Anda di halaman 1dari 20

1.

MACAM MACAm GaNgGUAn AFEK

Keadaan Afek yang cenderung meninggi ( Hyperthymia ) :


Euphoria : perasaan gembira yang berlebihan
Elasi : seperti euphoria tapi disertai tingkah laku motorik yang agak berlebihan, labil dan menjurus mudah
tersinggung
Eksaltasi : peninggian kehidupan afektif yang sangat menonjol disertai perbuatan dan pikiran yang serba
meninggiu dan berlebihan, tidak dapat tinggal diam untuk jangka pendek
Ekstasi : seringkali berkaitan dengan hal hal religius dan identifikasi dengan kekuatan kosmik.5
Keadaan Afek yang cenderung merendah ( Hypothymia ) :
Depresi : menggambarkan segala bentuk keadaan sedih atau murung. Biasanya disertai hambatan di
bidang aktifitas baik pikiran, perbuatan maupun perasaan.
Dukacita ( Grief ) : merupakan episode kesedihan yang mendalam yang harus dibedakan dengan
depresi.5
Gangguan Afektif lain :
Dysthimia : perasaan tidak menyenangkan
Poikilothymia : perasaan yang berubah ubah.5
Gangguan afektif dibedakan menurut :
Episode tunggal atau multiple
Tingkat keparahan gejala :
Mania dengan gejala psikotik, mania tanpa gejala psikotik (hipomania)
Depresi ringan, sedang, berat tanpa gejala psikotik, berat dengan psikotik
Dengan atau tanpa gejala somatik.3
1. Manifestasi klinik dan diagnosis
Gangguan mood yang utama :
1. I. Gangguan Depresif
Episode Depresi :
Gejala utama ( pada derajat ringan, sedang, dan berat ) :
Afek depresif
Kehilangan minat dan kegembiraan
Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah yang nyata sesudah
kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas.
Gejala lainnya :
Kosentrasi dan perhatian berkurang
Harga diri dan kepercayaan berkurang
Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
Gagasan atau perbuatan membahayakan diri sendiri atau bunuh diri.
Tidur terganggu
Nafsu makan berkurang
Episode Depresif Ringan
Sekurang kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi ditambah sekurang kurangnya 2 dari

gejala lainnya. Tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya.


Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang kurangnya sekitar 2 minggu.

Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang biasa dilakukannya.

Episode Depresif Sedang

Sekurang kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi ditambah sekurang kurangnya 3 ( dan

sebaiknya 4 ) dari gejala lainnya.


Lamanya seluruh episode berlangsung minimunm sekitar 2 minggu

Menghadapi kesulitan nyata untuk menruskan kegiatan sosial, pekerjaan dan urusan rumah tangga.

Episode Depresif Berat Tanpa gejala Psikotik :


Semua 3 gejala utama dari depresi harus ada
Ditambah sekurang kurangnya 4 dari gejala lainnya, dan diantaranya harus berintensitas berat.

Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi psikomotor ) yang mencolok, maka pasien
mungkin tidak mau atau tidak mampu untuk melaporkan banyak gejalanya secara rinci.

Episode depresif biasanya harus berlangsung sekurangnya 2 minggu, bila gejala sangat berat dan
beronset sangat cepat maka masih dibenarkan untuk menegakkan diagnosis dalam waktu kurang dari 2
minggu.

Sangat tidak mungkin bagi pasien meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan atau urusan rumah tangga,
kecuali pada taraf yang sangat terbatas.

Episode Depresif Berat Dengan Gejala Psikotik :


Memenuhi kriteria eposode depresi berat
Disertai waham, halusinasi atau stupor depresif. Waham biasanya melibatkan ide tentang dosa,
kemiskinan, atau malapetaka yang mengancam, dan pasien merasa bertanggung jawab akan hal itu.
Halusinasi auditorik atau olfaktorik biasanya berupa suara yang menghina atau menuduh, atau bau
kotoran atau daging membusuk

Reteardasi psikomotor yang berat dapat menuju pada stupor

Jika diperlukan, waham tau halusinasi dapat ditentukan sebagai serasi atau tidak serasi dengan afek
( mood congruent )

Gangguan Depresif Berulang


Gangguan ini tersifat dengan episode berulang dari : episode depresif ringan, episode depresif sedang,

episode depresif berat.


Episode masing masing rata rata lamanya sekitar 6 bulan akan tetapi frekuensinya lebih jarang
dibandingkan dengan gangguan afektif bipolar.

Tanpa riwayat adanya episode tersendiri dari peningkatan afek dan hiperaktivitas yang memenuhi
kriteria mania. Namun kategori ini tetap harus digunakan jika ternyata ada episode singkat dari
peninggian afek dan hiperaktivitas ringan yang memenuhi kriteria hipomania segera sesudah suatu
episode depresif.

Pemulihan keadaan biasanya sempurna diantara episode namun sebagian kecil pasien mungkin
mendapat depresi yang akhirnya menetap terutama pada usia lanjut.

Episode masing masing dalam berbagai tingkat keparahan seringkali dicetuskan oleh peristiwa
kehidupan yang penuh stress dan trauma mental lain.

Gangguan depresif berulang episode kini ringan :


Kriteria untuk gangguan depresif berulang harus dipenuhi dan episode sekarang harus memenuhi
kriteria untuk episode depresif ringan.

Gangguan depresif berulang episode kini sedang :


Kriteria untuk gangguan depresif berulang harus dipenuhi dan episode sekarang harus memenuhi
kriteria untuk episode depresif sedang.
Gangguan depresif berulang episode kini berat tanpa gejala psikotik :
Kriteria untuk gangguan depresif berulang harus dipenuhi dan episode sekarang harus memenuhi
kriteria untuk episode depresif berat tanpa gejala psikotik.
Gangguan depresif berulang episode kini berat tanpa gejala psikotik :
Kriteria untuk gangguan depresif berulang harus dipenuhi dan episode sekarang harus memenuhi
kriteria untuk episode depresif berat dengan gejala psikotik.
Gangguan depresif berulang kini dalam remisi :
Kriteria untuk gangguan depresif berulang harus pernah dipenuhi masa lampau tetapi keadaan
sekarang seharusnya tidak memenuhi kriteria untuk episode depresif dengan derajat keparahan apapun
atau gangguan lain apapun.
Pada semua episode, sekurangnya ada dua episode telah berlangsung masing masing selama minimal 2
minggu dengan ada waktu beberapa bulan tanpa gangguan afektif yang bermakna.
1. II. Gangguan Bipolar I
Gangguan ini tersifat oleh episode berulang ( sekurang kurangnya dua episode) dimana afek pasien dan
tingkat aktivitasnya jelas terganggu, pada waktu tertentu terdiri dari peningkatan afek disertai penmabhan energi
dan aktivitas ( mania atau hipomania ), dan pada waktu lain berupa penurunan afek disertai pengurangan energi
dan aktivitas ( depresi ) . Yang khas adalah bahwa biasanya ada penyembuhan sempurna antar episode.
Episode manik biasanya mulai dengan tiba tiba dan beralngsung antara 2 minggu sampai 4 5 bulan, episode
depresi cenderung berlangsung lebih lama ( rata rata sekitar 6 bulan ) meskipun jarang melebihi 1 thun kecuali
pada orang usia lanjut. Kedua macam episode itu seringkali terajdi setelah peristiwa hidup yang penuh stres atau
trauma mental lain ( adanya stres tidak esensial untuk penegakan diagnosis).
Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Hipomanik
Episode sekarang harus memenuhi kriteria untuk hipomania
Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik Tanpa Gejala Psikotik
Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania tanpa gejala psikotik
Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik Dengan Gejala Psikotik
Episode yang sekarang harus memenuhu kriteria untuk mania dengan gejala psikotik.
Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Ringan atau sedang
Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif ringan ataupun sedang
Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Berat Tanpa Gejala Psikotik
Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat tanpa gejala psikotik
Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Berat Dengan Gejala Psikotik

Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat dengan gejala psikotik
Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Campuran
Episode yang sekarang menunjukkan gejala gejala manik, hipomani, dan depresif yang tercampur
atau bergantian dengan cepat ( gejala mania/hipomania dan depresi sama sama mencolok selama

masa terbesar dari episode penyakit yang sekarang, dan telah berlangsung sekurang kurangnya 2
minggu )
Pada semua episode harus ada sekurang kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik, depresif
atau campuran) di masa lampau.
Gangguan afektif bipolar episode kini dalam remisi :
Sekarang tidak menderita gangguan afektif yang nyata selama beberapa bulan terakhir ini, tetapi
pernah mengalami sekurangnya 1 episode afektif dimasa lampau dan ditambah sekurangnya 1 episode
lainnya..
1.

III. Gangguan Afektif Menetap

Siklotimia :
Ciri esensial adalah ketidakstabilan menetap dari afek meliputi banyak episode depresi ringan dan

hipomania ringan diantaranya tidak ada yang cukup parah atau cukup lama untuk memenuhi kriteria
gangguan afektif bipolar atau gangguan depresif berulang.
Setiap episode afektif tidak memenuhi kriteria untuk manapun yang disebut dalam episode manik atau
episode depresif.

Distimia :
Ciri esensial adalah afek depresif yang berlangsung sangat lama yang tidak pernah atau jarang sekali

cukup parah untuk memenuhi kriteria gangguan depresif berulang ringan dan sedang.
Biasanya mulai pada usia dini dari masa dewasa dan berlangsung sekurangnya beberapa tahun,
kadang untuk jangkla waktu tidak terbatas. Jika onsetnya pada usia lanjut gangguan ini seringkali
merupakan kelanjutan suatu episode depresif tersendiri dan berhubungan dengan masa berkabung
atau stres lain yang tampak jelas.

1.

IV. Episode Manik

Kesamaan karakteristik dalam afek yang meningkat, disertai peningkatan dalam jumlah dan kecepatan aktivitas
fisik dan mental, dalam berbagai derajat keparahan. Kategori ini hanya untuk satu episode manik tunggal ( yang
pertama ), termasuk gangguan afektif bipolar, episode manik tunggal.
Hipomania
Derajat gangguan yang lebih ringan dari mania, afek yang meninggi atau berubah disertai peningkatan

aktivitas, menetap selama sekurang kurangnya beberapa hari berturut turut, pada suatu derajat
intensitas dan yang bertahan melebihi apa yang digambarkan bagi siklotimia, dan tidak disertai
halusinasi atau waham.
Pengaruh nyata atas kelancaran pekerjaan dan aktivitas sosial memang sesuai dengan diagnosis
hipomania, akan tetapi bila kakacauan itu berat atau menyeluruh, maka diagnosis mania harus
ditegakkan

Mania Tanpa Gejala Psikotik


Episode harus berlangsung sekurang kurangnya 1 minggu, dan cukup berat sampai mengacaukan

seluruh atay hampir seluruh pekerjaan dan aktivitas sosial yang biasa dilakukan.
Perubahan afek harus disertai dengan energiu yang bertambah sehingga terjadi aktivitas berlabihan,
percepatan dan kebanyakan bicara, kebutuhan tidur yang berkurang, ide ide perihal kebesaran/
grandiose ideas dan terlalu optimistik.

Mania Dengan Gejala Psikotik


Gambaran klinis merupakan bentuk mania yang lebih berat dari mania tanpa gejala psikotik.

Harga diri yang membumbung dan gagasan kebesaran dapat berkembang menjadi waham kejar
( delusion of grandeur ), iritabilitas dan kecurigaan menjadi waham kejar ( delusion of persecution ).
Waham dan halusinasi sesuai dengan keadaan afek tersebut ( mood congruent ).3

1.

PEMERIKSAAN STATUS MENTAL

Episode Depresif :
Deskripsi umum : Retradasi psikomotor menyeluruh merupakan gejala yang paling umum, walaupun

agitasi psikomotor juga sering ditemukan khususnya pada pasien lansia. Secara klasik, seorang pasien
depresi memiliki postur yang membungkuk tidak terdapat pergerakan spontan, pandangan mata yang
putus asa dan memalingkan pandangan.
Mood, afek dan perasaan : Pasien tersebut sering kali dibawa oleh anggota keluarganya atau teman
kerjanya karena penarikan sosial dan penurunan aktifitas secara menyeluruh.

Bicara : Banyak pasien terdepresi menunjukkan suatu kecepatan dan volume bicara yang menurun,
berespon terhadap pertanyaan dengan kata tunggal dan menunjukkan yang lambat terhadap suatu
pertanyaan.

Gangguan Persepsi : Pasien terdepresi dengan waham atau halusinasi dikatakan menderita episode
depresi berat dengan ciri psikotik. Waham sesuai mood pada pasien terdepresi adalah waham
bersalah, memalukan, tidak berguna, kemiskinan, kegagalan, kejar, dan penyakit somatik terminal.

Pikiran : Pasien terdepresi biasanya memiliki pandangan negatif tentang dunia dan dirinya sendiri. Isi
pikiran mereka sering kali melibatkan perenungan tentang kehilangan, bersalah, bunuh diri, dan
kematian. Kira kira 10% memiliki gejala jelas gangguan berpikir, biasanya penghambatan pikiran dan
kemiskinan isi pikiran.

Sensorium dan Kognisi : Daya ingat, kira kira 50 70% dari semua pasien terdepresi memiliki suatu
gangguan kognitif yang sering kali dinamakan pseudodemensia depresif, dengan keluhan gangguan
konsentrasi dan mudah lupa.

Pengendalian Impuls : Kira kira 10 15% pasien terdepresi melakukan bunuh diri dan kira kira dua
pertiga memiliki gagasan bunuh diri. Resiko meninggi untuk melakukan bunuh diri saat mereka mulai
membaik dan mendapatkan kembali energi yang diperlukan untuk merencanakan dan melakukan suatu
bunuh diri (bunuh diri paradoksikal / paradoxical suicide).

Reliabilitas : Semua informasi dari pasien terlalu menonjolkan hal yang buruk dan menekankan yang
baik.

