Bab I Ei

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH TUGAS EKONOMI ISLAM

JUDUL MAKALAH:
SISTEM EKONOMI ISLAM VERSUS SISTEM EKONOMI KONVENSIONAL

DISUSUN OLEH:
V A Manajemen / Kelompok II
INDRI RUSTANTI

1202015054

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.DR.HAMKA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JAKARTA SELATAN
2014
1

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR... ................................................................................... .....

DAFTAR ISI .........................................................................................................

ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................... 2


1.3 Tujuan dan Manfaat................................................................................

1.4 Sistematika Penulisan..............................................................................

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sejarah, Pengertian, Tujuan, Prinsip, dan Ciri-ciri
Sistem Ekonomi Konvensional dan Sistem Ekonomi Islam ................

2.2 Konsep Dasar, Landasan, dan Pilar Sistem Ekonomi Konvensional dan
Sistem Ekonomi Islam ...........................................................................

12

2.3 Pilar Sistem Ekonomi Konvensional dan Sistem Ekonomi Islam.........

15

2.4 Kekurangan dan Kelebihan Masing-masing Sistem.............................

17

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan.........................................................................................

18

3.2 Saran....................................................................................................

18

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................

19

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

LATAR BELAKANG
Pada dasarnya terdapat tiga sistem ekonomi yang sekarang di aplikasikan di berbagai

belahan dunia, yaitu sistem ekonomi kapitalis/konvensional, sistem ekonomi sosialis, dan
sistem ekonomi islam. Namun pada makalah ini pembahasan akan lebih difokuskan pada
perbedaan sistem dan pengaplikasian sistem ekonomi konvensional dengan ekonomi islam.
Sistem ekonomi konvensional lebih dikenal oleh masyarakat secara global. Dalam
konteks ekonomi, sistem ini telah mampu meningkatkan kemakmuran rakyat di negara yang
mengaplikasikan sistem ekonomi tersebut. Usaha konvensional ini didukung oleh nilai-nilai
kebebasan untuk memenuhi kebutuhan. Kebebasan ini mengakibatkan tingginya persaingan
diantara sesamanya untuk bertahan. Sistem ekonomi konvensional memiliki beberapa
kecenderungan antara lain: kebebasan memiliki harta secara perorangan, kebebasan ekonomi
dan persaingan bebas, serta ketimpangan ekonomi. Berdasarkan pada prinsip yang
digunakan, maka kemakmuran tidak bisa tersebar secara merata, hingga timbul berbagai
permasalahan yang tidak terelakkan, pada akhirnya muncul berbagai solusi untuk
meyelesaikan permasalahan tidak meratanya keadilan dalam mendapatkan kesejahteraan,
salah satunya yaitu munculnya Sistem Ekonomi Islam.
Sistem ekonomi islam yang sebenarnya telah ada sejak 14 abad yang lalu, namun
perkembangannya baru sangat pesat pada beberapa dekade ini. Sistem ekonomi didasarkan
atas sumber islam, yaitu al-Quran, dan al-Hadits. Adapun prinsip dasar ekonomi islam
adalah kebebasan individu, hak terhadap harta, ketidaksamaan ekonomi dalam batas yang
wajar, jaminan sosial, distribusi kekayaan, larangan menumpuk kekayaan, dan kesejahteraan
individu dan masyarakat.
Perbedaan antara Ekonomi Islam dengan Konvensional bukan hanya pada hal-hal
yang aplikatif, namun terdapat pebedaan yang mendasar secara falsafah yang digunakan pun
telah berbeda. Oleh sebab itu, pemahaman tentang perbedaan kedua sistem ini sangat
diperlukan, untuk mengetahui dan menentukan sistem ekonomi yang paling baik untuk
diaplikasikan dalam kehidupan kita. Karena kehidupan manusia selalu berkaitan dengan
permasalahan ekonomi, baik untuk memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan, maupun sebagai
media untuk melakukan ibadah.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apakah pengertian dari Sistem Ekonomi Islam dan Konvensional ?


2. Apakah perbedaan Konsep Dasar dan Landasan antara Sistem Ekonomi Islam dengan
Konvensional ?
3. Apakah Keunggulan dan Kelemahan dari masing-masing sistem ?

1.3 TUJUAN DAN MANFAAT PENULISAN


TUJUAN
1. Mengetahui pengertian dari Sistem Ekonomi Islam dan Konvensional.
2. Mengetahui perbedaan Konsep Dasar dan Landasan antara Sistem Ekonomi Islam
dengan Konvensional.
3. Mengetahui Keunggulan dan Kelemahan dari masing-masing sistem.

MANFAAT
Adapun manfaat dari penyusunan makalah dapat dirasakan oleh berbagai pihak, antara
lain sebagai berikut:
1. Bagi Penulis : memberikan pemahaman mengenai perbedaan antara sistem ekonomi
islam dengan sistem ekonomi konvensional.
2. Bagi Pembaca: menambah wawasan dan membantu memahami perbedaan konsep
ekonomi islam dengan ekonomi konvensional.
3. Bagi Dosen Pengampu : sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan penilaian
terhadap penugasan mahasiswa dalam menyusun makalah, yang dijadikan acuan untuk
menilai kualitas, kapabilitas, serta tingkat pemahaman mahasiswa terhadap dasar-dasar
ekonomi islam yang telah diajarkan.

