Anda di halaman 1dari 9

Nama/NIM: Rahadian Grace Amelia/147795061

Kelas/Prodi: D / S-2 Pendidikan Sains 2014


No

2.

Jurnal / Artikel
Judul:
Penggunaan
Model
Pembelajaran
Group
Investigation
Untuk
Menumbuhkan
Sikap Ilmiah
Siswa
Penulis:
Istikomah H.,
Hendratto S.,
Bambang S.
Sumber:
http://jurnal.unne
s.ac.id
ISSN: 1693-1246
Januari 2010

Analisis

Relevansi

artikel ini relevan dengan


- Sains merupakan mata pelajaran yang bertujuan untuk mencari tahu dengan observasi,
rencana penelitian karena:
percobaan, dan analisis tentang alam sekitar, sehingga seharusnya siswa dibimbing untuk
menumbuhkan sikap ilmiah dengan model pembelajaran yang mendukung.
- menunjukkan sintaks
model GI yang cocok
- Model pembelajaran tepat untuk menumbuhkan sikap ilmiah adalah group Investigation.
dengan materi yang berisi
- Langkah-langkah model pembelajaran group investigation adalah pemilihan topik,
praktikum
perencanaan kooperatif untuk menemukan konsep pada topik yang dipilih, implementasi dari
- model GI efektif untuk
rencana yang telah diputuskan, analisis dan sintesis data, serta evaluasi hasil yang diperoleh.
menumbuhkan sikap
- Tujuan peneliti dalam penelitian ini adalah mengetahui efektifitas model pembelajaran group
ilmiah siswa
investigation untuk menumbuhkan sikap ilmiah siswa
- Metode penelitian ini menggunakan jenis eksperimen semu dalam pendidikan dengan desain
random-pretest-posttest.
- Hasil dari penelitian ini adalah sikap ilmiah siswa meningkat setelah dilakukan pembelajaran
dengan model group investigation karena siswa dapat mengonstruksi pengetahuan sendiri dari
data-data yang didapatkannya melalui percobaan nyata
- Saran dari penulis yaitu model pembelajaran Group Investigation dapat disosialisasikan
sebagai alternatif pembelajaran sains demi menumbuhkan sikap ilmiah.
Judul:
Penerapan pembelajaran GI
- Pembelajaran IPA disekolah masih dilakukan dengan metode konvensional, guru
Implementasi
mendominasi pembelajaran di kelas dan pembelajaran sekedar transfer knowledge saja, tanpa pada materi Lingkungan
Pembelajaran
untuk melatihkan
mempertimbangkan keterampilan siswa dalam memperoleh informasi.
Tipe Group
keterampilan proses sains
- Hasil angket tentang keterampilan proses sains di sekolah penelitian menunjukkan siswa
Investigation
Untuk Melatih
dinilai tuntas.
belum terampil dalam hal keterampilan proses sains diantaranya: menyusun pertanyaan,
Keterampilan
membuat hipotesis, menyusun variabel, merancang percobaan, menganalisis data, serta
Proses Sains
Pada Siswa Kelas membuat kesimpulan.
- Peneliti mengusulkan model pembelajaran group investigation sebagai pembelajaran alternatif
VII SMP
Penulis:
dimana siswa dapat melakukan pencarian pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran
Winda Astika,
melalui berbagai aktivitas proses sains, dengan demikian siswa diarahkan untuk menemukan
Dyah Astriani,
sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang diperlukan untuk
dan Utiyah

Nama/NIM: Rahadian Grace Amelia/147795061


Kelas/Prodi: D / S-2 Pendidikan Sains 2014
Azizah
kehidupannya.
Sumber:
- Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan keterlaksanaan pembelajaran,
http://ejournal.un
keterampilan proses sains siswa, hasil belajar, dan respon siswa setelah mengikuti
esa.ac.id/index.p
hp/pensa/article/v pembelajaran dengan tipe group investigation.
iew/9397
- Jenis penelitian ini merupakan penelitian pre-experimental design. Rancangan penelitian
ISSN: 2252-7710 menggunakan one shot case study
vol 2 No 3. 2014

