CRITICAL HYPERTENSION
Dosen : Ns, Arif Adi Setiawan, S.Kep.,C.PT
Disusun Oleh
NI PUTU GITA LEONTARI ADHI MERTA
04.11.3089
LANDASAN TEORI
A. Pengertian
Hipertensi didefinisikan oleh Joint National Commitee on Detection,
Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC) sebagai tekanan
yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg dan diklasifikasikan sesuai derajat
keparahannya, mempunyai rentang dari tekanan darah (TD) normal tinggi
sampai hipertensi maligna. Keadaan ini dikategorikan sebagai primer/esensial
(hampir 90 % dari semua kasus) atau sekunder, terjadi sebagai akibat dari
kondisi patologi yang dapat dikenali, sering kali dapat diperbaiki (Marilynn
E. Doenges, dkk, 1999).
Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari
120 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg. Hipertensi sering
menyebabkan perubahan pada pembuluh darah yang dapat mengakibatkan
semakin tingginya tekanan darah (Arif Muttaqin, 2009).
Menurut Bruner dan Suddarth (2001) hipertensi dapat didefinisikan
sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140
mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg. Pada populasi manula,
hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik di atas 160 mmHg dan
tekanan diastolik di atas 90 mmHg.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah penyakit kelainan jantung
atau pembuluh darah yang ditandai dengan peningkatan tekanan pembuluh
darah. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), memberikan batasan tekanan
darah normal adalah 140/90 mmHg dan tekanan darah sama atau diatas
160/95 dinyatakan sebagai hipertensi. Setiap usia dan jenis kelamin memilki
batasan masing masing :
a. Pada pria usia < 45 tahun, dinyatakan menderita hipertensi bila
tekanan darah waktu berbaring > 130/90 mmHg.
b. Pada pria usia > 45 tahun, dinyatakan hipertensi bila tekan darahnya
> 145/90 mmHg
c. Pada wanita tekanan darah > 160/90 mmHg, dinyatakan hipertensi
(Sumber : Dewi dan Familia, 2010 : 18).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipertensi adalah meningkatnya
tekanan sistolik sedikitnya 140 mmHg dan diastolik sedikitnya 90 mmHg.
B. Jenis Hipertensi
Dikenal juga keadaan yang disebut krisis hipertensi. Keadaan ini
terbagi 2 jenis :
a) Hipertensi emergensi, merupakan hipertensi gawat darurat, takanan
darah melebihi 180/120 mmHg disertai salah satu ancaman gangguan
fungsi organ, seperti otak, jantung, paru, dan eklamsia atau lebih
rendah dari 180/120mmHg, tetapi dengan salah satu gejala gangguan
organ atas yang sudah nyata timbul.
b) Hipertensi urgensi : tekanan darah sangat tinggi (> 180/120mmHg)
tetapi belum ada gejala seperti diatas. TD tidak harus diturunkan
dalam hitungan menit, tetapi dalam hitungan jam bahkan hitungan
hari dengan obat oral.
Sementara itu, hipertensi dibagi menjadi 2 jenis berdasarkan penyebabnya :
a) Hipertensi Primer adalah hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya
(hipertensi essensial). Hal ini ditandai dengan peningkatan kerja
jantung akibat penyempitan pembuluh darah tepi. Sebagian besar (90
Prehipertensi
Hipertensi
stage I
Hipertensi
120-139
140-150
80-89
90-99
>150
>100
stage II
Klasifikasi Hipertensi menurut WHO:
Kategori
Optimal
Normal
Tingkat I (hipertensi ringan)
Sub group: Perbatasan
Tingkat 2 (Hipertensi Sedang)
Tingkat 3 (Hipertensi Berat)
Hipertensi Sistol terisolasi
Sub group: Perbatasan
Sistol (mmHg)
<120
<130
140-159
140-149
160-179
>180
>140
140-149
Diastol (mmHg)
<80
<85
90-99
90-94
100-109
>110
<90
<90
Dan/Atau
Dan
Atau
Atau
Atau
Dan
Diastol (mmHg)
<180
80-89
90-99
100
<90
Terisolasi
D. Etiologi
a. Elastisitas dinding aorta menurun
b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
c. Kehilangan elastisitas pembuluh darah dan penyempitan lumen
d.