1.4 SISTEMATIKA PENULISAN

Dalam rangka memudahkan pembahasan dan memberikan uraian yang lebih rinci dan
lebih terarah, maka makalah ini dibagi ke dalam 3 bab, yang masing-masing bab terdiri
atas sub bab. Sistematika penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisikan mengenai latar belakang, permasalahan, rumusan masalah
yang akan di bahas, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan yang merupakan
deskriptif dari uraian mengenai isi setiap bab.

BAB II PEMBAHASAN
Dalam bab ini di uraikan mengenai pengertian, prinsip, ciri-ciri sistem ekonomi islam
dan konvensional serta konsep dasar , kekurangan & kelebihan masing-masing sistem.

BAB III PENUTUP


Dalam bab ini berisikan kesimpulan dari hasil penulisan serta saran saran yang
dapat di ajukan sebagai bahan masukan serta pertimbangan bagi pihak-pihak yang
membutuhkan informasi ini guna menentukan kebijakan yang akan di tempuh di
kemudian hari.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 SEJARAH, PENGERTIAN, TUJUAN, PRINSIP, DAN CIRI SISTEM EKONOMI


ISLAM DAN SISTEM EKONOMI KONVENSIONAL
1. Sistem Ekonomi Islam
Sejarah Sistem Ekonomi Islam
Dengan hancurnya komunisme dan sistem ekonomi sosialis pada awal tahun 90-an
membuat sistem kapitalisme disanjung sebagai satu-satunya sistem ekonomi yang sahih.
Tetapi ternyata, sistem ekonomi kapitalis membawa akibat negatif dan lebih buruk,
karena banyak negara miskin bertambah miskin dan negara kaya yang jumlahnya relatif
sedikit semakin kaya.
Dengan kata lain, kapitalis gagal meningkatkan harkat hidup orang banyak terutama di
negara-negara berkembang. Bahkan menurut Joseph E. Stiglitz (2006) kegagalan
ekonomi Amerika dekade 90-an karena keserakahan kapitalisme ini. Ketidakberhasilan
secara penuh dari sistem-sistem ekonomi yang ada disebabkan karena masing-masing
sistem ekonomi mempunyai kelemahan atau kekurangan yang lebih besar dibandingkan
dengan kelebihan masing-masing. Kelemahan atau kekurangan dari masing-masing
sistem ekonomi tersebut lebih menonjol ketimbang kelebihannya.
Karena kelemahannya atau kekurangannya lebih menonjol daripada kebaikan itulah yang
menyebabkan muncul pemikiran baru tentang sistem ekonomi terutama dikalangan
negara-negara muslim atau negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam
yaitu sistem ekonomi syariah. Negara-negara yang penduduknya mayoritas Muslim
mencoba untuk mewujudkan suatu sistem ekonomi yang didasarkan pada Al-quran dan
Hadist, yaitu sistem ekonomi Syariah yang telah berhasil membawa umat muslim pada
zaman Rasulullah meningkatkan perekonomian di Zazirah Arab. Dari pemikiran yang
didasarkan pada Al-quran dan Hadist tersebut, saat ini sedang dikembangkan Ekonomi
Syariah dan Sistem Ekonomi Syariah di banyak negara Islam termasuk di Indonesia.

Ekonomi Syariah dan Sistem Ekonomi Syariah merupakan perwujudan dari paradigma
Islam. Pengembangan ekonomi Syariah dan Sistem Ekonomi Syariah bukan untuk
menyaingi sistem ekonomi kapitalis atau sistem ekonomi sosialis, tetapi lebih ditujukan
untuk mencari suatu sistem ekonomi yang mempunyai kelebihan-kelebihan untuk
menutupi kekurangan-kekurangan dari sistem ekonomi yang telah ada. Islam diturunkan
ke muka bumi ini dimaksudkan untuk mengatur hidup manusia guna mewujudkan
ketentraman hidup dan kebahagiaan umat di dunia dan di akhirat sebagai nilai ekonomi
tertinggi. Umat di sini tidak semata-mata umat Muslim tetapi, seluruh umat yang ada di
muka bumi. Ketentraman hidup tidak hanya sekedar dapat memenuhi kebutuhan hidup
secara melimpah ruah di dunia, tetapi juga dapat memenuhi ketentraman jiwa sebagai
bekal di akhirat nanti. Jadi harus ada keseimbangan dalam pemenuhan kebutuhan hidup
di dunia dengan kebutuhan untuk akhirat.
Pengrtian Sistem Ekonomi Islam
M.A. Manan (1992:19) di dalam bukunya yang berjudul Teori dan Praktik
Ekonomi Islam menyatakan bahwa ekonomi islam adalah ilmu pengetahuan sosial yang
mempelajari masalah ekonomi rakyat yang di ilhami oleh nilai-nilai islam. Sementara
itu, menurut Ash-Sidiqy, ekonomi islam adalah respons pemikir muslim terhadap
tantangan ekonomi pada masa tertentu dalam usaha keras ini mereka dibantu oleh
alquran dan sunah, akal (ijtihad), dan pengalaman.
Sistem ekonomi islam adalah sekumpulan dasar-dasar umum ekonomi yang di
simpulkan dari Al-Quran dan sunnah, dan merupakan bangunan perekonomian yang di
dirikan atas landasan dasar-dasar tersebut yang sesuai dengan kondisi lingkungan dan
masa.
Ekonomi islam secara mendasar berbeda dari sistem ekonomi yang lain dalam hal
tujuan, bentuk, dan coraknya. Sistem tersebut berusaha memecahkan masalah ekonomi
manusia dengan cara menempuh jalan tengah antara pola yang eksterm yaitu kapitalis &
komunis. Singkatnya, ekonomi islam berdasar pada alquran & hadis yang bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan manusia di dunia dan di akhirat.