- Hasil penelitian ini adalah Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation
pada materi pencemaran lingkungan untuk melatihkan keterampilan proses sains siswa SMP
Negeri 1 Puri terlaksana dengan sangat baik, hal tersebut menunjukkan bahwa keterampilan
proses sains yang telah dilaksanakan sudah tuntas. Hasil belajar pada aspek pengetahuan
sudah tuntas, sedangkan hasil belajar pada aspek sikap spiritual dan sikap sosial yang meliputi
disiplin dan percaya diri memperoleh kriteria sangat baik. Respon siswa sangat positif
terhadap pembelajaran kooperatif tipe group investigation untuk melatihkan keterampilan
proses sains siswa.
- Saran dari penulis yakni perlu dilakukan penelitian lanjutan serupa agar didapatkan perbaikan
dalam pelaksanaan penerapan pembelajaran group investigation dalam melatihkan
keterampilan proses; dan perlu dilakukan pengukuran terhadap aspek psikomotor pada
pembelajaran GI tersebut.
Judul:
- Artikel ini berisi tentang penggunaan paradigma konstruktivis dalam desain pembelajaran
Using Group
yang dapat memaksimalkan potensi model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation
Investigation For
untuk meningkatkan e-learning.
Chemistry In
- Paradigma konstruktivis dalam desain pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran GI
Teacher
Education
untuk guru pre-service. Ini berarti bahwa siswa menginterpretasikan informasi berdasarkan
Penulis:
pengalaman mereka sendiri
Mun Fie TSOI,
- Belajar harus dipersonalisasi, diatur dalam konteks asli, dan berorientasi pada pemecahan
Ngoh Khang
masalah.
GOH and Lian
Sai CHIA
- Pradigma konstruktivis dalam desain pembelajaran berisi:
Sumber:
1) Pembelajaran adalah penemuan personal berdasarkan wawasan

Pembelajaran GI dapat
dipadukan dengan
pembelajaran e-learning
Pembelajaran GI
berorientasi pada
pembelajaran pemecahan
masalah

Nama/NIM: Rahadian Grace Amelia/147795061


Kelas/Prodi: D / S-2 Pendidikan Sains 2014

4.

Asia-Pacific
2) Tipe dari pembelajaran adalah pemecahan masalah
Forum on
3) Strategi pembelajaran ditetapkan untuk pembelajar reflektif, aktif, dan kooperatif
Science Learning
4) Strategi media adalah sebuah responsif dan lingkungan pembelajaran kooperatif
and Teaching,
5) Konsep kunci adalah prinsip autotelik (motivasi intrinsik), dimana model group
Volume 5, Issue
1, Article 6, p.1
investigation dilaksanakan pada situasi pembelajaran yang lebih baik
(Apr., 2004)
Judul:
- Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group - model GI dapat
Improvement
investigation dalam rangka meningkatkan kemapuan berpikir dan sikap ilmiah terhadap
meningkatkan
Thinking Skills
pembelajaran sains pada siswa SMP kelas VII.
kemampuan berpikir dan
and Scientific
sikap ilmiah
- Poin penting dari hasil penelitian ini adalah:
Attitude Using
The
1) penerapan model pembelajaran kooperatif tipe GI pada mata pelajaran sains telah
- siswa merasa senang
Implementation
dilaksanakan sesuai dengan sintaks pembelajaran GI yaitu persiapan, pemilihan topik,
melakukn pembalajaran
of Groupperencanaan kelompok, penerapan, analisis dan sintesis, presentasi produk akhir, dan
dengan model GI ini
Investigation
evaluasi perangkat pembelajaran.
karena dapat bekerja sama
Cooperative
Learning
2) Penerapan model kooperatif tipe GI terbukti dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam
dengan klompoknya
Contextual
pembelajaran sains, indikasinya yakni pembelajaran terpusat pada murid, interaksi antar
untukmenemukan konsep
Oriented at Acid,
murid meningkat, interaksi antara murid dan guru meningkat melalui pertanyaan yang
berdasarkan hasil
Base and Salt
diajukan guru, respon guru, dan diskusi antara guru dan murid.
penemuannya sendiri.
Topic In Junior
High School
3) Penerapan model kooperatif tipe GI dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan sikap
Penulis:
ilmiah dalam pembelajaran sains, hal ini diindikasikan dengan pencapaian siswa dan
HarunNasrudin,
sikap ilmiah siswa pada siklus pertama, kedua, dan ketiga terus meningkat secara
Utiya Azizah
signifikan.
Sumber:
Proceedings of
4) Kebanyakan siswa merasa senang dalam pembelajaran dengan model ini dan terdapat
4thInternational
peningkatan kerjasama siswa dalam menemukan konsep penting. Siswa dapat
Conference on
menganalisis dan mengevaluasi hasil investigasi berdasarkan ide mereka, mengobservasi
Teacher
lingkungan mereka, membuat laporan hasil investigasi, dan mempresentasikan produk
Education; Join
Conference UPI
akhir.
& UPSI
November 2010

