Anda di halaman 1dari 74

SKRIPSI

PENGARUH RASIO EFEKTIFITAS PENDAPATAN ASLI DAERAH,


DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS DAN
DANA BAGI HASIL TERHADAP KEMANDIRIAN
KEUANGAN DAERAH PADA PEMERINTAHAN
KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI RIAU
TAHUN 2008-2012

OLEH

SARTIKA NURMINCE SIAGIAN


120522139

DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2014

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
PENGARUH RASIO EFEKTIFITAS PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA
ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS DAN DANA BAGI HASIL
TERHADAP TINGKAT KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH PADA
PEMERINTAHAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI RIAU

Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus,


serta Dana Bagi Hasil merupakan beberapa faktor yang menjadi tolak ukur untuk
mengetahui apakah daerah tersebut dapat dikatakan sebagai daerah yang memiliki
kemandirian keuangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah rasio
Efektifitas Pendapatan Asli Daerah (PAD) , Dana Alokasi Umum (DAU), Dana
Alokasi Khusus (DAK) serta Dana Bagi Hasil (DBH) berpengaruh secara
signifikan positif terhadap Tingkat
Kemandirian Keuangan Daerah
Kabupaten/Kota di Provinsi Riau.
Populasi pada penelitian ini adalah kabupaten / kota di Provinsi Riau yang
mempublikasikan laporan APBD dan Laporan Realisasi APBDnya di situs
Departemen Keuangan periode tahun 2008-2012 yang berjumlah 12
kabupaten/kota. Sampel dalam penelitian diambil dengan menggunakan purposive
sampling method. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Variabel
independen yang digunakan adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi
Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK). Sedangkan variabel dependen
adalah Tingkat Kemandirian Keuangan .
Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa : (1) Pendapatan Asli Daerah (PAD) secara parsial
tidak berpengaruh terhadap tingkat kemandirian keuangan daerah , (2) Dana
Alokasi Umum (DAU) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap tingkat
kemandirian keuangan daerah, (3) Dana Alokasi Khusus (DAK) secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap kemandirian keuangan daerah, (4) Dana Bagi
Hasil (DBH) secara parsial tidak berpengaruh terhadap kemandirian keuangan
daerah, (5) PAD, DAU, DAK,DBH secara simultan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap variabel dependen yaitu tingkat kemandirian keuangan daerah.

Kata Kunci : Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah, Dana Alokasi Umum


(DAU), Dana Alokasi Khusus (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), Dana Bagi
Hasil (DBH)

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
THE EFFECT OF LOCAL OWN REVENUE EFFECTIVITY RATIO,
GENERAL ALLOCATION FUND, SPECIAL ALLOCATION FUND, SHARE
ALLOCATION FUND TOWARD REGIONAL FINANCIAL INDEPENDENCE
IN REGENCY / CITY AT RIAU PROVINCE

Local Own Revenue, General Allocation Fund, Special Allocation Fund,


and Share Allocation Fund are the factors to knows the regency / city who have
financial idependence.
The purpose of this research is to examine the significant impact of Local Own
Revenue Effectivity Ratio, Share Allocation Fund, General Allocation Fund and
Special Allocation Fund toward Regional Financial Independence in regency /
city at Riau Province.
The population in this research is the regency / city at Riau Province are
publish their financial statement in Financial Department of the Republic
Indonesia and this research is done for 2008-2012. There are twelve regency/city.
The sample in this research is taken by using purposive sampling method. The
type of data that is used is secondary data. Independent variable Local Own
Revenue, General Allocation Fund, Special Allocation Fund, and Share
Allocation Fund, while the dependent variable is Regional Financial
Independence .
Technical data analysis used is multiple linear regression analysist. The
result of this research show that partially Local Own Revenue Effectivity Ratio
had no significant effect on the level of Regional Financial Independence , the
General Allocation Fund impact positively significantly effect on the level of
Regional Financial Independence, the Special Allocation Fund impact positively
significantly effect on the level of Regional Financial Independence, and Share
Allocation Fund had no significant effect on the level of Regional Financial
Independence.
Local Own Revenue, General Allocation Fund, Special Allocation Fund, and
Share Allocation Fund have the positive and significant effect to the dependent
variabel namely Regional Financial Independence in Regency / City at Riau
Province.

Key Words: Regional Financial Independence, Local Own Revenue, General


Allocation Fund, Special Allocation Fund, and Share Allocation
Fund.

Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR
Segala puji syukur hanya bagi Allah pemilik kehidupan yang telah
mengaruniakan anakNya Yesus Kristus untuk segala anugrah dan berkat yang
masih boleh diterima dan yang telah memberikan pengetahuan, kesehatan, dan
kesempatan untuk boleh menikmati masa- masa perkuliahan sampai akhirnya
dapat menyelesaikan penelitian skripsi ini.
Penulisan skripsi ini merupakan satu diantara syarat penyelesaian
pendidikan Strata 1 pada Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara. Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah banyak
mendapat bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik langsung
maupun tidak langsung. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum., Mec. Ac., Ak., CA., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS., Ak., selaku Ketua
Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, M.M., Ak., selaku Sekretaris Departemen
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak., selaku Ketua Program Studi S1
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan Ibu
Dra. Mutia Ismail, M.M., Ak., selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, MSi.,Ak., CA., selaku dosen pembimbing
yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, motivasi, dan masukan
yang sangat bermanfaat dalam proses penyelesaian skripsi.
5. Bapak Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak., selaku dosen pembanding yang telah
membantu penulis melalui kritik dan saran yang diberikan demi kesempurnaan
skripsi ini dan Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak., selaku dosen penguji
yang telah membantu penulis melalui kritik dan saran yang diberikan demi
kesempurnaan skripsi ini.

Universitas Sumatera Utara

6. Teristimewa terima kasih penulis kepada Ayahanda tercinta B. Siagian dan


Ibunda tersayang D. br Tambunan yang telah mendidik dan membesarkan
penulis dengan penuh kasih sayang dan kesabaran, serta Abang kakak dan adik
(Abang Dolok, Kakak Sanggul, Abang Renol, Kakak Siska, Daniel) yang telah
banyak memberikan dukungan dan motivasi yang luar biasa melalui doa, kasih
sayang yang selalu diberikan dengan tulus selama ini.
7. Sahabat- sahabat terkasih yang sudah membantu penulis dalam penyelesaian
skripsi ini Bebeth, Ichan, Kakak Lisda, Ribka, Susi, Yulinda, Eny, Jessi, Kakak
Lopiani, Kakak Cenzy, Reni, dan yang tidak bisa penulis sebutkan namanya
satu per satu.
8. Seluruh teman- teman pelayanan di YAKPM BPC-Medan.

Penulis telah berusaha dengan maksimal untuk menghasilkan skripsi yang


terbaik. Namun untuk kebaikan pengembangan ilmu penulis tetap menerima kritik
dan saran. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembaca. Amin.

Medan, Agustus 2014


Penulis,

Sartika Nurmince Siagian


NIM 120522139

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK .................................................................................................
ABSTRACT ...............................................................................................
KATA PENGANTAR ...............................................................................
DAFTAR ISI ..............................................................................................
DAFTAR TABEL .....................................................................................
DAFTAR GAMBAR .................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................

i
ii
iii
v
viii
ix
x

BAB 1 PENDAHULUAN .........................................................................


1.1 Latar Belakang ..........................................................................
1.2 Perumusan Masalah ..................................................................
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................
1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................

1
1
6
6
7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................


2.1 Tinjauan Pustaka .........................................................................
2.1.1 Rasio Efektivitas PAD ....................................................
2.1.2 Dana Alokasi Umum (DAU) . .........................................
2.1.3 Dana Alokasi Khusus (DAK)...........................................
2.1.4 Dana Bagi Hasil (DBH) ...................................................
2.1.5 Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah..........................
2.1.6 Review Penelitian Terdahulu ...........................................
2.3 Kerangka Konseptual ................................................................
2.4 Hipotesis.....................................................................................

8
8
8
8
10
11
12
13
15
18

BAB 3 METODE PENELITIAN .............................................................


3.1 Jenis Penelitian ..........................................................................
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................
3.3 Batasan Operasional ..................................................................
3.4 Defenisi Operasional .................................................................
3.4.1. Variabel Independen .................................................... ..
3.4.2. Variabel dependen ..........................................................
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ................................................
3.5.1. Populasi Penelitian ........................................................ .
3.5.2. Sampel Penelitian ...........................................................
3.6 Jenis Data ..................................................................................
3.7 Metode Pengumpulan Data .......................................................
3.8 Teknik Analisis Data .................................................................
3.9 Pengujian Asumsi Klasik .........................................................
3.9.1 Uji Normalitas ................................................................
3.9.2 Uji Heteroskedastisitas ....................................................
3.9.3 Uji Autokorelasi ..............................................................

