
dalam biji-bijian dan kacang-kacangan, dan baru
tahun 1955. R. Altschul, untuk pertama kalinya
menemukan khasiat niasin untuk menurunkan
kadar kolesterol. Mengkonsumsi 3 - 5 gram
niasin setiap hari dapat menurunkan kadar
kolesterol sebanyak 15-20%, kadar trigliserida
40-50%, serta meningkatkan HDL kolesterol
hingga 20%.19
Menurut penelitian sebelumnya, pengaruh
buah pepaya yang dilakukan pada tikus Sprague
Dawley yang diinduksi hiperkolseterolemia
menunjukkan bahwa pemberian jus buah pepaya
mentah dengan kulit sebanyak 5ml/hari selama 7
hari dapat menurunkan kadar kolseterol dan
trigliserida serum darah tikus secara bermakna.7
Begitu pula penelitian lain dilakukan pada tikus
yang diberi makanan tinggi kolseterol
menunjukkan bahwa pemberian ekstrak buah
pepaya mentah sebanyak 25, 50, 100 mg/kg berat
badan selama 30 hari dapat secara bermakna
menurunkan kadar trigliserida, kolesterol total,
LDL, VLDL.8 Dikarenakan Niasin buah pepaya
dapat menghambat lipolisis dijaringan adiposa
sehingga produksi VLDL berkurang dengan
mengurangi aliran darah asam lemak bebas ke
hati.8,10Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil
penelitian sebelumnya yaitu dengan pemberian

buah pepaya mentah mengandung zat niasin


(0,338mg/100g), Sedangkan pada penelitian ini
jintan hitam (Nigella sativa) juga terdapat
kandungan zat niasin (631116.52g/100g),
Namun pada penelitian ini pengaruh pemberian
ekstrak jintan hitam (Nigella sativa) dengan
dosis 1 ml/hari, 2 ml/hari, 3 ml/hari paling baik
menurunkan trigliserida darah dikarenakan pada
penelitian ini ekstrak jintan hitam mengandung
zat niasin yang cukup tinggi.
Dari hasil penelitian yang dilakukan Sitia
Sopia (2009) menyatakan bahwa pengaruh
pemberian minyak jiintan hitam (Nigella sativa)
dengan dosis 0,009 ml/hari (P1), 0,09 ml/hari
(P2), 0,9 ml/hari (P3) dapat menurunkan profil
lipid yaitu kolesterol total, Namun dari hasil
penelitian ini perbandingan antara kelompok
perlakuan P1, P1, P3 tidak didapatkan perbedaan
bermakna,20 Sedangkan pada penelitian ini
pengaruh pemberian ekstrak jintan hitam dengan
dosis 1 ml/hari (P1), 2 ml/hari (P2), 3 ml/hari
(P3) dapat menurunkan profil lipid yaitu
trigliserida darah dan didapatkan perbedaan
bermakna, sesuai dengan hasil analisis data uji
perbandingan Paired T-Test dan Wilxocon
Signed Rank Test. Terdapatnya perbedaan dalam
hasil penelitian ini dikarenakan dari perbedaan
dosis pemberian ekstrak jintan hitam (Nigella
sativa) yang diberikan pada tikus penelitian.
Dengan demikian dari hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa kandungan niasin (Vitamin
B3) yang terdapat dalam ekstrak jintan hitam
(Nigella sativa) dapat digunakan untuk
menurunkan kadar trigliserida darah.

SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
a. Terdapat pengaruh penurunan trigliserida
darah pada tikus putih jantan (Rattus
norvegicus) galur wistar setelah pemberian
ekstrak jintan hitam (Nigella sativa) dengan
dosis 1 ml sebesar 26,20 mg/dl.
b. Terdapat pengaruh penurunan trigliserida
darah pada tikus putih jantan (Rattus

norvegicus) galur wistar setelah pemberian


ekstrak jintan hitam (Nigella sativa) dengan
dosis 2 ml sebesar 39,40 mg/dl.
c. Terdapat pengaruh penurunan trigliserida
darah pada tikus putih jantan (Rattus
norvegicus) galur wistar setelah pemberian
ekstrak jintan hitam (Nigella sativa) dengan
dosis 3 ml sebesar 53,40 mg/dl.
d. Pemberian ekstrak jintan hitam (Nigella
sativa) pada penelitian ini, dosis 3 ml/hari
sebesar 53,40 mg/dl merupakan dosis
pemberian ekstrak jintan hitam (Nigella
sativa) yang paling baik dalam menurunkan
trigliserida darah pada tikus putih jantan
(Rattus norvegicus) galur wistar.
Saran
a. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang
pengaruh pemberian ekstrak jintan hitam
(Nigella
sativa)
terhadap
penurunan
trigliserida darah dengan jangka waktu yang
lama ( lebih dari 15 hari), jumlah sampel yang
lebih besar agar lebih mewakili populasi.
b. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
mengenai zat zat yang terkandung dalam
ekstrak jintan hitam selain niasin terutama
yang mempunyai efek terhadap trigliserida
darah yang lain dengan menggunakan hewan
uji.
c. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
penggunaan ekstrak jintan hitam dengan
subjek manusia.
DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen Kesehatan RI. Survey kesehatan
nasional: survey sosial ekonomi nasional
(Susenas) 2004. Jakarta: Depkes RI; 2007.
http:digilib/unimus.ac.id.
2. World Health Organization. Indonesia. Non
Communicable Disease Country
Profiles
2011 [cited 2012 March 13] Available from:
Available
URL:
http://www.who.int/nmh/countries/idn_en.pdf

