Anda di halaman 1dari 124

MANAJEMEN FASILITAS

DAN
KESELAMATAN
(MFK)
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

Kepemimpinan dan perencanaan

MFK 1; 2; 3; 3.1

Keselamatan dan keamanan

MFK 4; 4.1; 4.2

Bahan berbahaya

MFK 5

Kesiapan menghadapi bencana

MFK 6; 6.1

Pengamanan kebakaran

MFK 7; 7.1; 7.2; 7.3

Peralatan medis

MFK 8; 8.1; 8.2

Sistem utilisasi (Sistem pendukung)

MFK 9; 9.1; 9.2; 10; 10.1; 10.2

Pendidikan staf

MFK 11; 11.1; 11.2; 11.3

27 STANDAR
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

EP
2

TUJUAN
Agar RS menyediakan seluruh fasilitas fisik
dan peralatan medis yang aman &
fungsional dan ada petugas yg mengelola
secara efektif.
Manajemen RS harus :
Mengurangi & mengkontrol resiko
Risk Manajemen
Mencegah kecelakaan dan injuries
Memelihara alat sesuai kondisi.
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

Yang harus diperhatikan di MFK


1. Mengikuti peraturan & perundangan
2. Perencanaan terpisah atau ada satu perencanaan
yang menyeluruh
3. Perencanaan untuk mengurangi atau meminimal
kan resiko.
4. Integrasi mutu fasilitas & informasi keselamatan
5. Menjamin bahwa staf mempunyai informasi yg
benar untuk menjamin keselamatan staf & pasien

Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

FOKUS AREA PROGRAM


Keselamatan
dan Keamanan
B-3
Disaster
Kebakaran
Sistem utiisasi
Peralatan
Medis

Perencanaan
Pendidikan

Pelaksanaan
Respon
Monitor
Perbaikan

Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

PERBAIKAN

MONITORING

PERENCANAAN

RESPON

PENDIDIKAN

PELAKSANAAN
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

SIKLUS MANAJEMEN RISIKO MFK


Rencana
Resiko lingkungan spesifik apa yang telah teridentifikasi
oleh rumah sakit ?
Pendidikan
Bagaimana peranan dan tanggung jawab dari staf
dikomunikasikan oleh rumah sakit ?
Pelaksanaan
Prosedur dan pengawasan (fisik dan manusia) apa yang
dilaksanakan oleh rumah sakit untuk memperkecil
dampak dari resiko terhadap pasien, pengunjung dan
staf ?
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

SIKLUS MANAJEMEN RISIKO MFK


Respon
Prosedur apa yang dilaksanakan RS atas sebuah insiden/
kegagalan MFK ?
Bagimana, kapan dan kepada siapa masalah, insiden, dan/atau
kegagalan MFK dilaporkan di dalam rumah sakit ?
Monitor
Bagaimana kinerja MFK (kegiatan manusia dan komponen fisik) di
monitor rumah sakit ?
Kegiatan monitor apa yang telah dilakukan dalam waktu 12 bulan
terakhir ?
Perbaikan
Masalah MFK apa yang sekarang di analisis ?
Tindakan apa telah dilakukan sebagai hasil dari kegiatan
monitoring MFK ?
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

Kesela
matan

Keama
nan

B3&
Pencegaha Alat Medis utilitas
Limbah n
&
kebakaran Labora
torium

Manaj
Kedaruratan

Rencana
Didik
Pelaksan
aan

Respon
Monitor

Perbaika
n
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

1.KEPEMIMPINAN
DAN
PERENCANAAN
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013
10

STANDAR MFK 1
Rumah sakit mematuhi
peraturan perundangundangan yang berlaku
dan ketentuan tentang
pemeriksaan fasilitas
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

11

Maksud dan Tujuan MFK 1


Pertimbangan pertama untuk setiap fasilitas fisik
adalah peraturan perundangan dan ketentuan
lainnya yang terkait dengan fasilitas tersebut.
Beberapa ketentuan mungkin berbeda tergantung
pada umur & lokasi fasilitas serta faktor lainnya.
Misalnya, banyak ketentuan (codes) kontruksi
bangunan dan keselamatan kebakaran, seperti
sistem sprinkler, berlaku hanya pada konstruksi
baru.

Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

12

Pimpinan RS & manajemen senior, bertanggung jawab:


Mengetahui peraturan nasional dan daerah, peratur
an & persyaratan lainnya yang berlaku terhadap
fasilitas rumah sakit;
Mengimplementasikan ketentuan yang berlaku atau
ketentuan alternatif lain yang disetujui;
Perencanaan & penganggaran utk pengembangan &
penggantian yg perlu sesuai hasil identifikasi data
monitoring/ utk memenuhi ketentuan yg berlaku
& kemudian utk menunjukkan kemajuan dlm upa
ya memenuhi perencanaan. (lihat juga MFK.4.2)
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

13

Elemen penilaian MFK 1


1.Pimpinan RS & mereka yg bertanggung atas
pengelolaan fasilitas mengetahui adanya
peraturan perundang-undangan dan
ketentuan lainnya yg berlaku terhadap
fasilitas RS. a.l : Ijin-2
2.Pimpinan menerapkan ketentuan yg berlaku
atau ketentuan alternatif yg disetujui

3.Pimpinan memastikan RS memenuhi hasil


laporan atau catatan pemeriksaan
terhadap kondisi fasilitas
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

14

Yang harus dipersiapkan RS


Daftar peraturan yang terkait dng
perijinan- perijinan dan K-3
Ijin yang masih berlaku ijin RS, Petir,
Genset, IPAL, incenerator, Radiologi, Lift,
Boiler, dll
Rencana tindak lanjut terhadap hasil
pemeriksaan fasilitas

Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

15

Materi yang ditelusur :


Peraturan perundang-undangan fasilitas RS
Penerapan ketentuan tersebut di RS
Kesesuaian hasil laporan atau hasil pemeriksaan
fasilitas RS oleh petugas yang berwenang

Sasaran
Pimpinan RS
Ketua dan staf Panitia K3
Ketua unit pemeliharaan sarana
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

16

Standar MFK 2

RS menyusun dan menjaga


kelangsungan rencana
tertulis yg menggambarkan
proses untuk mengelola
resiko thd pasien, keluarga,
pengunjung dan staf
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

