Anda di halaman 1dari 20

AGREGAT

Agregat merupakan campuran dari pasir, gravel, batu


pecah, slag atau material lain dari bahan mineral alami atau
buatan. Agregat merupakan bagian terbesar dari campuran
aspal. Material agregat yang digunakan untuk konstruksi
perkerasan jalan utamanya untuk menahan beban lalu lintas.
Agregat dari bahan batuan pada umumnya masih diolah lagi
dengan mesin pemecah batu (stone crusher) sehingga
didapatkan

ukuran

sebagaimana

dikehendaki

dalam

campuran. Agar dapat digunakan sebagai campuran aspal,


agregat harus lolos dari berbagai uji yang telah ditetapkan.
Relevansi
Agregat merupakan material yang terbanyak digunakan dalam
pekerjaan konstruksi jalan. Dapat memilih agregat yang baik
untuk bahan konstruksi berarti mengerti akan cara menguji
dan mengerti akan hasil uji agregat. Agregat juga merupakan
bahan yang berbutir dengan ukuran yang bermacam-macam,
untuk

itu

diperlukan

ketrampilan

untuk

mencampurnya sehingga didapat gradasi yang sesuai dengan


yang disyaratkan oleh spesifikasi. Dengan mengerti proses
memilih, menguji dan mencampur agregat diharapkan setelah

selesai mempelajari agregat, mahasiswa dapat melakukan


ketiga hal tersebut dengan baik.
Standar
Dengan mempelajari agregat, maka

diharapkan kelak

mahasiswa setelah menyelesaikan studinya dapat memilih,


menguji dan mencampur agregat dengan baik. Dengan
demikian ia kelak akan menjadi ahli dalam pekerjaan yang
memakai bahan agregat sebagai material utamanya.Agregat
banyak

dipakai

untuk

pembuatan

prasarana

transportasi,sehingga diharapkan ia kelak dapat melakukan


perhitungan,melaksanakan maupun mengawasi pekerjaan
yang menggunakan agregat.
Definisi Agregat
Agregat adalah suatu bahan yang keras dan kaku yang
digunakan sebagai bahan campuran dan berupa berbagai jenis
butiran atau pecahan, termasuk didalamnya antara lain: pasir,
kerikil, agregat pecah,terak dapur tinggi dan debu agregat.
Banyaknya agregat dalam campuran aspal pada umumnya
berkisar antara 90% sampai dengan 95% terhadap total berat
campuran atau 70% sampai dengan 85% terhadap volume

campuran

aspal.

Mineral

agregat

utamanya

untuk

menahan beban yang bekerja pada perkerasan.


Asal Agregat
Asal agregat dapat digolongkan dalam 3 kategori:
1. Agregat dari batuan beku (volcanic rock): agregat ini terjadi
akibat pendinginan dan pembekuan dari bahan-bahan yang
meleleh akibat panas (magma bumi). Agregat ini digolongkan
dalam 2 jenis pokok:

Agregat dari batuan ekstrusif: terjadinya akibat dilempar


ke udara dan mendingin secara cepat. Jenis pokoknya:
pyolite, andesite dan basalt.Sifat utamanya: berbutir
halus, keras dan cenderung rapuh.

Agregat dari batuan intrusif: terjadinya akibat batuan


yang mendingin secara lambat dan diperoleh sebagai
singkapan. Jenis pokoknya: granit,diorit dan gabro. Sifat
utamanya: berbutir kasar, keras dan kaku.

2. Agregat dari batuan endapan (sedimentary rock): agregat


terjadi dari hasil endapan halus dari hasil pelapukan batuan
bebas, tumbuhtumbuhan,binatang. Dengan mengalami proses
pelekatan

dan

penekanan

oleh

alam

maka

menjadi

agregat/batuan endapan. Jenis agregat dari batuan endapan

antara lain: batuan kapur, batuan silika dan batuan pasir.


3. Agregat dari batuan methamorphik: agregat terjadi dari
hasil modifikasi oleh alam (perubahan fisik dan kimia dari
batuan endapan dan beku sebagai hasil dari tekanan yang
kuat, akibat gesekan bumi dan panas yang berlebihan).
Sebagai contoh: batuan kapur menjadi marmer dan batuan
pasir

menjadi

Agregat

untuk

campuran

kwarsa.
perkerasan

jalan

juga

diklasifikasikan berdasarkan sumbernya:

Pit atau bank run materials (pit-run), biasanya gravel dari


ukuran 75 mm (3 in) sampai ukuran 4.75 mm (No. 4).
Pasir yang terdiri partikel ukuran 4.75 mm (No. 4)
hingga partikel berukuran 0.075 mm (No. 200).Ada juga
silt yang berukuran 0.075 mm kebawah. Batu-batuan
tersebut tersingkap dan ter-degradasi oleh alam baik
secara fisik maupun kimiawi. Produk proses degradasi
ini kemudian diangkut oleh angin, air atau es (gletser
yang bergerak) dan diendapkan disuatu lahan.