Nama/NIM: Rahadian Grace Amelia/147795061


Kelas/Prodi: D / S-2 Pendidikan Sains 2014
5.

Judul:
Pengaruh Model
Pembelajaran
Cooperative
Tipe Group
Investigation
(GI) Dan STAD
Terhadap
Prestasi Belajar
Matematika
Ditinjau Dari
Kemandirian
Belajar Siswa
Penulis:
Laila Fitriana
Sumber:
Prosiding
Seminar
Nasional
Matematika dan
Pendidikan
Matematika
Yogyakarta, 3
Desember 2011
ISBN : 9789791635363

- tujuan penelitian tersebut untuk menelaah efektifitas model pembelajaran cooperative dengan - Pembelajaran dengan
model pembelajaran group investigation (GI) dan model pembelajaran STAD terhadap
model GI lebih efektif
prestasi belajar geometri, menguji hipotesisi prestasi belajar matematika siswa yang
daripada model
mempunyai kemandirian belajar tinggi lebih baik daripada prestasi belajar matematika siswa
pembelajaran kooperatif
yang mempunyai kemandirian belajar sedang maupun rendah, dan menguji hipotesis terdapat
tipe STAD
interaksi antara model pembelajaran cooperative dengan kemandirian belajar siswa terhadap
- Model pembelajaran GI
prestasi belajar?
dapat diterapkan pada
- Rendahnya penguasaan materi matematika di Indonesia tercermin dari hasil ranking TIMSS
materi yang bersifat
2007, Indonesia menempati urutan 36 dari 48 negaara dalam kompetisi matematika
pemahaman
internasional. Sedangkan menurut hasil UN tahun 2006-2007 nilai rata-rata matematika di
tingkat SMP mengalami penurunan dari 7,08 menjadi 6,61
- Materi matematika yang diteliti adalah geometri. Kelemahan siswa dalam penguasaan materi
ini antara lain: 1) Kelemahan guru dalam memahami konsep, 2) Model yang digunakan kurang
melibatkan aktivitas siswa, 3) Kekeliruan dalam buku penunjang.
Upaya untuk meningkatkan penguasaan materi geometri ini diantaranya dengan menerapkan
model pembelajaran kooperatif, karena model pembelajaran kooperatif menitikberatkan
strategi pembelajaran pada pengelompokan siswa dengan tingkat kemampuan akademik yang
berbeda kedalam kelompok-kelompok kecil sehingga siswa yang menjadi pusat belajar itu
sendiri
- Dalam penelitian ini peneliti memilih Model pembelajaran cooperative yang bisa digunakan
untuk membelajarkan geometri diantaranya adalah GI dan STAD. Dengan pembelajaran
cooperative model GI dan STAD siswa belajar bersama, saling membantu, dan berdiskusi
bersama-sama dalam menemukan dan menyelesaikan masalah.
- Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu. Data diperoleh dengan metode
dokumentasi, metode tes, dan metode angket
- Hasil penelitian ini adalah Prestasi belajar matematika siswa dengan model pembelajaran
cooperative tipe GI lebih baik dari pada model pembelajaran cooperative tipe STAD, Prestasi
belajar matematika siswa yang mempunyai kemandirian belajar tinggi lebih baik daripada

Nama/NIM: Rahadian Grace Amelia/147795061


Kelas/Prodi: D / S-2 Pendidikan Sains 2014

Judul:
The Students
Response of Trial
In The Bilingual
Worksheet
Oriented By
Problem Solving
In Acids and
Bases Matter In
The
XI Class SMA
Negeri 1 Manyar
Penulis:
Luthfi Faza
Afina Riza
Walida dan Dian
Novita
Sumber:
Unesa Journal of
Chemical
Education ISSN:
2252-9454
Vol. 2, No. 2, pp.
137-142May
2013