Berikut ini definisi Ekonomi dalam Islam menurut Para Ahli :


1. Muhammad Arif
Islamic economics is the study of Muslims behaviour who organises the resources,
which are a trust, to achieve falah.
1. S.M. Hasanuzzaman,
Ilmu ekonomi Islam adalah pengetahuan dan aplikasi ajaran-ajaran dan aturan-aturan
syariah yang mencegah ketidakadilan dalam pencarian dan pengeluaran sumber-sumber
daya, guna memberikan kepuasan bagi manusia dan memungkinkan mereka melaksanakan
kewajiban-kewajiban mereka terhadap Allah dan masyarakat.
2. M.A. Mannan,
Ilmu ekonomi Islam adalah suatu ilmu pengetahuan social yang mempelajari permasalahan
ekonomi dari orang-orang memiliki nilai-nilai Islam.
3. Khursid Ahmad,
Ilmu ekonomi Islam adalah suatu upaya sistematis untuk mencoba memahami
permasalahan ekonomi dan perilaku manusia dalam hubungannya dengan permasalahan
tersebut dari sudut pandang Islam.
4. M.N. Siddiqi,
ilmu ekonomi Islam adalah respon para pemikir muslim terhadap tantangan-tantangan
ekonomi zaman mereka. Dalam upaya ini mereka dibantu oleh Al Quran dan As Sunnah
maupun akal dan pengalaman.
5. M. Akram Khan,
ilmu ekonomi Islam bertujuan mempelajari kesejahteraan manusia (falah) yang dicapai
dengan mengorganisir sumber-sumber daya bumi atas dasar kerjasama dan partisipasi.
6. Louis Cantori,

ilmu ekonomi Islam tidak lain merupakan upaya untuk merumuskan ilmu ekonomi yang
berorientasi manusia dan berorientasi masyarakat yang menolak ekses individualisme dalam
ilmu ekonomi klasik.
Tujuan Ekonomi Islam
Segala aturan yang diturunkan Allah swt dalam sistem Islam mengarah pada
tercapainya

kebaikan,

kesejahteraan,

keutamaan,

serta

menghapuskan

kejahatan,

kesengsaraan, dan kerugian pada seluruh ciptaan-Nya. Demikian pula dalam hal ekonomi,
tujuannya adalah membantu manusia mencapai kemenangan di dunia dan di akhirat.
Seorang fuqaha asal Mesir bernama Prof.Muhammad Abu Zahrah mengatakan ada tiga
sasaran hukum Islam yang menunjukan bahwa Islam diturunkan sebagai rahmat bagi seluruh
umat manusia, yaitu:
1. Penyucian jiwa agar setiap muslim boleh menjadi sumber kebaikan bagi masyarakat dan
lingkungannya.
2. Tegaknya keadilan dalam masyarakat. Keadilan yang dimaksud mencakupi aspek
kehidupan di bidang hukum dan muamalah.
3. Tercapainya maslahah (merupakan puncaknya). Para ulama menyepakati bahawa maslahah
yang menjadi puncak sasaran di atas mencakupi lima jaminan dasar:

Keselamatan keyakinan agama ( al din)

Kesalamatan jiwa (al nafs)

Keselamatan akal (al aql)

Keselamatan keluarga dan keturunan (al nasl)

Keselamatan harta benda (al mal)

Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam:


1. Berbagai sumber daya sebagai pemberian atau titipan dari Allah SWT.
2. Islam mengakui pemilikan pribadi dalam batas-batas tertentu.
3. Kekuatan penggerak utama ekonomi Islam adalah kerja sama.
4. Ekonomi Islam menolak terjadinya akumulasi kekayaan yang dikuasai oleh segelintir
orang saja.
5. Ekonomi Islam menjamin pemilikan masyarakat dan penggunaannya direncanakan
untuk kepentingan banyak orang.
9

6. Seorang mulsim harus takut kepada Allah SWT di hari penentuan di akhirat nanti.
7. Zakat harus dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi batas (nisab).
8. Islam melarang riba dalam segala bentuk.

Ciri-ciri Ekonomi Islam:


1. Aqidah sebagai substansi (inti) yang menggerakkan dan mengarahhkan kegiatan
ekonomi.
2. Syariah sebagai batasan untuk memformulasi keputusan ekonomi.
3. Akhlak berfungsi sebagai parameter dalam proses optimalisasi kegiatan ekonomi.