Episode Manik :
Deskriksi Umum : Pasien manik adalah tereksitasi, banyak bicara, kadang kadang mengelikan dan

sering hiperaktif. Suatu waktu mereka jelas psikotik dan terdisorganisasi, memerlukan pengikatan fisik
dan penyuntikan intra muskular obat sedatif.
Mood, afek dan perasaan : Pasien manik biasanya euforik dan lekas marah. Mereka memiliki toleransi
frustasi yang rendah, yang dapat menyebabkan perasaan kemarahan dan permusuhan. Secara
emosional adalah labil, beralih dari tertawa menjadi lekas marah menjadi depresi dalam beberapa menit
atau jam.

Bicara : Pasien manik tidak dapat disela saat mereka bicara dan sering kali rewel dan penganggu bagi
orang orang disekitarnya. Saat keadaan teraktifitas meningkat pembicaraan penuh gurauan,
kelucuan, sajak, permainan kata kata dan hal hal yang tidak relefan. Saat tingkat aktifitas meningkat
lagi, asosiasi menjadi longgar, kemampuan konsentrasi menghilang, menyebabkan gagasan yang
meloncat loncat (flight of idea), gado gado kata dan neologisme. Pada kegembiraan manik akut

pembicaraan mungkin sama sekali inkoheren dan tidak dapat membedakan dari pembicaraan
skizofrenik.

Gangguan Persepsi : Waham ditemukan pada 75% dari semua pasien manik. Waham sesuai mood
seringkali melibatkan kesehatan, kemampuan atau kekuatan yang luar biasa. Dapat juga ditemukan
waham dalam halusinasi aneh yang tidak sesuai mood.

Pikiran : Isi pikirannya termasuk tema kepercayaan dan kebesaran diri, sering kali perhatiannya mudah
dialihkan. Fungsi kognitif ditandai oleh aliran gagasan yang tidak terkendali cepat.

Sensorium dan Kognisi : Secara kasar orientasi dan daya ingat adalah intak walaupun beberapa pasien
manik mungkin sangat euforik sehingga mereka menjawab secara tidak tepat. Gejala tersebut disebut
mania delirium (delirious mania) oleh Emil Kraepelin.

Pengendalian Impuls : Kira kira 75% pasien manik adalah senang menyerang atau mengancam.

Perimbangan dan Tilikan : Gangguan pertimbangan merupakan tanda dari pasien manik. Mereka
mungkin melanggar peraturan dengan kartu kredit, aktifitas seksual dari finansial, kadang melibatkan
keluarganya dalam kejatuhan finasial.

Reliabilitas : Pasien manik terkenal tidak dapat dipercaya dalam informasinya.5

1.

pErJalanan penyakit

Hasil penelitian gannguan mood cenderung memiliki perjalanan penyakit yang panjang dan pasien cenderung
mengalami kekambuhan. Stresor psikososial sebagai penyebab awal timbulnya gangguan mood.
Kira kira 50 persen dari pasien di dalam episode pertama gangguan depresif berat mangalami gejala depresif
yang bermakna sebelum episode pertama yang dididentifikasi. episode depresif yang tidak diobati berlangsung 6
sampai 13 bulan. Kira kira 5 10 persen pasien dengan diagnosis awal gangguan depresif berat menderita
suatu episode manik 6 sampai 10 tahun setelah episode depresif awal. Gangguan bipolar I paling sering dimulai
dengan depresi ( 75% pada wanita, 57% pada laki laki ) dan merupakan gangguan yang rekuren. Sebagian
besar pasien mengalami episode depresif maupun manik, walaupaun 10 20 persen hanya mengalami episode
manik. Episode manik biasanya memiliki onset yang cepat (beberapa jam atau hari), tetapi dapat berkembang
lebih dari satu minggu. Episode manik yang tidak diobati berlangsung kira kira tiga bulan; dengan demikian,
klinisi tidak boleh menghentikan obat sebelum waktu tersebut. 1,2
1. terapi
Pengobatan bertujuan untuk :
Menjamin keamanan pasien
Pemeriksaaan diagnostik yang lengkap pada pasien
Suatu rencana pengobatan harus dimulai yang menjawab bukan hanya gejala tetapi juga kesehatan
pasien selanjutnya.1
Perawatan di Rumah Sakit
Indikasi untuk perawatan di Rumah Sakit adalah
Perlu prosedur diagnostik
Resiko bunuh diri atau membunuh
Penurunan jelas kemampuan pasien untuk mendapatkan makanan atau tempat berlindung
Riwayat gejala yang berkembang dengan cepat
Hancurnya sistem pendukung pasien.1
Terapi psikososial
Tiga jenis psikoterapi jangak pendek yaitu : terapi kognitif, terapi interpersonal, dan terapi perilaku. 1

Tujuan terapi kognitif adalah menghilangkan episode depresif dan mencegah rekurennya dengan membantu
pasien mengidentifikasi dan uji kognitif negatif; mengembangkan cara berpikir alternatif, fleksibel, dan positif; dan
melatih kembali respon kognitif dan perilaku yang baru.
Terapi interpersonal efektif di dalam pengobatan gangguan depresif berat. Program tersebut terdiri dari 12-16
sesi mingguan. Terapi ditandai dengan pendekatan terapetik aktif .
Terapi perilaku didasarkan pada hipotesisi bahwa pola perilaku maladaptif menyebabkan seseorang
mendapatkan sedikit umpan balik positif dari masyarakat dan kemungkinan penolakan yang palsu. Dengan
demikian pasien belajar untuk berfungsi di dunia dengan cara tertentu di mana mereka mendapatkan dorongan
positif.
Farmakoterapi
Penggunaan farmakoterapi spesifik kira kira menggandakan kemungkinan bahwa seorang pasien yang
terdepresi akan pulih dalam satu bulan.1 Obat obat anti depresi digolongkan dalam5 :
1. Obat anti depresi Trisiklik = Amitriptylin, Imipramine, Clomipramine, Tianeptin.
2. Obat anti depresi Tetrasiklik = Maprotilin, Mianserin, Amoxapine
3.

Oabat anti depresi MAOI Reversible = Moclobemide

4.

Obat anti depresi SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitors) = Sertraline, Paroxetine,
Fluvoxamine, Fluoxetine, Duloxetine, Citalopram.

5.

Obat Anti depresi Atypical = Trazodone, Mirtazapine, Venlafaxine

Mekanisme obat anti depresi adalah menghambat re uptake aminergic neurotransmitter dan menghambat
penghancuran oleh enzim monoamine oxidase. Sehingga terjadi peningkatan jumlah aminergic
neurotransmitter pada celah sinaps neuron tersebut yang dapat meningkatkan aktivitas reseptor serotonin.
Pemilihan obat antidepresi tergantung pada toleransi pasien terhadap efek samping dan penyesuaian efek
samping terhadap kondisi pasien.
Urutan (step care) pemilihan obat anti depresi :
Step 1 = Golongan SSRI
Step 2 = Golongan Trisiklik
Step 3 = Golongan Tetrasiklik, Atypical, MAOI reversible.
Pertimbangkan juga bahwa pergantian SSRI ke MAOI atau sebaliknya membutuhkan waktu 2-4 minggu istirahat
untuk wash out period guna mencegah timbulnyah Serotonin Malignant Syndrom. Yaitu suatu gejala yang
timbul akibat dari interaksi obat SSRI+MAOI dengan gejala : gastrointestinal distress (mual, muntah, diare),
agitasi (mudah marah, ganas), gelisah, gerakan kedutan otot, dll. 4
Pengaturan dosis perlu dipertimbangkan:
Onset efek primer
: sekitar 2-4 minggu.
Onset efek sekunder
: sekitar 12-24 jam
Waktu paruh
: 12-48 jam (pemberian 1-2x perhari)
Proses dalam pengaturan dosis :
1. Initiating dosage (test dose); untuk mencapai dosis anjuran selama 1 minggu.
2. Titrating dosage (optimal dose); mulai dosisi anjuran sampai mencapai dosis efektif (dosis optimal)
3.