Judul:
The

prestasi belajar matematika siswa yang mempunyai kemandirian belajar sedang maupun
rendah, Tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran cooperative dengan kemandirian
belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika pada pokok bahasan bangun ruang sisi
datar.
- Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon siswa terhadap ujicoba worksheet
berorientasi problem solving pada materi Asam dan Basa di kelas XI SMA Negeri 1 Manyar.
- Metode Penelitian ini adalah R & D dimana terdapat tahap uji coba terbatas dengan tujuan
untuk mengetahui dan memperoleh data mengenai respon siswa terhadap worksheet
berorientasi problem solving yang dikembangkan.
- Berdasarkan data lapangan yang didapat melalui angket studi pendahuluan, siswa kelas XI
mengalami kesulitan pada mater Asam dan Basa, materi Asam dan Basa meliputi aktivitas
percobaan dan perhitungan. Dalam aktivitas percobaan dapat dilakukan dengan cara problem
solving
- Berdasarkan hasil angket yang diberikan pada siswa kurang dari 50% siswa yang dapat
membuat rumusan masalah, membuat hipotesis, menentukan variabel, menyajikan data,
menganalisis data, serta membuat kesimpulan dengan baik.
- Menurut Sujana (2011) problem solving meliputi langkah-langkah: ada masalah yang akan
diselesaikan, mencari data atau informasi yang dapat membantu penyelesaian masalah,
membuat hipotesis, menguji hipotesis, membuat kesimpulan.
- Hasil penelitian tersbut adalah respon siswa mengenai pengembangan worksheet berorientasi
problem solving meliputi kriteria penyajian, bahasa, kesesuaian dengan komponen problem
solving, dan kesesuaian dengan struktur LKS adalah baik. Jadi LKS tersebut dapat dikatakan
mendapat respon yang baik dari siswa SMA Negeri 1 Manyar.
- Saran yang diberikan penulis adalah supaya fenomena dalam LKS ditambah agar lebih banyak
variasi dalam pembelajaran.
- Berdasarkan hasil angket studi pendahuluan disebutkan bahwa Materi kesetimbangan kimia
merupakan materi yang sulit yang berisi konsep yang kompleks karena hubungan antar isi

Worksheet berorientasi pada


problem solving /
pemecahan masalah pada
materi asam basa dinilai
layak

Pengembangan LKS dengan


multirepresentasi dan

Nama/NIM: Rahadian Grace Amelia/147795061


Kelas/Prodi: D / S-2 Pendidikan Sains 2014
Development Of
Student
Worksheet With
Multiple
Representations
Oriented By
Open-Ended
Problem
Solving In
Chemical
Equilibrium
Matter
Penulis:
Shintia Karin
Diniarti dan
Ismono
Sumber:
Unesa Journal of
Chemical
Education ISSN :
2252-9454
Vol. 2, No. 2, pp.
196-203 May
2013

