Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL PENELITIAN

PEMANFAATAN COCOPEAT UNTUK PEMBUATAN


ASAM OKSALAT DENGAN PROSES HIDROLISA

Disusun oleh :
Catur Wulandari
(109009)
Disusun guna melaksanakan tugas mata kuliah Praktek Penelitian
Eksperimental

AKADEMI KIMIA INDUSTRI SANTO PAULUS


SEMARANG
2011

Halaman pengesahan
1. Judul penelitian

: Pemanfaatan Cocopeat Untuk Pembuatan

Asam Oksalat Dengan Proses Hidrolisa


2. Bidang penelitian : Kimia
3. Peneliti
a. Nama

: Catur Wulandari

b. Jenis kelamin : Perempuan


c. NIM

: 109009

d. Semester

:5

4. Lokasi penelitian : Laboratorium kimia organik AKIN St


Paulus
5. Jumlah biaya

Menyetujui
Pembimbing

Ir. Sri Sutanti, M Eng

Semarang, 23 September 2011


Peneliti

Catur Wulandari

A. JUDUL PENELITIAN
PEMANFAATAN COCOPEAT UNTUK PEMBUATAN
ASAM OKSALAT DENGAN PROSES HIDROLISA
B. LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak kekayaan alam baik di


darat maupun laut, salah satu nya yaitu pohon kelapa. Kelapa memiliki
potensi besar bila diolah lebih lanjut maka dari itu banyak industri yang
menggunakan kelapa. Pohon kelapa yang disebut juga dengan pohon nyiur
biasanya tumbuh pada daerah atau kawasan tepi pantai. Sangat banyak
manfaat yang dapat kita peroleh dari pohon kelapa. Mulai dari batang,
daun, buah semua dapat dimanfaatkan. Mungkin karena manfaatnya sangat
banyak, pohon kelapa dijadikan logo Praja Muda Karana ( Pramuka) di
Indonesia. Dalam klasifikasi tumbuhan, pohon kelapa termasuk dalam
genus: cocos dan species: nucifera.

Buah kelapa terdiri dari kulit luar,

sabut, tempurung, kulit daging (testa), daging buah, air kelapa dan
lembaga.
Kulit luar merupakan lapisan tipis (0,14 mm) yang mempunyai permukaan
licin dengan warna bervariasi dari hijau,kuning sampai jingga, tergantung
kepada kematangan buah. Jika tidak ada goresan dan robek, kulit luar
kedap air.
Sabut kelapa merupakan bagian yang cukup besar dari buah kelapa, yaitu
35 % dari berat keseluruhan buah. Sabut kelapa terdiri dari serat dan gabus
yang menghubungkan satu serat dengan serat lainnya. Serat adalah bagian
yang berharga dari sabut. Setiap butir kelapa mengandung serat 525 gram
(75 % dari sabut), dan gabus 175 gram (25 % dari sabut). Tempurung
merupakan lapisan keras yang terdiri dari lignin, selulosa, metoksil dan
berbagai mineral. Kandungan bahan-bahan tersebut beragam sesuai

dengan jenis kelapanya. Struktur yang keras disebabkan oleh silikat (SiO 2)
yang cukup tinggi kadarnya pada tempurung. Berat tempurung sekitar
15~19 % dari berat keseluruhan buah kelapa. Sabut kelapa yang telah
dibuang gabusnya merupakan serat alami yang berharga mahal untuk
pelapis jok dan kursi, serta untuk pembuatan tali.
Diketahui bahwa sabut kelapa mengandung sellulosa,
hemiselulosa dan lignin, (Kirk, dan Othmer, 1967). Ketiga unsur
kimia yang terkandung dalam sabut kelapa tersebut dibedakan
menjadi dua kelompok yaitu : kerbohidrat yang meliputi sellulosa
dan hemisellulosa serta non karbohidrat yang mengandung lignin.
Sellulosa ( C6H11O6-( C6H10O5)n- C6H11O5) merupakan polisakarida
yang terdiri dari molekul molekul anhidroglukosa. Molekul
tersebut sling berkaitan dan membentuk rantai yang panjang
sehingga berat molekulnya besar. Sellulosa mudah larut dalam
asam dan hidrolisanya menghasilkan D-glukosa ( Groggins, 1958).
Sellulosa dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku sellulosa asetat
yaitu intermediet produk untuk membuat benang, plastik dan bahan
peledak. Selain itu, bermanfaat juga sebagai bahan baku asam
oksalat dan bahan baku sellulosa xantat yaitu intermediet produk
untuk membuat fiber rayon. Hidrolisa sellulosa dengan asam akan
menghasilkan glukosa dan oksidasi dari glukosa tersebut
membentuk asam oksalat. Asam oksalat ini banyak digunakan
dalam industri, misalnya industri tekstil untuk mengikat warna,
bahan pencelup wool, dan sebagai pembersi. Selain itu asam
oksalat juga dapat digunakan untuk membersihkan karat dan kerak
yang