Agregat hasil proses, merupakan hasil proses pemecahan


batubatuan

dengan

stone-crusher

machine

(mesin

pemecah batu) dan disaring. Agregat alam biasanya

dipecah agar dapat digunakan sebagai campuran aspal.


Agregat yang dipecah tersebut kualitasnya kemungkinan
bertambah, dimana pemecahan akan merubah tekstur
permukaan, merubah bentuk agregat dari bulat ke
bersudut,menambah distribusi dan jangkauan ukuran
partikel agregat. Pemecahan batu bisa dari ukuran
bedrocks atau batu yang sangat besar. Pada ukuran
bedrocks sebelum masuk mesin stone-crusher maka
pengambilannya melalui blasting (peledakan dengan
dinamit).

Agregat sintetis/buatan (synthetic/artificial aggregates),


sebagai hasil modifikasi, baik secara fisik atau kimiawi.
Agregat demikian merupakan hasil tambahan pada
proses pemurnian biji tambang besi atau yang spesial
diproduksi atau diproses dari bahan mentah yang dipakai
sebagai agregat. Terak dapur tinggi (blast-furnace slag)
adalah yang paling umum digunakan sebagai agregat
buatan. Terak yang mengapung pada besi cair adalah
bukan bahan logam (non-metallic),kemudian ukurannya
diperkecil dan didinginkan dengan udara.Pemakaian
agregat sintetis untuk pelapisan lantai jembatan, karena

agregat sintetis lebih tahan lama dan lebih tahan terhadap


geseran dari pada agregat alam.
Pengujian

Terhadap

Agregat

Pemilihan terhadap bahan agregat yang akan digunakan untuk


bahan perkerasan jalan tergantung pada ketersediaan (volume)
agregat yang ada di-lokasi, kualitasnya dan harga yang layak.
Evaluasi mutu agregat agar layak dipakai untuk bahan
perkerasan antara lain:

Ukuran dan gradasi

Kebersihan

Kekerasan/keausan

Tekstur dari partikel

Bentuk butiran agregat

Penyerapan (absorption)

Daya lekat untuk aspal

Ukuran dan gradasi. Ukuran butiran yang maksimum dari


agregat ditunjukkan dengan saringan terkecil dimana agregat
tersebut masih bisa lolos 100%. Ukuran nominal maksimum
agregat adalah ukuran saringan yang terbesar dimana diatas
saringan tersebut terdapat sebagian agregat yang tertahan.

Ukuran butiran maksimum dan gradasi agregat dikontrol oleh


spesifikasi. Agregat sering kali dikontrol oleh gradasinya.
Sebagai contoh gradasi: agregat bergradasi rapat (dense
graded), bergradasi terbuka (open graded), bergradasi seragam
(single size), bergradasi senjang (gap graded), bergradasi
kasar (coarse graded) dan bergradasi halus (fine graded).
Kebersihan.Kadangkala dijumpai agregat yang mengandung
kotoran (lumpur, tumbuh-tumbuhan dan partikel lunak),
kotoran ini sangat berpengaruh terhadap keawetan perkerasan
jalan. Kandungan kotoran tersebut oleh spesifikasi dibatasi.
Kebersihan agregat dapat dilihat secara visual, tetapi lebih
pasti lagi hasilnya bila kita lakukan analisa saringan basah.
Test sand-equivalent (AASHTO T-176) merupakan salah satu
cara

untuk

menentukan

bagian

dari

material

berbutir halus atau lempung (clay) yang ada pada agregat


yang lolos saringan No. 4 (4.75 mm).
Kekerasan. Agregat harus tahan terhadap gaya-gaya abrasi
selama agregat tersebut dalam masa produksi. Proses
pelaksanaan pekerjaan jalan meliputi: penempatan, pemadatan
dan dipakai untuk lalu lintas sementara maupun tetap sesudah
jalan dalam masa pelayanan mengharuskan agregat harus kuat

menahan gaya abrasi. Untuk agregat yang ditempatkan pada


permukaan jalan (surface layer) maka kekerasannya harus
lebih

besar

dari

pada

lapisan

dibawahnya.

