Bab I Ei
Bab I Ei
Bab I Ei
JUDUL MAKALAH:
SISTEM EKONOMI ISLAM VERSUS SISTEM EKONOMI KONVENSIONAL
DISUSUN OLEH:
V A Manajemen / Kelompok II
INDRI RUSTANTI
1202015054
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR... ................................................................................... .....
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sejarah, Pengertian, Tujuan, Prinsip, dan Ciri-ciri
Sistem Ekonomi Konvensional dan Sistem Ekonomi Islam ................
2.2 Konsep Dasar, Landasan, dan Pilar Sistem Ekonomi Konvensional dan
Sistem Ekonomi Islam ...........................................................................
12
15
17
18
3.2 Saran....................................................................................................
18
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Pada dasarnya terdapat tiga sistem ekonomi yang sekarang di aplikasikan di berbagai
belahan dunia, yaitu sistem ekonomi kapitalis/konvensional, sistem ekonomi sosialis, dan
sistem ekonomi islam. Namun pada makalah ini pembahasan akan lebih difokuskan pada
perbedaan sistem dan pengaplikasian sistem ekonomi konvensional dengan ekonomi islam.
Sistem ekonomi konvensional lebih dikenal oleh masyarakat secara global. Dalam
konteks ekonomi, sistem ini telah mampu meningkatkan kemakmuran rakyat di negara yang
mengaplikasikan sistem ekonomi tersebut. Usaha konvensional ini didukung oleh nilai-nilai
kebebasan untuk memenuhi kebutuhan. Kebebasan ini mengakibatkan tingginya persaingan
diantara sesamanya untuk bertahan. Sistem ekonomi konvensional memiliki beberapa
kecenderungan antara lain: kebebasan memiliki harta secara perorangan, kebebasan ekonomi
dan persaingan bebas, serta ketimpangan ekonomi. Berdasarkan pada prinsip yang
digunakan, maka kemakmuran tidak bisa tersebar secara merata, hingga timbul berbagai
permasalahan yang tidak terelakkan, pada akhirnya muncul berbagai solusi untuk
meyelesaikan permasalahan tidak meratanya keadilan dalam mendapatkan kesejahteraan,
salah satunya yaitu munculnya Sistem Ekonomi Islam.
Sistem ekonomi islam yang sebenarnya telah ada sejak 14 abad yang lalu, namun
perkembangannya baru sangat pesat pada beberapa dekade ini. Sistem ekonomi didasarkan
atas sumber islam, yaitu al-Quran, dan al-Hadits. Adapun prinsip dasar ekonomi islam
adalah kebebasan individu, hak terhadap harta, ketidaksamaan ekonomi dalam batas yang
wajar, jaminan sosial, distribusi kekayaan, larangan menumpuk kekayaan, dan kesejahteraan
individu dan masyarakat.
Perbedaan antara Ekonomi Islam dengan Konvensional bukan hanya pada hal-hal
yang aplikatif, namun terdapat pebedaan yang mendasar secara falsafah yang digunakan pun
telah berbeda. Oleh sebab itu, pemahaman tentang perbedaan kedua sistem ini sangat
diperlukan, untuk mengetahui dan menentukan sistem ekonomi yang paling baik untuk
diaplikasikan dalam kehidupan kita. Karena kehidupan manusia selalu berkaitan dengan
permasalahan ekonomi, baik untuk memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan, maupun sebagai
media untuk melakukan ibadah.
MANFAAT
Adapun manfaat dari penyusunan makalah dapat dirasakan oleh berbagai pihak, antara
lain sebagai berikut:
1. Bagi Penulis : memberikan pemahaman mengenai perbedaan antara sistem ekonomi
islam dengan sistem ekonomi konvensional.
2. Bagi Pembaca: menambah wawasan dan membantu memahami perbedaan konsep
ekonomi islam dengan ekonomi konvensional.