terakumulasi

dalam

sistem

pendingin

serta

untuk

menghilangkan karbonisasi pada plat logam. Perbedaan antara


sellulosa dan hemisellulosa adalah hemisellulosa mempunyai
derajat polimerisasi rendah, mudah larut dalam alkali dan sukar
larut dalam asam, serta terdiri atas serat-serat pendek dengan suhu

bakar rendah. Sedang sellulosa adalah sebaliknya, yaitu memiliki


derajat polimerisasi yang tinggi, mudah larut dalam asam dan
terdiri atas serat-serat panjangdengan suhu bakar tinggi. Lignin
adalah pengikat dinding sel pada tanaman yang banyak dijumpai
pada industri kertas sebagai produk samping pembuatan pulp dalam
bentuk lignin sulfonat. Melihat kualitas dan kuantitas bahan yang
terkandung dalam sabut kelapa tersebut, maka sabut kelapa selain
dapat dimanfaatkan menjadi produk yang lebih berguna yaitu asam
oksalat.

C. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang diatas, cocopeat merupakan limbah yang masih
kurang dalam pemanfaatannya, maka dari itu dalam penelitian ini
akan memanfaatkan cocopeat untuk pembuatan asam oksalat
dengan metode hidrolisa peleburan alkali, namun belum diketahui
cara inovasi dari pembuatan asam oksalat dari cocopeat agar
memperoleh hasil yang maksimal. Oleh karena itu, dalam proposal
ini akan diteliti pengaruh waktu hidrolisa dan rasio perbandingan
antara cocopeat dengan NaOH untuk menghasilkan asam oksalat
yang paling maksimal.
D. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu
hidrolisa dan rasio perbandingan antara cocopeat dengan NaOH
untuk menghasilkan asam oksalat yang paling maksimal.

E. MANFAAT PENELITIAN
1. Mengurangi limbah dari sabut kelapa dan meningkatkan
pemanfaatan cocopeat
2. Mengetahui pengaruh waktu dan rasio perbandingan
cocopeat dengan NaOH yang dapat menghasilkan asam
oksalat yang maksimal.

F. TINJAUAN PUSTAKA
1. COCOPEAT
Sabut kelapa atau yang disebut cocopeat merupakan hasil
samping pengolahan serat serabut kelapa berupa butiran butiran
gabus sabut kelapa. Cocopeat merupakan serat berpori yang secara
alami mengandung sellulosa, hemisellulosa, dan lignin.
Tabel 1. Kandungan dan komposisi cocopeat
No

Kandungan

Komposisi

Sellulosa

42.73%

Hemisellulosa

24.17%

Lignin

19.70%

Sumber : Palungkun (2001)


Dilihat dari kandungan tersebut, limbah cocopeat ini
berpotensi sebagai bahan baku pembuatan asam oksalat dari
sellulosa.

2. Asam Oksalat

Asam oksalat disintesis pertama kali pada tahun 1776 oleh Schlete
dengan oksidasi gula dengan asam nitrat. Sintesis secara komersil
asam

