DISUSUN OLEH
NAMA : WAHYUNI
NIM :F05112025
KELOMPOK: 4
ABSTRACT
Water is the source of life for living organisms, not least with plants. Loss of
water in vapor form from the cell surface life cells in plants is called
transpiration. transpiration can occur in all parts of the plant, while the plant is
still alive. Transpiration occurs mainly on the leaf surface. Transpiration from
leaf surfaces primarily takes place through stomata is called transpiration
stomata, but some are through the cuticle (cuticle transpiration). Transpiration
can be influenced by factors in the environment. Factors influencing transpiration
is the amount and location of stomata, thick and thin leaf surface, thick and thin
cuticle. While the environmental factors that influence transpiration is light,
temperature, humidity, wind and soil water content. Therefore, by observing the
plant Coleus sp. leaf transpiration rate can be determined by measuring the rate
of water absorption photometric method. The aimed of this practicum is to
measure the time the leaf transpiration rate indirectly by measuring the rate of
water absorption. based on the observations that have been made in several
conditions indicate that outcome absorption that is different, that is the condition
under the sun transpiration rate was 22.5 X10-5, while the front of the fan and in
the
lab
table
shows
the
same
transpiration
rate
is
1.667
X10-5.
ABSTRAK
Air merupakan sumber kehidupan bagi mahluk hidup , tak terkecuali
dengan tumbuhan. Kehilangan air dalam bentuk uap dari permukaan sel sel
hidup pada tumbuhan disebut transpirasi . transpirasi ini dapat terjadi pada
semua bagian tumbuhan, selagi tumbuhan tersebut masih hidup. Transpirasi ini
terjadi terutama pada permukaan daun . Transpirasi dari permukaan daun
terutama sekali berlangsung melalui stomata disebut juga transpirasi stomata,
tetapi ada pula yang melalui kutikula ( transpirasi kutikula ). Transpirasi dapat
dipengaruhi oleh faktor dalam dan lingkungan. Faktor dalam mempengaruhi
transpirasi adalah jumlah dan letak stomata, tebal dan tipis permukaaan daun,
tebal dan tipisnya kutikula. Sedangkan faktor lingkungan yang mempengaruhi
transpirasi adalah cahaya, suhu, kelembaban uadara, angin dan kandungan air
tanah. Oleh sebab itu, dengan melakukan pengamatan pada tanaman Coleus sp.
dapat diketahui kecepatan transpirasi daun dengan mengukur kecepatan absorpsi
airnya menggunakan metode fotometri. Adapun tujuan dari praktikum kali ini
adalah mengukur kecepatan transpirasi daun secara tidak langsung dengan
mengukur kecepatan absorbsi airnya . berdasarkan pengamatan yang telah
dilakukan dalam beberapa kondisi yaitu menunjukan asil absorbsi yang berbedda
beda , yaitu dalam kondisi di bawah matahari kecepatan transpirasinya adalah
22,5X10-5, ssedangkan ddidepan kipas angin dan di meja praktikum menunjukan
kecepatan transpirasi yang sama yaitu 1,667X10-5.
Kata kunci : air, Coleus sp. ,transpirasi
PENDAHULUAN
1 Pengertian Transpirasi
Transpirasi adalah hilangnya air dari tubuh-tumbuhan dalam bentuk uap
melalui stomata, kutikula atau lentisel (Soedirokoesoemo, 1993).
Kemungkinan kehilangan air dari jaringan tanaman melalui bagian tanaman yang
lain dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangna tersebut sangat kecil dibanding
dengan yang hilang melalui stomata. Oleh sebab itu, dalam perhitungan besarnya
jumlah air yang hilang dari jaringan tanaman umumnya difokuskan pada air yang
hilang melalui stomata. Transpirasi merupakan bagian dari siklus air, dan itu
adalah hilangnya uap air dari bagian tanaman (mirip dengan berkeringat),
terutama pada daun tetapi juga di batang, bunga dan akar.
Permukaan daun yang dihiasi dengan bukaan yang secara kolektif disebut
stomata, dan dalam kebanyakan tanaman mereka lebih banyak pada sisi bawah
dedaunan. Transpirasi juga dapat mendinginkan tanaman dan memungkinkan
aliran massa nutrisi mineral dan air dari akar ke tunas. Aliran massa air dari akar
ke daun disebabkan oleh penurunan hidrostatik (air) tekanan di bagian atas dari
tumbuhan karena difusi air dari stomata ke atmosfer. Air diserap pada akar dengan
osmosis, dan semua nutrisi mineral dilarutkan perjalanan dengan melalui xilem.
