Anda di halaman 1dari 6

Bab 1

Pendahuluan
A.

Latar Belakang
Manajemen Dalam Bahasa Inggris Berarti Mengelola Atau Mengatur. Dalam Fattah

(2006: 1), Manajemen Diartikan Sebagai Ilmu, Kiat, Dan Profesi. Manajemen Sebagai Ilmu
Merupakan Bidang Pengetahuan Yang Secara Sistematik Berusaha Memahami Mengapa Dan
Bagaimana Orang Bekerja Sama. Manajemen Sebagai Kiat Seperti Pernyataan Follet
Merupakan Hal Yang Dapat Mencapai Sasaran Melalui Cara-Cara Dengan Mengatur Orang
Lain Dalam Menjalankan Tugas. Manajemen Sebagai Profesi Menjelaskan Adanya Landasan
Keahlian Khusus Untuk Mencapai Suatu Prestasi Manajer Dan Para Profesional Dengan
Dituntun Oleh Sebuah Kode Etik.
Manajemen Merupakan Suatu Sistem Yang Setiap Komponennya Menampilkan
Sesuatu Untuk Memenuhi Kebutuhan. Manajemen Sebagai Sistem Memiliki Fungsi-Fungsi
Pokok Yaitu Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organizing), Pelaksanaan
(Actuating), Dan Pengawasan (Controlling).
Manajemen Dalam Pendidikan Menurut Djaman Satori Dalam Sudarmiani (2009: 2)
Diartikan Sebagai Keseluruhan Proses Kerjasama Dengan Memanfaatkan Semua Sumber
Personil Dan Materil Yang Tersedia Dan Sesuai Untuk Mencapai Tujuan Pendidikan Yang
Telah Ditetapkan Secara Efektif Dan Efisien.
Manajemen Memiliki Pengaruh Bagi Seseorang/Sekelompok Orang Untuk Bertindak.
Sama Halnya Dengan Manajemen, Kepemimpinan Pun Memiliki Pengaruh Bagi Seseorang
/Sekelompok Orang Untuk Bertindak. Manajemen Merupakan Suatu Proses Menyelesaikan
Aktivitas Secara Efisien Dengan Atau Melalui Orang Lain Dan Berkaitan Dengan Rutinitas
Tugas Suatu Organisasi, Sedangkan Kepemimpinan Muncul Jika Ada Upaya Mempengaruhi
Seorang Individu/Kelompok Dan Berhubungan Dengan Perubahan. Menurut Danim (2008:
3) Pemimpin Dipandang Sebagai Inti Dari Manajemen Dan Perilaku Kepemimpinan
Merupakan Inti Perilaku Manajemen. Inti Dari Kepemimpinan Adalah Pembuatan Keputusan
Termasuk Keputusan Untuk Tidak Memutuskan. Kepemimpinan Akan Berjalan Jika Ada
Keputusan Yang Akan Dijalankan, Demikian Juga Manajemen. Ini Berarti Bahwa
Manajemen Akan Dapat Mencapai Tujuan Jika Dijalankan Oleh Seseorang Yang Memiliki
Jiwa Kepemimpinan.
Para

Pimpinan

Akan

Dilimpahi

Kewenangan

Untuk

Menggerakkan

Dan

Mengendalikan Orang-Orang Disekitarnya Untuk Mencapai Tujuan Tertentu. Maka Dengan


Kekuasaan Yang Diberikan Pada Seorang Pemimpin Menjadi Sangat Penting. Seorang

Pemimpin Sebagai Individu Akan Berhadapan Dengan Sejumlah Individu Lain Yang
Berbeda-Beda Kepribadian, Watak, Dan Karakternya. Dalam Keadaan Yang Demikian Itu,
Maka Pemimpin Harus Memahami, Menghargai, Dan Berusaha Untuk Menyatukan
Kepribadian Yang Berbeda-Beda, Termasuk Juga Kepribadian Yang Ia Miliki Untuk Bisa
Berada Dalam Satu Usaha Bersama Demi Tercapainya Tujuan Yang Diinginkan. Maka
Sebenarnya Kepemimpinan Menunjukkan Keadaan Yang Sangat Kompleks Karena
Kepemimpinan Tidak Hanya Berkenaan Urusan Individu Saja Tetapi Berkenaan Pula Dengan
Urusan Orang Bannyak (Sosial).
Oleh Karena Itu, Dalam Makalah Ini Akan Dibahas Lebih Lanjut Mengenai
Kepemimpinan Dalam Manajemen; Perbedaan Kepemimpinan Dan Manajer Yang Sering
Disamakan Dalam Perspektif Masyarakat Luas; Kekuasaan, Kewenangan Dan Gaya
Kepemimipinan; Peran Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Dan Manajer Pendidikan; Serta
Kepemimpinan Kepala Sekolah Yang Efektif.

B.

Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang Diatas, Masalah Yang Dapat Dirumuskan Adalah:


1.

Bagaimana Pengertian Kepemimpinan Dalam Manajemen Dan Apa Perbedaan

Kepemimpinan Dengan Manajer?


2.

Bagaimana Keterkaitan Administrasi, Organisasi, Manajemen, Dan Kepemimpinan?

