Anda di halaman 1dari 6

TREN PROPERTI

Tiga Alasan Properti Indonesia


Terbaik di Dunia
Jumat, 20 Januari 2012 | 14:54 WIB
Dibaca: 2384

KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN

Peluang Investasi Properti - Geliat pembangunan perumahan baru di kawasan


Sumarecon Serpong, Tangerang, Banten, Kamis (5/5/2011).
TERKAIT:
Panangian: "Sekarang Waktunya Membeli!"
Tak Pernah Rugi Berinvestasi Properti
2012, Apartemen Kelas Menengah Masih Merajai
Seni Berinvestasi Properti
JAKARTA, KOMPAS.com - Kebijakan Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga
acuan alias BI rate hingga level terendah pada November 2011 lalu akan menjadi bahan
bakar penggerak bisnis properti di Tanah Air. Dengan BI rate hanya 6%, banyak pihak
memperkirakan, pasar properti di Indonesia bakal booming tahun ini.

Sebab, pasokan properti kelas menengah ke bawah


dikendalikan oleh pemerintah negara itu.
-- Panangian Simanungkalit

Prospek investasi di sektor ini pun kian memikat. Pengamat properti menilai, investasi
properti di negara kita memang semakin menarik.

Panangian Simanungkalit, pengamat properti sekaligus pemilik Panangian School of


Property, bahkan menilai, investasi properti di Indonesia merupakan satu-satunya paling
menguntungkan di dunia. Ada tiga alasan mengapa prospek bisnis properti Indonesia
jadi yang terbaik di dunia. Pertama, masih ada 14 juta dari 61 juta keluarga di Indonesia
yang belum memiliki rumah.
Kedua, pemerintah semakin kesulitan menyediakan rumah bagi keluarga kelas
menengah ke bawah. Tengok saja, permintaan rumah mencapai 900.000 unit per tahun,
sementara pasokan hunian hanya 80.000 unit dalam setahun.
Ketiga, semua segmen pasar properti di Tanah Air terbuka luas sebagai investasi,
termasuk pasar kelas paling bawah. Sedangkan di luar negeri, bisnis properti untuk
pasar kelas menengah ke bawah tertutup untuk pengembang dan investor.
"Sebab, pasokan properti kelas menengah ke bawah dikendalikan oleh pemerintah
negara itu," ujar Panangian.
Meski sempat mengalami pasang surut, bisnis properti kembali dilirik pasca krisis
ekonomi 2008 lalu. Karena itu, di 2011, pertumbuhan properti tercatat lumayan tinggi.
"Baik permintaan maupun pertumbuhan harga di semua sektor properti meningkat cukup
tinggi," ungkap Anton Sitorus, Head of Research Jones Lang LaSalle.
Menurut Anton, properti komersial dan kawasan industri mencetak pertumbuhan
penjualan tertinggi selama 2011. Pertumbuhan penjualan lahan industri naik hampir tiga
kali lipat. Adapun properti sektor komersial meningkat dua kali lipat. Lalu, penjualan
residensial naik sekitar 50%.
Justini Omas, Sekretaris Perusahaan Agung Podomoro Land juga mengakui, pasar
properti memang cukup bergairah tahun lalu. Sepanjang 2011, penjualan Agung
Podomoro Land mencapai Rp 4,2 triliun. Pencapaian ini melampaui target penjualan
mereka yang hanya sebesar Rp 3,5 triliun.
Ali Hanafia, pengamat properti, tak terlalu kaget melihat gairah bisnis properti tahun lalu.
Maklum, sebelumnya, ia sudah memprediksi, harga properti akan mengalami kenaikan
cukup tinggi.
"Ini yang membuat para investor mendulang keuntungan yang luar biasa signifikan,
bahkan sampai 100% dalam tempo kurang dari satu tahun," beber Ali. (Herry Prasetyo)

PasarPropertiIndonesiaTidakSehat
WrittenbyAliTranghandaFriday,06January201209:06

Mungkinkitasemuasetujubahwapasarpropertisedangdalamtrennaikdenganpertumbuhanharga
danpeningkatanpenjualanyangsignifikankhususnyadalam2tahunbelakanganini.Tahun2009,
IndonesiaPropertyWatch(IPW)memperkirakanakanterjadipercepatanpropertidalam3sampai4
tahunkedepandandiperkirakanmencapaititiktertinggiditahun2013an.Trensikluspropertiini
dibarengidengannaiknyasektorapartemen
menengahatasdanperumahanjugadisegmenmenengahatas.Pertumbuhanhargapunsangattinggi
mencapai50%60%pertahundibeberapalokasiprimer.HalinimembuatBankIndonesiakhawatir
karenakenaikantersebutakanmemicububbledipasarproperti.