17

Maksud dan Tujuan MFK 2


RS menyusun satu rencana induk /rencana tahunan meliputi :

a. Keselamatan,

suatu tingkatan keadaan tertentu


dimana gedung, halaman/ground dan peralatan RS tidak
menimbulkan bahaya/risiko bagi pasien, staf dan
pengunjung

b. Keamanan, Proteksi dari kehilangan, pengrusakan dan


kerusakan, atau akses serta penggunaan oleh mereka yang
tidak berwenang

c. Bahan berbahaya, penanganan, penyimpanan dan


penggunaan bahan radioaktif dan bahan berbahaya
lainnya harus dikendalikan dan limbah bahan berbahaya
dibuang secara aman.
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

18

Maksud dan Tujuan MFK 2


d. Manajemen emergensi, tanggapan terhadap wabah,
bencana dan keadaan emergensi direncanakan dan efektif
e. Pengamanan kebakaran, Properti dan penghuninya
dilindungi dari kebakaran dan asap.
f. Peralatan medis, peralatan dipilih, dipelihara dan
digunakan sedemikian rupa untuk mengurangi risiko.
g. Sistem utilitas, listrik, air dan sistem pendukung lainnya
dipelihara untuk meminimalkan risiko kegagalan
pengoperasian
Master plan MFK Rencana bisa terpisah bisa jadi satu
Lihat KMK 1087 th 2010 tentang standar kesehatan kerja
dan keselamatan kerja
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

19

Elemen Penilaian MFK 2


1. Ada rencana tertulis yg mencakup a) sampai
f) di maksud & tujuan Dokumen rencana
tertulis
2. Rencana tersebut terkini atau telah di
update
3. Rencana tersebut telah dilaksanakan
sepenuhnya
4. RS memiliki proses evaluasi periodik dan
update rencana tahunan

Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

20

Dokumen yang harus dipersiapkan RS :


Dokumen :
1.

2.
3.

Program kerja keselamatan dan


keamanaan (K3) RS
Jadual pelaksanaan program kerja
Evaluasi disertai tindak lanjut

Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

21

Materi yang harus dipersiapkan RS :


1. Adanya pedoman/panduan untuk
penanggulangan bencana, K3, dan
pemeliharaan fasilitas RS
2. Proses pemutakhiran pedoman/panduan
tersebut
3. Implementasi terhadap pedoman/panduan
yang dibuat
4. Proses evaluasi secara teratur terhadap
pedoman/panduan tersebut
Dr Gatot Suharto Semarang - 2013

22

Standar MFK 3
Seorang atau lebih individu yg
berkualifikasi mengawasi
perencanaan dan
pelaksanaan program,
untuk mengelola resiko
di lingkungan pelayanan
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

23

Maksud dan Tujuan MFK 3


Program pengawasan meliputi :
a. Merencanakan semua aspek dari program;
b. Melaksanakan program;
c. Mendidik staf;
d. Memonitor dan melakukan uji coba program;
e. Melakukan evaluasi dan revisi program secara
berkala;
f. Memberikan laporan tahunan ke badan pengelola
tentang pencapaian program
g. Menyelenggarakan pengorganisasian dan
pengeleloaan secara konsisten dan terus-menerus
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

24

Elemen Penilaian MFK 3


1. Program Pengawasan dan Pengarahan
dapat ditugaskan kepada 1 org atau lebih.
2. Kompetensi petugas tersebut berdasarkan
pengalaman atau pelatihan
3. Petugas tersebut merencanakan dan
melaksanakan program pengawasan
meliputi elemen a) sampai g) dimaksud &
tujuan
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

25

Dokumen yang harus dipersiapkan RS :


Dokumen :
Program pengawasan manajemen risiko
fasilitas RS
Sertifikasi kompetensi
Laporan kerja

Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

26

Materi yang harus dipersiapkan RS :


1. Pelaksanaan pengawasan dan pengarahan
manajemen risiko fasilitas/ lingkungan RS
2. Persyaratan petugas yang boleh melakukan
pengawasan dan pengarahan
3. Rencana kerja dari petugas pengawas

Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

27

a.
b.
c.
d.
e.
f.

Perencanaan semua aspek dari program


Pelaksanaan program
Pelatihan staf
Monitoring dan uji coba program
Evaluasi dan revisi program secara berkala
Laporan berkala ke badan pemerintah tentang
pencapaian program
g. Pengorganisasian dan manajemen RS secara
konsisten dan terus-menerus
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

28

Standar MFK 3.1

Program monitoring yg
menyediakan data insiden,
cidera dan kejadian lainnya
yg mendukung perenca
naan pengurangan resiko
lebih lanjut.
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

29

Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

30

Maksud dan Tujuan:


Program manajemen risiko fasilitas/lingkungan, baik dalam RS
besar maupun kecil, perlu menugaskan seorang /lebih
untuk memimpin dan mengawasi.
Di RS kecil, satu orang bisa ditugaskan paruh waktu.
Di RS yang lebih besar bisa ditugaskan beberapa teknisi atau
petugas dengan pelatihan khusus.
Apapun penugasannya, semua aspek dari program harus
dikelola dng efektif & konsisten secara terus-menerus.
Berdasar ukuran dan kompleksitas rumah sakit, dapat dibentuk
komite resiko fasilitas/lingkungan dan diberi tanggung jawab mengawasi pelaksanaan & kesinambungan program .
Monitoring seluruh aspek dari program & memberikan data yg
berharga dalam rangka perbaikan program dan untuk
mengurangi lebih lanjut resiko di rumah sakit.
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

31

Elemen Penilaian MFK 3.1.


1. Ada program monitoring manajemen
risiko fasilitas/lingkungan
2. Data monitoring digunakan untuk
mengembangkan/meningkatkan
program

Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

32

Dokumen yang harus dipersiapkan:


1. Program monitoring manajemen resiko
2. Data hasil pemantauan program
manajemen risiko fasilitas/lingkungan

Materi telusur:
1. Tersedianya program monitoring terhadap
manajemen resiko fasilitas/lingkungan
2. Data pemantauannya

Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

33

2. KESELAMATAN
DAN
KEAMANAN
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

34

Standar MFK 4
RS merencanakan dan
melaksanakan program yg
menjamin keselamatan dan
keamanan lingkungan fisik
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

35

Maksud dan Tujuan MFK 4, 4.1, 4.2


Pimpinan rumah sakit menggunakan seluruh
sumber daya yang ada untuk menyediakan fasilitas
yang aman, efektif dan efisien (lihat juga AP.5.1, EP
1 dan AP.6.2, EP 1).
Pencegahan dan perencanaan penting untuk
menciptakan fasilitas pelayanan pasien yang aman
dan mendukung.
Untuk merencanakan secara efektif, rumah sakit
harus menyadari akan seluruh resiko yang ada pada
fasilitas (keselamatan, keamanan, kebakaran).

Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

36

Tujuannya adalah utk mencegah kecelakaan & cidera,


menjaga kondisi bagi keselamatan & keamanan
pasien, keluarga, staf dan pengunjung; serta
mengurangi & mengendalikan bahaya & resiko.
Ini khususnya penting selama masa pembangunan
atau renovasi.
Sebagai tambahan, untuk menjamin keamanan, semua
staf, pengunjung, vendor/pedagang & lainnya di
RS diidentifikasi & diberi tanda pengenal (badge)
yang sementara atau tetap atau langkah identifikasi
lain, juga seluruh area yang seharusnya aman,
seperti ruang perawatan bayi baru lahir, yang aman
dan dipantau.
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

37

Dapat dilakukan dengan menyusun suatu Rencana


Perbaikan Fasilitas (Facility Improvement Plan)
dengan inspeksi yang komprehensif terhadap
fasilitas, mencatat semua perabot yang tajam
atau rusak yang dapat menyebabkan cidera,
sampai lokasi dimana tidak ada jalan penyelamat
an bila terjadi kebakaran atau tidak ada cara
memonitor area yang aman.
Pemeriksaan berkala ini didokumentasikan untuk mem
bantu RS merencanakan & melaksanakan peningkat
an & anggaran perbaikan dan penggantian fasilitas
dalam rencana jangka lebih panjang.
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

38

Elemen Penilaian MFK 4 (6 EP)


1. RS memiliki program yg menjamin keselamatan dan
keamanan fasilitas fisik, termasuk monitoring dan
pengamanan area yg diidentifikasikan sebagai area
beresiko. Dokumen Program
2. Program yg memastikan bahwa semua staf,
pengunjung dan vendor dapat diidentifikasi dan
semua area beresiko termonitor dan terjaga (Lihat AP
5.1 EP 2; AP 6.2 EP 2) Dokumen Program
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

39

3.

Program, efektif untuk mencegah cidera dan


mempertahankan kondisi aman bagi pasien, keluarga, staf
dan pengunjung (Lihat SKP 6 EP 1) Dokumen Program

4.

Program meliputi keselamatan dan keamanan selama


pembangunan dan renovasi Dokumen Program

5.

Pimpinanan memanfaatkan sumber daya yg ada sesuai


rencana yg disetujui

6.

Bila unit independen ada dalam lingkungan fasilitas


pelayanan pasien yg disurvei, RS harus memastikan bahwa
unit tersebut mematuhi program keselamatan.

Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

40

Dokumen yang harus disiapkan :


Acuan:
1. Kepmen PU 10/2000
2. Permen PU 24/2008

Regulasi RS:
Kebijakan/pedoman/panduan/SPO keselamatan
dan keamanan fasilitas fisik
Program keselamatan dan keamanan fasilitas fisik
Dokumen:
Laporan kejadian cedera
Pelaksanaan pengamanan pada masa
pembangunan dan renovasi
MoU dengan penyewa lahan RS
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

41

Standar MFK 4.1.


RS melakukan pemeriksaan
seluruh gedung pelayanan pasien
dan mempunyai rencana untuk
mengurangi resiko dan menjamin
fasilitas fisik yg aman bagi pasien,
keluarga, staf dan penunjung
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

42

Elemen Penilaian MFK 4.1.


1.RS memiliki dokumen terkini dan akurat
tentang hasil pemeriksaan fasilitas fisik
Dokumen pemeriksaan
2.RS memiliki rencana mengurangi risiko
berdasarkan hasil pemeriksaan dokumen
rencana
3.RS membuat kemajuan dalam melaksanakan
rencana yg telah dibuat.
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

43

Dokumen yang harus disiapkan :


1. Hasil pemeriksaan fasilitas
2. Tindak lanjut atas hasil pemeriksaan
3. Hasil evaluasi

Materi Telusur
1. Pendokumentasian hasil pemeriksaan fasilitas
fisik terkini dan akurat
2. Tindak lanjut atas temuan dalam pemeriksaan
fisik untuk mengurangi risiko
3. Evaluasi terhadap upaya mengurangi risiko

Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

44

Standar MFK 4.2.


RS merencanakan dan menganggar
kan untuk meningkatkan atau
mengganti sistem, bangunan atau
komponen lainnya berdasarkan
hasil inspeksi dan tetap mematuhi
peraturan perundangan yg berlaku
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

45

Elemen Penilaian MFK 4.2.


1. RS menyusun rencana dan anggaran yang
memenuhi peraturan perundangan dan
ketentuan lain yg berlaku
2. RS mempunyai rencana dan anggaran untuk
memperbaiki atau mengganti sistem,
bangunan, atau komponen yg diperlukan
agar fasilitas tetap dapat beroperasi aman
dan efektif. (Lihat juga APK 6.1, EP 5)
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

46

Dokumen yang harus disiapkan :


Regulasi tentang fasilitas RS
Dokumen :
Anggaran untuk perbaikan

Materi Telusur
1. Rencana kerja dan anggaran fasilitas RS sesuai
peraturan yang berlaku
2. Implementasi dari RKA tersebut

Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

47

3. BAHAN
BERBAHAYA
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

48

Standar MFK 5
RS memiliki rencana dan pengenda
lian tentang inventaris, penanganan,
penyimpanan dan penggunaan
peralatan berbahaya serta rencana
dan pengendalian pembuangan
limbah peralatan berbahaya
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

49

Maksud dan Tujuan MFK 5


Rumah sakit mengidentifikasi dan mengendalikan secara aman bahan dan
limbah berbahaya (lihat juga AP.5.1, EP 1, dan AP.6 EP 1) sesuai rencana. Bahan
berbahaya dan limbahnya tersebut meliputi bahan kimia, bahan kemoterapi,
bahan dan limbah radioaktif, gas dan uap berbahaya serta limbah medis dan
infeksius lain sesuai ketentuan.