Stabilizing dosage (stabilization dose); dosis op[timal yang dipertahankan selaam 2-3 bulan.

4.

Maintaining dosage (maintenance dose); selama 3-6 bulan. Biasanya dosis pemeliharaan = dosis
optimal.

5.

Tappering dosage (tappering dose); selama 1 bulan. Kebalikan dari proses initiating dosage.

Dengan demikian obat anti depresi dapat diberhentikan total. Jika kemudian sindrom depresi kambuh lagi,
proses dimulai lagi dari awal dan seterusnya.
1. prognosis

Prognosa baik apabila :


Episodenya ringan, tidak ada gejala psikotik
Perawatan di rumah sakit hanya singkat
Selama masa remaja, pasien mempunyai hubungan psikososial yang baik
Tidak ada gangguan psikiatri komorbiditas
Tidak ada gangguan kepribadian.5
Prognosa buruk apabila :
Adanya penyerta gangguan distimik
Penyalahgunaan NARKOBA
Gejala gangguan cemas
Riwayat lebih dari satu episode depresi
Laki laki lebih sering menjadi kronis dan mengganggu dibandingkan perempuan.5
Gangguan depersif berat bukan merupakan gangguan yang ringan. Keadaan ini cenderung merupakan
gangguan kronis, dan pasien cenderung mengalami relaps. Pasien dengan gangguan bipolar I memiliki
prognosis yang lebih buruk dibandingkan pasien dengan gangguan depresif berat. Sepertiga dari semua pasien
gangguan bipolar I memiliki gejala kronis dan bukti bukti penurunan sosial yang bermakna. 1

DAFTAR ARTI ISTILAH


TENTANG GEJALA DAN TANDA PSIKIATRI
Proses penegakan diagnosis dalam psikiatri dimulai dengan pengambilan riwayat
penyakit dengan teliti, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan status psikiatrik.
Dibawah ini disajikan daftar istilah yang biasa dipakai untuk menjelaskan dan
memberi batasan mengenai tanda dan gejala dalam psikiatri
Afek :
Adalah emosi atau perasaan yang dikemukakan penderita dan dapat diperiksa
atau diamati orang lain.
Afek adalah tanda obyektif yang ditemukan pada pemeriksaan status psikiatri,berbeda dengan mood (lihat keterangan dibawah) yang merupakan
pengalaman / perasaan subyektif yang dilaporkan oleh penderita.
Afek dapat dinyatakan dalam beberapa cara :
Dengan menyebutkan jenis emosi yang diutamakan dan dapat diamati :
kemarahan, kesedihan, elasi dan lain-lain.
Dengan menyebutkan intensitas dan derajat emosi yang diekspresikan : datar,
tumpul, sempit atau luas.
Afek disebut datar apabila tidak terdapat ekspresi perasaan, muka tidak berubah
dan suara monoton.
Pada afek tumpul, ekspresi perasaan sangat kurang.
Afek sempit adalah keadaan dimana ekspresi perasaan berkurang tetapi tidak
seberat afek tumpul.
Sedangkan afek luas adalah menunjukkan keadaan normal dimana semua
perasaan diekspresikan penuh.
Dengan menyebut keserasiannya. Dianggap tidak serasi (in appropriate) apabila
terdapat ketidak cocokan yang menyertai pikiran atau pembicaraan (tertawa
pada waktu menceritakan bahwa semua orang sedang dalam ketakutan).
Ambivalensi :
Suatu keadaan dimana seseorang mempuyai dua perasaan atau ide yang kuat

yang saling bertentangan.


Penderita tidak mampu untuk mengambil keputusan apakah bereaksi pada yang
satu atau yang lain, sahingga terdapat kesulitan dalam bertindak. Merupakan ciri
gangguan obsesif-kompulsi atau skizofrenia.
Anhedonia :
Kehilangan minat pada kegiatan-kegiatan yang dapat menimbulkan kesenangan.
Merupakan ciri gangguan depresi.
Anorexia :
Berkurang atau hilangnya nafsu makan. Merupakan ciri depresi.
Anxiety :
Suatu perasaan tidak menyenangkan yang sama dengan perasaan takut, tetapi
tidak ada sumber bahaya yang nyata.
Terdapat penghayatan, antisipasi atau ketakutan akan kemungkinan datangnya
bahaya.
Anxiety kadang-kadang didefinisikan sebagai keadaan fisiologik perangsangan
autonomic.
Free-floating anxiety (kecemasan mengambang) adalah kecemasan yang terjadi
pada tidak adanya obyek kecemasan yang nyata.
Fobia adalah kecemasan hebat yang timbul akibat obyek atau keadaan spesifik,
walaupun yang bersangkutan menyadari bahwa perasaan tersebut tidak masuk
akal.
Pikiran autistik :
Adalah pikiran yang timbul dari fantasi. Realitas dunia luar dirasakan secara
subyektif dan diartikan secara kayal.
Preokupasi terhadap duninya sendiri mengakibatkan orang autistic menarik diri
terhadap realitas dunia luar.
Kepatuhan otomatik (Befehl outomasi) :
Yaitu kepatuhan terhadap aba-aba tanpa pertimbangan realitas dan logika. Salah
satu ciri katatonia.
Bloking :
Putusnya pikiran yang ditandai oleh putusnya secara sementara atau terhentinya
pembicaraan. Nampaknya penderita berusaha mengingat apa yang sedang
dipikirkan atau dikatakan.
Katalepsi :
Keadaaan dimana seseorang beku / memaku pada hamper setiap sikap yang
diberikan pemeriksa. Suatu ciri katatonia.
Katatonia :
Sindrom yang ditandai oleh sikap katalepsi, stereotipi, mutisme, stupor,
negativisme, kepatuhan otomatik, echolalia, dan echopraxi. Digolongkan menjadi
2 sub tipe : eksaltasi dan stupor katatonia. Dahulu katatonia dianggap sebagai
sub tipe skizofrenia. Sekarang dianggap merupakan ciri gangguan afektif