3. Bagi Dosen Pengampu : sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan penilaian
terhadap penugasan mahasiswa dalam menyusun makalah, yang dijadikan acuan untuk
menilai kualitas, kapabilitas, serta tingkat pemahaman mahasiswa terhadap dasar-dasar
ekonomi islam yang telah diajarkan.
Dalam rangka memudahkan pembahasan dan memberikan uraian yang lebih rinci dan
lebih terarah, maka makalah ini dibagi ke dalam 3 bab, yang masing-masing bab terdiri
atas sub bab. Sistematika penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisikan mengenai latar belakang, permasalahan, rumusan masalah
yang akan di bahas, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan yang merupakan
deskriptif dari uraian mengenai isi setiap bab.
BAB II PEMBAHASAN
Dalam bab ini di uraikan mengenai pengertian, prinsip, ciri-ciri sistem ekonomi islam
dan konvensional serta konsep dasar , kekurangan & kelebihan masing-masing sistem.
BAB II
PEMBAHASAN
Ekonomi Syariah dan Sistem Ekonomi Syariah merupakan perwujudan dari paradigma
Islam. Pengembangan ekonomi Syariah dan Sistem Ekonomi Syariah bukan untuk
menyaingi sistem ekonomi kapitalis atau sistem ekonomi sosialis, tetapi lebih ditujukan
untuk mencari suatu sistem ekonomi yang mempunyai kelebihan-kelebihan untuk
menutupi kekurangan-kekurangan dari sistem ekonomi yang telah ada. Islam diturunkan
ke muka bumi ini dimaksudkan untuk mengatur hidup manusia guna mewujudkan
ketentraman hidup dan kebahagiaan umat di dunia dan di akhirat sebagai nilai ekonomi
tertinggi. Umat di sini tidak semata-mata umat Muslim tetapi, seluruh umat yang ada di
muka bumi. Ketentraman hidup tidak hanya sekedar dapat memenuhi kebutuhan hidup
secara melimpah ruah di dunia, tetapi juga dapat memenuhi ketentraman jiwa sebagai
bekal di akhirat nanti. Jadi harus ada keseimbangan dalam pemenuhan kebutuhan hidup
di dunia dengan kebutuhan untuk akhirat.
Pengrtian Sistem Ekonomi Islam
M.A. Manan (1992:19) di dalam bukunya yang berjudul Teori dan Praktik
Ekonomi Islam menyatakan bahwa ekonomi islam adalah ilmu pengetahuan sosial yang
mempelajari masalah ekonomi rakyat yang di ilhami oleh nilai-nilai islam. Sementara
itu, menurut Ash-Sidiqy, ekonomi islam adalah respons pemikir muslim terhadap
tantangan ekonomi pada masa tertentu dalam usaha keras ini mereka dibantu oleh
alquran dan sunah, akal (ijtihad), dan pengalaman.
Sistem ekonomi islam adalah sekumpulan dasar-dasar umum ekonomi yang di
simpulkan dari Al-Quran dan sunnah, dan merupakan bangunan perekonomian yang di
dirikan atas landasan dasar-dasar tersebut yang sesuai dengan kondisi lingkungan dan
masa.
Ekonomi islam secara mendasar berbeda dari sistem ekonomi yang lain dalam hal
tujuan, bentuk, dan coraknya. Sistem tersebut berusaha memecahkan masalah ekonomi
manusia dengan cara menempuh jalan tengah antara pola yang eksterm yaitu kapitalis &
komunis. Singkatnya, ekonomi islam berdasar pada alquran & hadis yang bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan manusia di dunia dan di akhirat.
ilmu ekonomi Islam tidak lain merupakan upaya untuk merumuskan ilmu ekonomi yang
berorientasi manusia dan berorientasi masyarakat yang menolak ekses individualisme dalam
ilmu ekonomi klasik.
