Anda di halaman 1dari 12

SEISMIK REFLEKSI II

I.

Maksud dan Tujuan


A. Maksud : Mengetahui bermacam macam peta struktur bawah permukaan
serta dapat mengadakan analisa dari peta tersebut.
B. Tujuan :
1. Dapat membuat peta Isopach.
2. Dapat membuat peta kedalaman.
3. Dapat membuat peta struktur waktu.
4. Dapat menganalisa ketiga peta persebut.

A.

Dasar Teori

Yang dibahas pada praktikum ini yaitu seismic refleksi. Penyelidikan


seismic refleksi didasarkan atas rambat gelombang elastis sehingga dapat
dilalui dan dirambati gelombang mekanik. Dimana gelombang mekanik terjadi
dari suatu peledakan dekat permukaan bumi . Pada seismic refleksi, sifat
gelombang yang dipantulkan diterangkan dengan hokum snellius yaitu sudut
yang dating sama dengan sudut pantul ( I 1 = I2 ), dimana gelombang datang
dan gelombang pantul terletak pada satu bidang. Koreksi yang dipakai dalam
seismic pantul yaitu
1. koreksi dinamik
2. koreksi static
Peta struktur waktu merupakan penerapan struktur horizon seismic dengan
waktu yang dibuat dengan cara menarik garis transversal serta sejumlah garis yang
pendek dengan waktu yang sesuai dengan data shot point dan kemudian dilakukan
pengkonturan. Menurut KUSUMADINATA ( 1982 ) menyebutkan bahwa peta struktur
kontur merupakan penggambaran dari peta dengan bidang perlapisan yang berada
di bawah permukaan yang dibuat berdasarkan data primer yaitu berupa penampang
seismic, dimana waktu yang diambil sesuai dengan data shot point.
Dari pengamatan peta tersebut banyak hal yang yang dapat terjadi dari
rekaman penampang seismic sehubungan denga peristiwa pemantulan gelombang.
Hal hal ini merupakan fenomena yang terbentuk akibat adanya kejanggalan
kejanggalan yang terjadio baik secara alamiah ataupun hasil buatan manusia yang
terekam pada penampang seismic. Sedangkan hal hal yang dapat mempengaruhi
penampang sesimik itu sendiri anatara lain berupa :
A. Pemantulan ganda.

B. Pelapukan.
C. Noise.
D. Wavelet.
E. Variasi kecepatan.
F. Ghosting.
G. Normal Move Out.
H. Gelembung udara.
Secara umum dari suatu penampang seismic dapat dilakukan berbagai
interpretasi . Dan interpretasi itru sendiri harus berdasarkan atas criteria geologi.
Sebelum dilakukan suatu interpretasi sangat diperlukan pula adanya suatu data
data permukaan yang berfungsi sebagai parameter dalam memperbandingkan hasil
interpretasi bawah permukaan.
Adapun interpretasi yang dapat dilakukan antara lain berupa :
A. Interpretasi struktur patahan.
B. Interpretasi struktur lipatan.
C. Interpretasi struktur diaper.
Untuk selanjutnya berbagai interpretasi ini kana djelaskan lebih lanjut.
A.

Interpretasi Struktur Patahan.


Struktur patahan atau sesar merupakan suatu bidang rekahan yang mana salah
satu bloknya akan brgerak relative terhadap sisi yang lainnya. Blok yang terletak
pada bagian atas zona patahan adalah Hanging Wall sedangkan blok yang
terletak pada bagian bawah zona patahan dalah Foot Wall.
Patahan atau sesar dapat diketahui dengan baik dari suatu penampang seismic
dengan ditunjukkan adanya suatu bidang refleksi yang tidak menerus. Atau
dapat pula terlihat dari kenampakan yang tampak meloncat secara tiba tiba.
Memancarnya energi seismic atau difraksi mengakibatkan adanay diskontinuitas
reflector yang umumnya membentuk suatu kenampakan yang hiperbola. Dalam
suatu penbampang seismic akan tampak suatu garis lengkung Pada ujung
ujung horizon yang terpatahkan. Menurut DOBRIN ( 1976 ) mengidentifikasi
penentuan patahan pada penampang seismic yang antara lain adalah :
a.