2. Sistem Ekonomi Konvensioanal

Sejarah Ekonomi Konvensional


Sistem ekonomi kapitalis/konvensional diawali dengan terbitnya buku The Wealth of
Nation karangan Adam Smith pada tahun 1776. Pemikiran Adam Smith memberikan
inspirasi dan pengaruh besar terhadap pemikiran para ekonom sesudahnya dan juga
pengambil kebijakan negara.
Lahirnya sistem ekonomi kapitalis, sebenarnya merupakan perkembangan lebih lanjut
dari perkembangan pemikiran dan perekonomian benua Eropa pada masa sebelumnya. Pada
suatu masa, di Benua Eropa pernah ada suatu zaman dimana tidak ada pengakuan terhadap
hak milik manusia, melainkan yang ada hanyalah milik Tuhan yang harus dipersembahkan
kepada pemimpin agama sebagai wakil mutlak dari Tuhan. Pada zaman tersebut yang
kemudian terkenal dengan sistem universalisme. Sistem ini ditegakkan atas dasar keyakinan
kaum agama semua datang dari Tuhan, milik Tuhan dan harus dipulangkan kepada Tuhan.
Kemudian lahir pula golongan baru, yang mendekatkan dirinya pada kaum agama, yaitu
kaum feodal. Mereka ini yang berkuasa di daerahnya masing-masing, lalu menguasai tanahtanah dan memaksa rakyat menjadi hamba sahaya yang harus menggarap tanah itu. Sistem
feodal hidup subur di bawah faham universalisme. Faham ini lebih terkenal dengan
feodalisme. Jika kaum feodal memaksa rakyat bekerja mati-matian, maka kaum agama
dengan nama Tuhan menghilangkan hak dari segala miliknya. Artinya kaum feodal yang
bekerjasama dengan kaum agama, telah mempermainkan seluruh hak milik manusia untuk
kepentingan mereka sendiri.
10

Gambaran yang dapat diperoleh dari zaman kaum agama dan feodal ialah manusia
hidup seperti hewan, tidak mempunyai fikiran sendiri, tidak mempunyai hak atas dirinya
sendiri dan semuanya hanyalah kaum agama yang memilikinya. Inilah suatu kesalahan besar
yang pernah diperbuat oleh kaum agama di benua Eropa. Seluruh masyarakat Eropa berontak
dan mengadakan perlawanan menentang kaum agama dan feodal. Pecahlah revolusi Perancis
yang sudah terkenal itu.
Revolusi Perancis (1789 1793) dipandang sebagai puncak kegelisahan dari rakyat
yang tertindas dan dirampas haknya. Dengan dendam dan kemarahan yang luar biasa mereka
menghancurkan universalisme dan feodalisme yang mengikat mereka. Tetapi, akibatnya lebih
buruk dari itu. Bukan saja mereka memusuhi kaum agama dan feodal, tetapi juga
menjatuhkan nama suci dari Tuhan yang selalu dibuat kedok oleh kedua golongan di atas.
Di samping itu, berkembangnya sistem ekonomi kapitalis juga dapat dirunut dari
sejak munculnya faham fisiokrat (abad 17) yang mengatakan bahwa pertanian adalah dasar
dari produksi negara, sebab itu, seluruh perhatian harus ditumbuhkan kepada memperbesar
hasil pertanian. Kemudian lahir pula paham merkantilisme (awal abad 18) yang mengatakan
bahwa perdagangan adalah lebih penting dari pertanian, karena itu pemerintah harus
memberikan perhatiannya kepada mencari perdagangan dengan negara-negara lainnya.
Pada pertengahan abad ke-18, lahirlah paham baru yang dinamakan liberalisme dari
Adam Smith (1723 1790) di Inggris. Menurut dia, bukan soal pertanian atau perdagangan
yang harus dipentingkan, tetapi titik beratnya diletakkan pada pekerjaan dan kepentingan diri.
Jika seseorang dibebaskan untuk berusaha, dia harus dibebaskan pula untuk mengatur
kepentingan dirinya. Sebab itu ajaran laiser aller, laisser passer (merdeka berbuat dan
merdeka bertindak) menjadi pedoman bagi persaingan mereka. Selanjutnya manusia
memasuki kancah individualisme yang ditandai dengan nafsu untuk menumpuk harta
sebanyak-banyaknya yang ditimbulkan oleh persaingan yang bebas tadi. Dari paham
liberalisme, timbullah kaum borjuis. Kaum borjuis ini akhirnya menimbulkan sistem
ekonomi, sistem ekonomi kapitalis.
Berkembangnya paham kapitalis menimbulkan reaksi yang ditandai dengan
munculnya paham komunisme. Paham ini lahir dari seorang Jerman, bernama Karl Marx
pada tahun 1848 yang sangat kecewa terhadap sistem ekonomi kapitalis yang dianggap telah
menyengsarakan rakyat banyak. Silih berganti nasib yang dilalui paham Marx itu. Tetapi
akhirnya sewaktu Lenin mendirikan pertama kali negara komunis di Rusia pada tahun 1917,
maka marxisme telah menjejakkan kakinya dengan kuat sebagai dasar bagi negara baru
11