Tujuan Ekonomi Islam
Segala aturan yang diturunkan Allah swt dalam sistem Islam mengarah pada
tercapainya
kebaikan,
kesejahteraan,
keutamaan,
serta
menghapuskan
kejahatan,
kesengsaraan, dan kerugian pada seluruh ciptaan-Nya. Demikian pula dalam hal ekonomi,
tujuannya adalah membantu manusia mencapai kemenangan di dunia dan di akhirat.
Seorang fuqaha asal Mesir bernama Prof.Muhammad Abu Zahrah mengatakan ada tiga
sasaran hukum Islam yang menunjukan bahwa Islam diturunkan sebagai rahmat bagi seluruh
umat manusia, yaitu:
1. Penyucian jiwa agar setiap muslim boleh menjadi sumber kebaikan bagi masyarakat dan
lingkungannya.
2. Tegaknya keadilan dalam masyarakat. Keadilan yang dimaksud mencakupi aspek
kehidupan di bidang hukum dan muamalah.
3. Tercapainya maslahah (merupakan puncaknya). Para ulama menyepakati bahawa maslahah
yang menjadi puncak sasaran di atas mencakupi lima jaminan dasar:
6. Seorang mulsim harus takut kepada Allah SWT di hari penentuan di akhirat nanti.
7. Zakat harus dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi batas (nisab).
8. Islam melarang riba dalam segala bentuk.
Gambaran yang dapat diperoleh dari zaman kaum agama dan feodal ialah manusia
hidup seperti hewan, tidak mempunyai fikiran sendiri, tidak mempunyai hak atas dirinya
sendiri dan semuanya hanyalah kaum agama yang memilikinya. Inilah suatu kesalahan besar
yang pernah diperbuat oleh kaum agama di benua Eropa. Seluruh masyarakat Eropa berontak
dan mengadakan perlawanan menentang kaum agama dan feodal. Pecahlah revolusi Perancis
yang sudah terkenal itu.
Revolusi Perancis (1789 1793) dipandang sebagai puncak kegelisahan dari rakyat
yang tertindas dan dirampas haknya. Dengan dendam dan kemarahan yang luar biasa mereka
menghancurkan universalisme dan feodalisme yang mengikat mereka. Tetapi, akibatnya lebih
buruk dari itu. Bukan saja mereka memusuhi kaum agama dan feodal, tetapi juga
menjatuhkan nama suci dari Tuhan yang selalu dibuat kedok oleh kedua golongan di atas.
Di samping itu, berkembangnya sistem ekonomi kapitalis juga dapat dirunut dari
sejak munculnya faham fisiokrat (abad 17) yang mengatakan bahwa pertanian adalah dasar
dari produksi negara, sebab itu, seluruh perhatian harus ditumbuhkan kepada memperbesar
hasil pertanian. Kemudian lahir pula paham merkantilisme (awal abad 18) yang mengatakan
bahwa perdagangan adalah lebih penting dari pertanian, karena itu pemerintah harus
memberikan perhatiannya kepada mencari perdagangan dengan negara-negara lainnya.
Pada pertengahan abad ke-18, lahirlah paham baru yang dinamakan liberalisme dari
Adam Smith (1723 1790) di Inggris. Menurut dia, bukan soal pertanian atau perdagangan
yang harus dipentingkan, tetapi titik beratnya diletakkan pada pekerjaan dan kepentingan diri.
Jika seseorang dibebaskan untuk berusaha, dia harus dibebaskan pula untuk mengatur
kepentingan dirinya. Sebab itu ajaran laiser aller, laisser passer (merdeka berbuat dan
merdeka bertindak) menjadi pedoman bagi persaingan mereka. Selanjutnya manusia
memasuki kancah individualisme yang ditandai dengan nafsu untuk menumpuk harta
sebanyak-banyaknya yang ditimbulkan oleh persaingan yang bebas tadi. Dari paham
liberalisme, timbullah kaum borjuis. Kaum borjuis ini akhirnya menimbulkan sistem
ekonomi, sistem ekonomi kapitalis.
