OLEH :
KELOMPOK 1
Mega
(F05112051)
(F05112068)
Meriyatni
(F05112073)
Mega Sintia
(F05112084)
Suripiana
(F05112090)
V(B) Reg A
1. Pautan Seks
Pautan sex (sex linkage) merupakan suatu keadaan dimana terdapat banyak gen tertentu
yang selalu terdapat pada kromosom sex. Adanya pautan sex menyebabkan suatu sifat muncul
hanya pada jenis kelamin tertentu. Ada dua jenis pautan sex, yaitu pautan X dan pautan Y.
Contoh pautan seks terpaut di gonosom X: persilangan antara lalat Drosophilla melanogaster
bermata merah dan putih.
Drosophilla melanogaster
P:
F1 :
P2 :
FZ :
XMY
XMXm
Dari contoh di atas dapat dilihat bahwa gen yang menyebabkan warna mata pada lalat
terdapat pada kromosom X. Mata merah disebabkan gen dominan M, dan mata putih disebabkan
gen resesif m. Hasil persilangan pada F, induk jantan yang bermata putih mewariskan gen m
pada anak betina, sedangkan induk betina yang bermata merah mewariskan gen M pada anak
jantan.
Catatan :
Pada anak jantan, X berasal dari induk betina
Pada anak betina, X berasal dari kedua induk
Inilah yang disebut konsep pewarisan sifat menyilang
Contoh pautan seks terpaut di gonosom Y : Penyakit Hypertrichosis, yaitu kondisi medis yang
menyebabkan pertumbuhan eksesif rambut di area dimana rambut tidak biasanya tumbuh.
Gen ht yang terdapat pada kromosom Y menyebabkan tumbuhnya rambut di tepi daun telinga.
Kelainan seperti ini banyak dijumpai pada para pria Pakistan.
F :
XYht x
XX
2. Pindah Silang
Pindah silang ialah proses penukaran segmen dari kromatid,terjadi antara kromatid yang
bukan pasangannya dari kromosom homolong dan berlangsung pada saat kromosom mengganda
menjadi 2 kromatid berpasangan (bersinapsis) dan yang homolog bergandeng pada bidang
ekuator.
Sebagian materi genetik kromosom homolog yang berpasangan saling bertukar tempat
sehingga materi genetik kromosom yang satu mendapat materi genetik kromosom pasangannya .
Akibat proses ini sel anak akan mendapat kromosom dari sel paternal (ayah) dan maternal (ibu)
sehingga terjadilah variasi sifat pada keturunan. Selanjutnya kromosom homolog saling
memisahkan diri.
Peristiwa pindah silang sangat umum terjadi pada saat pembentukan gamet pada
kebanyakan makhluk. Pindah silang terjadi pada akhir profase I atau awal metafase I yang terjadi
pada saat kromosom telah mengganda menjadi dua kromatid. Pindah silang umumnya terjadi
pada kromatid-kromatid tengah yaitu kromatid nomor dua dan tiga dari tetrad kromatid. Tetapi
tidak menutup kemungkinan adanya pindah silang pada kromatid-kromatid yang lain (Campbell,
2004).
Peristiwa pindah silang diikuti oleh patah dan melekatnya kromatid pada waktu profase
dalam pembelahan meiosis. Pindah silang mengakibatkan rekombinasi sehingga dihasilkan
kombinasi parental dan rekombinasi pada fenotipenya. Dalam menghitung presentase tipe
rekombinan di antara keturunan dapat digunakan unit peta, yaitu jarak antara gen-gen untuk
menyatakan posisi relatifnya pada suatu kromosom. Untuk menentukan unit peta antara gen-gen,
terlebih dahulu dihitung nilai pindah silang (NPS) = (jumlah tipe rekombinan / jumlah individu
seluruhnya) x 100% (Suryo,2010).
Persentase pindah silang digunakan untuk menggambarkan jarak antar gen yang bertaut,
dengan satuan ukuran unit peta. Satu unit sama dengan 1% pindah silang (rekombinan) dan
menunjukan jarak linier antar 2 gen tersebut. Frekuensi pindah silang sangat ditentukan oleh
jarak antar gen yaitu kemungkinan terjadinya pindah silang antar gen tersebut makin jauh. Jarak
sentromer mempengaruhi pindah silang, demikian pula umur organisme (makin tua makin
sedikit suhu, makin rendah atau lebih rendah 22oC), nutrisi dan pengaruh zat kimia. Tempat
dimana gen berada dalam kromosom (loci) berada pada analog linier di benang kromatid.
