Anda di halaman 1dari 10

KONSEP DASAR PAJAK

INTERNASIONAL

Oleh :
Padlah Riyadi, SE, AK

Pengertian Pajak Internasional


Pajak Internasional adalah kesepakatan
perpajakan yang berlaku di antara negara yang
mempunyai Persetujuan Penghindaran Pajak
Berganda (P3B) dan pelaksanaanya dilakukan
dengan niat baik sesuai dengan Konvensi Wina
(Pacta Sunt Servanda).

Tujuan Kebijakan Perpajakan


Internasional
Kebijakan perpajakan internasional juga
mempunyai tujuan yang ingin dicapai yaitu
memajukan perdagangan antar negara,
mendorong laju investasi di masing-masing negara,
pemerintah berusaha untuk meminimalkan pajak
yang menghambat perdagangan dan investasi
tersebut. Salah satu upaya untuk meminimalkan
beban tersebut adalah dengan melakukan
penghindaraan Pajak Berganda Internasional.

Prinsip-prinsip yang harus dipahami


dalam pemajakan internasional
Doernberg (1989) menyebut 3 unsur netralitas yang
harus dipenuhi dalam kebijakan pemajakan
internasional:

Capital Export Neutrality (Netralitas Pasar


Domestik)
Capital Import Neutrality (Netralitas Pasar
Internasional)
National Neutrality

Konsep Juridical Versus Economic


Double Taxation

Pajak ganda international yuridis =pengenaan jenis


pajak yang sama oleh dua negara (atau lebih)
terhadap subjek pajak dan atas objek pajak yang
sama, serta dalam periode yang identik .
Pajak ganda internasional ekonomis =pengenaan
jenis pajak yang sama oleh dua negara (atau lebih)
terhadap subjek pajak yang berlainan atas objek
pajak yang sama.

Perbedaan pajak berganda yuridis (juridical


double taxation) dengan pajak ganda
ekonomis (economical double taxation) yaitu
Pajak berganda yuridis terjadi apabila atas
penghasilan yang sama yang diterima oleh
orang yang sama dikenakan pajak oleh lebih
dari satu negara sedangkan pajak berganda
ekonomis terjadi apabila dua orang yang
berbeda (secara hukum) dikenakan pajak atas
suatu penghasilan yang sama (atau identik).

Sumber Hukum Perpajakan


Internasional

sumber-sumber hukum tersebut antara lain:


1. Kaedah Hukum Pajak Nasional
Peraturan Perpajakan Nasional yang mengatur P3B
(Pasal 32 A UU PPh) tentang Pemerintah berwenang
untuk melakukan perjanjiandengan negara lain dalam
rangka penghindaran pajak berganda dan
pencegahan pengelakan pajak.;
Peraturan Perpajakan Nasional (Pasal 2 UU PPh)
tentang : Subjek Pajak Luar Negeri dan Bentunk Usaha
Tetap (BUT);
Peraturan Perpajakan Nasional (Pasal 2 UU PPh)
tentang: Tidak Termasuk Subyek Pajak;

Peraturan Perpajakan Nasional (Pasal 5 ayat (2) UU


PPh) tentang: Peraturan Perpajakan Nasional (Pasal 3
UU PPh) tentang: Tidak Termasuk Subyek Pajak Bentuk
Peraturan Perpajakan Nasional (Pasal 3 UU PPh)
tentang: Tidak Termasuk Subjek Pajak Usaha Tetap;
Peraturan Perpajakan Nasional (Pasal 18 UU PPh)
tentang: Hubungan Istimewa, Billamana Terdapat
Ketidakwajaran dalam Perpajakan;
Peraturan Perpajakan Nasional (Pasal 24 UU PPh)
tentang: Kredit Pajak Luar Negeri;
Peraturan Perpajakan Nasional (Pasal 26 UU PPh)
tentang: Pemotongan Pajak atas Subjek Pajak Luar
Negeri yang memperoleh penghasilan dari Indonesia.

2. Kaedah-kaedah yang berasal dari traktat:


Perjanjian bilateral: Perjanjanjian ini diwujudkan
dengan adanya Perjanjian Penghindaran Pajak
Berganda (P3B).
Perjanjian multirateral: Perjanjian ini seperti
Konvensi Wina.
3. Keputusan Hakim Nasional atau Komisi
Internasional tentang pajak-pajak Internasional

Sekian dan terimakasih

Anda mungkin juga menyukai