e.
f.
g.
h.
pembuluh darah
Meminum obat antihipertensi tidak teratur
Stress
Pasien mengkonsumsi kontrasepsi oral
Obesitas
Merokok
i. Minum alkohol
E. Manifestasi Klinis
Gejala hipertensi dapat berupa sakit kepala yang parah, khususnya
bagian kepala dan samping kepala, ingatan yang lemah, bunyi-bunyi di
kepala, sesak nafas, insomnia, kegugupan, kepeningan dan kadang-kadang
ada darah dalam urine. Pembengkakan pergelangan kaki juga merupakan ciri
umum adanya tekanan darah tinggi. Gejala semacam ini hanya terjadi pada
penderita tekanan darah tinggi yang berkepanjangan.
Ada berbagai penyebab meningkatnya tekanan darah, antara lain
dalam bahaya, gairah, marah, dan stres, karena ini mekanisme alamiah untuk
menghasilkan penyediaan darah yang cukup bagi otak.
Peningkatan tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya
gejala pada hipertensi esensial dan tidak tergantung dari tinggi rendahnya
tekanan darah, gejala yang timbul kadang berbeda. Kadang-kadang hipertensi
berjalan tanpa gejala dan baru timbul gejala setelah terjadinya komplikasi
pada organ target seperti pada ginjal, mata, otak dan jantung. Gejala seperti
sakit kepala, epistaksis, pusing atau migren, sering ditemukan sebagai gejala
klinis hipertensi esensial. Gejala lain akibat komplikasi hipertensi seperti
gangguan penglihatan, gangguan neurology, gejala payah jantung, dan gejala
lain akibat gangguan fungsi ginjal sering dijumpai. Gangguan serebral akibat
hipertensi dapat berupa kejang, atau gejala-gejala akibat perdarahan
pembuluh darah otak yang berupa kelumpuhan, gangguan kesadaran bahkan
sampai koma .
F. Faktor Resiko Hipertensi
1. Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol antara lain :
a) Faktor genetik
Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan
keluarga itu mempunyai resiko menderita hipertensi. Hal ini
berhubungan dengan peningkatan kadar sodium intraseluler dan
rendahnya rasio antara potassium terhadap sodium. Orang tua dengan
hipertensi mempunyai resiko dua kali lebih besar untuk menderita
hipertensi dari pada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan
riwayat hipertensi (soesanto, 2001). Perubahan genetis dapat
menyebabkan perubahan pada membran sel sehingga terjadi kontriksi
fungsionil dan hipertrofi struktural, akibatnya terjadi peningkatan
tekanan darah.
b) Umur
Umur diatas 50 tahun terjadi perubahan fungsional dari sistem
pembuluh darah perifer terhadap perubahan tekanan darah, seperti :
aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat, penurunan relaksasi
otot-otot polos pembuluh darah, penurunan elastisitas pembuluh
darah, penurunan kemampuan dalam mengakomodasi volume darah,
penurunan volume darah sekuncup jantung, peningkatan tahanan
perifer, yang kesemuanya akan menimbulkan peningkatan tekanan
darah. Insidensi hipertensi meningkat seiring dengan pertambahan
usia. Klien yang berumur di atas 60 tahun, 50 60 % mempunyai
tekanan darah lebih besar atau sama dengan 140/90 mmHg. Hal itu
merupakan pengaruh degenerasi yang terjadi pada orang yang
bertambah usianya.