(khususnya manik), skizofrenia, gangguan mental organik dan psikosis psikosis


lain.
Fleksibilitas serea :
Jenis spesifik katalepsi dimana pemeriksa menemukan pada usaha
menggerakkan bagian-bagian tubuh penderita. Suatu ciri katatonia.
Sirkumtansialiti :
Gangguan komunikasi dimana rangkaian assosiasi terputus oleh penyimpangan
dari pokok pembicaraan, sebelum tujuan utama pembicaraan selesai diutarakan.
Penyimpangan pembicaraan tersebut sama sekali tidak atau kurang relevant
terhadap apa yang dibicarakan. Dapat ditemukan pada sejumlah keadaan
patologik atau dapat dianggap normal apabila merupakan kebiasaan yang
membosankan.
Klang Assosiasi :
Meng-asosiasi-kan kata satu dengan kata lain yang tidak mempunyai hubungan
logik, dengan bunyi (seperti puisi) atau dengan arti (seperti sindiran). Contoh :
My head is rock candy, dandy, randy, sandy, piece of rock, mutual of omaha.
Dapat ditemukan pada episode manik atau psikosis lain.
Kesadaran berkabut :
Hendaya kesadaran terhadap lingkungan. Sudah banyak dijelaskan dimanamana, yaitu merupakan hendaya kesadaran yang paling ringan diantara
kontinum kesadaran kompos mentis sampai koma.
Kompulsi :
Dorongan untuk mengulang beberapa tindakan dengan cara yang ritualistik dan
stereotipitik, dan tidak dapat dikendalikan dengan tindakan atau pikiran.
Tindakan kompulsif tersebut biasanya mempunyai makna simbolik. Penderita
mengerti bahwa tidak terdapat hubungan logik antara tingkah laku motorik
dengan keinginan atau ketakutan dalam khayalannya. Tindakan kompulsif sering
tidak menyenangkan, menjemukan, atau menyengsarakan, tetapi usaha untuk
tidak melakukannya hanya akan memperberat timbulnya kecemasan. Dan
kecemasan tersebut hanya akan berkurang dengan melakukan dorongan
tersebut. Dapat ditemukan pada gangguan obsesi kompulsi skizofrenia.
Pikiran konkrit :
Pikiran yang ditandai oleh berkurangnya kemampuan untuk membentuk
abstraksi. Penderita tidak mampu berfikir secara meta metaporik atau hipotetik.
Pikiran terbatas pada satu dimensi arti, kata atau uraian kalimat diartikan
menurut apa adanya (literally). Perbedaan arti yang halus sering diabaikan atau
tidak diperhatikan. Biasa ditemukan pada penderita gangguan mental organik
atau skizofrenia.
Konfabulasi :
Fabrikasi peristiwa-peristiwa atau data yang dipakai untuk mengisi kekosongan
riwayat atau sama sekali khayal dalam memberi jawaban atas pertanyaan yang

tidak dijawab berdasarkan kenyataan karena adanya hendaya daya ingat yang
bersifat organik. Suatu ciri sindrom amnestik.
Kebingungan (confusion) :
Gangguan kesadaran disertai hilangnya orientasi terhadap tempat, waktu dan
orang (lihat disorientasi). Kebingungan mungkin disebabkan karena adanya
hendaya hilangnya daya ingat (pada dementia) karena kurangnya perhatian
(pada delerium).
Delerium :
Gangguan kesadaran yang terjadi akibat penyakit otak organik (biasa bersifat
akut) dan disertai kesadaran berkabut, gelisah kebingungan, retardasi atau
agitasi psikomotor dan labilitas afek. Keadaan ini mempunyai onset yang cepat
dan berfluktuasi, perjalanan yang hilang timbul dan terdapat gangguan tidur.
Waham :
Kepercayaan atau ide yang keliru, tetapi tetap dipertahankan walaupun terdapat
bukti yang jelas bertentangan. Merupakan hendaya daya nilai realitas.
(kepercayaan tidak dianggap sebagai waham apabila diperoleh dari sejumlah
besar anggota lain sebuah kelompok atau kebudayaan yang luas).
Waham selalu merupakan bukti adanya psikosis, sebagai contoh misalnya :
Waham dikendalikan, yaitu bahwa pikiran, perasaan atau tingkah laku
dikendalikan oleh kekuatan dari luar.
Waham kebesaran, yaitu suatu kepercayaan bahwa seseorang merupakan orang
yang penting dan berpengaruh, mungkin mempunyai kelebihan kekuatan yang
terpendam, atau benar-benar merupakan figur orang kuat sepanjang sejarah
(Napoleon komplek).
Waham diincar, perasaan bahwa diikuti, diancam, diganggu atau bersekongkol
untuk melawannya.
Waham tersangkut, yaitu setiap kejadian disekelilingnya mempunyai hubungan
pribadi seperti perintah atau pesan khusus. Penderita percaya bahwa orang
asing disekitarnya memperhatikan dirinya, penyiar televisi mengirimkan pesan
dengan bahasa sandi.
Demensia :
Kemerosotan intelektual (karena sindrom otak organik yang mengakibatkan
perubahan kepribadian sehingga menghasilkan hendaya daya ingat, pikiran
abstrak, judgement dan pengendalian impuls.
Tidak ditemukan kesadaran berkabut. Demensia dapat bersifat kronik (dengan
onset perlahan) atau akut, dapat revelsibel atau irivelsibel.
Dipersonalisasi :
Suatu perasaan aneh, tidak nyata dan terlepas dari lingkungan atau diri sendiri.
Dapat ditemukan pada berbagai jenis gangguan jiwa seperti depresi, kecemasan,
skisofrenia, epilepsi dan keadaan hipnagogi. Mungkin dapat juga merupakan hal
normal yang ditemukan pada remaja.
Derailment :
Pembicaraan, dorongan hendaya (volition), atau pikiran yang terlepas dari

rangkaian semula, dimana berpindah secara acak dari topik, pikiran atau tingkah
laku yang ke arah yang lain.
Derealisasi :
Suatu perasaan dimana lingkungan disekitarnya berubah atau tidak nyata.
Depersonalisasi dan derealisasi biasanya muncul bersama-sama dan mungkin
merupakan aspek fenomena yang sama pula.
Pikiran Dereistik :
Kegagalan dalam menggunakan fakta realitas sebagai bahan pertimbangan,
sehingga pikiran tidak didasarkan pada pengalaman dan logika tetapi lebih
didasarkan pada kayalan.
Disorentasi :
Orientasi waktu yang jelek misalnya tidak tahu hari, bulan musim atau tahun.
Orientasi tempat yang jelek yaitu : tidak mengetahui nama gedung dimana ia
berada, atau nama kota, negara atau daerah dimana ia tinggal. Orientasi jelek
yaitu, tidak mengetahui siapa sebenarnya dia.
Disorentasi merupakan salah satu kreteria diagnosis untuk Delerium dan dapat
dilihat pada Delerium dan gangguan daya ingat organik.
Ekolali :
Pengulangan pembicaraan orang lain.
Ekopraxi :
Meniru gerakan gerakan orang lain. ( Ekolalali dan ekopraxi dapat ditemukan
pada gangguan perkembangan pervasif, gangguan mental organic, katatonia,
dan gangguan psikotik yang lain
Flight of ideas :
Serangkaian pikiran yang diucapkan secara cepat disertai perpindahan materi
pembicaraan yang mendadak tanpa alas an logic yang nyata. Flight of ideas
berkaitan dengan paksaan bicara ( pressure of speech ). Sering sulit dibedakan
antara Flight of ideas dengan assosiasi longgar. Secara klasik, hubungan logic
pada flight of ideas dianggap lebih coherent dibandingkan pada assosiasi
longgar. Namun demikian, pada bentuk yang berat, flight of ideas dapat
berbentuk incoherent atau kacau. Dapat ditemukan pada atau gangguan mental
organic, skisofrenia dan keadaan psikotik atau non psikotik lain.
Folie a deux :
Suatu gangguan jiwa yang ditandai ole hide waham yang ditularkan diantara
orang orang yang hidup dengan hubungan dekat, biasanya dalam hubungan
keluarga. Salah satu anggota keluarga nampaknya selalu mempengaruhi atau
mendominasi anggota lain. Ide waham ( biasa diancam ) akan mengakibatkan
jenis tingkah laku aneh seperti mempersiapkan diri menghadapi hari kiamat.
Formikasi :
Lihat pada halusinasi.

