Anda di halaman 1dari 4

langkahkecil

setiap perjalanan panjang menuju cita-cita, selalu dimulai dengan satu langkah k
ecil...
Gangguan Kesehatan (5) Ibar-ibar (8) Kebijakan (24) Kesehatan (13) Kirana (4) Ku
liner (1) Lain-lain (4) Leadership (7) Manajemen Pelayanan Kesehatan (15) Motiva
si (7) Perjalanan (2) Psikologi (1) Puskesmas (16) Tokoh (1) Training (5) Tulisa
n Ringan (5)
Friday, October 21, 2011
REVITALISASI PUSKESMAS (4)
BERAPA IDEALNYA JUMLAH PUSKESMAS DALAM SATU WILAYAH?
Pertanyaannya bisa juga, berapa idealnya luas wilayah kerja satu puske
smas? Dari pengertian tentang Puskesmas, sudah jelas bahwa Puskesmas mengemban t
anggung jawab sebagai pusat penggerak pembangunan kesehatan di suatu wilayah. Da
lam Keputusan Mentri Kesehatan Nomor 128/2004 hanya disebutkan dengan jelas bahw
a secara nasional, standar wilayah Piskesmas adalah satu kecamatan. Tetapi apabi
la di satu kecamatan terdapat lebih dari satu Puskesmas, maka tanggung jawab wil
ayah kerja dibagi antar Puskesmas, dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah
kerja. Pertanyaan yang muncul di sini adalah, apabila dalam satu Kecamatan hanya
ada satu Puskesmas, perlukan dibangun Puskesmas baru? Atau sebaliknya bila dala
m satu kecamatan ada lebih dari satu Puskesmas, haruskan membagi wilayah kecamat
an sebagai wilayah kerja masing
masing puskesmas, atau justru jumlah Puskesmas y
ang harus dikurangi?
Memang tidak ada keharusan mengenai berapa jumlah Puskesmas dalam satu Kec
amatan. Atau haruskah dalam setiap kecamatan ada Puskesmas? Dalam Buku Pedoman P
uskesmas (yang lebih dikenal sebagai buku pelangi karena sampulnya berwarna mera
h, kuning, hijau dan biru), disebutkan bahwa satu Puskesmas bertanggung jawab un
tuk setiap 30.000 penduduk. Lalu bagaimana dengan Puskesmas yang jumlah pemndudu
knya lebih dari 30.000 orang? Haruskah dipecah? Kalau yang penduduknya kurang? D
ilakukan penggabungan beberapa Puskesmas?
Untuk menjawab pertanyaan pertanyaan tersebut, mari kita telaah hal
hal berikut
ini :
1.
Dalam Keputusan Mentri Kesehatan Nomor 128/2004 disebutkan bahwa visi P
uskesmas adalah Tercapainya Kecamatan Sehat Menuju Indonesia Sehat. Hal ini mene
gaskan bahwa wilayah kerja Puskesmas adalah Kecamatan.
2.
Dalam peraturan tersebut juga disebutkan bahwa kedududkan Puskesmas dala
m Sistem Pemerintahan Daerah adalah sebagai Unit Pelaksana Tehnis Dinas Kesehata
n Kabupaten/Kota yag merupakan Unit Struktural Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
bidang kesehatan di tingkat kecamatan. Karena merupakan Unit struktural, maka Pu
skesmas akan dipimpin oleh seorang pejabat struktural. Salah satu tugas pokok pe
jabat struktural adalah melakukan koordinasi baik internal maupun ekternal organ
isasi. Dalam suatu koordinasi harus diperhatikan efektivitas dan efisiensi. Kare
na koordinasi ini, selain internal juga eksternal.
3.
Hal yang perlu dilihat berikutnya adalah tata kerja Puskesmas yang haru
s selalu berkoordinasi dan salah satu azas penyelenggaraan Puskesmas yaitu azas
keterpaduan baik keterpaduan lintas program (internal) dan keterpaduan lintas se
ktor (eksternal).
Memperhatikan hal hal tersebut di atas, dapat dimengerti bahwa wilayah kerja
Puskesmas paling mendekati ideal bila meliputi satu Kecamatan. Jadi, satu kecam
atan cukup memiliki satu Puskesmas induk yang akan melaksanakan fungsi fungsi ko
ordinasi baik internal maupun eksternal. Hal ini mengingat bahwa dalam suatu Kab
upaten/Kota, Unit Pelaksana Teknis yang memiliki tugas koordinasi dan tanggungja
wab secara struktural dalam suatu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang terk
ecil biasanya sampai Kecamatan. Untuk tingkat di bawahnya, akan dilaksanakan ole
h pelaksana fungsional oleh para pejabat fungsional yang dikoordinir oleh pejaba
t struktural di tingkat Kecamatan. Kecuali di kota kota besar atau beberapa daer
ah yang sudah menerapkan sistem kelurahan, maka koordinator secara struktural sa

mpai di tingkat kelurahan.