Adanya ketidak menerusan pada pemantulan.

b.

Adanya pola difraksi terutama pada pada bentuk garis yang berbagai

ragam pada zona patahan.


c.

Penghilangan pemantulan pada suatu garis.

d.

Penyimpangan kemiringan pantulan yang tidak ada hubungannya

dengan stratigrafi.

B.

Stuktur Lipatan
Struktur lipatan pada suatu penampang seismic dapat ditunjukkan oleh
adanya suatu pelengkungan pada garis garis yang terekam pada penampang
seismic. Pelengkungan garis itu dapat berupan ntiklin atau dapat pula berupa
sinklin. Pada suatu antiklin perekaman didapat dari penampang seismic jika
tutupan luasnya melebihi ketidakteraturan palsu yang kelihatan seperti struktur,
yang disebabkan oleh perubahan kecepatan rambat gelombang secara lateral..
Struktur antiklin dapat diasosiasikan dengan kekuatan tektonik maupun deformasi
akibat pertumbuhan kubah garan atau struktur diapirik yang lainnya.

C.

Struktur Diapir
Sruktur diaper adalah struktur yang terbentuk oleh adanya gerakan plastis
dari suatu batuan endapan yang menerobos lapisan batuan yang berada di
atasnya. Karenapengaruh dan gejala plastis itulah maka ada yang mnegatakan
sebagai flow structure. Struktur diaper yang terbentuk akibat suatu pengendapan
diikuti oleh suatu tekanan tekanan gerak tektonik. Sifat sifat struktur diaper
pada suatu penampang seismic dapat diamati dari kenampakan kenampakan
refleksi sebagai berikut :
a. Adanya penebalan batuan dipuncak natiklin.
b. Difraksi pada dinding diaper.
c. Adanya dragging effect pada refleksi horizon di kanan dan kiri
diaper.
d. Pergeseran sumbu sinklin di kanan dan kiri tubuh diapir.

Pengenalan horison
Coffeen (1975) mengemukakan cara

penelusuran horison

seismik, yaitu :
1. Setelah suatu horison dijumut (pick), maka horison tersebut harus dapat
diikuti terus sampai ke seluruh daerah pemetaan. Jika ada horison yang
tidak menerus atau hilang (gap), maka untuk menghubungkan horison
tersebut harus mempertimbangkan reflektor atau horison di atas dan di
bawahnya.
2. Pada suatu daerah kadang-kadang tidak diperoleh horison yang menerus,
karena kualitas data yang sangat buruk atau memang tidak ada lapisan
yang menerus, tetapi berupa lensa-lensa serpih atau pasir. Pada kasus ini
bisa dibuat horison siluman (phantom horison), dimana horison yang

terputus-putus dapat digambarkan pada penampang seismik dengan cara


melihat bagian atas dan bawahnya.
3. Dengan mempertemukan (meet) horison yang terputus, diteruskan lurus
sesuai dengan kemiringan dan horison pantul lain diteruskan berlawanan
arah dengan penerusan tadi.
Dalam pemetaan suatu daerah diperlukan sejumlah sayatan seismik.
Lintasan seismik dibuat secara looping atau saling memotong, sehingga
apabila suatu sayatan sudah ditemuka horisonnya, maka horison yang sama
pada sayatan lain dapat ditarik pula.

a. Cara Kerja
B. Tentukan satu horizon pada suatu penampang seismic sehingga
dapat ditemukan pada satiap penampang eismik.
C. Ikat horzon

pada masing masing penampang seismic sesuai

dengan jalur seismic sebagai peta dasar.


D. Waktu pantul dihitung pada setiap titik tembak yang diinginkan dan
masukkan harga tersebut ke dalam peta dasar.
E. Buat garis kontur sesuai dengan waktu pantul yang sama dan juga
masukkan sesar sesar yang ada.
F. Tahap akhir adalah penafsiran dari peta kontur struktur waktu

a.

Tabel Perhitungan Struktur Waktu


G. Tabel Batas Atas Line 10 / 88

titik
2130
2140
2150
2160
2170
2180
2190
2200
2210
2220

Twt
498
560
595
700
710
745
775
740
760
770

owt (ms)
249
280
297.5
350
355
372.5
387.5
370
380
385

owt (s)
0.249
0.28
0.2975
0.35
0.355
0.3725
0.3875
0.37
0.38
0.385

va
1710
1757
1787
1909
1910
1956
2000
1910
1750
1794

D
425.79
491.96
531.632
668.15
678.05
728.61
775
706.7
665
690.69

titik
2230
2240
2250
2260
2270
2280
2290
2300
2310

Twt
700
786
830
850
867
900
928
944
944.5

owt (ms)
350
393
415
425
433.5
450
464
472
472.25

owt (s)
0.35
0.393
0.415
0.425
0.4335
0.45
0.464
0.472
0.47225

va
1790
1790
1810
1788.5
1794.33
1806
1815.72
1821.56
1821.56

B.Tabel Batas Atas line 10 / 88


titik

Twt

owt (s)

owt (s)

va

2130
2140
2150
2160
2170
2180
2190
2200
2210
2220
2230
2240

380
415
460
546
580
626
630
616
632
650
560
705

190
207.5
230
273
290
313
315
308
316
325
280
352.5

0.19
0.2075
0.23
0.273
0.29
0.313
0.315
0.308
0.316
0.325
0.28
0.3525

1670
1705
1735
1768
1808
1819
1823
1812
1726
1759
1743
1750

titik

Twt

owt (s)

owt (s)

va

2250

727

363.5

0.3635

1779

delta twt delta owt (ms)


118
145
135
154
130
119
145
124
128
120
140
81

59
72.5
67.5
77
65
59.5
72.5
62
64
60
70
40.5

delta twt delta owt (ms)


103

51.5

v1

d'

z'

1770
1861
1891
2261.5
2080
2367
2531
2204
1822
1899
1907.5
2070

104430
134922.5
127642.5
174135.5
135200
140836.5
200.755
136648
116608
113940
133525
83835

428.2925
494.4625
534.135
670.6525
680.5525
731.1125
777.5025
709.2025
667.5025
693.1925
629.0025
705.9725

104431.6
134924.1
127644.1
174137.1
135201.6
140838.1
202.33
136649.6
116609.6
113941.6
133526.6
83836.58

d'

z'

v1
1918.5

98802.75 753.6525 98804.33

D
626.5
703.47
751.15
760.112
777.842
812.7
842.494
859.776
860.231

2260
2270

750
767

375
383.5

0.375
0.3835

1752
1758

100
100

50
50

2280
2290
2300
2310

811
833
850
867

405.5
416.5
425
433.5

0.4055
0.4165
0.425
0.4335

1775
1783
1791
1994

89
95
94
77.5

44.5
47.5
47
38.75

C.Tabel Batas Bawah Line 02 / 92


titik
2120
2130
2140
2150
2160
2170
2180
2190
2200
2210
2220
2230
2240
2250
2260
2270
2280
2290
2300

Twt
1250
1250
1020
900
700
708
790
786
790
795
825
895
925
859
999
1010
1090
1100
1170

owt (ms)
625
625
510
450
350
354
395
393
395
397.5
412.5
447.5
462.5
429.5
499.5
505
545
550
585

Owt (s)
0.625
0.625
0.51
0.45
0.35
0.354
0.395
0.393
0.395
0.3975
0.4125
0.4475
0.4625
0.4295
0.4995
0.505
0.545
0.55
0.585

va
2200
2200
2190
2000
1900
1900
1970
2050
1950
1794
1800
1815
1825
1850
1820
1850
1910
1930
1970