Fugue:
Mengembara atau melarikan diri dari rumah atau tempat kerja secara tak
terduga atau mendadak, dan diduga mempunyai identitas baru. Terdapat
amnesia terhadap identitas semula dan tidak terdapat daya ingat apabila fugue
berakir.
Halusinasi :
Persepsi sensorik yang palsu, yang sebenarnya tidak ada. Berlainan dengan illusi
dimana terdapat distorsi persepsi pada apa yang sebenarnya ada. Demikian
pula, hal ini berbeda dengan waham karena hal ini merupakan gangguan pikiran.
Disamping itu, waham selalu merupakan tanda psikosisi karena merupakan
petunjuk adanya hendaya daya nilai realitas, sedangkan halusinasi tidak selalu
merupakan tanda psikosis, misalnya melihat gajah berwarna jambon tetapi yang
bersangkutan mengetahui bahwa hal tersebut sebenarnya tidak ada, bukan
merupakan tanda psikosis. Seorang yang merasa kulitnya dirayapi kutu kutu
dan percaya bahwa kutu kutu itu benar benar ada, hal itu bukan hanya
halusinasi tetapi pertanda psikosis. Sebagai contoh :
Halusinasi pendengaran yaitu persepsi palsu tentang bunyi atau suara
( mendengar musik, suara manusia, bunyi kendaraan bermotor, bisikan dan lain
lain).
Halusinasi pengecapan yaitu persepsi palsu tentang pengecapan.
Halusinasi tentang penciuman / bau yaitu persepsi palsu tentang bau.
Halusinasi somatic yaitu persepsi palsu tentang sesuatu yang terjadi dalam atau
terhadap badan, seperti perasaan adanya pisau yang menancap di badan atau
perasaan adanya kena aliran listrik pada lengan ( biasanya disertai dengan
pikiran waham yang berhubungan dengan sensasi tersebut ).
Halusinasi taktil Yaitu sensasi palsu tentang sentuhan. Biasanya disertai pikiran
waham yang berkaitan dengan sensasi tersebut. Formikasi (berasal dari bahasa
latin formica yang berarti semut) suatu jenis halusinasi taktil yang khusus yaitu
suatu sensasi kutu yang merayap pada atau dibawah kulit.
Halusinasi visual yaitu persepsi visual yang palsu pada keadaan mata terbuka
pada lingkungan dengan penerangan yang cukup. (bayangan yang terlihat pada
mata yang tertutup bukan merupakan halusinasi murni).
Halusinasi hipnagogi atau hipnopompi berturut-turut adalah bayangan yang
dialami pada waktu kesadaran menurun (twilight state) yang terjadi pada waktu
seseorang akan tertidur atau terbangun. Kedua jenis halusinasi tersebut
(hinagogi dan hipnapompi) bukan merupakan halusinasi murni.
Semua halusinasi yang diuraikan di atas dapat ditemukan pada sizofrenia,
gangguan afektif atau gangguan mental organik. Halusinasi dengan halusinasi
somatik lebih sering terdapat pada gangguan jiwa fungsional, sedangkan
halusinasi visual lebih memberi petunjuk pada ke arah gangguan jiwa organik,
walaupun dapat juga ditemukan pada gangguan jiwa fungsional. Halusinasi
kecap, bau dan taktil memberi petunjuk kuat ke arah gangguan mental organik.
Halusinasi taktil paling sering ditemukan pada keadaan lepas alkohol atau
intoksikasi alkohol.
Ideas of reference :
Sama dengan waham tersangkut tetapi derajatnya lebih ringan.

Ilusi :
Distorsi persepsi tentang objek barang yang sebenarnya ada.
Inkoherensi :
Pembicaraan yang tidak dapat dimengerti karena adanya assosiasi longgar yang
berat, distorsi tata bahasa atau susunan kalimat, atau memakai istilah yang
aneh.
Insomnia :
Kesulitan tidur, apakah initial insomnia yaitu kesulitan jatuh tidur, middle
insomnia yaitu bangun tengah malam kemudian disertai kesulitan tidur lagi, late
insomnia yaitu bangun terlalu pagi tanpa dapat tidur lagi.
Assosiasi longgar : (lihat tangensialiti dan flight of ideas).
Gangguan pikiran dan pembicaraan dimana ide-ide berpindah dari subjek satu ke
yang lain tanpa alasan jelas. Pembicaraan tidak sadar pada ketidakserasian itu.
Merupakan tanda klasik dari skizofrenia tetapi dapat juga dilihat pada jenis
psikosis lain.
Mood / alam perasaan :
Perasaan atau emosi yang dialami secara subyektif seperti yang dituturkan oleh
penderita dalam wawancara.
Mood merupakan emosi yang melekat (pervasiva) dan berkepanjangan
(sustained). Berbeda dengan afek, yaitu merupakan keadaan perasaan yang
dinyatakan oleh pemeriksa selama dilakukan wawancara psikiatrik. Mood dapat
dinyatakan sesuai jenis emosi yang dituturkan penderita, seperti sedih, perasaan
kalut, bahagia, elasi, marah, atau cemas. Mood dianggap disforik apabila
dirasakan penderita secara tidak menyenangkan misalnya ditandai oleh
irritabilitas, marah atau depresi. Mood dapat meningkat, ekspansif atau euphorik
yaitu ditandai dengan perasaan sejahtera yang meningkat, energik dan rasa
harga diri yang meningkat.
Serasi mood :
Istilah yang dipakai pada halusinasi atau waham yang isinya sesuai dengan
mood yang menonjol. Halusinasi atau waham yang serasi dengan mood pada
manik misalnya secara khas berupa waham kebesaran, percaya akan
kemampuan sendiri dan identifikasi dengan orang-orang terkenal. Waham dan
halusinasi yang serasi dengan mood pada depresi misalnya rasa tidak berguna,
perasaan berdosa, merasa tidak mampu, mende rita penyakit, kematian,
nihilisme dan merasa dihukum.
Tidak serasi mood (afek):
Istilah yang dipakai untuk waham atau halusinasi yang isinya tidak jelas
berhubungan dengan mood yang menonjol. Misalnya waham diancam, waham
tersangkut, waham dikendalikan, sisip pikir, sedot pikir dimana tidak jelas
berkaitan isi isinya dengan tema serasi afek diatas. Waham dan halusinasi yang
tidak serasi afek dapat ditemukan pada skizofrenia, kadang-kadang pada manik
atau depresi.