Rencana menetapkan proses untuk :


1. Inventarisasi bahan dan limbah berbahaya;
2. Penanganan, penyimpanan dan penggunaan bahan
berbahaya;
3. Pelaporan dan investigasi dari tumpahan, paparan (exposure)
dan insiden lainnya;
4. Pembuangan limbah berbahaya yang benar;
5. Peralatan dan prosedur perlindungan yang benar pada saat
penggunaan, ada tumpahan (spill) atau paparan (exposure);
6. Pendokumentasian, meliputi setiap izin dan perizinan/lisensi
atau ketentuan persyaratan lainnya;
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

50

Elemen Penilaian MFK 5

(8 EP)

1. RS mengidentifikasi bahan berbahaya dan limbahnya


dan membuat daftar terbaru bahan berbahaya yg ada
di RS. (Lihat juga AP 5.5 EP 1 & AP 6.6 EP 1) Dokumen daftar
2. Rencana meliputi penanganan, penyimpanan dan
penggunaan yg aman (Lihat juga AP 5.1 maksud & tujuan &
EP 3; AP 5.5 EP 3; AP 6,2 EP 4 & AP 6.6 EP 3) Dokumen Rencana

3. Rencana meliputi pelaporan dan investigasi dari


tumpahan (spill), paparan (exposure) dan insiden
lainnya. Dokumen Rencana

Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

51

4. Rencana meliputi penanganan limbah yg sesuai di dalam RS


dan pembuangan limbah bahan berbahaya yg aman dan
sesuai ketentuan yg berlaku (Lihat AP 6.2 EP 4) Dokumen
Rencana
5. Rencana meliputi alat dan prosedur perlindungan yg sesuai
selama menggunakan, tumpahan (spill) dan paparan
(exposure) (Lihat AP 5.1, EP 4, AP 2 EP 5 & AP 6.6 EP 5)
Dokumen Rencana
6. Rencana mengidentifikasi dokumen yg diperlukan, meliputi
setiap izin dan ketentuan lainnya berlaku. Dokumen
Rencana
7. Rencana meliputi pemasangan label bahan berbahaya dan
limbahnya (Lihat juga AP 5.5 EP 5 & AP 6.6 EP 5) Dokumen
Rencana
8. Bila terdapat unit independen dalam fasilitas pelayanan pasien
yg disurvei, RS memastikan bahwa unit tersebut mematuhi
rencana penanganan bahan berbahaya. Dokumen
Rencana
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

52

Dokumen yang harus disiapkan :


Regulasi RS tentang bahan dan limbah
berbahaya serta penggunaan APD
Dokumen implementasi :
1. Daftar dan lokasi bahan limbah berbahaya
terbaru di RS
2. Hasil investigasi dari tumpahan, paparan dan
insiden lainnya
3. MoU dengan penyewa lahan RS

Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

53

BAHAN BERBAHAYA

Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

54

4. Kesiapan
menghadapi
bencana
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

55

Standar MFK 6
RS membuat rencana manaje
men kedaruratan dan program
penanganan kedaruratan komu
nitas, wabah dan bencana baik
bencana alam atau
bencana lainnya.
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

56

RENCANA DAN PROGRAM PENANGANAN


KEDARURATAN.
a) Menentukan jenis, kemungkinan dan konsekuensi dari
bahaya, ancaman dan kejadian lainnya.
b) Menentukan aturan RS dalam setiap kejadian tersebut
c) Strategi komunikasi untuk setiap kejadian
d) Pengelolaan sumber daya selama kejadian, termasuk
sumber daya alternatif
e) Pengelolaan kegiatan klinik selama kejadian, termasuk
alternatif tempat
f) Identifikasi dan pengaturan penugasan dan tanggung jawab
staf selama kejadian
g) Ada proses mengelola keadaan darurat bila terjadi konflik
antara tanggung jawab staf dng tanggung jawab organisasi
dalam hal penempatan staf untuk pelayanan pasien
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

57

Elemen Penilaian MFK 6


1. RS harus mengidenfikasi kemungkinan terjadinya
bencana internal dan eksternal, seperti keadaan
darurat dalam masyarakat, wabah dan bencana
alam atau bencana lainnya, serta terjadinya
kejadian wabah yg menimbulkan terjadinya resiko
yg signifikan.
2. RS merencanakan untuk menangani kemungkinan
bencana, meliputi item a) sampai g) di maksud
dan tujuan di atas Dokumen Rencana

Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

58

Dokumen yang harus disiapkan :


Regulasi:
Pedoman penanggulangan kebakaran,
kewaspadaan bencana dan evakuasi
Dokumen :
Pelatihan penanggulangan kebakaran,
kewaspadaan bencana dan evakuasi

Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

59

Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

60

Standar MFK 6.1.


RS melakukan uji coba
(simulasi) penanganan
kedaruratan, wabah dan
bencana
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

61

Elemen Penilaian MFK 6.1.


1. Seluruh rencana diujicoba (ditest) secara berkala
atau setidaknya meliputi elemen kritis dari c)
sampai g) di atas
2. Pada akhir setiap test atau uji coba, dilakukan
penilaian (debriefing) dari test atau ujicoba
tersebut.
3. Bila terdapat unit independen dalam fasilitas
pelayanan pasien yg disurvei, RS harus
memastikan bahwa unit tersebut mematuhi
rencana kesiapan menghadapi bencana.
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

62

Dokumen yang harus disiapkan :


1. Program penanggulangan kebakaran,
kewaspadaan bencana dan evakuasi
2. Post test
3. Sertifikasi
4. MoU dengan penyewa lahan RS

Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

63

Materi Telusur
1. Implementasi ujicoba penanggulangan
kedaruratan komunitas sekurangkurangnya c) sampai g)
2. Hasil tanya jawab/posttest dari ujicoba
tersebut
3. Semua pihak yang ada di RS mematuhi
rencana kesiapan menghadapi bencana

Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

64

5. Pengamanan
kebakaran

Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

65

Standar MFK 7
RS merencanakan dan
melaksanakan program untuk
memastikan bahwa seluruh
penghuni RS aman dari kebakaran,
asap atau kedaruratan lainnya
dalam RS
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

66

Maksud dan Tujuan MFK 7 MFK 7.2


Kebakaran adalah risiko yang selalu ada di rumah sakit. Karenanya, setiap
rumah sakit perlu merencanakan bagaimana menjamin penghuni rumah sakit
tetap aman sekalipun terjadi kebakaran atau ada asap.