D
1375
1375
1116.9
900
665
672.6
778.15
805.65
770.25
713.115
742.5
812.2125
844.0625
794.575
909.09
934.25
1040.95
1061.5
1152.45

1916.25 95812.5
762.615 95814.08
1921.48 96074.25 780.3446 96075.83
5
2054
91403
815.2025 91404.58
1946.6 92463.5 844.9966 92465.08
1943.8 91358.6 862.2788 91360.18
1131.8 43857.25 862.7342 43858.83

D.Tabel Batas Atas Line 02 / 92


titik
2120
2130
2140
2150
titik
2160
2170
2180
2190
2200
2210
2220
2230
2240
2250
2260
2270
2280

Twt
1100
1100
800
690
Twt
632
600
629
633
630
682
701
728
785
810
961
894
918

owt (ms)
550
550
400
345
owt (ms)
316
300
314.5
316.5
315
341
350.5
364
392.5
405
480.5
447
459

Owt (s)
0.55
0.55
0.4
0.345
Owt (s)
0.316
0.3
0.3145
0.3165
0.315
0.341
0.3505
0.364
0.3925
0.405
0.4805
0.447
0.459

Va
2190
2190
1945
1815
Va
1815
1797
1820
1825
1824
1740
1753
1779
1794
1825
1790
1810
1815

2290
2300

944
976

472
488

0.472
0.488

1825
1950

delta twt delta owt(ms)


150
75
150
75
220
110
210
105
delta twt delta owt(ms)
68
34
108
54
161
80.5
153
76.5
160
80
113
56.5
124
62
167
83.5
140
70
49
24.5
38
19
116
58
172
86

156
194

78
97

Vi
8803.333
8803.333
2843.333
2370
Vi
2410
2209
2420
2725
2328
1956
1964.5
1941
1897.333
2050
2090
1956.667
2337.5

z
660250
660250
312766.7
248850
z
81940
119286
194810
208462.5
186240
110514
121799
162073.5
132813.3
50225
39710
113486.7
201025

d`
1372.498
1372.498
1114.398
897.4975
d`
662.4975
670.0975
775.6475
803.1475
767.7475
710.6125
739.9975
809.71
841.56
792.0725
906.5875
931.7475
1038.448

2402.5
2030

187395 1058.998
196910 1149.948

z`
660248.4
660248.4
312765.1
248848.4
z`
81938.43
119284.4
194808.4
208460.9
186238.4
110512.4
121797.4
162071.9
132811.8
50223.43
39708.43
113485.1
201023.4

187393.4
196908.4

Contoh Perhitungan
Pada Line 02 / 92 titik 2120
A. Batas Bawah
Nilai twt = 1250 ms ( terbaca pada grafik )
Nilai owt = 1/ 2 twt
= 1/ 2 x1250
= 625 ms = 0, 625 s
Nilai va

= 2200 m / s ( terbaca pada grafik )

Nilai D = Va x owt
= 2200 x 0, 625
= 1375 m
B. Batas Atas
Nilai twt = 1100 ms
Nilai owt = 1/ 2 x 1100 = 550 ms = 0, 55 s
Nilai Va = 2190 m / s
C. twt = twt bawah twt atas
= 1250 1100
= 150 ms
D. owt = owt bawah owt atas
= 625 - 550
= 75 ms = 0,075 s
E. Vi pada titik 2120 = (V 1300 x t 1300 ) ( V 1100 x t1100 )
T 1300 T 1100
= ( 2200 x 1300 ) ( 2190 x 1100 )
1300 1100
= 8803, 333 m / s
F. Z pada titik 2120 = Vi x OWT
= 8803,333 x 0,075
= 660250 m
G. D terkoreksi = D - Faktor koreksi
= 1375 - 2, 502
= 1372, 498 m
H. Z terkoreksi = Z - Faktor Koreksi
= 660250 - 2, 502
= 660248, 4