Kekerasan tersebut diukur dengan mesin abrasi Los-Angeles,


hasilnya berupa abrasi atau ketahanan dari mineral agregat.
Peralatan dan tata cara pengujian ada pada spesifikasi
AASHTO T-96 dan ASTM C-131.Gradasi agregat yang akan
diperiksa ditimbang beratnya dan dipisah pada saringan No.
12 (1.70 mm). Bagian yang tertahan saringan No. 12
ditimbang kemudian keseluruhannya (yang tertahan maupun
yang lolos) dimasukkan ke drum mesin abrasi Los Angeles
yang berisi bola-bola baja. Mesin kemudian diputar 500 kali
putaran. Setelah itu agregat dikeluarkan dan di-ayak lagi.
Bagian yang tertahan saringan No. 12 ditimbang. Perbedaan
antara berat awal dan berat akhir dibagi berat keseluruhan
dihitung sebagai persentase dari berat awal. Harga ini
menyatakan persentase dari pemakaian (kekerasan).
Tekstur permukaan. Sebagaimana halnya tekstur dari
partikel,tekstur permukaan mempengaruhi kemudahan untuk
dikerjakan dan kekuatan campuran agregat aspal (hotmix).
Tekstur permukaan dipandang lebih penting dari pada tekstur
dari partikel. Tekstur permukaan yang kasar seperti kertas

amplas cenderung menambah kekuatan dari campuran aspal


agregat dan memerlukan penambahan aspal untuk menjaga
kehilangan workability nya. Batuan alam seperti batu-batu
sungai sering dijumpai mempunyai permukaan halus dan
berbentuk bulat. Dengan memecah batuan tersebut akan
didapat permukaan yang kasar dan bentuk yang tidak bulat
lagi. Permukaan yang halus mudah untuk diselimuti oleh film
aspal, tetapi permukaan yang kasar film aspal cenderung lebih
mempunyai

daya

lekat

yang

tinggi.Tidak ada cara untuk mengukur tekstur permukaan dari


agregat,tetapi seperti bentuk partikel agregat, karakter ini
terefleksi pada pengujian kekuatan campuran aspal dan
workability-nya.
Bentuk partikel agregat. Bentuk dari partikel akan
berpengaruh

terhadap

kemudahan

untuk

dikerjakan

(workability), demikian juga untuk usaha pemadatan agar


dapat dicapai kepadatan yang disyaratkan.Bentuk dari partikel
juga mempunyai pengaruh terhadap kekuatan campuran aspal.
Bentuk-bentuk

yang

tidak

teratur,

menyudut,

akan

menghasilkan keadaan saling mengunci sehingga kestabilan


dari campuran tinggi. Sebaliknya bentuk-bentuk bulat
menjadikan campuran kurang stabil. Agar didapat bentuk

yang tidak teratur, menyudut, maka agregat yang awalnya


berbentuk bulat harus dipecah dulu dimesin pemecah batu
(stone crusher).Beberapa campuran aspal mempunyai agregat
dengan bentuk campuran antara agregat bersudut dan bulat.
Agregat yang bersudut didapat dari pemecahan batu (coarse
aggregate) dan agregat yang bulat didapat dari pasir (rounded
particles)

yang

merupakan

fine

aggregate.

Kekuatan utama dari campuran aspal ini datang dari coarse


aggregate nya, dan pasir untuk workability nya dan
kemudahannya untuk dipadatkan.
Penyerapan

(absorption).

Porositas

dari

agregat

diindikasikan sebagai banyaknya air yang diserap ketika


agregat tersebut direndam dalam air. Agregat yang porous
akan menyerap aspal, sehingga campuran cenderung kering
atau kurang daya lekat (cohesive). Pada campuran agregat
aspal (hotmix) ada sedikit penambahan kadar aspal untuk
memenuhi penyerapan aspal oleh agregat. Agregat yang
sangat porous bila dipakai dalam campuran harus ditambah
aspal cukup banyak. Agregat dengan porositas yang sangat
tinggi tidak digunakan dalam campuran agregat aspal, kecuali
agregat tersebut mempunyai sifat yang sangat bagus.Blast
furnace slag dan beberapa agregat buatan maupun agregat