Lebih dari 20 % air yang diambil oleh akar dikeluarkan ke udara sebagai uap air.
Sebagian besar uap air yang ditranspirasi oleh tumbuhan tingkat tinggi berasal
dari daun selain dari batang, bunga dan buah.Transpirasi menimbulkan arus
transpirasi yaitu translokasi air dan ion organik terlarut dari akar ke daun melalui
xilem
Uap air berdifusi dari ruangan udara yang lembap pada daun ke udara yang
lebih kering melalui stomata. Penguapan dari lapisan tipis air yang melapisi selsel mesofil mempertahankan kelembapan tinggi ruangan udara itu. Kehilangan air
ini menyebabkan lapisan tipis air itu membentuk meniskus, yang semakin lama
semakin cekung ketika laju transpirasi meningkat. Terbentuknya meniskus ini
terjadi karena kombinasi kedua gaya yang bekerja pada air. Dalam artian, air itu
ditarik oleh gaya adhesi dan kohesi. Kohesi air akibat ikatan hydrogen
memungkinkan transpirasi mampu menarik air ke atas melewati pembuluh xylem
dan trakeid yang sempit yang tanpa kolom air ini menjadi pecah. Pada
kenyataannya, daya tarik transpirasi itu dengan bantuan kohesi air dihantarkan
dari akar ke seluruh daun. Aliran massal air ke puncak suatu pohon digerakkan
tenaga surya, karena penyerapan cahaya matahari oleh daun yang menyebabkan
penguapan yang bertanggung jawab atas daya tarik transpirasional. ( Campbell,
2003 ) .
Ada dua tipe transpirasi, yaitu (1) transpirasi kutikula adalah evaporasi air
yang terjadi secara langsung melalui kutikula epidermis; dan (2) transpirasi
stomata, yang dalam hal ini kehilangan air berlangsung melalui stomata. Kutikula
daun secara relatif tidak tembus air, dan pada sebagian besar jenis tumbuhan
transpirasi kutikula hanya sebesar 10 persen atau kurang dari jumlah air yang
hilang melalui daun-daun. Oleh karena itu, sebagian besar air yang hilang melalui
daun-daun (Loveless, 1991).
Ada 2 tipe transpirasi yaitu
1. Transpirasi kutikula, adalah evaporasi air yang terkecil secara langsung
melalui kutikula epidermis, dan
2. Transpirasi stomata, yang dalam hal ini kehilangan air berlangsung
melalui stomata .
Kutikula dalam daun secara relatif tidak tembus air, dan pada jsebagian besar
jenis tumbuhan transpirasi kutikula hanya sebesar 10 % atau kurang dari jumlah
air yang hilang melalui daun-daun. Oleh karena itu, sebagian besar air yang hilang
terjadi melalui stomata.(Pranita ,2011).
2. faktor yang mempengaruhi transpirasi
Ada banyak langkah dimana perpindahan air dan banyak faktor yang
mempengaruhi
pergerakannya.
Besarnya
uap
air
yang
ditranspirasikan
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: (1) Faktor dari dalam tumbuhan
(jumlah daun, luas daun, dan jumlah stomata), (2) Faktor luar (suhu, cahaya,
kelembaban, dan angin). ( Salisbury, 1992 )
. Faktor-faktor tanaman yang mempengaruhi evapotranspirasi : 1.) Penutupan
stomata. Sebagian besar transpirasi terjadi melalui stomata karena kutikula secara
relatif tidak tembus air, dan hanya sedikit transpirasi yang terjadi apabila stomata
tertutup. Jika stomata terbuka lebih lebar, lebih banyak pula kehilangan air tetapi
peningkatan kehilangan air ini lebih sedikit untuk mesing-mesing satuan
penambahan lebar stomata Faktor utama yang mempengaruhi pembukaan dan
penutupan stomata dalam kondisi lapangan ialah tingkat cahaya dan kelembapan.
2.) Jumlah dan ukuran stomata. Jumlah dan ukuran stomata, dipengaruhi oleh
genotipe dan lingkungan mempunyai pengaruh yang lebih sedikit terhadap
transpirasi total daripada pembukaan dan penutupan stomata 3.) Jumlah daun.
Makin luas daerah permukaan daun, makin besar evapotranspirasi. 4.)
Penggulungan atau pelipatan daun. Banyak tanaman mempunyai mekanisme
dalam daun yang menguntungkan
pengurangan transpirasi apabila persediaan air terbatas. 5.) Kedalaman dan
proliferasi akar. Ketersedian dan pengambilan kelembapan tanah oleh tanaman
budidaya sangat tergantung pada kedalaman dan proliferasi akar. Perakaran yang
lebih dalam meningkatkan ketersediaan air, dari proliferasi akar (akar per satuan
volume tanah ) meningkatkan pengambilan air dari suatu satuan volume tanah
sebelum terjadi pelayuan permanen (Gardner, et.al., 1991 )
Kegiatan transpirasi dipengaruhi banyak faktor, baik faktor dalam maupun
luar. Faktor dalam antara lain besar kecilnya daun, tebal tipisnya daun, berlapis
lilin atau tidaknya permukaan daun, banyak sedikitnya bulu pada permukaan
daun,
banyak
sedikitnya
stomata,
bentuk
dan
letak
stomata
1. Kelembaban
Bila daun mempunyai kandungan air yang cukup dan stomata terbuka,
maka laju transpirasi bergantung pada selisih antara konsentrasi molekul uap air
di dalam rongga antar sel di daun dengan konsentrasi mulekul uap air di udara.
2. Suhu
Kenaikan suhu dari 180 sampai 200 F cenderung untuk meningkatkan
penguapan air sebesar dua kali. Dalam hal ini akan sangat mempengaruhi tekanan
turgor daun dan secara otomatis mempengaruhi pembukaan stomata.
3. Cahaya
Cahaya memepengaruhi laju transpirasi melalui dua cara pertama cahaya
akan mempengaruhi suhu daun sehingga dapat mempengaruhi aktifitas transpirasi
dan yang kedua dapat mempengaruhi transpirasi melalui pengaruhnya terhadap
buka-tutupnya stomata.
4. Angin
Angin mempunyai pengaruh ganda yang cenderung saling bertentangan
terhadap laju transpirasi. Angin menyapu uap air hasil transpirasi sehingga angin
menurunkan
kelembanan
udara
diatas
stomata,
sehingga
meningkatkan
kehilangan neto air. Namun jika angin menyapu daun, maka akan mempengaruhi
suhu daun. Suhu daun akan menurun dan hal ini dapat menurunkan tingkat
transpirasi.
5. Kandungan air tanah
Laju transpirasi dapat dipengaruhi oleh kandungan air tanah dan alju
absorbsi air di akar. Pada siang hari biasanya air ditranspirasikan lebih cepat dari
pada penyerapan dari tanah. Hal tersebut menyebabkan devisit air dalam daun
sehingga terjadi penyerapan yang besar, pada malam hari terjadi sebaliknya. Jika
kandungan air tanah menurun sebagai akibat penyerapan oleh akar, gerakan air
melalui tanah ke dalam akar menjadi lambat. Hal ini cenderung untuk
meningkatkan defisit air pada daun dan menurunkan laju transpirasi lebih lanjut
(Loveless,1991).
Jumlah difusi keluarnya uap air dari stomata tergantung pada tingkat
kecuraman gradien konsentrasi uap air. Lapisan pembatas yang tebal memiliki
gradien yang lebih rendah, dan lapisan pembatas yang tipis memiliki gradien yang
lebih curam. Oleh karena itu, transpirasi melalui lapis pembatas yang tebal lebih
lambat dari pada yang tipis. Angin membawa udara dekat ke daun dan membuta
pembatas lebih tipis. Hal ini menunjukkan mengapa laju transpirasi pada
tumbuhan lebih tinggi pada udara yang banyak hembusan angin. ( Khairunnisa,
2000 ) .
Transpirasi dapat membahayakan tanaman jika lengas tanah terbatas,
penyerapan air tidak mampu mengimbangi laju transpirasi, w sel turun, p
menurun, tanaman layu, layu permanent, mati, hasil tanaman menurun. Sering
terjadi di daerah kering, perlu irigasi, meningkatkan lengas tanah, pada kisaran
layu tetap kapasitas lapangan. ( Jumin, 1992 ) .