c) Jenis Kelamin
Laki-laki mempunyai resiko lebih tinggi untuk menderita hipertensi
lebih awal. Laki-laki juga mempunyai resiko lebih besar terhadap
morbiditas dan mortalitas kardiovaskuler. Sedangkan di atas umur 50
tahun hipertensi lebih banyak terjadi pada wanita karena terjadinya
masa menopause dan menyebabkan Penurunan atau hilangnya kadar
estrogen menyebabkan peningkatan kolesterol. Peningkatan kadar
kolesterol pada wanita terjadi 10-15 tahun lebih lambat dari pada lakilaki. Peningkatan kadar kolesterol merupakan faktor utama dalam
penyebab
arterosklerosis
yang
juga
menyebabkan
terjadinya
respon
seseorang
terhadap
sesuatu
hal
yang
secara
adekuat,
sehingga
menimbulkan
adanya
pada
penderita
Diabetes
mellitus
adalah
hipertensi.
Konsentrasi gula yang tinggi dan konstan yang terserap dalam aliran
darah pada akhirnya tidak hanya menyebabkan tekanan darah tinggi
yang konstan, tetapi mungkin juga melemahkan kekuatan pankreas
dalam menghasilkan insulin (Leonard, 1992).
l) Kopi
sekresi
aldosteron
oleh
korteks
adrenal.
hormon
ini
Tidak
dianjurkan
melakukan
olahraga
yang
jiwa.
Relaksasi
dilaksanakan
dengan
sesuatu
yang
damai,
indah,
dan
penghambat
Pengobatan
hipertensi
sekunder
lebih
mendahulukan
J. Pemeriksaan Penunjang
1. Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh
2. Pemeriksaan retina
3. Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti
ginjal dan jantung
4. Hb/Ht: untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan
(viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko seperti :
hipokoagulabilitas, anemia.
5. EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri. EKG juga dapat
menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang P
adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
6. Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin, darah, glukosa, serta
mengisaratkan disfungsi ginjal dan ada DM.
7. Pemeriksaan : renogram, pielogram intravena arteriogram renal,
pemeriksaan fungsi ginjal terpisah dan penentuan kadar urin.
8. Foto dada dan CT scan
Foto dada : Menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup,
pembesaran jantung. CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral,
encelopati
K. Komplikasi
Komplikasi hipertensi yang berlanjut tanpa terapi (Murwani: 2008:
76) yaitu
1) Pada ginjal terjadi kerusakan dan dapat menyebabkan hematuri.
2) Pada otak dapat terjadi kelumpuhan sebagian ataupun total.
3) Pada mata dapat terjadi kekaburan atau kebutaan
4) Pada jantung dapat terjadi pembesaran ventrikel kiri dengan / tanpa
payah jantung, infark jantung dan dapat terjadi gagal jantung diikuti
sesak nafas.
b. Jenis kelamin
c. Umur
d. Agama
e. Status perkawinan :
f. Pendidikan terakhir:
II.
g. Pekerjaan
h. Alamat rumah
Riwayat Kesehatan
a. Masalah kesehatan yang pernah dialami dan dirasakan saat ini
III.
Kebiasaan Sehari-Hari
a. Biologis
1) Pola makan
2) Pola minum
3) Pola tidur
4) Pola eliminasi ( Bak & bab )
5) Aktifitas sehari-hari
6) Rekreasi
b. Psikologis
Keadaan emosi
c.
Social
1) Dukungan keluarga
2) Hubungan antar keluarga
3) Hubungan dengan orang lain
d. Spiritual / cultural
1) Pelaksanaan ibadah
2) Keyakinan tentang kesehatan
e. Pemeriksaan fisik
1) Tanda- tanda vital (S,N,TD,RR)
2) Kesadaran
3) Tinggi badan
4) Berat badan
5) Kebersihan perorangan
a) Kepala ( Rambut, Mata, Hidung, Mulut, Telinga)
b) Leher
c) Dada/thorak (Dada, Paru-paru, jantung)
d) Abdomen
e) Musculoskeletal
f) Keadaan lingkungan
IV.
monoton
Tanda
2. Sirkulasi
Gejala
denyut
seperti
denyut
femoralis
berat
badan
akhir-akhir
ini
(meningkat/menurun)
Riwayat penggunaan diuretik.