tersebut. Walapun ajaran komunisme ini pernah menguasai hampir separo dari penduduk
dunia, akan tetapi paham ini dianggap telah runtuh bersamaan dengan runtuhnya Rusia.
Ilmu ekonomi konvensional sangat memegang teguh asumsi bahwa tindakan individu
adalah rasional. Rasionality assumption dalam ekonomi menurut Roger LeRoy Miller adalah
individuals do not intentionally make decisions that would leave them worse off. Ini berarti
bahwa rasionaliti didefinisikan sebagai tindakan manusia dalam memenuhi keperluan
hidupnya yaitu memaksimumkan kepuasan atau keuntungan senantiasa berdasarkan pada
keperluan (need) dan keinginan-keinginan (want) yang digerakkan oleh akal yang sehat dan
tidak akan bertindak secara sengaja membuat keputusan yang bisa merugikan kepuasan atau
keuntungan mereka.

Pengertian Sistem Ekonomi Konvensional


Ekonomi Konvensional Adalah teori ekonomi yang diuraikan oleh tokoh-tokoh penemu
ekonomi klasik seperti Adam Smith atau French Physiocrats. Sistem ekonomi klasik tersebut
mempunyai kaitannya dengan kebebasan (proses) alami yang dipahami oleh sementara
tokoh-tokoh ekonomi sebagai ekonomi liberal klasik. Meskipun demikian, Smith tidak
pernah menggunakan penamaan paham tersebut sedangkan konsep kebijakan dari ekonomi
(globalisasi) liberal ialah sistem ekonomi bergerak kearah menuju pasar bebas dan sistem
ekonomi berpaham perdagangan bebas dalam era globalisasi yang bertujuan menghilangkan
kebijakan ekonomi proteksionisme.
Konvensional adalah sistem perekonomian yang memberikan kebebasan secara penuh
kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan perekonomian seperti memproduksi
barang, manjual barang, menyalurkan barang dan lain sebagainya. Dalam sistem ini
pemerintah bisa turut ambil bagian untuk memastikan kelancaran dan keberlangsungan
kegiatan perekonomian yang berjalan, tetapi bisa juga pemerintah tidak ikut campur dalam
ekonomi. Dalam perekonomian konvensional setiap warga dapat mengatur nasibnya sendiri
sesuai dengan kemampuannya. Semua orang bebas bersaing dalam bisnis untuk memperoleh
laba sebesar-besarnya. Semua orang bebas malakukan kompetisi untuk memenangkan
persaingan bebas dengan berbagai cara.

12

Tujuan Ekonomi Konvensional


Sesuai dengan pahamnya tentang rational economics man, tindakan individu
dianggap rasional jika tertumpu kepada kepentingan diri sendiri (self interest) yang menjadi
satu-satunya tujuan bagi seluruh aktivitas. Dalam ekonomi konvensional, perilaku rasional
dianggap ekuivalen (equivalent) dengan memaksimalkan utiliti. Ekonomi konvensional
mengabaikan moral dan etika dalam pembelanjaan dan unsur waktu adalah terbatas hanya di
dunia saja tanpa memikirkan hari akhirat.
Dalam sistem ekonomi kapitalis, materi adalah sangat penting bahkan dianggap
sebagai penggerak utama perekonomian. Dari sinilah sebenarnya, istilah kapitalisme berasal,
yaitu paham yang menjadikan kapital (modal/material) sebagai isme. Perekonomian diatur
oleh mekanisme pasar. Pasar berfungsi memberikan signal kepada produsen dan konsumen
dalam bentuk harga-harga. Campur tangan pemerintah diusahakan sekecil mungkin. The
Invisible Hand yang mengatur perekonomian menjadi efisien. Motif yang menggerakkan
perekonomian mencari laba.
Prinsip-prinsip Sistem Ekonomi Konvensional:
Sistem konvensional adalah sistem sekuler, yang mengkaji alat pemuas kebutuhan manusia
dari aspek materi murni, dan berpedoman pada kaidah pemisahan agama dari kehidupan
secara final. Menurut Adam Smith, terdapat tiga prinsip dalam Sistem Ekonomi Kapitalis,
yaitu:
1. Freedom, kebebasan ekonomi bermakna tidak adanya tekanan dari pihak tertentu
terhadap inisiatif individu untuk menjalankan kegiatan ekonomi.
2. Self Interest, setiap manusia memilik kebutuhan untuk memenuhi kepentingan
pribadinya.
3. Competion, yaitu hak untuk bersaing dalam produksi dan perdagangan. Persaingan
menjadi kata kunci untuk menjaga kebebasan individu.
Ciri-ciri sistem Ekonomi Konvensional:
1. Pengakuan yang luas atas hak-hak pribadi
2. Perekonomian diatur oleh mekanisme pasar
3. Manusia dipandang sebagai mahluk homo-economicus, yang selalu mengejar
kepentingann (keuntungan) sendiri
4. Paham individualisme didasarkan materialisme, warisan zaman Yunani Kuno (disebut
hedonisme)