Laju respirasi tanaman M. arundinacea pada setiap perlakuan kemungkinan
dipengaruhi oleh faktor dari tanaman sendiri dan faktor lingkungan. Faktor dari
dalam berhubungan dengan umur tanaman yang menyebabkan perbedaan struktur
perkembangan dan kebutuhan energi. Faktor lingkungan meliputi suhu, kadar
CO2 dan O2, cahaya, perlakuan dan pengaruh mekanik. Respirasi tetap tinggi
selama fase vegetatif dan mengalami penurunan pada fase generatif. Cahaya dapat
meningkatkan fotosintesis sehingga dihasilkan fotosintat yang banyak sebagai
substrat respirasi. Cahaya juga mampu meningkatkan suhu yang mampu
mendukung respirasi, tetapi suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan
inaktifnya enzim-enzim sehingga menghambat respirasi. Pengukuran respirasi
melibatkan gerakan mekanis penggoyangan tanaman yang dapat meningkatkan
respirasi (lestari ,2008)
Menurut gerdener et all.salah satu faktor tanaman yang mempengaruhi
evapotranspirasi adalah kedalaman akar dan kerapatan akar sebab perakaran dapat
meningkatkan penyerapan air yang lebih dalam di dalam tanah, sedangkan luas
daun dan resistensi stomata merupakan pengendali evapotranspirasi. Semakin
tinggi total evapotranspirasi, makin meningkatkan berat kering tanaman, hal ini
akan terjadi bila evapotranspirasi dalam keadaan meng-untungkan peningkatan
pemberian air akan menrunkan tingkat defisit air, karena air kapilerdan air
gravitasi yang terdapat di dalam tanahmeningkat, yang mengakibatkan
ketersediaanair di dalam tanah meningkat. Peningkatan ketersediaan air di dalam
tanah menyebabkankemudahan tanaman untuk menyerap air dan peningkatan
pelepasan air, sebaliknya bila terjadi pengurangan kadar lengas tanah akan
menyebabkan kesulitan tanaman dalam menyerap air dan terjadi penurunan
pelepasan air. (arham ,2006)
3.Fungsi Transpirasi Tumbuhan
Beberapa jenis tumbuhan dapat hidup tanpa melakukan respirasi,tetapi jika
transpirasi berlangsung pada tumbuhan akan memberikan beberapa keuntungan
bagi tumbuhan tersebut yaitu : mempercepat laju pengangkutan unsur hara
melalui pembuluh xilem, menjaga turgiditas sel tumbuhan agar tetap pada kondisi
optimal, dan sebagai salah satu cara untuk menjaga stabilitas daun. Pengangkutan
unsur hara tetap dapat berlangsung jika transpirasi tidak terjadi. Akan tetapi, laju
pengangkutan terbukti akan berlangsung lebih cepat jika traspirasi berlangsung
secara optimum. Transpirasi jelas merupakan suatu proses pendinginan, pada
siang hari radiasi matahari yang diserap daun akan meningkatkan suhu daun. Jika
transpirasi berlagsung maka peningkatan suhu daun ini dapat dihindari.
Transpirasi itu suatu akibat yang tidak dapat dielakkan. Luasnya permukaan daun
yang ada di udara itu suatu kondisi yang menyebabkan penguapan harus terjadi.
Pada tanaman , transpirasi itu pada hakekatnya suatu penguapan air baru yang
membawa garam-garam mineral dari tanah. Transpirasi juga bermanfaat didalam
hubungan penggunaan sinar matahari. Kenaikan temperatur yang membahayakan
dapat dicegah karena sebagian dari sinar matahari yang memancar itu digunakan
untuk penguapan air.(sitorus ,2011)
Setiap spesies tumbuhan memiliki laju transpirasi yang berbeda beda pada jurnal
ibrahim 2011. Yang meneliti tentang efisiensi laju transpirasi antara 3 spesies
tanaman yang berbeda , yaitu
In the base of transpiration stream, this study suggested plant ratings from highest
to lowest was respectively Delonix regia, Albizia saman, Swietenia mahagoni.
penelitian ini
4. Penimbangan langsung
Pengukuran transpirasi yang paling memuaskan diperoleh dari tumbuhan yang
tumbuh dalam pot yang telah diatur sedemikan rupa sehingga evaporasi dari pot
dan permukaan tanah dapat dicegah. Kehilagan air dari tumbuhan ini dapat
ditaksir untukjangka waktu tertentu dengan penimbangan langsung (Loveless,
1991)
Dengan adanya perbedaan waktu transpirasi maka praktikum ini di
lakukan dengan tujuan untuk mengukur kecepatan transpirasi daun secara tidak
langsung dengan mengukur kecepatan absorbsi airnya .