sintetis merupakan material ringan tetapi dengan porositas


tinggi. Bobot yang ringan dan mempunyai ketahanan
pemakaian yang tinggi menyebabkan agregat jenis ini sering
digunakan dalam campuran agregat-aspal.Untuk menentukan
penyerapan aspal oleh agregat digunakan uji penyerapan air
oleh agregat yang distandarisir dalam spesifikasi AASHTO T
84-88 atau ASTM C 128-84 untuk agregat halus dan
AASHTO T 85-88 atau ASTM C 127-84 untuk agregat kasar.
Daya lekat untuk aspal. Penglepasan (pengelupasan) lapisan
aspal (asphalt film) dari agregat oleh air membuat agregat
tersebut tidak cocok untuk campuran aspal. Material agregat
yang demikian dinamakan hydrophilic (suka air). Batuan
silika seperti quartzite dan beberapa jenis granit merupakan
agregat yang perlu diwaspadai terhadap bahaya penglepasan
oleh air.Agregat yang menunjukkan ketahanan terhadap gaya
penglepasan oleh air sangat cocok untuk campuran aspal.
Agregat yang demikian dinamakan hydrophobic (tidak suka
air).

Jenis

agregat

kapur

(limestone),

ini

dolomite

adalah
dan

batuan

batuan
yang

diendapkan.Metoda pengujian untuk menentukan pelapisan


dan penglepasan campuran agregat-aspal menggunakan
ASTM D 1664. Dimana campuran yang tidak dipadatkan

direndam dalam air, kemudian material yang masih diselimuti


oleh lapisan aspal dilihat secara visual. Uji lain yang
menunjukkan pengaruh air terhadap campuran agregat-aspal
adalah immersion-compression test ASTM D 1075 dan
AASHTO

165,

dimana kekuatan campuran agregat-aspal yang dipadatkan,


setelah direndam dalam air dibandingkan dengan kekuatan
campuran yang sama tetapi tidak direndam dalam air.
Pengurangan kekuatan yang terjadi merupakan indikasi dari
kualitas agregat yang dipakai dari sudut pandang ketahanan
terhadap penglupasan oleh air.Bila agregat yang tidak sesuai
atau dalam tanda tanya kualitasnya harus dipergunakan,
agregat tersebut seringkali masih memberikan hasil yang
memuaskan apabila hubungan kepadatan-rongga (densityvoids relationship) dapat ditingkatkan dengan penyesuaian
terhadap gradasi dan kadar aspalnya. Gradasi agregat tersebut
disesuaikan

dengan

mencampur

dengan

agregat

lain.

Kemudian dengan memilih kecukupan kadar aspal untuk


mengurangi rongga, maka campuran agregat-aspal yang
dipadatkan akan sulit ditembus oleh air (impermeable).
Perkerasan demikian akan tahan terhadap efek perusakan oleh
air.

Mencampur

Agregat

Mencampur agregat (aggregat blending) adalah untuk


mendapatkan gradasi agregat yang sesuai dengan gradasi yang
ditentukan dalam spesifikasi. Sedangkan spesifikasi gradasi
agregat dibuat dengan tujuan:

Untuk menkontrol material konstruksi sehubungan


dengan kualitas perkerasan yang diinginkan.

Untuk menemukan penggunaan yang optimum terhadap


material setempat yang tersedia.

Untuk mengurangi biaya dengan melalui standarisasi


biaya.

PERSYARATAN UMUM
Sebagai bahan campuran aspal panas, Bina Marga (2007)
mensyaratkan agregat yang digunakan harus memenuhi
spesifikasi :
Agregat Kasar
- Fraksi agregat kasar untuk rancangan adalah yang tertahan
saringan no. 8 (2,36 mm) dan harus bersih, keras, awet dan
bebas dari lempung atau bahan yang tidak dikehendaki dan
memenuhi ketentuan yang diberikan dalam Tabel 1.

- Fraksi agregat kasar harus terdiri dari batu pecah atau kerikil
pecah dan harus disiapkan dalam ukuran nominal tunggal.
Ukuran maksimum (maximum size) agregat adalah satu
saringan yang lebih besar dari ukuran nominal (nominal
maximum size). Ukuran nominal maksimum adalah satu
saringan yang lebih kecil dari saringan pertama (teratas)
dengan bahan tertahan kurang dari 10%.
- Agregat kasar harus mempunyai angularitas
- Agregat kasar untuk latasir kelas A dan B boleh dari kerikil
yang bersih.
- Agregat kasar yang kotor dan berdebu yang mempunyai
partikel lolos saringan no. 200 lebih besar 1% tidak boleh
digunakan.
- Fraksi agregat kasar harus ditumpuk terpisah dan harus
dipasok ke Unit Pencampur Aspal (UPA) dengan melalui
pemasok penampung dingin (cold bin feeds) sedemikian rupa
sehingga gradasi gabungan agregat dapat dikendalikan dengan
baik.
- Pembatasan lolos saringan No. 200 < 1%, pada saringan
kering karena agregat kasar yang dilekati lumpur tidak dapat
dipisahkan pada waktu pengeringan sehingga tidak dapat
dilekati aspal.