3.

Bagaimana Kekuasaan, Kewenangan, Dan Gaya Kepemimpinan Dalam Manajemen

Pendidikan?
4.

Bagaimana Peran Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Dan Manajer Pendidikan Yang

Efektif?

C.

Tujuan

Berdasarkan Masalah-Masalah Yang Dirumuskan, Tujuan Dari Penulisan Makalah Ini


Adalah:
1.

Untuk Mengetahui Pengertian Kepemimpinan Dalam Manajemen Dan Perbedaan

Antara Kepemimpinan Dengan Manajer

2.

Untuk

Mengetahui

Keterkaitan

Administrasi,

Organisasi,

Manajemen,

Dan

Kepemimpinan
3.

Untuk Mengetahui Kekuasaan, Kewenangan, Dan Gaya Kepemimpinan Dalam

Manajemen Pendidikan
4.

Untuk Mengetahui Peran Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Dan Manajer Pendidikan

Yang Efektif.

D.

Manfaat

Makalah Ini Diharapkan Bermanfaat Bagi:


1.

Bagi Penulis

Sebagai Bahan Acuan Untuk Menumbuhkan Jiwa Kepemimpinan Dalam Manajemen


Pendidikan.
2.

Bagi Guru

Sebagai Bahan Pertimbangan Untuk Mengembangkan Kepemimpinan Yang Efektif Dalam


Manajemen Pendidikan.

Bab II
Pembahasan
Konsep Peran Sertakonsep Peran Serta Dalam Pengambilan Keputusan Mula -Mula
Diperkenalkanoleh French Et Al.(1960), Ketika Mengatakan Bahwa Peran Serta
Menujukan Suatuproses Antara Dua Atau Lebih Pihak Yang Mempengaruhi Satu
Terhadap Yang Lainnyadalam Membuat Rencana, Kebijak an, Dan

Keputusan.Peran Serta Bawahan Dalam Mengambil Keputusan Sesungguhnya


Lahir Daridesakan Kebutuhan Psikologis Yang Mendasar Pada Setiap Individu.

Keinginanuntuk Berperan Serta Menurut Archbold (1976) Didorongkan Oleh


Kebutuhan Akanhasrat Akan Kekuasaan, Ingin Memperoleh Pengakuan, Dan
Hasrat Untuk Bergantungpada Orang Lain, Tetapi Juga Sebaliknya Tempat Orang
Bergantung.Pentingnya Peran Serta Bawahan Dalam Pengambilan Keputusan
Juga Diakui Olehalutto Dan Belasco (1972), Karena Dengan Demikian Ada
Jaminan Bahwa Pemeranserta(Karyawan) Tetap Mempunyai Kontrol Atas
Keputusan-Keputusan Yang Diambil.Apabila Pemeran Serta Tidak Dapat
Mengontrolnya, Maka Organisasi Akan Mengalamikerugian, Sama Dengan Tidak
Ada Peran Serta Sama Sekali. Kemampuan Pengambilan Keputusan Kepala
Sekolah Sangat Ditentukan Olehadanya - Pengalaman Kerja Kepala-Sekolah.
Kepala Sekolah Mempunyai Dua Peranutama, Pertama, Sebagai Pemimpin Institusi
Bagi Para Guru, Dan Kedua, Memberikanpimpinan Dalam Manajemen, Oleh Sebab Itu
Perlu Adanya Peran Serta Darikaryawannya Dalam Mengambil Keputusan Agar
Keputusan Tersebut Tepat Sasaransesuai Dengan Yang Diinginkan Sehingga
Membantu Ketercapaiannya Visi Dan Misisekolah.

M Enurutmulyadi Dan Setiyawan (1999) Salah Satu Jalan Untuk


Memberdayakanstaf Adalah Memberikan Wewenang Kepada Staf Untuk
Merencanakan Dan Membuatkeputusan Tentang Pekerjaan Yang Menjadi
Tanggung Jawabnya Sendiri, Tanpa Harusmendapatkan Otorisasi Secara
Eksplisit Dari Atasan. Pemberdayaan Tersebut Bersifatmendukung Budaya Dan
Tidak Menyalahkan. Kesalahan Dianggap Kesempatan Untuk belajar (Mc Kenna &
Beech, 2000).Para Menejer Akan Sulit Untuk Membuat Keputusan Tanpa
Melibatkan Parabawahannya, Keterlibatan Ini Dapat Formal Seperti Pengguanaan
Kelompok Dalampembuatan Keputusan; Atau Info rmal Seperti Permintaan Akan
Gagasan-Gagasan.Bantuan Para Bawahan Dapat Terjadi Pada Setiap Tahap
Proses Pembuatankeputusan.Selanjutnya, Mengenai Pelaku -Pelaku Keputusan
Dalam Organisasi Pendidikan ,Mereka Inilah Yang Mewarnai Keputusan Yang Diambil
O;Eh Pemimpin Dalamorganisasi Pendidikan.
Denim Menyatakan Bahwa Bagi Guru, Orang Yang Palinglayak Diajak Bekerja Sama
Dalam Pembuatan Keputusan Pada Tingkat Organisasi adalah Kepala Sekolah.