3. Webster- gandy J, Madden A, Holdsworth M.


Cardiovascular disease. In: Oxford Handbook

of Nutrision and Dietetics. 3rd ed. New York:


Oxford University Press. 2010. p.450.
4. Krummed DA, Medical nutrition therapy for
cardiovaskular disease in: Mahan LK, Escottstump s, editor, krauses food, Nutrition, and
Did Therapy. 12th ed. USA:Saunders: 2008.
p.834-60.
5. Anwar TB, Dislipidemia sebagai faktor risiko
penyakit jantung koroner, e- USU Repository,
2004. Dikunjungin pada tanggal 11 juni 2013.
http://repository.usu.ac.id/.pdf.
6. KS Lusia Oktora Ruma. Permanfaatan obat
tradisional dengan pertimbangan manfaat
dan keamanannya, 2006 dikunjungin 30
januari2008.http://www.jurnal.farmasi.ui.ac.id
/pdf.
7. Banerejee A, Vaghaisya R, Shivastava N,
Padh H, Nivsarkar M. Antilihyperlipedimic
effect of Carica Papaya L. In Sparague
Dawley rats. Nig J Nat Prod and Med India
2006; 10: p.69-72.
8. Kantham S, Tharun KG, Vasu K, Raja RR,
Murthy JSN. Antihyperlipidemic activity of
Carica papaya Linn extract in rats. Scientific
Journal of Pharmacy 2011; 1(1): p.16-8.
9. Milind P, Gurditta. Basketful benefits of
papaya. International Research Journal of
Pharmacy 201; 2(7): p.6 -12.
10. Comb GF. The vitamins: fudenmental abpect
in nutrition and healt. 2nd ed. United States
of American: Academic Press; 1998. p.32733.
11. Soekidjo Notoatmodjo S. Metode Penelitian
Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta; 2010.
p.79-18.
12. World Health Organization. Research
guidelines for evaluating the safety and
efficacy of herbal medicines. Manila : World
Health Organization Regional Office for The
Western
Pacific
1993.
p.35
http://www.who.int/nmh/countries/idn_en.pdf.

13. Ngatidjan, Metode Laboratorium Dalam


Toksikologi, Pusat Antar
Universitas
Bioteknologi UGM, Yogyakarta, 2006. p.94152.

14. Nugroho Agung Insan.dr, Habbatussauda


Obat Segala Penyakit. Surakarta: Ziyad Visi
Media, 2012. p.110-118.
15. Dahlan, M. S. Statistik Untuk Kedokteran
dan Kesehatan. Jakarta Salemba Medika.
2011. p.58-60.
16. Magr Yasni Sedarmawati. Fakta dari
Laboratorium Obat Herbal Alami, Periset di
Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan,
Fakultas Teknologi Pertanian, Institut
Pertanian Bogor, [28 April 2010].
http:www.detik.com.
17. Katzung, Bertram G. Mekanisme Kerja
Niasin. Farmakologi Dasar dan Klinik.
Editor. Edisi 10. ECG. Jakarta; 2010. p.584.
18. Gardner S.F., Marx M.A., White L.M.,
Granberey M. C., Skelton D.R., Fonseca
V.A., Peran Niacin Terhadap Penurunan
Lipid.
Diakses
21
Agustus
2010.
www.google.com/pencarian(pdf)/Niacin.

19. Hardhani AS. Niasin, Pengaruh Pemberian


Ekstrak Daun Salam (Eugenia polyantha)
Terhadap Kadar Trigliserida Serum Tikus
Jantan
Galur
Wistar
Hiperlipedemia.UNDIP.Semarang.2008.p.1112. http://eprints.undip.ac.id/004015/Angela.
S_Hardhani.pdf.
20. Sopia S. Hasil Penelitian, Pengaruh
Pemberian Minyak Jintan Hitam (Nigella
sativa) Terhadap Motilitas Spermatozoa
Tikus Wistar Hiperlipedemia. UNDIP.
Semarang.
2009.
http://eprints.undip.ac.id/005173/Siti_Sopia.p
df.

Anda mungkin juga menyukai