Pindah silang dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Pindah silang tunggal
Merupakan pindah silang yang terjadi pada satu tempat. Dengan terjadinya pindah
silang ini akan terbentuk 4 macam gamet. Dua macam gamet memiliki gen-gen yang
sama dengan gen-gen yang dimiliki induk (parental), sehingga dinamakan gamet tipe
parental. Dua gamet lainnya merupakan gamet-gamet baru, yang terjadi akibat adanya
pindah silang. Gamet-gamet ini dinamakan gamet rekombinasi. Gamet tipe parental
dibentuk lebih banyak dibanding dengan tipe rekombinasi.
dan B masih ada gen ketiga, misalnya gen C, maka terjadinya pindah silang ganda antara
A dan B akan nampak (Suryo,2010).
Pindah silang ganda dua faktor
1. Pindah silang ganda dua strand terjadi bila kedua pindah silang melibatkan dua kromatid
yang sama
2. Pindah silang ganda tiga strand terjadi bila pindah silang yang kedua melibatkan satu
kromatid yang sama dengan pindah silang yang pertama dan kromatid tersebut berpindah
silang dengan kromatid ketiga.
3. Pindah silang ganda empat strand terjadi bila pindah silang pertama dan pindah silang kedua
melibatkan pasangan kromatid yang berbeda. (Suryo,1984 )
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya pindah silang:
1. Temperatur,
Temperatur atau suhu yang melebihi atau kurang dari temperatur biasa dapat
memperbesar kemungkinan terjadinya pindah silang.
2. Umur,
Semakin tua seseorang, individu tersebut semakin rentang terjadi pindah silang.
3. Zat kimia tertentu dapat memperbesar kemungkinan pindah silang,
Zat kimia yang menyebabkan mutagen serta perubahan struktur DNA contohnya zat
karsinogenik, rokok, minuman keras, Psikotropika, narkotika dan zat kimia sintetik lainnya yang
dapat masuk kedalam sistem tubuh manusia.
4. Penyinaran dengan sinar -X dapat memperbesar kemungkinan pindah silang,
Hal ini disebabkan terjadinya kerusakan terhadap zat hereditas yaitu DNA / kromosom
pada manusia.
5. Jarak antara gen-gen yang terangkai,
Menurut hasil penelitian oleh para ahli, semakin jauh gen yang terangkai, akan
memperbesar kemungkinan terjadinya pindah silang.
6. Jenis kelamin,
Pada spesies tertentu seperti Ulat SUtera Bombix mori yang betina tidak pernah terjadi
pindah silang, demikian pula pada lalat Drosophila jantan. Kesimpulan ini diambil berdasarkan
penelitian T.H. Morgan dan C.B. Bridges.
Hubungan Pindah Silang dan Rekombinasi Sifat
Bukti adanya hubungan antara pindah silang dengan rekombinasi sifat-sifat genetik
dilaporkan pada tahun 1931 oleh Herriette B. Creighton dan Barbara McClintock yang meneliti
kromosom jagung. Melalui pengamatan sitologi yang dikombinasikan dengan pengamatan
morfologi dapat dilihat hubungan antara perubahan bentuk kromosom dengan perubahan
morfologi tanaman. Dalam percobaan ini digunakan jagung yang pada kromosom-9-nya
mempunyai knob heterokromatin pada satu ujung, dan mempunyai segmen hasil translokasi dari
kromosom-8 pada ujung lainnya. Translokasi ialah pertukatan ruas antara kromosom yang
bukan pasangan homolog. Pada percobaan sebelumnya McClintock (1930) berhasil menemukan
adanya translokasi antara kromosom ke 9 dengan kromosom ke 8. Sebagai penanda morfologi
digunakan warna aleoron dan kandungan pati endosperma. Penanda genetik yang digunakan
ialah alel C (memberi warna pada aleoron), c (tidak mewarnai aleoron); Wx (endosperma tanpa
pati); dan wx (aleoron berpati).
Dalam percobaan dilakukan persilangan. Tetua pertama membawa dua jenis kromosom,
yaitu yang pertama bermorfologi kromosom 8 normal, sedangkan yang kedua membawa bagian
kromosom 9 tertranslokasi dan berknob. Tetua yang kedua mengandung kromosom 8 normal.
Alel C hanya terdapat pada kromosom dengan knob, sedangkan pada bagian dekat potongan
translokasi terdapat alel wx. Pengamatan polen dilakukan untuk melihat genotipe lokus
(Wx;wx). Dari 243 tanaman turunan hasil persilangan yang diamati, terlihat berbagai bentuk
kromosom dan di antaranya terlihat adanya kromosom hasil pindah silang. Ditemukan bahwa
semua tanaman yang aleoronnya berwarna (mengandung C) kromosomnya selalu mempunyai
knob, dan hampir seluruh tanaman yang membawa bagian translokasi selalu mengandung alel
wx. Dari sini terlihat bahwa rekombinasi sifat merupakan hasil pertukaran segmen kromosom
atau pindah silang.
Frekuensi pindah silang dapat dihitung sebagai berikut:
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2013.
Pautan
dan
Pindah
Silang.