IPWmencermatidibeberapalokasimemangtelahterjadiovervaluenamuntidakakan
terjadibubblepasarproperti.Secaraprinsipterdapatperbedaanantaraovervaluedanbubbleproperty.
Kenaikanhargayangterlalutinggididuasektoryaituapartemenatasdanperumahanatas
menyebabkanhargatelahterlalutinggidanmencapaibataspsikologispasar.Pasardigiringkearah
pasarjenuhdanseakanakanpropertiyangdibelimemperolehcapitalgainyangtinggikarenakenaikan
tersebut.Mengapasayamemakaikatakataseakanakandisana?Hargayangadabukanlahharga
yangbenarbenarterjadidarimekanismepasarmelainkanhargayangditetapkanolehpengembang
melaluipasarprimer.Dipasarsekunderkenaikanyangterjaditidaksetinggikenaikanhargayang
dipatokolehpengembang.Pasarsekundermenjadiindikasimekanismepasaryangterjadiantara
pembelidanpenjual.Inilahyangsayasebutdenganovervalue.Setelahhargatelahterlalutinggidan
dipaksatinggiolehpengembangmakasecarainvestasimenjaditidaksemenarikdulu.Dimanaadayang
menyebutdenganistilah'hargadigorengpengembang'.
Darisisipengembangsahsahsajamenaikkanhargapropertinyasebatasmasihadapembelinya.Nah
disinilahperlunyakejeliandaripasarkonsumendaninvestoruntukmencermatidimanapasaryang
sudahovervalue.KenaikaniniyangmemberikanindikasibahwapasarpropertidiIndonesiamenjadi
tidaksehatdantidakstabil.Dengankenaikanyangmengakibatkanovervaluetersebutmakasewaktu
waktuakanterjadikoreksipasarsehinggahargaakanmenemukankeseimbanganpasarsesuaidengan
pertumbuhanpasarsekunderdanbukanpasarprimerlagiyangditetapkanpengembang.
Pasarpropertisegmenatasyangmenjadisangattinggiakanmendongkraktanahtanahdisekitarnya
menjadilebihtinggilagisehinggapenyediaanrumahmenengahsampaibawahtidakakankesampaian.
Disisilain,dalamhalinipemerintahtidaksanggupuntukmengendalikanhargatanah.Bilahargatanah
sudahterlalutinggidanpemerintahterlambatmengantisipasitermasukdalampenyediaanbanktanah
untuksegmenmenengahbawah,makagejalakesenjangansosialharusdiantisipasi.Disinilahperlunya
peranpemerintahdalammemproteksihargatanahmelaluibanktanahuntuksegmenmenengahbawah.

Selamapemerintahmasihtidaktegasdandidikteolehpengembang,makapenyediaanrumahsederhana
hanyasebatasimpian.(ALTIPW)
INVESTASI

Konsultan: Jakarta, Favorit Investasi


di Asia Pasifik!
Jumat, 8 Maret 2013 | 13:57 WIB

KOMPAS/PRIYOMBODO

Lanskap Kota Jakarta dengan gedung-gedung pencakar langit dan pemukiman


penduduk, Jumat (1/3/2013).
TERKAIT:
Kemenpera Harus Selesaikan Masalah Bantuan Stimulus Perumahan
Indonesia, Jantung Keindahan Dunia...
Rp 15 Miliar, Dana Pembangunan Rusun Khusus Buruh
Tabungan Perumahan untuk Siapa....
JAKARTA, KOMPAS.com - Konsultan Pricewaterhouse Coopers (PwC) dengan
menggandeng lembaga riset Urban Land Institute menempatkan Jakarta di peringkat
pertama kota tujuan investasi properti se-Asia Pasifik di 2013 ini. Di bawah Jakarta,
menurut versi PwC, berturut-turut adalah Shanghai, Singapura, Sydney dan Kuala
Lumpur. Padahal, tahun lalu Jakarta berada di peringkat 11 sedangkan peringkat
pertama diduduki Singapura.

Peringkat Indonesia naik karena banyak investor asing yang


masuk sepanjang 2012.
-- Brandon Sedloff

"Peringkat Indonesia naik karena banyak investor asing yang masuk sepanjang 2012,"
terang Managing Director Urban Land Institute Asia Pasifik, Brandon Sedloff di Jakarta,
Kamis (7/3/2013) kemarin.
PwC mencatat, Jakarta berhasil menarik investasi asing senilai US$ 660,5 juta di sektor
properti sepanjang 2011. Sayangnya, PwC belum punya data untuk tahun 2012. Namun,
PwC memproyeksikan nilai investasi di semester pertama tahun 2012 bisa 39%
secara year-on-year.
Sebenarnya, menurut Brandon, Jakarta merupakan pilihan yang mengejutkan mengingat
rendahnya peringkat sebelumnya. Kendati demikian, perubahan yang terlihat di
Indonesia beberapa tahun belakangan ini cukup mengesankan, antara lain ditunjukkan
oleh suku bunga dan inflasi yang terkendali. Selain itu, masih ada beberapa penghambat
yang membuat calon investor hengkang dari Jakarta, antara lain sulit mendapat
pinjaman perbankan dan mitra lokal.
Namun, masalah yang paling mendasar adalah ketidakpastian hukum. Menurut PwC,
banyak calon investor tidak bisa menemukan lahan yang tidak bersengketa di Jakarta.
Untuk imbal hasil (yield) properti di Jakarta, PwC menghitung rata-rata berada di kisaran
10%.
"Meski menjanjikan, Indonesia tetap menjadi pasar berisiko," katanya.
Dia mengtatakan, bila ada investor yang mau masuk, PwC menyarankan produk
apartemen yang pasarnya belum berkembang, perkantoran yang pasokannya terbatas,
serta ritel untuk memanfaatkan daya beli konsumen yang tinggi. Namun, jangan ke hotel
dan kawasan industri yang masih dikuasai Sydney dan China.
Anton Sitorus, Kepala Riset Jones Lang LaSalle (JLL) meramalkan, Jakarta masih akan
menjadi kota favorit investasi properti hingga 2014. (Adisti Dini Indreswari)

Anda mungkin juga menyukai