Rumah sakit merencanakan secara khusus :


1. Pencegahan kebakaran melalui pengurangan risiko kebakaran,
seperti penyimpanan dan penanganan secara aman bahan
mudah terbakar, termasuk gas medik, seperti oksigen;
2. Bahaya yang terkait dengan setiap pembangunan di dalam atau
berdekatan dengan bangunan yang dihuni pasien;
3. Jalan keluar yang aman dan tidak terhalang bila tejadi kebakaran;
4. Sistem peringatan dini, sistem deteksi dini, seperti, deteksi asap
(smoke detector), alarm kebakaran, dan patroli kebakaran; dan
5. Mekanisme penghentian/supresi (suppression) seperti selang air,
supresan kimia (chemical suppressants) atau sistem
penyemburan (sprinkler).
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

67

Maksud dan Tujuan MFK 7 MFK 7.2


Tindakan ini, bila digabungkan akan memberi waktu yang cukup bagi pasien,
keluarga, staf dan pengunjung untuk menyelamatkan diri dari kebakaran dan
asap. Tindakan ini tanpa memandang umur, ukuran atau kontruksi dari fasilitas.
Contohnya, fasilitas berbahan batu bata satu tingkat akan menggunakan
metode yang berbeda dengan fasilitas kayu yang besar dan bertingkat.

Rencana pengamanan kebakaran rumah sakit mengidentifikasi :


1. Frekuensi pemeriksaan, uji coba dan pemeliharaan sistem
perlindungan dan pengamanan kebakaran, sesuai ketentuan;
2. Rencana evakuasi yang aman dari fasilitas bila terjadi kebakaran
atau ada asap;
3. Proses untuk melakukan uji coba semua bagian dari rencana,
dalam jangka waktu 12 bulan;
4. Pendidikan yang perlu bagi staf untuk dapat melindungi secara
efektif dan mengevakuasi pasien bila terjadi kedaruratan, dan ;
5. Partisipasi semua staf dalam uji coba pengamanan kebakaran
sekurang-kurangnya setahun sekali.
68

Maksud dan Tujuan MFK 7 MFK 7.2


1.
2.

3.

4.

5.

Sebuah ujicoba rencana dapat dilakukan dengan beberapa cara.


Sebagai contoh, rumah sakit dapat menetapkan fire marshal /perwira
kebakaran untuk setiap unit dan dia ditugasi untuk menanyai staf secara
acak tentang apa yang akan mereka lakukan jika kebakaran terjadi pada
unit mereka.
Staf dapat diberi pertanyaan spesifik, seperti "Dimana letak katup penutup
oksigen? Jika anda harus menutup katup oksigen, bagaimana cara Anda
merawat/mengasuh pasien yang membutuhkan oksigen? Di mana letak
alat pemadam api pada unit anda? Bagaimana anda melaporkan kejadian
kebakaran? Bagaimana anda melindungi pasien selama terjadinya
kebakaran? Bila anda harus mengevakuasi pasien, prosesnya bagaimana?
Staf seharusnya dapat merespon dengan tepat pertanyan tersebut. Bila
tidak, hal ini harus didokumentasikan dan dikembangkan suatu rencana
reedukasi.
Fire marshal harus selalu membuat catatan tentang siapa saja yang
berpartisipasi. Rumah sakit dapat juga mengembangkan tes tertulis untuk
staf yang terkait dengan pengamanan kebakaran sebagai bagian dari uji
coba rencana.
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

69

Elemen Penilaian MFK 7


1. RS memiliki program untuk memastikan seluruh
penghuni RS aman dari kebakaran , asap atau
kedaruratan lain. Dokumen program
2. Program dilaksanakan secara terus-menerus dan
komprehensif untuk memastikan bahwa seluruh
ruang rawat pasien dan tempat kerja staf termasuk
dalam program.
3. Bila terdapat unit independen dalam fasilitas
pelayanan pasien yg akan disurvei, RS harus
memastikan bahwa unit tersebut mematuhi rencana
pencegahan dan penanggulangan kebakaran.

Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

70

Standar MFK 7.1.


Perencanaan meliputi pencegahan,
deteksi dini, penghentian/
pemadaman (suppression),
meredakan dan jalur evakuasi aman
(safe exit) dari fasilitas sebagai respon
terhadap kedaruratan akibat
kebakaran atau bukan kebakaran.
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

71

Elemen Penilaian MFK 7.1


1. Program termasuk pengurangan risiko kebakaran;
2. Program termasuk asesmen risiko kebakaran saat ada
pembangunan di atau berdekatan dengan fasilitas;
3. Program termasuk deteksi dini kebakaran dan asap;
4. Program termasuk meredakan kebakaran dan
pengendalian (containment) asap.

5. Program termasuk evakuasi/ jalan keluar yang aman


dari fasilitas bila terjadi kedaruratan akibat kebakaran
dan kedaruratan bukan kebakaran.
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

72

Standar MFK 7.2.


Rumah sakit secara teratur
melakukan uji coba rencana
pengamanan kebakaran dan asap,
meliputi setiap peralatan yang
terkait untuk deteksi dini dan
penghentian (suppression) dan
mendokumentasikan hasilnya.
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

73

Elemen Penilaian MFK 7.2


1. Sistem deteksi kebakaran dan pemadaman diinspeksi dan diuji
coba, serta dipelihara, yang frekuensinya ditetapkan oleh rumah
sakit
2. Staf dilatih untuk berpartisipasi dalam perencanaan pengamanan
kebakaran dan asap (lihat juga MFK.11.1, EP1)
3. Semua staf berpartisipasi sekurang-kurangnya setahun sekali
dalam rencana pengamanan kebakaran dan asap. (Lihat juga MFK
11.1, EP 1).
4. Staf dapat memeragakan cara membawa pasien ke tempat aman.

5. Pemeriksaan, uji coba dan pemeliharaan peralatan dan sistem


didokumentasikan.
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

74

Dokumen yang harus disiapkan :


Regulasi tentang pemeliharaan sistem deteksi
kebakaran dan pemadaman
Dokumen :
1. Daftar sistem deteksi kebakaran dan alat
pemadaman
2. Bukti ujicoba dan pemeliharaan sistem
deteksi serta alat pemadam
3. Sertifikasi pelatihan pemadaman dan
evakuasi
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

75

Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

76

COLCATA , INDIA , DESEMBER 2011

Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

77

78

Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

79

Standar MFK 7.3.