- Penyerapan air oleh agregat maksimum 3%.


- Berat jenis (bulk specific gravity) agregat kasar dan halus
minimum 2,5 dan perbedaannya tidak boleh lebih dari 0,2.

MACAM MACAM GRADASI


Gradasi agregat dapat dibedakan atas :
a) Gradasi seragam (uniform graded) / gradasi terbuka
(open graded)
Adalah gradasi agregat dengan ukuran yang hampir
sama. Gradasi seragam disebut juga gradasi terbuka (open
graded) karena hanya mengandung sedikit agregat halus
sehingga terdapat banyak rongga/ruang kosong antar agregat.
Campuran beraspal yang dibuat dengan gradasi ini bersifat
porus atau memiliki permeabilitas yang tinggi, stabilitas
rendah dan memiliki berat isi yang kecil.
b) Gradasi sapat (dense graded)
Adalah gradasi agregat dimana terdapat butiran dari
agregat kasar sampai halus, sehingga sering juga disebut
gradasi menerus, atau gradasi baik (well graded). Suatu
campuran agregat beton dikatakan bergradasi sangat rapat bila

persentase lolos dari masing-masing saringan memenuhi


persamaan berikut:
P = 100 (D d) n (6)
Dengan pengertian :
d = Ukuran saringan yang ditinjaONSTRUKSI
D= Ukuran agregat maksimum dari gradasi tersebut
n = 0,35 0,45
Campuran dengan gradasi ini memiliki kuat tekan yang tinggi,
agak kedap terhadap air dan memiliki berat isi yang besar.
Dalam

spesifikasi

biasanya

memasukan

syarat

kebersihan agregat, yaitu dengan memberikan suatu batasan


jenis dan jumlah material yang tidak diinginkan (seperti
tanaman, partikel lunak, lumpur dan lain sebagainya) berada
dalam atau melekat pada agregat. Agregat yang kotor akan
memberikan pengaruh yang jelek pada kinerja perkerasan,
seperti berkurangnya ikatan antara aspal dengan agregat yang
disebabkan karena banyaknya kandungan lempung pada
agregat tersebut. Di lapangan, kebersihan agregat sering
ditentukan secara visual. Kebersihan agregat dapat diuji di
laboratorium dengan analisa saringan basah, yaitu dengan
menimbang agregat sebelum dan sesudah dicuci lalu

membandingkannya. Sehingga akan memberikan persentase


agregat yang lebih halus dari 0,075 mm (No.200). Pengujian
setara pasir (Sand Equivalent Test) adalah satu metoda lainnya
yang biasanya digunakan untuk mengetahui proporsi relatif
dari material lempung yang terdapat dalam agregat yang lolos
saringan No. 4,75 mm (No. 4).

Gradasi dari agregat mempengaruhi density, kekuatan


dan ekonomi dari suatu struktur perkerasan. Menurut Asphalt
Institute terdapat delapan macam tipe gradasi agregat
campuran aspal beton yang utama yang dibagi lagi menjadi
sembilan

belas

gradasi

yang

terpisah.

BinaMarga

mengeluarkan peraturan mengenai pelaksanaan lapis aspal


beton untuk pengerjaan perkerasan jalan raya dimana

didalamnya tercantum sebelas tipe gradasi menerus agregat


campuran aspal beton. Kesebelas tipe ini memiliki spesifikasi
yang berbeda sehingga memberikan hasil akhir yang berbeda
baik dari segi kekuatan, kehalusan permukaan, maupun dari
segi pengerjaan. Diantara berbagai macam tipe gradasi
menerus agregat campuran ini, tipe sebelas adalah yang paling
umum digunakan dilapangan. Dari hasil percobaan terhadap
delapan tipe gradasi campuran (tipe II, IV, V, VI, VII, IX, X,
dan XI) dimana tipe sebelas digunakan sebagai pembanding,
dapat disimpulkan bahwa tipe yang terbaik diantara delapan
tipe ini adalah AC tipe IV, VI, dan VII. Gradasi agregat dan
kadar aspal optimum mempengaruhi parameter campuran.
Parameter yang digunakan dalam evaluasi adalah stability,
flow, air void, VMA, void filled with asphalt dan marshall
quotient..

PERBEDAAN SARINGAN UKURAN INCI DAN


SARINGAN DENGAN NOMOR

PROBLEM SET

Anda mungkin juga menyukai