Berkembangnya paham kapitalis menimbulkan reaksi yang ditandai dengan
munculnya paham komunisme. Paham ini lahir dari seorang Jerman, bernama Karl Marx
pada tahun 1848 yang sangat kecewa terhadap sistem ekonomi kapitalis yang dianggap telah
menyengsarakan rakyat banyak. Silih berganti nasib yang dilalui paham Marx itu. Tetapi
akhirnya sewaktu Lenin mendirikan pertama kali negara komunis di Rusia pada tahun 1917,
maka marxisme telah menjejakkan kakinya dengan kuat sebagai dasar bagi negara baru
11
tersebut. Walapun ajaran komunisme ini pernah menguasai hampir separo dari penduduk
dunia, akan tetapi paham ini dianggap telah runtuh bersamaan dengan runtuhnya Rusia.
Ilmu ekonomi konvensional sangat memegang teguh asumsi bahwa tindakan individu
adalah rasional. Rasionality assumption dalam ekonomi menurut Roger LeRoy Miller adalah
individuals do not intentionally make decisions that would leave them worse off. Ini berarti
bahwa rasionaliti didefinisikan sebagai tindakan manusia dalam memenuhi keperluan
hidupnya yaitu memaksimumkan kepuasan atau keuntungan senantiasa berdasarkan pada
keperluan (need) dan keinginan-keinginan (want) yang digerakkan oleh akal yang sehat dan
tidak akan bertindak secara sengaja membuat keputusan yang bisa merugikan kepuasan atau
keuntungan mereka.
12
13
2.2 KONSEP DASAR , LANDASAN, DAN PILAR SISTEM EKONOMI ISLAM DAN
EKONOMI KONVENSIONAL.
Perbedaan sistem ekonomi Islam dan sistem ekonomi konvensional tidak hanya pada
hal-hal yang bersifat aplikatif. Namun mulai dari falsafahnya sudah berbeda. Di atas falsafah
yang berbeda ini dibangun tujuan, norma dan prinsip-prinsip yang berbeda pula. Hal
dikarenakan
kepribadian, perilaku, gaya hidup, dan selera manusia. Dalam konteks yang lebih luas,
keyakinan juga mempengaruhi sikap terhadap orang lain, sumber daya, dan lingkungan.
Dalam system konvensional / kapitalis, Tuhan dipensiunkan (retired God). Hal ini
direfleksikan dalam konsep laissez faire dan invisible hand. Dari falsafah ini kita bisa
melihat tujuan ekonomi konvensional hanya sekadar pertumbuhan ekonomi. Asumsinya
dengan pertumbuhan ekonomi setiap individu dapat melakukan kegiatan ekonomi demi
tercapainya kepuasan individu. Begitu pula dengan norma-norma ekonomi. Karena peran
Tuhan sudah ditiadakan, semua hal diserahkan kepada individu. Akibatnya dalam sistem
konvensional kepemilikian individu menjadi absolut. Norma-norma yang dibangun
berdasarkan pada individualisme dan utilitarianisme. Setiap barang dianggap baik selama
bernilai jual. Tidak ada batasan ataupun norma yang jelas, baik dan buruk diserahkan kepada
individu masing-masing. Dari sinilah kerusakan berawal. Terjadi kedzaliman terhadap
sesama manusia, ketimpangan ekonomi dan sosial, perusakan alam, dan sebagainya.
Semuanya terjadi demi meraih kepuasan individu tanpa dibatasi oleh norma-norma agama.
Sedangkan pada Ekonomi Islam, falsafah secara umum dapat dilihat dari surat alMuthaffifin ayat 1 sampai 6:
14
Allah berfirman: 1) Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang. 2) (Yaitu) orangorang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi. 3) Dan
apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi. 4) Tidaklah
orang-orang itu menyangka, bahwa Sesungguhnya mereka akan dibangkitkan. 5) Pada suatu
hari yang besar. 6) (Yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam.