Judul:
The ProblemSolving Ability
Of High School
Chemistry

materi dalam bab ini sangat tinggi dan membutuhkan kemampuan berpikir tingkat tinggi
untuk dapat memahami konsep tersebut.
Untuk memahami materi kesetimbangan kimia dapat dilakukan dengan proses penemuan,
dimana siswa harus melakukan proses berpikir sampai menemukan konsep yang tepat.
Menurut Tina dan Potter, Nicholas (2008) masalah berdasarkan faktornya dikategorikan
menjadi 3 yaitu data yang diberikan, metode yang familiar,dan penyelesaian masalah bersifat
terbuka atau tidak. Dari kategori tersebut ada masalah yang disebut dengan masalah terbuka
(open-ended problem), penyelesaiannya tidak pasti, datanya tidak lengkap dan siswa harus
menemukan penyelesaiannya dengan cara percbaan atau mencari literatur sendiri.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kelayakan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada
materi Kesetimbangan Kimia dan respon siswa SMA.
Jenis penelitian ini adalah R&D dimana salah satu tahap dalam penelitian R&D adalah uji
coba terbatas.
Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif untuk hasil telaah dan deskriptif
kuantiatif untuk hasil validasi terhadap kelayakan LKS serta respon siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa LKS yang dikembangkan telah layak digunakan
karena memenuhi kriteria kesesuaian terhadap komponen Open-Ended Problem Solving,
kriteria kesesuaian dengan multiple representations; kriteria isi; kriteria penyajian; kriteria
kebahasaan; dan kriteria kegrafisan. Respon siswa untuk kriteria kesesuaian terhadap
komponen Open-Ended Problem Solving; kriteria kesesuaian dengan multiple
representations; kriteria isi; kriteria penyajian; kriteria kebahasaan; dan kriteria kegrafisan
adalah baik.
Saran dari peneliti yakni harus dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengembangan
worksheet ini dengan menerapkan pada kelas yang lebih besar.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah siswa kelas
XII SMA pada pembelajaran kimia menggunakan tes CPSAT (Chemistry Problem Solving
Ability Test) yang dikembangkan oleh peneliti. CPSAT dapat digunakan untuk memprediksi
nilai kimia siswa tingkat akhir.

berorientasi pada open


ended problem solving pada
materi kesetimbangan kimia
dinilai layak

Untuk mengetahui
kemampuan pemecahan
masalah siswa dapat
digunakan tes CPSA

Nama/NIM: Rahadian Grace Amelia/147795061


Kelas/Prodi: D / S-2 Pendidikan Sains 2014
Students
- Masalah yang diteliti adalah a) apakah hubungan antara kemampuan pemecahan masalah
And Its
kimia dengan pencapaian siswa SMA?, b) apa saja faktor yang mendasari kemampuan
Implications In
pemecahan masalah siswa?, c) bagaimana riwayat kemampuan pemecahan masalah siswa
Redefining
SMA dalam pembelajaran kimia?, dan d) apakah maksud dari profil kemampuan pemecahan
Chemistry
Education
masalah dalam pendefinisian ulang pembelajaran kimia?
Penulis:
- Hasil dari penelitian ini:
Edwehna Elinore
a) Nilai dari CPSAT dapat digunakan untuk memprediksi kriteria kimia tingkat akhir SMA
P. Gayon
dengan mengukur pencapaian siswa pada pelajaran kimia.
Sumber:
https://www.acad
b) Faktor yang mendasari kemampuan pemecahan masalah dalam kimia adalah kebiasaan
emia.edu/593365
terhadap masalah, memahami keterkaitan konsep kimia, menerapkan strategi pemecahan
/

9.

masalah secara khusus dan menggunakan matematika syarat, pemahaman masalah,


memahami hubungan matematis, dan memahami hubungan antar konsep kimia.
c) Siswa belum bisa memahami keterkaitan antar konsep kimia dan memahami hubungan
antar konsep kimia yang merpakan dasar dari pemecahan masalah kimia.
d) Untuk membangun kemampuan pemecahan masalah kimia dibutuhkan sebuah orientasi
ulang pengajaran kimia pada tingkat SMA yang menekankan pada pemahaman
keterkaitan antar konsep dan hubungan antar konsep kimia.
Judul:
- Artikel ini berisi tentang contoh model pembalajaran pemecahan masalah pada pelajaran
Model
biologi SMA di kabupaten Sleman-yogyakarta
Pemecahan
- Secara umum, pemecahan masalah didefinisikan sebagai suatu proses penghilangan
Masalah dalam
perbedaan atau ketidaksesuaian yang terjadi antara hasil yang diperoleh dan hasil yang
Pembelajaran
Biologi di SMA
diinginkan (Pramana, 2006). Masalah itu sendiri didefinisikan sebagai keadaan yang tidak
Penulis:
sesuai dengan harapan yang kita inginkan.
Paidi
- Masalah otentik dalam kehidupan sehari-hari dapat dikaitkan dengan materi yang melibatkan
Sumber:
banyak disiplin ilmu, misalnya ekosistem, lingkungan hidup, dan bioteknologi. Materi
http://staff.uny.ac
.id/sites/default/fi
tesrbut banyak terkait dengan kehidupan manusia sehari-hari, mempunyai nilai sosial yang
les/132048519/A
tinggi, dan bersifat kontekstual serta banyak problematik yang dapat diangkat dari materi
rtikel%20Semnas
tersebut.
%20FMIPA2010