Rumah sakit menyusun
dan mengimplementasikan
kebijakan pelarangan
merokok.
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

80

Maksud dan Tujuan MFK 7.3


Rumah Sakit menyusun dan mengimplementasikan
kebijakan pelarangan merokok, yang :
1. Berlaku bagi seluruh pasien, keluarga, staf dan
pengunjung;
2. Melarang merokok di lingkungan rumah sakit
Acuan :
Instruksi Menkes RI No. 84/Menkes/Inst/II/2002 tentang
Kawasan Tanpa Rokok di Tempat Kerja dan Sarana
Kesehatan
Regulasi tentang larangan merokok

Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

81

Elemen Penilaian MFK 7.3.


1. RS membuat dan mengembangkan kebijakan
dan atau prosedur untuk melarang atau
membatasi merokok. Dokumen Kebijakan
& prosedur
2. Kebijakan dan atau prosedur tersebut berlaku
bagi pasien, keluarga, pengunjung dan staf.
3. Kebijakan dan atau prosedur tersebut
dimplementasikan
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

82

6. Peralatan
medis
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

83

Standar MFK 8
Rumah sakit merencanakan dan
mengimplementasikan program
untuk pemeriksaan, uji coba &
pemeliharaan peralatan medis
dan mendokumentasikan
hasilnya.
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

84

Maksud dan Tujuan MFK 8 dan MFK 8.1


Untuk menjamin ketersediaan dan berfungsi/laik pakainya
peralatan medis, rumah sakit :
1. Melakukan inventarisasi peralatan medis;
2. Melakukan pemeriksaan peralatan medis secara teratur;
3. Melakukan uji coba peralatan medis sesuai dengan
penggunaan dan ketentuannya;
4. Melaksanakan pemeliharaan preventif.
Staf yang kompeten memberikan pelayanan ini. Peralatan
diperiksa dan diuji coba sejak masih baru dan seterusnya, sesuai
umur dan penggunaan peralatan tersebut atau sesuai instruksi
pabrik. Pemeriksaan, hasil uji coba dan setiap kali pemeliharaan
didokumentasikan.Ini membantu memastikan kelangsungan
proses pemeliharaan dan membantu bila menyusun rencana
permodalan
untuk
penggantian,
perbaikan/peningkatan
(upgrade), dan perubahan lain. (lihat juga AP.6.5, Maksud dan
Tujuan)
85
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

Elemen Penilaian MFK 8


1. Manajemen peralatan medis dilaksanakan sesuai rencana.
(Lihat juga AP 5.4 EP 1; AP 6.5 EP 1) Dokumen rencana
2. Ada daftar inventaris untuk seluruh peralatan medis. (Lihat juga
AP 5.4 EP 3; AP 6.5 EP 3) dokumen inventaris
3. Peralatan medis secara berkala diinspeksi (Lihat juga AP 5.4 EP
4; AP 6.5 EP 4)
4. Peralatan medis diuji coba saat baru dan seterusnya sesuai
ketentuan (Lihat juga AP 5.4 EP 5; AP 6.5 EP 5)
5. Ada program pemeliharaan preventif (Lihat juga AP 5.4 EP 6; AP
6.5 EP 6) dokumen program
6. Tenaga yg berkualifikasi (qualified individuals) yg
melaksanakan kegiatan ini.
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

86

Dokumen yang harus disiapkan :


Rencana Kerja dan Anggaran alat medis

Dokumen :
1. Daftar inventaris peralatan medis
2. Bukti pemeliharaan dan kalibrasi alat medis
3. Bukti ujicoba alat
4. Surat tugas/ sertifikasi petugas pemeliharaan
alat

Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

87

Standar MFK 8.1.


RS mengumpulkan data hasil monito
ring terhadap program manajemen
peralatan medis, digunakan dalam
menyusun rencana kebutuhan
jangka panjang RS utk peningkatan
dan penggantian peralatan.
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

88

Elemen Penilaian MFK 8.1.


1. Data monitoring dikumpulkan dan
didokumentasi untuk program manajemen
peralatan medis . (Lihat juga AP 5.4 EP 7; AP
6.5 EP 7)
2. Data monitoring akan digunakan untuk
maksud perencanaan dan perbaikan

Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

89

Standar MFK 8.2


Rumah sakit mempunyai
sistem penarikan kembali
produk/peralatan

Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

90

Maksud dan Tujuan MFK 8.2


Rumah sakit mempunyai proses identifikasi, penarikan
dan pengembalian atau pemusnahan produk dan
peralatan medis yang ditarik kembali oleh pabrik atau
suplaier. Ada kebijakan atau prosedur yang mengatur
penggunaan setiap produk atau peralatan yang ditarik
kembali (under recall).
Dokumen yang disiapkan
Regulasi tentang penarikan kembali produk/peralatan RS
Dokumen :
Bukti penarikan produk/alat
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

91

Elemen Penilaian MFK 8.2.


1. Ada sistem penarikan produk/peralatan
dokumen sistem

2. Kebijakan dan prosedur yg membahas tentang


penggunaan produk dan peralatan yg dalam
proses penarikan. Dokumen kebijakan &
prosedur
3. Kebijakan dan prosedur tersebut
diimplementasikan.

Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

92

Standar MFK 9
Air minum dan listrik tersedia
24 jam sehari, tujuh hari
seminggu, melalui sumber
reguler atau alternatif, untuk
memenuhi kebutuhan utama
asuhan pasien.
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

93

Elemen Penilaian MFK 9


1.Air minum tersedia 24 jam sehari,
tujuh hari seminggu
2.Listrik tersedia 24 jam sehari, tujuh
hari seminggu

Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

94

Standar MFK 9.1.