Dengan adanya satu Puskesmas di tiap Kecamatan, maka koordinasi, terutama lintas
sektoral, diharapkan menjadi lebih efektif dan efisien, krn hanya akan terfokus
pada satu koordinator untuk masing
masing sektor pembangunan, termasuk sektor k
esehatan. bukankah koordinator untuk masing
masing sektor pembangunan di Kecamat
an hanya satu? Misalnya sektor pendidikan, sektor pertanian, dan lain-lain.
Bagaimana dengan Puskesmas yang wilayah kecamatannya sangat luas dan atau pendud
uknya sangat banyak dan kompleks? Sementara salah satu tujuan Pembangunan Keseh
atan adalah tersedianya pelayanan kesehatan dasar (imunisasi, ANC, Gizi, KB, dll
) dan rujukan yang terjangkau serta bermutu?
Untuk melaksanakan kegiatan kegiatan di tingkat wilayah yang lebih kecil, dapat
dibentuk Unit unit Pelaksana Fungsional Puskesmas (UPF) yang akan mengkoordinir
pelaksanaan tugas teknis Puskesmas. UPF ini dikepalai oleh seorang pejabat fung
sional sebagai koordinator atau penanggungjawab. Dia bertanggung jawab kepada Ke
pala Puskesmas.
Jumlah dan jenis UPF ini menyesuaikan kebutuhan masing masing Puskesmas. Misalny
a UPF Puskesmas (melaksanakan tugas Puskesmas dalam wilayah yang lebih kecil, mi
sal desa/kelurahan), UPF Rawat Inap, UPF Anak dan Kebidanan/PONED, dan lain
lain
. Keberadaan UPF UPF ini juga harus disinergikan dengan jaringan pelayanan Puske
smas di tingkat lebih bawah seperti Poskesdes, posyandu dan berbagai bentuk UKBM
lainnya. Tapi apapun bentuk dan berapapun jenis UPF ini, koordinator di wilayah
kecamatan tetap hanya satu yaitu Puskesmas Kecamatan sebagai induknya yang akan
melaksanakan fungsi koordinasi di tingkat Kabupaten/Kota.
Kenapa UPF dan bukan Puskesmas Pembantu? Puskesmas Pembantu melaksanakan tugas
t
ugas dan fungsi
fungsi Puskesmas di lingkup wilayah yang lebih kecil. Tugas poko
k dan fungsinya sama dengan Puskesmas induknya. Bila UPF, jenisnya akan lebih be
rvariasi menyesuaikan kebutuhan masing masing wilayah. UPF bisa hanya mengerjaka
n satu atau dua saja dari seluruh kegiatan Puskesmas atau bisa juga mengerjakan
seluruh kegiatan Puskesmas di suatu wilayah tertentu.
Jadi, sudah cukup jelas di sini bahwa idealnya dalam satu Kecamatan cukup hanya
ada satu Puskesmas sebagai Puskesmas induk, lainnya adalah Unit Pelaksana Fungsi
onal yang jumlah dan macamnya disesuaikan dengan kebutuhan Puskesmas. Hal ini un
tuk mengefektifkan dan mengefisienkan koordinasi baik di wilayah Puskesmas itu s
endiri atau koordinasi ke atas.
Diposkan oleh Junita at 11:59 AM
Email This
BlogThis!
Share to Twitter
Share to Facebook
Share to Pinterest
Labels: Kebijakan, Manajemen Pelayanan Kesehatan, Puskesmas
Reactions:
No comments:
Post a Comment
Links to this post
Create a Link
Newer Post Older Post Home
Subscribe to: Post Comments (Atom)
Pencarian
Kalender
Tentang Saya
My Photo

Junita
"Penyakit itu berasal dari hati, dikuatkan oleh pikiran dan diwujudkan dengan pe
rkataan" "Good health is the first step to strive for perfection"
View my complete profile
Blog Archive
? 2013 (6)
? 2012 (11)
? 2011 (38)
? December (6)
? November (7)
? October (9)
REVITALISASI PUSKESMAS (5)
APA YANG HARUS DIKETAHUI OLEH SEORANG PENYULUH KES...
KENDALA
KENDALA DALAM PENYERAPAN BANTUAN OPERASI...
One and Only - Adele (Lyrics)
REVITALISASI PUSKESMAS (4)
REVITALISASI PUSKESMAS (3)
REVITALISASI PUSKESMAS (2)
REVITALISASI PUSKESMAS (1)
PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG KEAMANAN PRODUK PANGA...
? May (3)
? April (5)
? March (3)
? January (5)
? 2010 (59)
Pengunjung
Sparkline 62,490

powered by

Followers
My Blog List
Larik Larik Ayah
Dongeng Siapa Aku
7 months ago
langkahkecil
ARTI SEBUAH MAKLUMAT PELAYANAN
1 year ago
joen's
BERBUKA DENGAN PANNA COTA
1 year ago
nuklirjagung
Free Download YourUninstaller Pro 2011
2 years ago
Peluang Bisnis Online Bersama d'BC Network
Popular Posts

PENTINGNYA SATUAN PEMERIKSA INTERNAL (SPI) RUMAH SAKIT


A. LATAR BELAKANG Berbicara tentang pentingnya pengendalian internal, kita dap
at analogkan dengan tubuh manusia yang ...
PUSKESMAS PONED
Dalam upaya penurunan AKI dan AKB, grand strategy yang ditetapkan Indonesia adal
ah Making Pregnancy Safer (MPS). Dalam MPS ditetap...
UPAYA PENINGKATAN MUTU LAYANAN PUSKESMAS MELALUI IMPLEMENTASI AKREDITASI DAN REP
LIKASINYA DI KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2006 - 2008
LATAR BELAKANG Prinsip-prinsip Implementasi Akreditasi Puskesmas Kebutuhan untuk
meningkatkan mutu layanan kesehatan di Indonesi...
PELAKSANAAN INA-DRG/INA-CBG DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MASIH BERKENDALA
Penerapan INA-DRG yang kemudian digantikan oleh INA-CBG di Rumah sakit Umum di D
aerah dilaksanakan dalam rangkaian pelaksanaan Program Jam...
MANAJEMEN OBAT DI PUSKESMAS
PENGELOLA OBAT PUSKESMAS KELEBIHAN BEBAN? Dari 35 Puskesmas di Kabupaten Banjarn
egara, baru 17 Puskesmas yang pengelolaannya dilaksanaka...
There was an error in this gadget
Simple template. Template images by luoman. Powered by Blogger.

Anda mungkin juga menyukai