Anda di halaman 1dari 10

Daftar Isi

Kata Pengantar..1
Bab I
Pendahuluan.2
Bab II
Pembahasan..3-5
Bab III
Kesimpulan6
Saran7
Daftar Pustaka.8

Kata Pengantar

Makalah ini berjudul kegagalan dalam berkomunikasi (komunikasi tidak


effective). Makalah ini dibuat untuk tugas mata kuliah pengantar ilmu komunikasi.
Dalam makalah ini komunikasi tidak effective ini dibahas secara teoritis dan
dilengkapi dengan saran agar komunikasi menjadi effective.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kami memperlukan saran-saran untuk memperbaikinya, sehingga makalah ini bisa
mendekati kesempurnaan.

Jakarta, Desember 2013

BAB I
PENDAHULUAN

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam
kehidupannya

ia

berinteraksi

melalui

berkomunikasi.

Mengapa

kita

perlu

berkomunikasi? Apakah fungsi komunkasi bagi manusia? Pernyataan ini begitu luas,
bisa dilihat dari berbagai sudut pandang, sehingga tidak mudah kita jawab. Para pakar
selama ini lebih fasih membahas bagaimana berkomunikasi dari pada mengapa kita
berkomunikasi. Dari prespektif agama secara gampang kita bisa menjawab bahwa
Tuhanlah yang mengajari kita berkomunikasi, dengan menggunakan akal dan
kemampuan berbahasa yang di anugerahkannya kepada kita.
Orang yang tidak berkomunikasi dengan manusia bisa dipatkan akan tersesat
karena ia tidak berkesempatan menata dirinya dalam suatu lingkungan sosial.
Komunikasilah yang memungkinkan individu membangun suatu kerangka rujukan dan
menggunakannya sebagai panduan untuk menafsirkan situasi apapun yang ia hadapi.
Namun, dalam prosesnya komunikasi bisa menjadi effective dan tidak effective.
Hal itu disebabkan karena berbagai faktor-faktor. Dalam makalah ini, kami membahas
tentang komunikasi yang gagal (komunkasi yang tidak effective).

Bab II
Pembahasan
Ada banyak faktor yang memepengaruhi hubungan interpersonal dalam
kehidupan berkeluarga. Komunikasi interpersonal adalah proses komunikasi
yang berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap muka. Faktor
komunikasi merupakan pengaruh yang besar terhadap baik tidaknya suatu
hubungan.
Komunikasi adalah suatu proses menyampaikan sebuah informasi dari
satu orang kepada orang lain. Dalam proses komunikasi ini digunakan sebuah
media. Di dalam Keluarga. Faktor komunikasi ini adalah sangat penting dan
memegang peranan yang sangat besar.
Komunikasi haruslah dijalankan dengan benar dan tepat sehingga
maksud yang ingin disampaikan dari satu orang dapat diterima dengan baik oleh
orang lain, dengan demikian informasi dapat tersalurkan dengan tepat. Dan
makud dari komunikasi dapat diterima oleh si penerima pesan
Sedangkan

dalam

proses

komunikasi,

tidak

selalu

menghasilkan

komunikasi yang benar dan tepat. Terkadang proses komunikasi yang dijalankan
tidak begitu efektif atau bahkan boleh dikatakan gagal atau tidak berhasil.
Dalam keadaan komunikasi yang tidak efektif ini terjadi jika komunikasi
yang dilakukan gagal untuk mencapai tujuan dari dilakukannya komunikasi. Yaitu
pesan atau informasi gagal untuk disampaikan atau gagal untuk diterima oleh si
penerima pesan.
Komunikasi yang gagal atau tidak efektif ini dapat menyebabkan banyak
hal, di antaranya adalah tidak dapat ditransfernya informasi yang seharusnya
ditransfer. Jadi informasi yang ada hanya tetap tertimbun di dalam diri si pemberi
pesan tanpa bisa untuk diberikan kepada si penerima pesan.