PEMBAHASAN
Dalam

praktikum

ini

digunakan

metode

seismik

refleksi

untuk

menggambarkan keadaan bawah permukaan, dalam bentuk peta kontur. Pembuatan


peta ini meliputi peta kontur struktur waktu, peta kontur kedalaman, peta kontur
ketebalan (Isopach). Pada prinsipnya peta kontur waktu menggambarkan daerah
daerah yang memiliki waktu tempuh rambat gelombang pantul yang sama. Nilai
waktu tempuh yang sama memiliki arti bahwa gelombang merambat dalam lintasan
yang sama (besar kedalaman lapisan reflector yang sama). Sedangkan

peta

kedalaman dan peta ketebalan, diperoleh melalui perhitungan waktu tempuh


gelombang dalam jarak tempuh tertentu (secara vertical). Sedangkan peta Isopach
menggambarkan penyebaran ketebalan sedimen yang berada di bawah permukaan,
hasil dari survey seismik.
Dari hasil perhitungan waktu tempuh ( Two Way Time/ TWT dan One Way
Time/ OWT) dilakukan pembuatan peta kontur waktu (isokron). Dari hasil pembuatan
peta isokron tersebut dapat diamati kontur tertutup pada sekitar titik survey 2180
2220 dan pada titik 2140. Diperkirakan kontur tertutup merupakan tempat
pemantulan beberapa lintasan gelombang seismik yang dipantulkan kembali ke
permukaan. Jika diinterpretasikan bahwa daerah tersebut merupakan suatu bentuk
cekungan (depresi) karena nilai waktu tempuh yang lebih lama (75 ms). Sedangkan
ke arah timur laut keadaan bawah permukaan semakin bertambah dalam, dan pada
arah barat daya tampak nilai waktu tempuh yang bertambah besar, sehingga
diinterpretasikan daerah tersebut memiliki kedudukan lapisan yang bertambah naik.
Sedangkan dari peta ketebalan (isopach), dapat diamati bahwa penyebaran
tebal formasi Tualang hingga formasi Lakat yang terbesar terdapat pada sekitar titik
survey 2130 2180, sedangkan ke arah timur laut dan barat daya lapisan tampak
menglami penipisan (ketebalannya berkurang). Dan dari peta kontur kedalaman
tampak bahwa semakin ke arah barat daya kedalaman formasi Tualang tersebut
bertambah besar.
Dari sayatan geologi pada peta kontur dapat dilihat beberapa struktur sesar
yang memotong lapisan lapisan formasi Tualang hingga formasi Lakat. Rangkaian
sesar tersebut dapat digambarkan melalui perkiraan waktu tempuh gelombang.
Pergeseran lapisan batuan yang sama, menyebabkan perubahan waktu gelombang
yang menjadi lebih panjang (jika turun) atau lebih pendek (jika naik). Kecepatan
gelombang pantul pada lapisan naik akan bertambah besar dan sebaliknya. Namun
hal ini masih perlu dilakukan koreksi melalui perkiraan densitas litologi dan data
data geologi lainnya.

Metode penggambaran peta kontur waktu (isokron) dapat dimanfaatkan untuk


melakukan

eksplorasi

hidrokarbon

atau

cebakan

deposit

mineral.

Melalui

penggambaran peta peta tersebut, dapat diperkirakan keadaan bawah permukaan


yang potensial menjadi cebakan hidrokarbon yang dapat berupa antiklin, cebakan
pada sesar, atau jenis jenis trap. Selain itu untuk eksplorasi mineral dapat
diinterpretasikan melalui perkiraan zona zona hancuran sesar di bawah permukaan
yang potensial mengalami mineralisasi, zona permineralisasi magmatis yang
menghasilkan cebakan mineral mineral ekonomis seperti emas, tembaga, dan
mineral lainnya

Anda mungkin juga menyukai