Mutisme :
Tidak mau berbicara sama sekali. Salah satu ciri katatonia.
Neologisme :
Memperkenalkan kata-kata baru dengan arti yang baru, kadang-kadang dibentuk
dari potongan kata yang lain. Merupakan ciri skizofrenia atau keadaan psikotok
lain.
Negativisme :
Menentang secar ekstrim atau menolak saran. Suatu ciri katatonia.
Obsesi :
Ide, bayangan, atau keinginan yang berulang-ulang timbul dan mendominasi
proses pikir. Isinya mungkin tidak dapat diterima atau diinginkan, tetapi harus
menerus memaksa kesadaran. Merupakan ciri gangguan obsesi kompulsi dan
beberapa kasus skizofrenia.
Serangan Panik :
Serangan cemas yang disertai palpitasi, perasaan sedang mengalami hukuman,
takut kehilangan kendali, perasaan tertekan di dada, hiperventilasi, kepala terasa
ringan, nausea, dan parestesia perifer. Tidak ditemukan kelainan kardiovaskular,
endokrin atau penyakit fisik lain yang dapat dipakai untuk menjelaskan gejala.
Dapat ditemukan pada sejumlah besar gangguan psikotik atau non psikotik serta
pada orang normal yang sedang mengalami stres yang berat.
Paranoia :
Gangguan psikotik dengan ciri waham kebesaran dan diancam, kecurigaan,
hipersensitivitas, cemburu, kewaspadaan berlebihan, berhati-hati, dendam, tidak
ada rasa humor, suka bertengkar, keras kepala. DSM III membagi gangguan
paranoid menjadi paranoia :
Gangguan paranoia bersama
Gangguan paranoia akut
Gangguan paranoia tidak khas
Skizofrenia paranoid merupakan gangguan yang berdiri sendiri. Ide-ide paranoid
merupakan gejala yang selalu ditemukan pada penderita paranoid, yang percaya
bahwa setiap orang mempunyai niat buruk terhadap penderita, yang merasa
bahwa dirinya sedang dimata-matai, yang merasa dirinya menjadi objek
persengkokolan jahat. Dalam hal ini termasuk ideas of references, ide kebesaran
dan ide cemburu. Ide paranoid berbeda dengan waham paranoid, dimana ide
paranoid dihayati kurang meresap dibanding waham paranoid.
Gaya paranoid (Paranoid style) adalah tingkah laku yang ditandai oleh rasa
kewaspadaan berlebihan, suka bertengkar, kaku, tidak mempunyai rasa humor,
cemburu, keras kepala, kecurigaan, dan perhatian terhadap peristiwa lingkungan
yang memperberat kecurigaan paranoid.
Preserverasi :
Pengulangan tingkah laku atau mengucapkan kata, ungkapan atau konsep yang

diulang-ulang dalam berbicara. Preserverasi dapat dilihat pada gangguan mental


organik, scizofrenia dan gangguan psikotik lain.
Fobia :
Ketakutan tak rasional pada benda-benda atau situasi sehingga hidupnya
didominasi oleh tingkah laku menghindar.
Kemiskinan isi bicara :
Pembicaraan yang selalu kabur, tidak konkret, diulang-ulang atau stereotipik.
Kemiskinan bicara :
Jumlah pembicaraan yang menurun dan tidak spontan, terdiri hanya kata-kata
singkat dan jawaban tdak terucapkan terhadap setiap pertanyaan.
Paksaan bicara (Pressure of speech ) :
Pembicaraan yang cepat dan tak dapat dihentikan seperti yang bersangkutan
untuk tetap berbicara. Bicara keras dan empatik serta sukar diputus. Dapat
mendominasi percakapan atau tetap akan bicara walaupun tidak ada yang
mendengarkan atau menanggapi. Merupakan ciri manik dan dapat ditemukan
pula pada keadaaan psikotik lain, gangguan mental organik dan keadaan non
psikotik akibat stress.
Agitasi Psikomotor :
Kegelisahan motorik dan hiperaktivitas yang berkaitan dengan ketegangan,
kecemasan dan iritabilitas.
Retardasi Psikomotor :
Aktivitas motorik yang menurun, pembicaraan menjadi kalut, kemiskinan bicara,
jawaban pertanyaan menjadi lambat dengan suara yang merendah dan monoton
yang berhubungan dengan perasaan atau kelelahan.
Psikosis :
Derajat gangguan pikiran dimana seseorang tidak dapat lagi membedakan
antara realitas dan khayalan (fantasi) karena tidak mampu menilai realitas.
Psikosis mungkin bersifat sementara (jam atau hari) atau menetap (beberapa
bulan atau tahun). Hendaya pada psikosis bukan hilangnya kontak dengan
realitas, tetapihilangnya kemampuan untuk menilai pengalaman-pengalaman
dengan tepat dan benar, yaitu membedakan data dimana yang berasal dari
prekosensi, harapan atau emosi dirinya sendiri. Psikosis dapat diberikan batasan
sebagai hendaya daya nilai realita. Perasaan realitas (realiti sense ) dapat pula
terganggu pada keadaan tanpa psikosis. Seseorang dapat merasa bahwa ia
diikuti dengan mengalami halusinasi. Seorang mungkin mengalami distersi
terhadap penilaian tentang kelebihan dan kelemahannya. Sesuai dengan
hipotesis ini, psikosis tidak dapat ditegakkan walaupun bersifat bizare, tidak
seuai dengan bukti-bukti objektif serta ditolak atau setidak-tidaknya diragukan.
Apabila daya nilai realitas sudah terganggu maka kemampuan untuk menghayati
yang aneh sudah terganggu, sehingga penderita tidak lagi mampu atau tidak
lagi dapat menilai bukti-bukti eksternal. Ide-ide membeku menjadi waham yang
makin lama makin aneh dan rumit. Pikiran makin lama makin dipenuhi oleh

fantasi atau dunia subjektif, sehingga bukti-bukti eksternal diabaikan. Batas


antara ide atau persepsi psikotik dan non psikotik tidaklah tegas. Terdapat
kontinum dari distori non psikotik minimal sampai distori pikiran non psikotik
yang sangat berat, dari hendaya daya nilai realitas ringan sampai berat, dari
psikosis ringan yang disertai waham sirkumskrip sampai keadaan psikotik yang
bizare atau kacau.
Perasaan realitas :
Perasaan, pikiran dan persepsi tentang realitas nyata.
Daya nilai realitas :
Suatu proses penilaian dan hipotesis realitas terhadap kenyataan dunia luar.
Gejala peringkat pertama Schneider (Scheneiders first rank symptoms) :
Gejala-gejala yang menurut psikiater Jerman Kurt Scheneider merupakan tanda
psthognomonia skizofrenia apabila tidak ditemukan penyakit organik.
Jenis halusinasi dengar yang khas mendengar pikirannya sendiri berbicara keras,
mendengar suara orang bercakap-cakap satu dengan yang lain, atau mendengar
suara yang selalu memberi komentar pada setiap tingkah laku penderita.
Halusinasi somatik biasanya bersifat seksual, disertai kepercayaan yang bersifat yang sesuai dengan sensasi tersebut.
Sensasi fisik tersebut biasanya diyakini karena dibuat orang dengan kekuatan,
atau suges hipnotik.
Sedot pikir : suatu kepercayaan bahwa seseorang telah mengambil keluar
pikiran penderita.
Sisip pikir : suatu kepercayaan bahwa orang lain telah menyisipkan pikirannya
ke kepala penderita.
Siar pikir : suatu kepercayaan pikiran penderita dapat diketahui orang lain.
Persepsi delasional : meletakkan persepsi yang mempunyai kemaknaan
abnormal, khususnya tentang diri sendiri pada persepsi asli.
Misalnya penderita menginterprestasi lampu merah sebagai suatu nasehat dari
alamlain untuk yidak menjadi orang jahat.
Pikiran dikendalikan : suatu kepercayaan bahwa perasaan, perilaku, dan
dorongan impuls berasal dari, dipengaruhi oleh atau dikendalikan oleh kekuatan
atau orang dari luar.
Stereotip :
Gerakan tanpa tujuan yang dilakukan berulang-ulang. Merupakan ciri katatonia
dan dapat terlihat juga pada skisofrenia. Intoksitasi obat yang berkasiat seperti
ampetamin dapat juga mengakibatkan gejala serupa.
Stupor:
Merupakan penurunan derajat kesadaran dimana aktifitas mental dan fisik
sangat minimal karena hendaya organik.
Stupor dapat juga merupakan keadaan funsional dimana nampaknya penderita
tidak menyadari lingkungannya, tidak responsive, tidak ada gerakan, tetapi
mengetahui sekitarnya. Suatu ciri katatonia, depresi atau skisofrenia.

