Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
MUTU
KARET
TERHADAP
PENGARUH
PENGGUMPALAN
ASAM
ASETAT, ASAM FORMIAT DAN BERAT
ARANG TEMPURUNG KELAPA
Analisis Mutu
Karet
Penggumpalan
Lateks
Industri Karet
Standart mutu
karet
2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan karet alam dan
bagaimana komposisi kimia lateks?
2. Bagaimana standart mutu karet Indonesia
menurut SNI?
3. Berapakah jumlah produksi karet Indonesia
menurut DEPRINDAG?
4. Bagaimana cara menganalisis mutu karet
terhadap penggumpalan asam asetat dan asam
formiat?
5. Bagaimana cara pengolahan limbah industri
karet?
3. BATASAN MASALAH
4. TUJUAN PENELITIAN
1.Mengetahui pengertian karet alam dan komposisi
kimianya
2. Mengetahui standart mutu karet menurut SNI
3. Mengetahui produksi karet Indonesia menurut
DEPRINDAG
4. Mengetahui cara menganalisis mutu karet
terhadap penggumpalan asam asetat dan asam
formiat
5. Mengetahui cara pengolahan limbah karet.
5. MANFAAT PENELITIAN
Sebagai sumber informasi untuk menambah
pengetahuan kepada mahasiswa mengenai
analisis mutu karet terhadap pengaruh
penggumpalan asam asetat, asam formiat
dan berat arang tempurung kelapa.
TINJAUAN TEORITIS
Karet alam adalah bahan polimer alam yang
diperoleh dari Hevea brasiliensis atau Guayule.
Sejak pertama sekali proses vulkanisasi
diperkenalkan pada tahun 1839, karet alam
telah dimanfaatkan secara meluas.
Karet alam yang berwujud cair disebut lateks.
Lateks merupakan suatu cairan yang berwarna
putih atau putih kekuning-kuningan, yang terdiri
atas partikel karet dan bahan non karet yang
terdispersi di dalam air
PENGGUMPALAN LATEKS
Lateks dikatakan mantap apabila sistem koloidnya stabil,
yaitu tidak terjadi koagulasi atau penggumpalan selama
penyimpanan. Pada proses pengolahan karet terdapat
tahapan penggumpalan lateks. Penggumpalan lateks
dapat terjadi karena rusaknya kemantapan sistem koloid
lateks.
Kerusakan ini dapat terjadi dengan jalan penetralan
muatan protein dengan penambahan asam sehingga
muatan negatif dan muatan positif seimbang (titik
isoelektris).
Bahan kimia yang biasa digunakan dalam penggumpalan
lateks adalah asam formiat dan asam asetat. Kedua
asam ini dapat digunakan untuk menghambat terjadinya
reaksi pengerasan pada karet selama penyimpanan.
b)Limbah Padat
Limbah padat yang dihasilkan berupa busa lateks
dan sisa slab.Limbah padat hasil pengolahan
dari IPAL berasal dari proses koagulasi kimia
dengan Ferosulfat dikeringkan di drying
bed ditampung di bak penampung.
1. Collecting Reservoir
2. Equalisation Basin
3. Alkalization Basin
4. Sedimentasi Basin
5. Lifhting Pump Station
6. Neutralisasi Basin
7. Bak Aerasi Lagon
8. Thickening Basin
9. Diagfragma Pump Station (DPS) dan Filter
Press
10. Incenerator
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Universitas
Negeri Medan, pada Bulan Juni-Juli.
Bahan dan Alat Penelitian
Alat
Alat yang digunakan adalah Beker gelas 100 ml, 250 ml, 500
ml, erlemeyer 500 ml, 1000 ml, gelas ukur 500 ml, spatula,
pengaduk lateks, indikator pH meter, bak plastic, neraca
analitik, oven, plastik, timbangan, alat blending, wallance
punch, rapid plastimeter.
Bahan
Bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah
Aquadest, lateks, arang, asam formiat dan asam asetat.
TAHAPAN PENELITIAN
LANJUTAN
VISKOSITAS MOONEY
Penambahan arang ke dalam lateks dengan
penggumpalan asam formiat dan asam asetat
menghasilkan nilai viskositas mooney yang lebih
tinggi bila dibandingkan dengan kontrol
KESIMPULAN
SEKIAN DAN
TERIMAKASIH