Rumah sakit memiliki proses
emergensi untuk melindungi
penghuni rumah sakit dari kejadian
terganggunya, terkontaminasi atau
kegagalan sistem pengadaan air
minum dan listrik
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

95

Maksud dan Tujuan MFK 9.1 9.2


Untuk menghadapi keadaan emergensi tersebut, rumah sakit :
1. Mengidentifikasi peralatan, sistem dan tempat yang potensial
menimbulkan risiko tertinggi terhadap pasien dan staf (sebagai
contoh, mengidentifikasi area yang memerlukan pencahayaan,
pendinginan, alat pendukung hidup /life support, dan air bersih
untuk membersihkan dan mensterilkan perbekalan);
2. Melakukan asesmen dan meminimasilasi risiko dari kegagalan
sistem pendukung di tempat-tempat tersebut;
3. Merencanakan sumber darurat listrik dan air bersih untuk tempat
tersebut dan kebutuhannya;
4. Melakukan uji coba ketersediaan dan keandalan sumber darurat
listrik dan air;
5. Mendokumentasikan hasil uji coba;
6. Memastikan bahwa pengujian alternatif sumber air dan listrik
dilakukan minimal/sekurang-kurangnya setiap tahun atau lebih
sering jika diharuskan oleh peraturan perundangan atau oleh kondisi
sumber listrik dan air;
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

96

Elemen Penilaian MFK 9.1.


1.RS mengidentifikasi area dan pelayanan yg
beresiko tinggi bila terjadi kegagalan sistem
listrik dan pengadaan air minum atau air
minum terkontaminasi atau terputus.
2.RS berusaha untuk mengurangi risiko bila hal
itu terjadi.
3.RS merencanakan alternatif sumber listrik &
air minum dalam keadaan emergensi.
Dokumen rencana
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

97

Standar MFK 9.2.


Rumah sakit melakukan uji
coba sistem emergensi dari air
minum dan listrik secara teratur
sesuai dengan sistem dan
hasilnya didokumentasikan.
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

98

Elemen Penilaian MFK 9.2.


1.RS secara teratur melakukan uji coba sumber air minum
alternative setidaknya setahun sekali atau lebih sering
bila diharuskan oleh peraturan perundangan yg berlaku
atau oleh kondisi sumber air

2.RS mendokumentasi hasil uji coba tersebut


3.RS secara teratur melakukan uji coba sumber listrik
alternative setidaknya setahun sekali atau lebih sering
bila diharuskan oleh peraturan perundangan yg berlaku
atau oleh kondisi sumber listrik.
4.RS mendokumentasi hasil uji coba tersebut
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

99

Standar MFK 10
Sistem listrik, limbah, ventilasi,
gas medis dan sistem kunci
lainnya secara teratur diperiksa,
dipelihara, dan bila perlu
ditingkatkan
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

100

Maksud dan Tujuan MFK 10 MFK 10.2


Pengoperasian sistem pendukung dan sistem kunci lainnya di rumah
sakit secara aman, efektif dan efisien perlu/esensial bagi
keselamatan pasien, keluarga, staf dan pengunjung serta untuk
memenuhi kebutuhan asuhan pasien. Sebagai contoh, kontaminasi
limbah di area persiapan makanan, ventilisasi yang tidak adekuat di
laboratorium klinis, penyimpanan tabung oksigen yang tidak aman,
kebocoran pipa oksigen dan kabel listrik bertegangan berjumbai dan
kesemuanya bisa menimbulkan bahaya. Untuk menghindari ini dan
bahaya lainnya, rumah sakit mempunyai proses sistem pemeriksaan
yang teratur dan melakukan pencegahan dan pemeliharaan lainnya.
Selama uji coba, perhatian ditujukan pada komponen kritis (sebagai
contoh, switches dan relays) dari sistem tersebut. Sumber listrik
emergensi dan cadangan diuji coba dalam lingkungan yang
direncanakan dan mensimulasikan beban aktual yang dibutuhkan.
Peningkatan dilakukan sesuai kebutuhan, misalnya penambahan
pelayanan listrik di area yang punya peralatan baru.
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

101

Maksud dan Tujuan MFK 10 MFK 10.2


Kualitas air bisa berubah secara mendadak karena banyak sebab, beberapa
mungkin di luar rumah sakit, seperti putusnya pipa penyaluran /supply ke
rumah sakit atau adanya kontaminasi di sumber air kota. Kualitas air juga
merupakan faktor kritis dalam proses asuhan klinis, seperti pada chronic renal
dialysis. Karenanya, rumah sakit menyusun proses pemantauan kualitas air
secara teratur, meliputi pemeriksaan biologis/biological air yang digunakan
untuk hemodialisis. Frekuensi pemantauan dilaksanakan sebagian berdasarkan
pengalaman dengan masalah kualitas air. Pemantauan dapat dilakukan oleh
staf yang ditunjuk oleh rumah sakit, seperti staf dari laboratorium klinis atau
oleh otoritas kesehatan masyarakat atau penilik air dari luar rumah sakit yang
dinilai kompeten untuk menjalankan pemeriksaan ini. Menjadi tanggung jawab
rumah sakit untuk memastikan bahwa pemeriksaan dilakukan secara lengkap
sesuai ketentuan.
Pemantauan sistem yang esensial /penting membantu rumah sakit mencegah
terjadinya masalah dan menyediakan informasi yang diperlukan untuk
membuat keputusan dalam perbaikan sistem dan dalam merencanakan
peningkatan atau penggantian sistem utiliti/pendukung. Data hasil monitoring
didokumentasikan.
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

102

Elemen Penilaian MFK 10


1.RS mengidentifikasi sistem pendukung, gas
medis, ventilisasi dan sistem kunci lainnya.
2.Pemeriksaan sistem kunci secara berkala
3.Uji coba sistem kunci secara berkala
4.Pemeliharaan berkala sistem kunci
5.Peningkatan sistem kunci yg sesuai
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

103

Standar MFK 10.1.


Monitoring kualitas air
minum secara berkala
oleh yg berwenang.
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

104

Elemen Penilaian MFK 10.1


1.Monitoring kualitas air minum secara
berkala
2.Uji coba (test) secara berkala air yg
digunakan untuk hemodialisis .

Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

105

Standar MFK 10.2.


RS mengumpulkan data hasil moni
toring program manajemen sistem
pendukung. Data tersebut diguna
kan untuk perencanaan jangka pan
jang program peningkatan dan
penggantian sistem pendukung.

Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

106

Elemen Penilaian MFK 10.2.


1. Data monitoring dikumpulkan dan dido
kumentasi untuk program manajemen
pendukung medis.
2. Data monitoring digunakan untuk tujuan
perencanaan dan peningkatan.

Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

107

Standar MFK 11
RS menyelenggarakan pendidik
an dan pelatihan bagi seluruh
staf tentang peran mereka dlm
menyediakan fasilitas asuhan
pasien yg aman dan efektif.
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

108

Maksud dan Tujuan MFK 11 MFK 11.3


Staf rumah sakit adalah sumber utama yang kontak dengan
pasien, keluarga dan pengunjung. Karenanya, mereka butuh
pendidikan dan pelatihan agar dapat melakukan perannya dalam
melakukan identifikasi dan mengurangi risiko, melindungi orang
lain dan dirinya sendiri, serta menciptakan fasilitas yang aman
(safe and secure) (lihat juga MFK.7.2, EP 3)
Setiap rumah sakit harus menentukan jenis dan tingkatan
pelatihan bagi stafnya dan mendokumentasikan program
pendidikan dan pelatihan. Program dapat meliputi instruksi
kelompok, materi pendidikan tercetak, komponen orientasi bagi
staf baru, atau mekanisme lainnya yang memenuhi kebutuhan
rumah sakit. Program dimaksud meliputi instruksi tentang proses
pelaporan risiko yang potensial, pelaporan insiden dan cedera,
serta penanganan bahan berbahaya dan bahan lainnya yang
mungkin menimbulkan risiko bagi dirinya atau bagi orang lain.
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

109

Maksud dan Tujuan MFK 11 MFK 11.3


Staf yang bertanggung jawab untuk mengoperasikan peralatan
medis mendapat pelatihan khusus. Pelatihan dapat dilakukan oleh
rumah sakit, pabrik peralatan medis tersebut, atau sumber
lainnya yang berpengetahuan banyak.
Rumah sakit merencanakan program yang dirancang untuk
melakukan tes berkala atas pengetahuan staf tentang prosedur
kedaruratan, meliputi prosedur pengamanan kebakaran,
tanggapan terhadap bahaya, seperti tumpahan bahan berbahaya;
dan tumpahannya, dan penggunaan peralatan medis yang
mungkin menimbulkan risiko pada pasien dan staf. Pengetahuan
dapat dites melalui berbagai cara, seperti peragaan perorangan
atau kelompok; pementasan simulasi seperti wabah yang timbul
di masyarakat, penggunaan tes tertulis atau komputer; atau cara
lain yang cocok dengan pengetahuan yang dites.Rumah sakit
mendokumentasikan siapa saja yang dites dan hasilnya.
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

110

Elemen Penilaian MFK 11


1. Adanya program pendidikan dan pelatihan yg
memastikan bahwa staf dapat secara efektif
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya untuk
setiap komponen dari manajemen fasilitas RS dan
program keselamatannya. (Lihat juga AP 5.1 EP 5;
AP 6.2 EP 6)
2. Program Pendidikan meliputi pengunjung, vendor,
pekerja kontrak dan lainnya sesuai jenis RS dan
keragaman stafnya.

Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

111

Standar MFK 11.1


Staf RS terlatih & memahami
ttg peran mereka dlm rencana
penanganan kebakaran, keama
nan, peralatan berbahaya dan
kedaruratan.
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

112

Elemen Penilaian MFK 11.1.


1. Staf dapat menjelaskan dan atau memperagakan perannya
dalam penanganan kebakaran.
2. Staf dapat menjelaskan dan atau memperagakan aksinya
dalam menghilangkan, mengurangi atau melaporkan yg
berkaitan dng keselamatan, keamanan dan resiko lainnya.
3. Staf dapat menjelaskan dan atau memperagakan tindakan
pencegahan, prosedur dan berperan dalam penyimpanan,
penanganan dan pembuangan limbah gas medis, bahan
berbahaya dan limbahnya dan lainnya yg berkaitan dng
kedaruratan.
4. Staf dapat menjelaskan dan atau memperagakan prosedur
dan peran mereka dalam penanganan kedaruratan dan
bencana internal atau ekternal (community).

Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

113

Standar MFK 11.2.


Staf RS terlatih untuk
mengoperasikan dan
memelihara peralatan
medis dan sistem utiliti
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

114

Elemen Penilaian MFK 11.2.


1. Staf dilatih untuk mengoperasikan peralat
an medis sesuai ketentuan pekerjaannya.
2. Staf dilatih untuk memelihara peralatan
medis sesuai ketentuan pekerjaannya.

Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

115

Standar MFK 11.3


Secara berkala RS melakukan test
pengetahuan staf melalui peraga
an, simulasi dan metode lainnya.
Testing ini didokumentasikan
dengan baik
Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

116

Elemen Penilaian MFK 11.3.


1. Pengetahuan staf ditest berdasarkan
perannya dalam mempertahankan fasilitas
RS agar tetap efektif dan aman.
2. Pelatihan dan Testing staf didokumentasikan
dng baik, mencatat siapa yg dilatih dan
ditest, serta hasilnya.

Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

117

No

RUANGAN

KONDISI
PEMERIKSAAN
FASILITAS
(atap/langit; pintu/pintu emergency; kunci; ventilasi;
penerangan; lantai; rambu-2/label; jalur evakuasi,
tangga; manajemen peralatan, perkabelan,dll)

1.

Ruang Bayi

Keamanan , MPO, HPK, MKI, PMKP/data

2.

Ruang Anak

Keamanan , MPO, HPK, MKI, PMKP/data

3.

Ruang ICU

Keamanan , MPO, HPK, MKI, PMKP/data

4.

Ruang OK

Keamanan , MPO, HPK, MKI, PMKP/data

5.

Laboratorium

Keamanan , MKI, PMKP/data

6.

Radiologi

Keamanan , MKI, PMKP/data


Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

118

8.

Daerah beresiko lihat


dokumen identifikasi risiko dari
RS (Daerah yang ditetapkan
sebagai daerah berbahaya
seperti, locker,ruangan untuk
linen kotor dan bersih,tempat
menyimpan oksigen
daerah beresiko)

Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

119

No

9.

Gudang Umum

Penyimpanan B3, rambu-2

10.

Gudang Tempat menyimpan


bahan berbahaya

Penyimpanan B3, rambu-2

11.

Gudang Farmasi

Penyimpanan B3, rambu-2

12.

Gudang tempat meyimpan


oksigen

Penyimpanan B3, rambu-2

13.

Dok tempat
Barang

penerimaan

Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

120

Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

121

Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

122

Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

123

Dr Gatot Suharto MKes.MMR Semarang - 2013

124

Anda mungkin juga menyukai