Tangensialiti:
Gangguan komunikasi dimana pembicaraan penderita terlepas sama sekali dari
pokok pembicaraan semula atau pertanyaan yang diajukan kepadanya, dan tidak
kembali kearah pokok pembicaraan tersebut. Mungkin hal ini disebabkan
penderita menyimpang dari pokok pembicaraan atau memperkenalkan tema
baru. Keadaan ini berhubungan dengan asosiasi longgar, dimana terdapat
lompatan pembicaraan dari topic satu ke topik yang lain. Tangensialiti sering
digunakan secara sinonim dengan asosiasi longgar, tetapi yang disebut terakhir
bersifat penyimpangan pembicaraan yang berulang dari pokok-pokok
pembicaraan yang tidak berhubungan. Pikiran tangensial masih bersifat
coherent, sepanjang hal ini menyentuh pokok utama. Merupakan ciri berbagai
macam keadaan normal atau patologik.
Gangguan pikiran :
Gangguan pikiran yang berpengaruh pada proses bahasa, komunikasi, isi proses
pikir. Gangguan isi pikiran ditandai dengan oleh waham dan hal yang tidak logic.
Gangguan pikiran formal adalah gangguan bentuk atau proses pikir yang
berbeda dengan isi pikiran. Gangguan pikiran formal ditandai oleh kegagalan
mematuhi kaidah susunan, semantic atau logika kalimat. Dapat bervariasi dari
bloking yang sederhana atau sirkomsialiti ringan sampai asosiasi longgar atau
gangguan daya nilai realitas. Secara klasik gangguan pikiran formal merupakan
tanda utama skizofrenia. Tetapi karena arti yang sebenarnya dari gangguan
pikiran formal belum mapan, maka hal ini tidak digunakan pada uraian DSM III.
Tanda-tanda vegetatif :
Dalam menguraikan tanda-tanda depresi istilah tersebut dipakai untuk keadaan
gangguan tidur, hilang nafsu makan, kurangnya berat badan, konstipasi,
hilangnya minat seksual. Fungsi vegetatif diartikan sebagai fungsi fisiologik saraf
autonom yang berkaitan dengan pertumbuhan, nutrisi atau homeostatis
organisme.
a.Tanda dan Gejala Mania
Gejala-gejala dari tahap mania bipolar disorder adalah sebagai berikut:
1. Gembira berlebihan
2. Mudah tersinggung sehingga mudah marah
3. Merasa dirinya sangat penting
4. Merasa kaya atau memiliki kemampuan lebih dibanding orang lain
5. Penuh ide dan semangat baru
6. Cepat berpindah dari satu ide ke ide lainnya
7. Seperti mendengar suara yang orang lain tak dapat mendengar
8. Nafsu seksual meningkat
9. Menyusun rencana yang tidak masuk akal

10. Sangat aktif dan bergerak sangat cepat


11. Berbicara sangat cepat sehingga sukar dimengerti apa yang dibicarakan
12. Menghamburkan uang
13. Membuat keputusan aneh dan tiba-tiba, namun cenderung membahayakan
14. Merasa sangat mengenal orang lain
15. Mudah melempar kritik terhadap orang lain
16. Sukar menahan diri dalam perilaku sehari-hari
17. Sulit tidur
18. Merasa sangat bersemangat, seakan-akan 1 hari tidak cukup 24 jam
b.Tanda dan Gejala Hypomania
Hypomania adalah bentuk kurang parah mania. Orang-orang dalam keadaan hypomanic merasa
gembira, energik, dan produktif, tetapi mereka mampu meneruskan kehidupan mereka sehari-hari
dan mereka tidak pernah kehilangan kontak dengan realitas. Untuk yang lain, mungkin tampak
seolah-olah orang dengan hypomania hanyalah dalam suasana hati yang luar biasa baik. Namun,
hypomania dapat menghasilkan keputusan yang buruk yang membahayakan hubungan, karier, dan
reputasi. Selain itu, hypomania sering kali dapat "naik kelas" untuk mania penuh dan terkadang dapat
diikuti oleh episode depresi besar.
Tahap hipomania mirip dengan mania. Perbedaannya adalah penderita yang berada pada tahap ini
merasa lebih tenang seakan-akan telah kembali normal serta tidak mengalami halusinasi dan delusi.
Hipomania sulit untuk didiagnosis karena terlihat seperti kebahagiaan biasa, tapi membawa resiko
yang sama dengan mania.Gejala-gejala dari tahap hipomania bipolar disorder adalah sebagai berikut:
1. Bersemangat dan penuh energi, muncul kreativitas. 2. Bersikap optimis, selalu tampak gembira,
lebih aktif, dan cepat marah. 3. Penurunan kebutuhan untuk tidur.
c. Tanda dan Gejala Depresi Bipolar
Gejala-gejala dari tahap depresi bipolar disorder adalah sebagai berikut:
1. Suasana hati yang murung dan perasaan sedih yang berkepanjangan
2. Sering menangis atau ingin menangis tanpa alasan yang jelas
3. Kehilangan minat untuk melakukan sesuatu
4. Tidak mampu merasakan kegembiraan
5. Mudah letih, tak bergairah, tak bertenaga
6. Sulit konsentrasi
7. Merasa tak berguna dan putus asa
8. Merasa bersalah dan berdosa

9. Rendah diri dan kurang percaya diri


10. Beranggapan masa depan suram dan pesimistis
11. Berpikir untuk bunuh diri
12. Hilang nafsu makan atau makan berlebihan
13. Penurunan berat badan atau penambahan berat badan
14. Sulit tidur, bangun tidur lebih awal, atau tidur berlebihan
15. Mual, mulut kering, Susah BAB, dan terkadang diare
16. Kehilangan gairah seksual
17. Menghindari komunikasi dengan orang lain

Anda mungkin juga menyukai