13

2.2 KONSEP DASAR , LANDASAN, DAN PILAR SISTEM EKONOMI ISLAM DAN
EKONOMI KONVENSIONAL.
Perbedaan sistem ekonomi Islam dan sistem ekonomi konvensional tidak hanya pada
hal-hal yang bersifat aplikatif. Namun mulai dari falsafahnya sudah berbeda. Di atas falsafah
yang berbeda ini dibangun tujuan, norma dan prinsip-prinsip yang berbeda pula. Hal
dikarenakan

keyakinan seseorang mempengaruhi cara pandang dalam membentuk

kepribadian, perilaku, gaya hidup, dan selera manusia. Dalam konteks yang lebih luas,
keyakinan juga mempengaruhi sikap terhadap orang lain, sumber daya, dan lingkungan.
Dalam system konvensional / kapitalis, Tuhan dipensiunkan (retired God). Hal ini
direfleksikan dalam konsep laissez faire dan invisible hand. Dari falsafah ini kita bisa
melihat tujuan ekonomi konvensional hanya sekadar pertumbuhan ekonomi. Asumsinya
dengan pertumbuhan ekonomi setiap individu dapat melakukan kegiatan ekonomi demi
tercapainya kepuasan individu. Begitu pula dengan norma-norma ekonomi. Karena peran
Tuhan sudah ditiadakan, semua hal diserahkan kepada individu. Akibatnya dalam sistem
konvensional kepemilikian individu menjadi absolut. Norma-norma yang dibangun
berdasarkan pada individualisme dan utilitarianisme. Setiap barang dianggap baik selama
bernilai jual. Tidak ada batasan ataupun norma yang jelas, baik dan buruk diserahkan kepada
individu masing-masing. Dari sinilah kerusakan berawal. Terjadi kedzaliman terhadap
sesama manusia, ketimpangan ekonomi dan sosial, perusakan alam, dan sebagainya.
Semuanya terjadi demi meraih kepuasan individu tanpa dibatasi oleh norma-norma agama.
Sedangkan pada Ekonomi Islam, falsafah secara umum dapat dilihat dari surat alMuthaffifin ayat 1 sampai 6:

14

Allah berfirman: 1) Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang. 2) (Yaitu) orangorang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi. 3) Dan
apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi. 4) Tidaklah
orang-orang itu menyangka, bahwa Sesungguhnya mereka akan dibangkitkan. 5) Pada suatu
hari yang besar. 6) (Yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam.
Ayat di atas menunjukkan adanya hubungan yang erat antara agama, keyakinan kepada
Allah, keyakinan kepada hari Akhir, perilaku ekonomi, dan sistem ekonomi. Karena itu, dari
sisi tujuannya, ekonomi Islam bertujuan mencapai kesejahteraan manusia dalam rangka
ibadah kepada Allah. Umat Islam juga meyakini Allah yang menciptakan bumi beserta
isinya. Karena itu, pemilik hakiki bumi dan seisinya adalah Allah. Manusia hanya diberi hak
pakai (sebagai amanah). Karena itu, manusia memiliki kewajiban untuk mengelolanya sesuai
dengan otorisasi Syara (berdasarkan norma-norma Islam). Hal ini karena apapun yang
dilakukan manusia di dunia akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah SWT. Dampak
positifnya adalah manusia akan senantiasa hati-hati dalam bertindak dan akan selalu
memperhatikan rambu-rambu yang telah ditetapkan Allah dan Rasul-Nya.
Perbedaan Konsep Ekonomi Kapitalis dan Ekonomi Islam
Tabel 1. Perbedaan Konsep Ekonomi Konvensional dan Ekonomi Islam
Konsep
Sumber kekayaan

Konvensional

Sumber kekayaan sangat langka Sumber Kekayaan alam semesta dari


(scarcity of resources)

Kepemilikan

Islam

ALLAH SWT

Setiap pribadi di bebaskan untuk Sumber kekayayan yang kita miliki


memiliki semua kekayaan yang adalah titipan dari ALLAH SWT
di peroleh nya

Tujuan Gaya hidup

Kepuasan pribadi

Untuk mencapai ke

perorangan

makmuran/sucess (Al-Falah), di
dunia dan akhirat

Dari data tabel diatas, dapat dipahami bahwa konsep dari sistem ekonomi konvensional
menganggap sumber kekayaan sangat langka dan harus di peroleh dengan cara bekerja keras,
di mana setiap pribadi boleh memiliki kekayaan yang tiada batas, untuk mencapai tujuan
hidup nya. Dalam sistem ekonomi konvensional perusahaan di miliki oleh perorangan.
15

Terjadi nya pasar (market) dan terjadinya demand and supply adalah ciri khas dari ekonomi
konvensional.
Sementara Islam mempunyai suatu konsep yang berbeda mengenai kekayaan, semua
kekayaan di dunia adalah milik dari Allah SWT yang dititipkan kepada kita, dan kekayaan
yang kita miliki harus di peroleh dengan cara yang halal, untuk mencapai Al-falah (makmur
dan success)

dan Saada Haqiqiyah (kebahagian yang abadi baik di dunia dan

akhirat. Dalam Islam yang ingin punya property atau perusahaan harus mendapat kan nya
dengan usaha yang keras untuk mencapai yang nama nya Islamic Legal Maxim,
yaitu mencari keuntungan yang sebanyak banyak nya yang sesuai dengan ketentuan dari
prinsip prinsip syariah. Yang sangat penting dalam transaksi Ekonomi Islam adalah tidak ada
nya unsur Riba (interest) Maisir (judi) dan Gharar (ke tidak pastian).

16

2.3

PILAR

SISTEM

EKONOMI

ISLAM

DAN

SISTEM

EKONOMI

KONVENSIONAL.
Pilar Sistem Ekonomi Islam
Menurut Abdul Sami al-Mishri dalam Pilar-Pilar Ekonomi Islam, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2006), pilar Ekonomi Islam secara ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut:
2.1 Kepemilikan (Property/ Tamalluk)
Harta hakikatnya merupakan milik Allah SWT yang kemudian memberikan
izin kepada manusia untuk memanfaatkan harta tersebut. Posisi manusia hanyalah
sebagai pelaku atas izin yang diberikan kepadanya. Konsekuensinya, setiap
kepemilikan serta sebab atau cara kepemilikan hanya ditentukan berdasarkan
ketetapan dari As-Syari yaitu Allah SWT. Adapun konsep kepemilikan dalam
ekonomi Islam adalah sebagai berikut:
Pertama, kepemilikan hanya ada dalam area yang tidak menimbulkan kedzaliman
bagi orang lain.
Kedua, tidak semua barang bisa dimiliki individu. Barang-barang yang menyangkut
kebutuhan orang banyak tidak bisa dimiliki, seperti padang rumput, sumber air dan
sumber energi.
Ketiga, terdapat hak milik orang lain atas barang yang dimiliki oleh seorang muslim,
dan harus ditunaikan sesuai dengan ketentuan Allah (zakat, infak, shadaqah, dan
sebagainya).
Keempat, kepemilikan harus didapatkan dengan jalan halal.

2.2 Pengelolaan (At-Tasharruf) Kepemilikan


Setiap muslim yang telah secara sah memiliki harta tertentu maka ia berhak
memanfaatkan dan mengembangkan hartanya. Hanya saja dalam memanfaatkan dan
mengembangkan harta yang telah dimilikinya tersebut ia tetap wajib terikat dengan
ketentuan-ketentuan Islam yang berkaitan dengan pemanfaatan dan pengembangan
harta. Dalam memanfaatkan harta milik individu yang ada Islam memberikan
tuntunan bahwa harta tersebut pertama-tama haruslah dimanfaatkan untuk nafkah
wajib seperti nafkah keluarga, infak fi sabilillah, membayar zakat dan lain-lain.
Kemudian nafkah sunnah seperti sedekah, hadiah dan lain-lain. Baru kemudian
dimanfaatkan untuk hal-hal yang mubah. Dan hendaknya harta tersebut tidak
17

dimanfaatkan untuk sesuatu yang terlarang seperti untuk membeli barang-barang yang
haram seperti minuman keras, babi dan lain-lain. Demikian pula pada saat seorang
muslim ingin mengembangkan harta yang telah dimiliki, ia terikat dengan ketentuan
Islam berkaitan dengan pengembangan harta. Secara umum Islam telah memberikan
tuntunan pengembangan harta melalui cara-cara yang sah seperti jual-beli, kerja sama
syirkah yang Islami dalam bidang pertanian ,perindustrian maupun perdagangan.
Selain Islam juga melarang pengembangan harta yang terlarang seperti dengan jalan
aktivitas Riba, Judi, serta aktivitas terlarang lainnya.

3. Distribusi Kekayaan di Tengah-tengah Manusia


Syara melarang perputaran kekayaan hanya di antara orang-orang kaya.
Kemudian, syara mewajibkan perputaran tersebut terjadi di antara semua orang.
Allah SWT berfirman : Supaya harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang
kaya saja di antara kamu. (QS. Al-Hasyr : 7) Di samping syara juga telah
mengharamkan penimbunan emas dan perak, meskipun zakatnya tetap dikeluarkan.
Dalam hal ini Allah SWT berfirman : Dan orang-orang yang menyimpan emas dan
perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada
mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih. (QS. At-Taubah : 34.
Demikianlah gambaran umum dasar-dasar sistem ekonomi Islam.
Pilar Sistem Ekonomi Konvensional
Sistem Ekonomi Konvensional dibangun berdasarkan 3 pilar utama, yaitu:
1. Problem kelangkaan relative (an-Nadrah an-Nisbiyah) atau scarcity problem, dengan
kata lain barang dan jasa yang ada, tidak mampu untuk memenuhi kebutuhankebutuhan manusia yang bermunculan dan beranekaragam. Menurut kaum kapitalis,
inilah problem ekonomi yang dihadapi masyarakat.
2. Nilai (value) suatu barang yang diproduksi, menjadi dasar penting dalam mengkaji
setiap permasalahan ekonomi yang timbul.
3. Harga (price) serta fungsinya yang dimainkan dalam produksi, konsumsi, dan
distribusi. Bagi kaum kapitalisme, harga adalah alat pengendali dalam system
ekonomi kapitalis.

18

2.3 KEKURANGAN DAN KELEBIHAN MASING MASING SISTEM

Sistem Ekonomi Islam


Kebaikan-kebaikan Ekonomi Islam:
Nilai-nilai yang tertanam dalam sistem ekonomi Islam sangat kuat, sehingga setiap pelaku
ekonomi dalam menjalankan aktivitasnya tidak akan pernah melakukan aktivitas yang dapat
menyebabkan pencapaian tujuan perekonomian dengan cara-cara yang penuh intrik dan tipu
daya.
Sangat memperhatikan kepemilikan individu, namun tetap memberikan batasan-batasan
yang diatur sesuai syariat Islam. Karena konsep inti kepemilikan dalam Islam adalah milik
absolut dari Allah SWT. Dimana manusia hanya diberi amanah untuk mendayagunakannya
sesuai dengan kemaslahatan masyarakat.
Negara merupakan salah satu institusi penting dalam perekonomian, bahkan ia menempati
salah satu posisi sentral di dalamnya. Negara berperan sebagai pembuat kebijakan dan
melakukan fugsi pengawasan agar tidak terjadi distorsi di dalam perekonomian, hal ini
dilakukan agar kepentingan ekonomi setiap pelaku ekonomi dapat terlindungi.
Memiliki sistem yang baik bagi pemerataan dalam distribusi pendapatan melalui instrumen
zakat, infak dan shadaqah dari kelompok kaya kepada kelompok miskin.
Setiap individu dalam sistem ekonomi Islam akan termotivasi untuk bekerja keras.

Kelemahan-kelemahan Ekonomi Islam:


Kelemahan utama dalam sistem ekonomi Islam saat ini adalah masih belum sistematisnya
pembahasan sistem ekonomi Islam secara keilmuan. Hal ini menyebabkannya belum mampu
memberikan pembahasan yang terstruktur secara baik seperti sistem ekonomi konvensioanl.
Selain itu, masih banyak konsep dalam sistem ekonomi Islam yang belum mampu
diaplikasikan secara keseluruhan, karena belum ada negara yang mengaplikasi sistem
ekonomi Islam secara penuh dalam perekonomiannya.
Sistem Ekonomi Konvensional
Kebaikan-kebaikan Ekonomi Konvensional:
Lebih efisien dalam memanfaatkan sumber-sumber daya dan distribusi barang- barang.

19

Kreativitas masyarakat menjadi tinggi karena adanya kebebasan melakukan segala hal yang
terbaik
Pengawasan politik dan sosial minimal, karena tenaga waktu dan biaya yang diperlukan
lebih kecil.
Kelemahan-kelemahan Ekonomi Konvensional:
Tidak ada persaingan sempurna. Yang ada persaingan tidak sempurna dan persaingan
monopolistik.
Sistem harga gagal mengalokasikan sumber-sumber secara efisien, karena adanya faktorfaktor eksternalitas (tidak memperhitungkan yang menekan upah buruh dan lain-lain).
Tidak meratanya kesejahteraan masyarakat (tidak menggunakan prinsip keadilan)
Adanya kecenderungan yang kaya semakin kaya, yang miskin makin miskin.

20

BAB III
PENUTUP

3.1

KESIMPULAN

Perbedaan sistem ekonomi Islam dan sistem ekonomi kapitalis tidak haya pada hal-hal
yang bersifat aplikatif. Namun mulai dari falsafahnya sudah berbeda. Di atas falsafah yang
berbeda ini dibangun tujuan, norma dan prinsip-prinsip yang berbeda pula.
Dalam sistem ekonomi kapitalisme, kepentingan individu dijunjung tinggi sehingga
bersifat individualisme dan utilitarianisme, dan menyebabkan ketimpangan dan jurang
pemisah yang sangat besar antara masysarakat kaya dan miskin. Sedangkan dalam Ekonomi
Islam aspek keadilan sangat dijunjung tinggi, karena kepemilikan harta yang mutlak adalah
milik Allah SWT.
Penilaian terhadap sistem ekonomi yang paling baik digunakan sangat bersifat
subjektif, semuanya bergantung pada prinsip hidup dan keyakinan tiap individu yang
memerlukan pengaplikasian sistem ekonomi itu sendiri dengan berbagai kelebihan dan
kekurangannya yang menjadi konsekuensi yang harus diterima.

3.2

SARAN

Dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran
yang membangun sangat penulis perlukan. Agar dalam penyusunan makalah ini bisa jauh
lebih baik lagi

21

DAFTAR PUSTAKA

Aziz, Abdul. 2008. Ekonomi Islam Analisi Mikro & Makro. Yogyakarta : Graha Ilmu

Hasbi Hasan, Dr, MH. 2011. Pemikiran dan Perkembangan Hukum Ekonomi syariah di
dunia Islam Kontemporer. Jakarta : Gramata Publishing

Huda, Nurul, Handi Risza Idris, Mustafa Edwin Nasution, & Ranti Wiliasih. 2007. Ekonomi
Makro Islam Pendekatan Teoritis. Jakarta : Kencana Prenadia Media Publishing

Muslim, Herianto. Kelebihan Sistem Ekonomi Kapitalis.


http://www.academia.edu/2998321/kelebihan_sistem_ekonomi_kapitalis
Perbandingan Ekonomi Islam dengan Ekonomi Konvensional
http://hidupberawaldari.blogspot.com/2012/10/perbandingan-ekonomi-islamdengan.html

22

Anda mungkin juga menyukai