Komunikasi yang tidak efektif juga sering menjadi penyebab rusaknya


suatu hubungan. Komunikasi yang tidak efektif menyebabkan timbulnya salah
paham, salah presepsi dan salah dalam pengambilan keputusan. Begitupun jika
intensitas komunikasinya tidak begitu baik, maka suatu hubungapun bisa
menjadi berantakan.
Contohnya, ada seorang istri yang merasa tidak mendapatkan perhatian
dan kasih dari suami. Sementara suami pun mengangap istrinya tidak peduli
dengan dirinya. Padahal keduannya mempunyai alasan mengapa bersikap
saling acuh tak acuh.
Suami yang lelah karena mencari nafkah membutuhkan dukungan dari
istrinya. Sedangkan si istri memangtermasuk tipe orang yang introvent. Akhirnya
keduannya merasa sudah tidak cocok lagi dan akhirnya memutuskan untuk
bercerai, padahal masalah mereka bisa selesai jika keduannya saling bicara
(baca: komunikasi)
Begitupun antara anak dan orang tua. Sering sekali antara anak dan
orang tua mereka terjaid keretakan hubungan yang disebabkab buruknya
komunikasi di dalam keluarga tersebut.
Sang anak yang merasa dirinya masi butuh kehadiran orang tua dalam
kehidupannya. Sementara itu, kedua orangtua sibuk bekerja dan jarang ada
dirumah. Si anak yang sudah merasa dibuang oleh orangtua mereka pun
melampiaskan rasa protesnya dengan mengkonsumsi narkotik.
Hierarki antara posisi orang tua dan anak tidak menyebabkan munculnya
prosedur formalitas komunikasi. Begitupun jika suami dan istri berbeda latar
belakang, baik perbedaan budaya, usia, pendidikan, maupun kepribadian.
Perbedaan-perbedaan tersebut tidak menjadi penghalang untuktetap saling
berkomunikasi. Namun, kenyataannya justru sebagian besar masalah keluarga
disebabkan oleh terganggunya proses komunikasi. Banyak faktor yang
menyebabkan komunikasi itu menjadi tidak efektif. Antara lain: pertama,
komunikasi yang dilakukan tidak dengan tulus (dari hati). Komunikasi yang

terjadi hanyalah suatu bentuk basa-basi yanpa adanya kehangayan hubungan.


Kedua, kedua komunikasi telah digantikan oleh hiburan, seperti televise, main
music, baca pikiran, dan lain-lain di dalam rumah. Ketiga, munculnya
pemahaman bahwa komunikasi berarti hatus lebih banyak bicara. Padahal
dalam komunikasi bukan hanya adanya kegiatan berbicara, tapi juga sewaktuwaktu harus menjadi pendengar yang baik.

Bab III
Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Dalam contoh diatas yaitu komunikasi interpersonal yang ada di dalam keluarga
menyebabkan komunikasi yang tidak efektif yang disampaikan oleh pengirim pesan
yang tidak bisa diterjemahkan oleh penerima pesan. Komunikasi sejatinya adalah
sebuah proses timbale balik antara satu orang dengan orang lain. Tujuan penting dari
pelaksanaan komunikasi ini adalah tertransfernya informasi yang ada dari satu pihak
kepada pihak lain. Komunikasi juga tidak sealu harus diartikan dengan berbicara atau
mengatakan dengan bahasa lisan. Inti dari kegiatan komunikasi adalah berpindahnya
informasi atau pesan dari satu oaring kepada orang lainatau bahwa orang yang diajak
untuk berkomunikasi dapat mengerti dengan benarmaksud dan tujuan dari orang yang
akan memberikan pesan sehingga pesan dapat diterima dengan baik.
Jika memang hal itu sudah dapat terjadi maka komunikasi sudah dapat
dikatakan berhasil. Tidak peduli apakah dalam pelaksanaannya menggunakan banyak
kata atau tidak. Faktor komunikasi merupakan kunci bagi kesuksesan hubungan dalam
berkeluarga. Karena itulah komunikasi dalam keluarga harus di lakukan secara
continue dan dipelihara dengan baik.

Saran

Dalam makalah ini kami membahas tentang komunikasi yang gagal dalam
keluarga. Komunikasi yang tidak efektif ini bisa menjadi komunikasi yang efektif jika
menggunakan teori dari joseph luth dan Harrington dengan konsep yang dikenal
dengan nama Johari Window, yang terdiri atas empat bagian, yakni: wilayah terbuka,
eilayah buta, wilayah tersembunya dan wilayah tidak dikenal. Komunikasi bisa berjalan
efektif jika wilayah terbuka lebih luas dari yang lainnya. Artinya, komunikatornya harus
mengenal diri sendiri dan mengetahui apa yang diketahui dan tidak diketahui oleh

komunikannya. Dalam contoh diatas, komunikanya mislanya adalah ayahnya dan


komunikannya adalah anaknya. Maka ayah harus mengetahui dirinya dan mengetahui
apa yang dibutuhkan anaknya ataupun tidak dibutuhkan anaknya agar tidak terjadi
kesalah pahaman dalam komunikasi atau menjadikan komunikasi itu menjadi tidak
efektif. Dengan menggunakan model johari window wilayah terbuka maka komunikasi
dalam keluarga tersebut akan menjadi efektif.

Daftar Pustaka

http://www.anneahira.com/faktor-komunikasi.htm tahun 2011


Dra. Amareni Siregar, MSi: Pengantar Ilmu Komunikasi 2011

Tugas kelompok
Pengantar Ilmu Komunikasi

Kelompok : 4
Nama

Devi amalia

2013-41-424

Riska Putri A.

2013-41-377

Nabila Fitriana

2013-41-428

Aldria

2013-41-

Natasya

2013-41-390

Dian Ayu Bahraeni

2013-41-429

Reza Fajar zein

2013-41-

Kelas

:D

Dosen : Dra. Hj. Amarleni Siregar, M.si

Anda mungkin juga menyukai