Ayat di atas menunjukkan adanya hubungan yang erat antara agama, keyakinan kepada
Allah, keyakinan kepada hari Akhir, perilaku ekonomi, dan sistem ekonomi. Karena itu, dari
sisi tujuannya, ekonomi Islam bertujuan mencapai kesejahteraan manusia dalam rangka
ibadah kepada Allah. Umat Islam juga meyakini Allah yang menciptakan bumi beserta
isinya. Karena itu, pemilik hakiki bumi dan seisinya adalah Allah. Manusia hanya diberi hak
pakai (sebagai amanah). Karena itu, manusia memiliki kewajiban untuk mengelolanya sesuai
dengan otorisasi Syara (berdasarkan norma-norma Islam). Hal ini karena apapun yang
dilakukan manusia di dunia akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah SWT. Dampak
positifnya adalah manusia akan senantiasa hati-hati dalam bertindak dan akan selalu
memperhatikan rambu-rambu yang telah ditetapkan Allah dan Rasul-Nya.
Perbedaan Konsep Ekonomi Kapitalis dan Ekonomi Islam
Tabel 1. Perbedaan Konsep Ekonomi Konvensional dan Ekonomi Islam
Konsep
Sumber kekayaan
Konvensional
Kepemilikan
Islam
ALLAH SWT
Kepuasan pribadi
Untuk mencapai ke
perorangan
makmuran/sucess (Al-Falah), di
dunia dan akhirat
Dari data tabel diatas, dapat dipahami bahwa konsep dari sistem ekonomi konvensional
menganggap sumber kekayaan sangat langka dan harus di peroleh dengan cara bekerja keras,
di mana setiap pribadi boleh memiliki kekayaan yang tiada batas, untuk mencapai tujuan
hidup nya. Dalam sistem ekonomi konvensional perusahaan di miliki oleh perorangan.
15
Terjadi nya pasar (market) dan terjadinya demand and supply adalah ciri khas dari ekonomi
konvensional.
Sementara Islam mempunyai suatu konsep yang berbeda mengenai kekayaan, semua
kekayaan di dunia adalah milik dari Allah SWT yang dititipkan kepada kita, dan kekayaan
yang kita miliki harus di peroleh dengan cara yang halal, untuk mencapai Al-falah (makmur
dan success)
akhirat. Dalam Islam yang ingin punya property atau perusahaan harus mendapat kan nya
dengan usaha yang keras untuk mencapai yang nama nya Islamic Legal Maxim,
yaitu mencari keuntungan yang sebanyak banyak nya yang sesuai dengan ketentuan dari
prinsip prinsip syariah. Yang sangat penting dalam transaksi Ekonomi Islam adalah tidak ada
nya unsur Riba (interest) Maisir (judi) dan Gharar (ke tidak pastian).
16
2.3
PILAR
SISTEM
EKONOMI
ISLAM
DAN
SISTEM
EKONOMI
KONVENSIONAL.
Pilar Sistem Ekonomi Islam
Menurut Abdul Sami al-Mishri dalam Pilar-Pilar Ekonomi Islam, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2006), pilar Ekonomi Islam secara ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut:
2.1 Kepemilikan (Property/ Tamalluk)
Harta hakikatnya merupakan milik Allah SWT yang kemudian memberikan
izin kepada manusia untuk memanfaatkan harta tersebut. Posisi manusia hanyalah
sebagai pelaku atas izin yang diberikan kepadanya. Konsekuensinya, setiap
kepemilikan serta sebab atau cara kepemilikan hanya ditentukan berdasarkan
ketetapan dari As-Syari yaitu Allah SWT. Adapun konsep kepemilikan dalam
ekonomi Islam adalah sebagai berikut:
Pertama, kepemilikan hanya ada dalam area yang tidak menimbulkan kedzaliman
bagi orang lain.