oksalat

dilakukan

dengan

empat

macam

teknologi

diantaranya peleburan alkali dari sellulosa, oksidasi asam nitrat


terhadap karbohidrat seperti glukosa, zat tepung atau sellulosa
dengan katalis Vanadium Pentaksida, fermentasi larutan gula
dengan jamur dan sintesa dari sodium format.
Asam oksalat termasuk asam karboksil bermatabat dua disebut juga
asam etadioat atau asam dikarboksilat. Asam oksalat bila
dipanaskan dengan H2SO4 pekat akan terurai menjadi CO2, H2O,
dan CO. Asam oksalat dengan KMnO4 dan H2SO4 encer pada suhu
60oC akan terurai menjadi CO2, H2O, K2SO4, dan MnSO4.
Sumber-sumber asam oksalat
1. Dari produk pembuatan asam sitrat
Asam oksalat yang terbentuk dalam proses ini, dipisahkan dalam
bentuk Ca-oksalat. Bahan baku pada proses ini adalah Molasse dan
Nutrien
2. Dari sodium Format
Pada proses ini dapat diperoleh dihydrat asam oksalat. Bahan baku
pada proses ini adalah sodium format. Untuk 2700 lb sodium
format akan diperoleh 1 ton asam oksalat.
3. Dari karbohidrat
Pada proses ini dapat diperoleh dihydrat asam oksalat. Bahan baku
pada proses ini adalah karbohidrat. Karbohidrat yang digunakan
dapat berupa Glukosa, Sukrosa, Starch, Dekstrin, Sellulosa.
4. Peleburan karebohidrat menggunakan Pottasium Sodium
Hidroksida .
Metode ini menggunakan Waste Cellulosic Material.
Proses pembuatan asam oksalat
1) Proses peleburan dengan basa kuat
2) Proses oksidasi dengan Asam Nitrat
3) Pemanasan Sodium Formiat
4) Fermentasi
Sifat-sifat yang khas dari asam ini :
larut dalam air panas maupun air dingin serta larut dalam
alkohol

dapat membentuk kristal dengan mengikat dua molekul air


dan bila dipanaskan sedikit diatas 100oC airnya menguap
keasamannya lebih kuat dari asam metanoat ataupun asam
cuka
garam-garam alkali oksalat semuanya mudah larut dalam
air kecuali kalsium oksalat hanya dapat larut dalam asam
kuat
mudah untuk di oksidasi oleh KmnO 4 dalam suasana pada
temperatur 60-70oC

Sifat-sifat fisika Asam Oksalat :


a. Asam Oksalat dapat berupa hablur dengan 2 molekul air kristal
(C2H2O4.2S2O). Air kristal tersebut akan terlepas jika Asam
Oksalat tersebut dipanaskan di atas 100o C.
b. Tidak berbau
c. Rasanya asam
d. Berat jenis

1,655

e. Titik leleh

101-102oC (C2H2O4.2H2O).
187oC (Anhydrate).

f. Berat Molekul

126,07 (C2H2O4.2H2O).
90,72 (anhydrate)

g. Rumus molekul

H2C2O4

h. Berat molekul

126,07 gr/mol

i. Kelarutan

Dalam air

: 10 gr/ 100 ml pada 20oC


120 gr/ 100 ml pada 100oC

Dalam alkohol absolut : 24 gr/ 100 gr pada 15oC

Dalam eter

: 1,3 gr/ 100 gr pada 15oC

Kegunaan asam oksalat


-

Pada industri kulit digunakan sebagai formula pada proses


penyamakan

Sebagai bleaching agent pada industri kayu

Dapat digunakan sebagai katalis pada industri tekstil

Sebagai pembersih logam

Sering digunakan sebagai reagent dalam analisis kimia

Untuk menghilangkan karat yang tertimbun pada sistem


pendingin

Reaksi pembuatan asam oksalat dari cocopeat


C6H11O6-( C6H10O5)n-C6H11O5 + NaOH

COONa + H2
COONa
Sod. Oksalat

COONa + Ca (OH)2

COO

+ 2 NaOH
Ca

COONa

COO
Calsium oksalat

COO
Ca
COO

+ H2SO4

COOH
COOH
Oxalic acid

+ CaSO4
Insoluble

METODOLOGI
Rancangan
Penelitian dilakukan secara eksperimental di laboratorium.

Variabel Bebas :

jumlah NaOH 3,5N yang ditambahkan,

Lama Hidrolisa,
Variabel Tetap : Suhu Reaksi, normalitas NaOH
- Bahan dan alat penelitian
1. Alat-alat
Thermomter raksa
Kaleng
Corong
Beaker glass
Erlenmeyer
Pengaduk
Gelas ukur
Corong butcner
Kertas saring
Gelas arloji
Cawan porselin
Klem
Statif
2. Bahan-bahan yang dibutuhkan :
Cocopeat
NaOH
Ca (OH)2
H2SO4
Karbon aktif
Aquadest

- Cara kerja
1. Persiapan sabut kelapa
Sabut kelapa dipilah-pilah dan dicuci bersih, kemudian dihaluskan
sampai berbentuk serbuk.