Untuk melatihkan
kemampuan metakognisi
dan keterampilan berpikir
tingkat tinggi dapat
digunakan model
pemecahan masalah

Nama/NIM: Rahadian Grace Amelia/147795061


Kelas/Prodi: D / S-2 Pendidikan Sains 2014
- Menurut Ommundsen (2001), langkah-langkah pemecahan masalah antara lain:
a. Define the Problem Carefully (menemukenali problem dengan cermat)
b. Explore Possible Solutions (menemukan sebanyak mungkin alternatif solusi)
c. Narrow Your Choices (memilih salah satu alternatif solusi)
d. Test Your Solution (menguji solusi melalui pengumpulan data empiris).
Langkah-langkah yang lebih rinci dikemukakan oleh Peng (2004), ialah:
a. Menjelaskan deskripsi masalah
b. Menganalisis penyebab
c. Mengenali dan menemukan alternatif solusi
d. Menilai setiap alternatif solusi
e. Memilih salah satu alternatif solusi
f. Mencoba memecahkan masalah menggunakan cara terpilih
g. Menilai benarkan masalah telah benar-benar terpecahkan
menurut Pranata (2006), langkah-langkah pemecahan masalah secara analitis adalah:
a. Menganalisis atau medefinisikan masalah
b. Membuat atau menemukan alternatif pemecahan masalah
c. Mengevaluasi alternatif-alternatif pemecahan masalah
d. Menerapkan solusi dan rencana tindak lanjut
- Menurut (Eggen & Kauchak, 1996; DeGallow, 1999), Dengan latihan mengidentifikasi
masalah dan memecahkannya ini, siswa terlatih untuk dapat menemukan keterampilanketerampilan metakognisi atau keterampilan berpikir tingkat tinggi
Judul: Open
- Artikel ini menginvestigasi tentang efek dari sikap dan gaya kognitif mahasiswa jurusan
ended problem
kimia dalam kemampuan pemecahan masalah
solving and the
- Instrumen yang digunakan untuk mengetahui kemampuan penyelesaian masalah adalah A
influence
set of context-based open-ended problems atau konteks berdasarkan permasalahan terbuka.
of cognitive
factors on student
Instrumen ini digunakan untuk membantu siswa meningkatkan kemampuan kognitif tingkat
success
tinggi. Tes gaya kognitif siswa diuji melalui sesi penyelesaian masalah dari sekelompok
Penulis:
siswa. Sikap siswa pada pembelajaran kimia, penyelesaian masalah kimia, dan kegunaan
Tina Overton and
%20UNY.pdf

10

Dengan pembelajaran
pemecahan masalah
terbuka, semakin banyak
siswa yang tertantang
terhadap masalah yang
dihadapi daripada
pembelajaran dengan cara

Nama/NIM: Rahadian Grace Amelia/147795061


Kelas/Prodi: D / S-2 Pendidikan Sains 2014
Nick Potter
kimia dalam kehidupan nyata diuji menggunakan kuisioner sebelum dan sesudah sesi
Sumber:
penyelesaian masalah. Masalah dievaluasi tingkat kesulitannya, kemudian masalah diurutkan
http://www.biosc
berdasarkan tingkat kesulitannya. Masalah ditangani secara individu maupun kelompok.
ience.heacademy.
ac.uk/ftp/events/s - Hasil dari penelitian ini adalah sikap terhadap masalah yang dihadapi di kehiduapan nyata,
ltc07/papers/o14
atau dalam pekerjaan yang berhubungan dengan konteks kimia meningkat. Semua siswa
overton.pdf
dapat menemukan bahwa semakin banyak permasalahan terbuka semakin menantang,
ISSN-1756-1108
semakin dapat dinikmati daripada cara konvensional.
(2008)

konvensional

Rencana Penelitian:
Pengembangan perangkat pembelajaran model Group Investigasi Berorientasi Pemecahan Masalah untuk Melatih Keterampilan Proses Siswa
SMA pada Materi Senyawa Hidrokarbon

Anda mungkin juga menyukai