METODELOGI
Praktikum jaringan pada daun tumbuhan monokotil dan dikotil dilaksanakan
pada hari kamis tanggal 5 maret 2014 pukul 10.00 hingga selesai . Praktikum ini
dilaksanakan di dalam laboratorium Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Tanjungpura.
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu tumbuhan coleus
tang kokoh, air , vaslin . sedangkan alat yang di gunakan adalah fotometer,
sumbat karet , silet ember kotak plastik.
Tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mengukur kecepatan transpirasi
daun secara tidak langsung dengan mengukur kecepatan absorbsi air .
Sedangkan metode yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah
tumbuhan coleus yang batangnya kokoh dipotong basal dan secepatnya di letakan
dalam air. Kemudian masukan batang tumbuhan coleus kedalam lubang fotometer
hingga tidak bergerak tetapi tidak sampai patah. Isi fotometer dengan air sampai
penuh , caranya rendam fotometer dalam bak berisi air hingga fotometer
semuanya terisi air dan tidak ada gelembung di dalam nya. Sisipkan sumbat karet
ke dalam lubang di samping tanaman coleus , sedangkan pada tanaman coleus di
beri vaselin . sekarang angkat seluruh sistem fotometer dan temapt pada
penyokongnya . biarkan sebentar coleus untuk bertranspirasi sampai ada
gelembung pada ujung tabung fotometer. .kemudian hidupkan stopwacthdan
hitung jarak yang ditempuh oleh gelembung persatuan waktu. Mengukur
kecepatan transpirasi di lakukan dalam kondisi : pada meja praktikum, di depan
kipas angin serta di bawah matahari yang terang benderang . setelah itu analisis
data di bandingkan kecepatan transpirasi antara 3 kondisi : meja praktikum,
dengan dikaps angin serta matahari terang benderang .
tumbuhan yang masih hidup. sebagian besar transpirasi terjadi melalui stomata
karena kutikula secara relatif tidak tembus air, dan hanya sedikit transpirasi yang
terjadi apabila stomata tertutup. Jika stomata terbuka lebih lebar, lebih banyak
pula kehilangan air tetapi peningkatan kehilangan air ini lebih sedikit untuk
masing-masing satuan penambahan lebar stomata .
Proses transpirasi dapat diterangkan dengan mengacu sifat fisik air .
Molekul air akan melakukan tarik menarik dengan molekul air lainnya melalui
proses kohesi. Selain itu molekul air juga dapat melakukan tarik menarik dengan
dinding xilem melalui proses adhesi. Penguapan air melalui stomata akan menarik
kolom air yang ada di dalam xilem, dan molekul air baru akan masuk ke dalam
rambut akar. Teori kehilangan air melalui traspirasi ini disebut juga teori tegangan
adhesi dan kohesi (Jumin, 1992).
Transpirasi dalam tanaman atau terlepasnya air melalui stomata dapat
melalui kutikula walaupun hanya 5-10% dari jumlah air yang ditranspirasikan di
daerah beriklim sedang. Air sebagian besar menguap melalui stomata,sehingga
jumlah dan bentuk stomata sangat mempengaruhi laju transpirasi (Tjitrosomo,
1985).
Faktor internal
proses
no
Perlakuan
V (cm/s)
1.
Di meja praktikum
1,667X10-5
2.
1,667X10-5
3.
22,5X10-5
SARAN
Adapun saran saya dari praktikum ini adalah meningkatkan tingkat ketelitian kerja
di dalam melakukan suatu percobaan agar hasil yang kita capai lebih maksimal,
serta memperhatikan setiap arahan dari asisten agar praktikum dapat berjalan
dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Arham
.2006.
Aplikasi
Bioteknologi
Endomikoriza
Terhadap
Efisiensi
blogspot
.com/2011/04/pengaruh-faktor-eksternal-terhadap-laju.html.