2. Cocopeat dilebur dengan larutan natrium hidroksida ( NaOH) pada


temperature 240 oC 285 OC. Dengan pemanasan lebih lanjut
sellulosa akan teroksidasi menjadi garam oksalat ( natrium
oksalat). Natrium oksalat yang terbentuk diubah menjadi kalsium
oksalat dengan menambahkan calsium hidroksida dan asam oksalat
dihasilkan dengan melarutkan endapan calsium oksalat tersebut
kedalam H2SO4.
3. Kristalisasi
Larutan yang didapat tadi dipanaskan hingga jenuh lalu didiamkan
selama semalam agar kristal asam oksalat terbentuk. Lakukan
proses rekristalisasi dengan melarutkan kembali asam oksalat yang
telah didapat dengan air dan jenuhkan kembali dengan penambahan
karbon aktif. Saring filtratenya, diamkan semalam.
4. Pengujian
Sebelum dilakukan pengujian timbang terlebih dahulu asam oksalat
yang

didapat.

Pengujian

untuk

menentukan

apakah

yang

didapatkan benar asam oksalat atau tidak? Yakni dengan


menghitung MP, melarutkan pada solventnya dan mengamati
bentuk kristalnya dalam mikroskop.
-

Uji Kualitatif

Ambil sedikit kristal asam oksalat yang diperoleh dari percobaan dan larutkan
dengan air, kemudian tambahkan dengan larutan Na2CO3 jenuh, didihkan dalam
cawan porselen, kemudian centrifuge. Filtrate diasamkan dengan asam asetat,
panaskan sebentar, kemudian saring. Filtrate terakhir kemudian tambahkan larutan
CaCO3. Endapan kristal putih berarti asam oksalat

Teknik analisis
Analisis bahan
o Alkalimetri
Analisis produk
o Menghitung MP

o Bentuk Kristal pada mikroskop


o Pelarutan pada solvent
o Menghitung kemurnian
Analisis data
o Anava

JADWAL PENELITIAN

No Kegiatan

Bulan

Persiapan

2.

data bahan
Pelaksana

x x

an
Persiapan

x x

bahan
Pelaksana

x x x x x x x x x

an
rancangan
penelitian
Pengolaha
3.

n data
Evaluasi

4.

Pelaporan

x x
x
x

hasil
penelitian

RENCANA ANGGARAN DANA PENELITIAN


Bahan Baku

Jenis Bahan
baku

Jumlah
Kebutuhan

Harga Bahan
(/kg,/ltr)

Harga

Cocopeat

300 gr

Rp
5000,-

Aquadest

12 ltr

Rp. 350/ltr

Rp.
4.200,-

NaOH

Teknis

300 gr

Rp. 9000/kg

Rp.
2.700,-

H2SO4

Teknis

300 ml

Rp. 9000/ltr

Rp.
2.700,-

Ca(OH)2

Teknis

600 gr

Rp. 900/kg

Rp.
540,-

DAFTAR PUSTAKA
1. Kirk-Othemer,Encyclopedia of Chemical Technology, Vol 15-16, 3rd,
John Willey & Sons,Inc, Canada 1983.
2. Kirk-Othemer,Encyclopedia of Chemical Technology, Vol. 14, 2nd , John
Willey & Sons, Inc, Canada, 1976.
3. Kustilah Wildanun, Ayu Jurnal : Pembuatan Asam Oksalat Dari Sekam
Padi Dengan Pengaruh Waktu, Temperatur Dan Konsentrasi Penambahan
HNO3, Politeknik Negeri Sriwijaya ,Palembang, 2009.
4. Jurnal Reaktor Vol 6 No 1 Juni 2002
5. Palungkun, Rony. Aneka Produk Olahan Kelapa, Jakarta : Penebar
Swadaya, 2001.
6. Ullmans,Encyclopedia Of Industrial Chemistry, Vol A-18, 4th
7. Pranoto, Panji Pengolahan Cocopeat Menjadi Asam Oksalat Dengan
Proses Hidrolisa Peleburan Alkali, Akademi Kimia Industri St Paulus,
Semarang, 2010.
8. www.id.wikipedia.org

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai