MKN Sep2005
MKN Sep2005
Budi R. Hadibroto
Departemen Obstetri dan Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
RSUP H.Adam Malik Medan RSUD Dr. Pirngadi Medan
Abstrak: Mioma uteri merupakan suatu tumor jinak otot polos yang terdiri dari sel-sel jaringan otot
polos, jaringan pengikat fibroid dan kolagen. Tumor ini merupakan tumor pelvis yang terbanyak pada
organ reproduksi wanita. Penyebab tumor ini menurut teori onkogenik dibagi menjadi 2 faktor yaitu
inisiator dan promotor. Faktor yang menginisiasi pertumbuhan mioma uteri masih belum diketahui
dengan pasti. Namun hormon estrogen diketahui berpengaruh dalam pertumbuhan tumor ini. Gejala
klinis jarang dijumpai pada mioma uteri, jika ada, berupa menorrhagia dan dismenorea. Diagnosa
ditegakkan berdasarkan pemeriksaan bimanual, jika ukuran mioma yang besar, dapat diraba berupa
permukaan uterus yang berbenjol. Dibantu dengan pemeriksaan sonografi pelvik dan Magnetic
Resonance Imaging (MRI). Penatalaksanaan mioma uteri dapat dilakukan dengan pemberian terapi
hormonal maupun secara operatif. Pemberian Gonadotropin releasing hormon (GnRH) agonis
merupakan terapi hormonal untuk mengurangi gejala perdarahan & ukuran mioma. Tindakan operatif
dapat dilakukan berupa mimektomi maupun histerektomi.
Kata kunci: Mioma uteri, hormon estrogen, GnRH agonis, histerektomi
Abstract: Myoma Uteric is a non oncogenic smooth muscle tumor, that consist of smooth muscle cells,
fibroyd, and collagen. This pelvis tumor is the second most common in women reproductive organ.
According to the theory the caused of this tumor divided into two factors that are inisiator and promotor.
The factor that initiate myoma uteric growth not clearly known. However, estrogen hormon has already
known influenced the growth of the tumor. Clinical symptoms are rare, if so, that would be menorrhagia
and dysmenorrhea. Diagnose based on manual examination, we can touch the unsmooth surface of the
uterus if the myoma uteric were big. It can also examine with Pelvic Ultrasonography and Magnetic
Resonance Imaging (MRI). Management of myoma uteric can be done with hormonal therapy and also by
operation. Gonadotropin releasing hormon (GnRH) agonis as hormonal therapy is used to minimize the
bleeding and the size of the mioma. Operation can be done like mimectomy or hysterectomy.
Key words: mioma uteric, estrogen hormon, GnRH agonis, hysterectomy
PENDAHULUAN
Mioma uteri adalah tumor jinak otot polos
yang terdiri dari sel-sel jaringan otot polos,
jaringan pengikat fibroid dan kolagen.1,2
Mioma uteri merupakan tumor pelvis yang
terbanyak pada organ reproduksi wanita.
Kejadian mioma uteri sebesar 20 40% pada
wanita yang berusia lebih dari 35 tahun dan
sering menimbulkan gejala klinis berupa
menorrhagia dan dismenorea. Selain itu mioma
juga dapat menimbulkan kompresi pada traktus
urinarius,
sehingga
dapat
menimbulkan
gangguan berkemih maupun tidak dapat
menahan berkemih.2
Penatalaksanaan mioma uteri dapat dilakukan
dengan pemberian obat-obatan (medisinalis)
maupun secara operatif. Pemberian GnRH
254
Budi R. Hadibroto
Mioma Uteri
255
Tinjauan Pustaka
2. Nyeri panggul
Mioma uteri dapat menimbulkan nyeri
panggul yang disebabkan oleh karena
degenerasi akibat oklusi vaskuler, infeksi,
torsi dari mioma yang bertangkai maupun
akibat
kontraksi
miometrium
yang
disebabkan mioma subserosum. Tumor yang
besar dapat mengisi rongga pelvik dan
menekan bagian tulang pelvik yang dapat
menekan saraf sehingga menyebabkan rasa
nyeri yang menyebar ke bagian punggung
dan ekstremitas posterior.2
3. Penekanan
Pada mioma uteri yang besar dapat
menimbulkan penekanan terhadap organ
sekitar. Penekanan mioma uteri dapat
menyebabkan gangguan berkemih, defekasi
maupun dispareunia. Tumor yang besar juga
dapat menekan pembuluh darah vena pada
pelvik sehingga menyebabkan kongesti dan
menimbulkan edema pada ekstremitas
posterior.2
4. Disfungsi reproduksi
Hubungan antara mioma uteri sebagai
penyebab infertilitas masih belum jelas.