Sebliknya, Bagi Kepala Sekolah, Orang Yang Paling Layakdiajak Bekerja Sama Dalam
Pembuatan Kepputusan Pada Tingkat Organisasi Adalahguru, Atau Lebih Luas
Lagi Anggota Komite Sekolah. Intinya, Dalam Prosespengambilan Keputusan
Sebaiknya Jangan Dilakukan Sendiri, Tetapi Harus Melibatkanpihak -Pihak
Terkait. Keterlibatan Berbagai Pihak Dalam Pengambilan Keputusan
Inidiharapkan Dapat Memberikan Berbagai Pandangan Dan Pertimbngan
Sehinggamenghasilkan Keputusan Yang Jernih, Rasional, Dan Dapat Dipertanggung
Jawabkanpada Atasan Atau Pun Public.
Terlebih Lagi Diera Sekarang Ini Yang M enuntut Adanyatransparansi Dan
Partisipasi Berbagai Pihak.Keterlibatan Berbagai Pihak Dalam Tahap Proses
Pengambilan Keputusan Akanberpengaruh Terhadap Tahap Pelaksanaan. Sondang P.
Siagian Mengatakan, Bahwatahap Pelaksanaan Suatu Keputusan Akan Berjalan
Lancar Apabila Para Pelaksanasejak Semula Dilibatkan Dalam Proses
Pengambilan Keputusan. Ini Berarti Bahwagaya Demokratis Dalam Proses
Pengambilan Keputusan Akan Lebih Menjaminkeberhasilan Pelaksanaan Suatu
Rogram.
Hanya Saja Terkadang Terdapat Kasus Saatseseorang Atau Lebih Dilibatkan
Dalam Proses Pengambilan Keputusan, Dan Bahkandiberikan Peran, Tetapi
Dalam Pelaksanaannya Malah Menggangggu Ataumenghambat.
Biasanya, Hal Ini Disebabkan Adanya Kepentingan Pr ibadi Yang Tidakrasional
Yang Cenderung Disimpan. Jadi Jaminan Kelancaran Pelaksanaanpengambilan
Keputusan Lantaran Gaya Demokratis Tersebut Nampaknya Berlakusecara
Umum, Btetapi Dalam Kasus-Kasus Tertentu Tidak Menjamin, Bahkan
Dapatmerusak Kesepakatan.B.

Bentuk Peran Serta Karyawan Dalam Pengambilan Keputusan Bermacam-Macam


Bentuk Peran Serta Bawahan Dalam Pengambilan Keputusantelah Diperkenalkan
Oleh Sejumlah Penulis. Seprti Cotton Et Al. (1988) Yang Mencobamengadakan
Penelitian Terhadap Berbagai Karya Tulis Tersebut Denganmengumpulkan Lebih
Dari 400 Artikel Tentang Peran Serta Dalam Pengambilan

Keputusan.

Dimana Setiap Artikel Itu Diklasifikasikan Ke Dalam Lima Sifat Peran


Serta,Yaitu ; Formal-Tidak Formal, Langsung-Tidak Langsung, Tingkat Pengaruhnya Isi
Darikeputusan, Dan Jangka Waktunya Singkat Atau Lama.

Dari Lima Sifat Peran Serta Itu Dengan Memperhatikan Berbagai Bentuk
Peranserta Yang Tersedia Dalam Kepustakaan, Dirumuskanlah Enam Kombinasi
Bentukperan Serta, Yaitu
1. Peran Serta Pengambilan Keputusan Dalam Bidang Tugas,
2. Peran Serta Konsultatif,
3. Peran Serta Jangka Pendek,
4. Peran Serta Informal,
5. Hak Milik Karyawan,
6. Peran Serta Perwakilan.Kemudian Pendapat Lain Mengatakan Bahwa
Peran Serta Tidaklah Mutlakmenghadirkan Seseorang Pada Proses Keputusan,
Tetapi Lebih Tertuju Pada Proseskomunikasi Tak Terputus Antara Top
Eksekutif Dan Para Pelaksana Keputusan Melaluiarus Informasi Yang
Akurat. Peran Serta Dalam Pengambilan Keputusan Dapat digolongkan
Dalam Dua Jenis, Yaitu :A)

Turut Serta Hadir Dalam Suatu Pertemuan,B)


Turut Mengambil Bagian Diluar Pertemuan, Artiya Karyawan Hanya
Memberikaninformasi Kepada Menejer Sebagai Bahan Untuk Mengambil
Keputusan.Kehadiran Karyawan Dalam Suatu Pertemuan Merupakan Partisipasi
Langsungdalam Pengambilan Keputusan, Dimana Keputusan Tersebut Di Ambil
Dari Suatu Rapatkerja Bersama Karyawan. Kemudian Bertitik Tolak Dari Suatu Pendapat
Bahwa Rapatmerupakan Salah Satu Alat Terpenting Dalam Pengambilan
Keputusan, Maka Terdapatpula Keuntungan Yang Dapat Diambil Dari Rapat
Tersebut, Diantanya Adalah :A.

Anda mungkin juga menyukai