Kedua, tidak semua barang bisa dimiliki individu. Barang-barang yang menyangkut
kebutuhan orang banyak tidak bisa dimiliki, seperti padang rumput, sumber air dan
sumber energi.
Ketiga, terdapat hak milik orang lain atas barang yang dimiliki oleh seorang muslim,
dan harus ditunaikan sesuai dengan ketentuan Allah (zakat, infak, shadaqah, dan
sebagainya).
Keempat, kepemilikan harus didapatkan dengan jalan halal.
dimanfaatkan untuk sesuatu yang terlarang seperti untuk membeli barang-barang yang
haram seperti minuman keras, babi dan lain-lain. Demikian pula pada saat seorang
muslim ingin mengembangkan harta yang telah dimiliki, ia terikat dengan ketentuan
Islam berkaitan dengan pengembangan harta. Secara umum Islam telah memberikan
tuntunan pengembangan harta melalui cara-cara yang sah seperti jual-beli, kerja sama
syirkah yang Islami dalam bidang pertanian ,perindustrian maupun perdagangan.
Selain Islam juga melarang pengembangan harta yang terlarang seperti dengan jalan
aktivitas Riba, Judi, serta aktivitas terlarang lainnya.
18
19
Kreativitas masyarakat menjadi tinggi karena adanya kebebasan melakukan segala hal yang
terbaik
Pengawasan politik dan sosial minimal, karena tenaga waktu dan biaya yang diperlukan
lebih kecil.
Kelemahan-kelemahan Ekonomi Konvensional:
Tidak ada persaingan sempurna. Yang ada persaingan tidak sempurna dan persaingan
monopolistik.
Sistem harga gagal mengalokasikan sumber-sumber secara efisien, karena adanya faktorfaktor eksternalitas (tidak memperhitungkan yang menekan upah buruh dan lain-lain).
Tidak meratanya kesejahteraan masyarakat (tidak menggunakan prinsip keadilan)
Adanya kecenderungan yang kaya semakin kaya, yang miskin makin miskin.
20
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Perbedaan sistem ekonomi Islam dan sistem ekonomi kapitalis tidak haya pada hal-hal
yang bersifat aplikatif. Namun mulai dari falsafahnya sudah berbeda. Di atas falsafah yang
berbeda ini dibangun tujuan, norma dan prinsip-prinsip yang berbeda pula.
Dalam sistem ekonomi kapitalisme, kepentingan individu dijunjung tinggi sehingga
bersifat individualisme dan utilitarianisme, dan menyebabkan ketimpangan dan jurang
pemisah yang sangat besar antara masysarakat kaya dan miskin. Sedangkan dalam Ekonomi
Islam aspek keadilan sangat dijunjung tinggi, karena kepemilikan harta yang mutlak adalah
milik Allah SWT.
Penilaian terhadap sistem ekonomi yang paling baik digunakan sangat bersifat
subjektif, semuanya bergantung pada prinsip hidup dan keyakinan tiap individu yang
memerlukan pengaplikasian sistem ekonomi itu sendiri dengan berbagai kelebihan dan
kekurangannya yang menjadi konsekuensi yang harus diterima.
3.2
SARAN
Dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran
yang membangun sangat penulis perlukan. Agar dalam penyusunan makalah ini bisa jauh
lebih baik lagi
21
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, Abdul. 2008. Ekonomi Islam Analisi Mikro & Makro. Yogyakarta : Graha Ilmu
Hasbi Hasan, Dr, MH. 2011. Pemikiran dan Perkembangan Hukum Ekonomi syariah di
dunia Islam Kontemporer. Jakarta : Gramata Publishing
Huda, Nurul, Handi Risza Idris, Mustafa Edwin Nasution, & Ranti Wiliasih. 2007. Ekonomi
Makro Islam Pendekatan Teoritis. Jakarta : Kencana Prenadia Media Publishing
22