Dilaporkan sebesar 27 40% wanita dengan
mioma uteri mengalami infertilitas. Mioma
yang terletak didaerah kornu dapat
menyebabkan sumbatan dan gangguan
transportasi gamet dan embrio akibat
terjadinya oklusi tuba bilateral.
Mioma uteri dapat menyebabkan gangguan
kontraksi ritmik uterus yang sebenarnya
diperlukan untuk motilitas sperma didalam
uterus.
Perubahan bentuk kavum uteri karena
adanya
mioma
dapat
menyebabkan
disfungsi reproduksi.
Gangguan implantasi embrio dapat terjadi
pada keberadaan mioma akibat perubahan
histologi endometrium dimana terjadi atrofi
karena kompresi massa tumor.7
Tabel 2.dikutip dari 7
Mekanisme Gangguan Fungsi Reproduksi dengan
Mioma Uteri
1. Gangguan transportasi gamet dan embrio.
2. Pengurangan kemampuan bagi pertumbuhan
uterus.
3. Perubahan aliran darah vaskuler.
4. Perubahan histologi endometrium.
DIAGNOSIS
Hampir kebanyakan mioma uteri dapat
didiagnosa melalui pemeriksaan bimanual rutin
maupun dari palpasi abdomen bila ukuran
256
Budi R. Hadibroto
Mioma Uteri
dilakukan
maupun
a. Miomektomi
Miomektomi sering dilakukan pada wanita
yang
ingin
mempertahankan
fungsi
reproduksinya dan tidak ingin dilakukan
histerektomi. Dewasa ini ada beberapa
pilihan
tindakan
untuk
melakukan
miomektomi, berdasarkan ukuran dan lokasi
dari mioma. Tindakan miomektomi dapat
dilakukan dengan laparotomi, histeroskopi
maupun dengan laparoskopi.10,11
Pada laparotomi, dilakukan insisi pada
dinding abdomen untuk mengangkat mioma
dari uterus.
Keunggulan melakukan miomektomi adalah
lapangan pandang operasi yang lebih luas
sehingga penanganan terhadap perdarahan
yang mungkin timbul pada pembedahan
miomektomi dapat ditangani dengan segera.
Namun pada miomektomi secara laparotomi
resiko terjadi perlengketan lebih besar,
sehingga akan mempengaruhi faktor
fertilitas pada pasien. Disamping itu masa
penyembuhan paska operasi juga lebih lama,
sekitar 4 6 minggu.3,11
Pada miomektomi secara histeroskopi
dilakukan terhadap mioma submukosum
yang terletak pada kavum uteri. Pada
prosedur pembedahan ini ahli beda
memasukkan alat histeroskop melalui
serviks dan mengisi kavum uteri dengan
cairan untuk memperluas dinding uterus.
Alat bedah dimasukkan melalui lubang yang
terdapat pada histeroskop untuk mengangkat
mioma submukosum yang terdapat pada
kavum uteri. Keunggulan tehnik ini adalah
masa penyembuhan paska operasi (2 hari).
Komplikasi operasi yang serius jarang
terjadi namun dapat timbul perlukaan pada
dinding uterus, ketidakseimbangan elektrolit
dan perdarahan.12
Miomektomi juga dapat dilakukan dengan
menggunakan laparoskopi. Mioma yang
bertangkai diluar kavum uteri dapat
diangkat dengan mudah secara laparoskopi.
Mioma subserosum yang terletak didaerah
permukaan uterus juga dapat diangkat
secara laparoskopi. Tindakan laparoskopi
dilakukan dengan ahli bedah memasukkan
257
Tinjauan Pustaka
Budi R. Hadibroto
Mioma Uteri
259