Tanda
6. Neurosensori
Gejala
7. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala
Tanda
9. Keamanan
Gejala
V.
Informasi Penunjang
a. Diagnosa medis
b. Laboratorium
c. Terapi medis
B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan
tekanan pembuluh darah otak.
2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload
vasokontriksi.
Tujuan
Intervensi
Rasional
Keperawatan
Gangguan rasa
nyaman : nyeri
intensitasnya, lokasinya
ifikasi karakteristik
kepala berhubungan
keperawatan selama 2 X 24
dan lamanya.
nyeri merupakan
dengan peningkatan
jam dengan KH :
tekanan pembuluh
darah otak.
Mengident
berkurang.
serta mengevaluasi
rileks.
- Pertahankan tirah baring
Meminima
lkan stimulasi/
meningkatkan
relaksasi.
Minimalkan aktivitas
Aktivitas
yang meningkatkan
meningkatkan sakit
vasokontriksi
kepala.
menyebabkan sakit
Menurunk
Penurunan curah
jantung berhubungan
mengetahui derajat
dengan peningkatan
hipertensi.
afterload
jam.
Untuk
Adanya
vasokontriksi.
penurunan COP.
Membantu
menurunkan
rangsang simpatis,
meningkatkan
relaksasi.
- Pertahankan pembatasan
aktivitas dan anjurkan
teknik relaksasi.
Menurunk
an stress dan
ketegangan yang
mempengaruhi
- Kolaborasi pemberian
tekanan darah.
obat antihipertensi.
Resiko injuri
berhubungan dengan
kesadaran menurun
Mengontro
l tekanan darah.
Menurunk
aman.
an resiko injuri.
Mengetahui respon
terhadap aktivitas,
fisiologi terhadap
kelemahan tubuh.
stress aktivitas.
- Dapat
kebutuhan
memenuhi
perawatan
dan kelelahan.
sendiri.
- Menurunnya
istirahat, peningkatan TD
kelemahan
pusing.
- Instruksikan klien tentang
teknik penghematan
Menguran
gi penggunaan energi
energi.
juga membantu
normal.
keseimbangan antara
suplai dan kebutuhan
oksigen.
Kemajuan
aktivitas bertahap
melakukan aktivitas
mencegah
peningkatan kerja
Kelebihan
jantung tiba-tiba.
Haluaran urine
dengan
terjadi diuresis
pekat karena
natrium
penurunan GFR.
penurunan perfusi
ginjal.
seimbang.
- TTV
dalam
rentang
normal
- Tidak ada oedem.
Menentuka
n kehilangan cairan
jam.
- Kolaborasi pemberian
diuretik
Meningkat
kan laju urine dan
menghambat
reabsorbsi natrium
DAFTAR PUSTAKA
MAIND MAP
CRITICAL HYPERTENSION
Faktor Resiko
Etiologi
HT Primer
Hilangnya Elastistas
Jaringan ikat
HT Sekunder
Penurunan
Curah
otak
jantung
Tek. PD otak
keb tubuh
Curah jantung
Tahanan perifer
menurun
meningkat
Jantung
Suplai O2 dan
perfusi renal
Nyeri kepala
Nyeri dada
Gangguan
Kenyamanan
Nyeri Acute
menurun
Kesadaran
Renin
Angiotensin I
ACE
Angiotensin II
( Vasokontriktor)
Sekresi aldosteron
Sekresi aldosteron
Ion exchange di tubulus
ginjal
Miokard
Iskemik ginjal
Angiotensinogen
Infark
Resiko Injuri
Metabolisme
lemah
Intoleransi
Aktivitas
Odema
Gg. Keseimbangan cairan
Tingkatkan dosis
obat
ATAU
ATAU