19
19
19
20
20
21
22
23
23
24
25
26
26
27
28
30
32

Universitas Sumatera Utara

3.9.4 Uji Heteroskedasitas ........................................................


3.10 Pengujian Hipotesis .....................................................................
3.10.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)........................
3.10.2 Uji Statistik t (Uji Parsial) ..................................................
3.10.3 Koefisien Determinasi (R2) ................................................

32

33
35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................


4.1 Gambaran Umum Perusahaan ................................................
4.2 Analisis Hasil Penelitian ........................................................
4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif .........................................
4.2.2 Uji Asumsi Klasik ........................................................
4.2.2.1 Uji Normalitas .................................................
4.2.2.2 Uji Multikolinearitas ........................................
4.2.2.3 Uji Autokorelasi ...............................................
4.2.2.4 Uji Heteroskedatisitas ......................................
4.2.3 Analisis Linear Berganda ...............................................
4.2.4 Uji Hipotesis ..................................................................
4.2.4.1 Uji Signifikasi Simultan (Uji-F) ...........................
4.2.4.2 Uji Signifikasi Parsial (Uji- t) ...............................
4.2.4.3 Uji Koefisien Determinasi ( R2) ............................
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................

37
37
39
39
40
40
45
46
47
49
52
52
53
55
57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................


5.1 Kesimpulan ...............................................................................
5.2 Keterbatasan .............................................................................
5.2 Saran..........................................................................................

60
61
61
62

DAFTAR PUSTAKA

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL
No. Tabel
1.1
2.1
3.1
3.2
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8
4.9
4.10
4.11
4.12
4.13

Judul

Halaman

Tabel perbandingan PAD dan Transfer pusat ................................


Tinjauan Penelitian Terdahulu ....................................................
Skala Pengukuran Variabel .............................................................
Hubungan antar variabel Koefisien Determinasi ...........................
Nama Ibukota serta Luas Wilayah di Provinsi Riau .......................
Hasil Statistik Deskriptif .................................................................
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov ......................................................
Hasil Uji Multikolinearitas..............................................................
Hasil Uji Run Test ...........................................................................
Hasil Uji Glejser .............................................................................
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ........................................
Hasil Uji Simultan (Uji-F) .............................................................
Tabel F tabel ...................................................................................
Hasil Uji Parsial (Uji t) ...................................................................
Hasil Pengujian Variabel ................................................................
Hubungan Antar Variabel ..............................................................
Hasil Uji Determinasi (R2) ........................................................... ..

2
13
22
36
38
39
44
45
48
49
50
52
53
54
56
56
57

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar
2.1
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5

Judul

Halaman

Kerangka Konseptual .............................................................


Grafik Histogram Tidak Normal ............................................
Grafik P- Plot Tidak Normal..................................................
Grafik Histogram Normal ......................................................
Normal P-Plot Normal ...........................................................
Scatterplot .............................................................................

16
41
41
42
43
48

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Daftar Sampel Penelitian............................................................................ 1
F tabel ......................................................................................................... 2
t tabel .......................................................................................................... 3
Data SPSS 17 ............................................................................................. 4
Hasil Output SPSS 17 ................................................................................. 5

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
PENGARUH RASIO EFEKTIFITAS PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA
ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS DAN DANA BAGI HASIL
TERHADAP TINGKAT KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH PADA
PEMERINTAHAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI RIAU

Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus,


serta Dana Bagi Hasil merupakan beberapa faktor yang menjadi tolak ukur untuk
mengetahui apakah daerah tersebut dapat dikatakan sebagai daerah yang memiliki
kemandirian keuangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah rasio
Efektifitas Pendapatan Asli Daerah (PAD) , Dana Alokasi Umum (DAU), Dana
Alokasi Khusus (DAK) serta Dana Bagi Hasil (DBH) berpengaruh secara
signifikan positif terhadap Tingkat
Kemandirian Keuangan Daerah
Kabupaten/Kota di Provinsi Riau.
Populasi pada penelitian ini adalah kabupaten / kota di Provinsi Riau yang
mempublikasikan laporan APBD dan Laporan Realisasi APBDnya di situs
Departemen Keuangan periode tahun 2008-2012 yang berjumlah 12
kabupaten/kota. Sampel dalam penelitian diambil dengan menggunakan purposive
sampling method. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Variabel
independen yang digunakan adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi
Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK). Sedangkan variabel dependen
adalah Tingkat Kemandirian Keuangan .
Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa : (1) Pendapatan Asli Daerah (PAD) secara parsial
tidak berpengaruh terhadap tingkat kemandirian keuangan daerah , (2) Dana
Alokasi Umum (DAU) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap tingkat
kemandirian keuangan daerah, (3) Dana Alokasi Khusus (DAK) secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap kemandirian keuangan daerah, (4) Dana Bagi
Hasil (DBH) secara parsial tidak berpengaruh terhadap kemandirian keuangan
daerah, (5) PAD, DAU, DAK,DBH secara simultan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap variabel dependen yaitu tingkat kemandirian keuangan daerah.

Kata Kunci : Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah, Dana Alokasi Umum


(DAU), Dana Alokasi Khusus (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), Dana Bagi
Hasil (DBH)

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
THE EFFECT OF LOCAL OWN REVENUE EFFECTIVITY RATIO,
GENERAL ALLOCATION FUND, SPECIAL ALLOCATION FUND, SHARE
ALLOCATION FUND TOWARD REGIONAL FINANCIAL INDEPENDENCE
IN REGENCY / CITY AT RIAU PROVINCE

Local Own Revenue, General Allocation Fund, Special Allocation Fund,


and Share Allocation Fund are the factors to knows the regency / city who have
financial idependence.
The purpose of this research is to examine the significant impact of Local Own
Revenue Effectivity Ratio, Share Allocation Fund, General Allocation Fund and
Special Allocation Fund toward Regional Financial Independence in regency /
city at Riau Province.
The population in this research is the regency / city at Riau Province are
publish their financial statement in Financial Department of the Republic
Indonesia and this research is done for 2008-2012. There are twelve regency/city.
The sample in this research is taken by using purposive sampling method. The
type of data that is used is secondary data. Independent variable Local Own
Revenue, General Allocation Fund, Special Allocation Fund, and Share
Allocation Fund, while the dependent variable is Regional Financial
Independence .
Technical data analysis used is multiple linear regression analysist. The
result of this research show that partially Local Own Revenue Effectivity Ratio
had no significant effect on the level of Regional Financial Independence , the
General Allocation Fund impact positively significantly effect on the level of
Regional Financial Independence, the Special Allocation Fund impact positively
significantly effect on the level of Regional Financial Independence, and Share
Allocation Fund had no significant effect on the level of Regional Financial
Independence.
Local Own Revenue, General Allocation Fund, Special Allocation Fund, and
Share Allocation Fund have the positive and significant effect to the dependent
variabel namely Regional Financial Independence in Regency / City at Riau
Province.

Key Words: Regional Financial Independence, Local Own Revenue, General


Allocation Fund, Special Allocation Fund, and Share Allocation
Fund.

Universitas Sumatera Utara

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kemandirian keuangan daerah merupakan salah satu tujuan dari otonomi
daerah. Adanya otonomi daerah diharapkan masing-masing daerah dapat mandiri
dalam memenuhi kebutuhan daerahnya masing-masing. Untuk menyelenggarakan
otonomi daerah yang nyata dan bertanggungjawab, diperlukan kewenangan dan
kemampuan menggali sumber keuangan sendiri yang didukung oleh perimbangan
keuangan antara pemerintah pusat dan daerah, serta antara provinsi dan
kabupaten/kota yang merupakan prasyarat dalam sistem pemerintahan daerah
(Bratakusumah dan Solihin, 2001 : 169).
Dalam bidang keuangan daerah , fenomena umum yang dihadapi oleh
sebagian besar pemerintah daerah di Indonesia adalah relatif kecilnya peranan
(kontribusi) Pendapatan Asli Daerah (PAD) didalam struktur Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Dengan kata lain, peranan/kontribusi
penerimaan yang berasal dari pemerintah pusat dalam bentuk sumbangan dan
bantuan, bagi hasil pajak dan bukan pajak, mendominasi susunan APBD
(Tambunan, 2002 :2).
Berdasarkan data dari www.djpk.depkeu.go.id, fenomena mengenai
tingkat kemandirian keuangan daerah adalah ketergantungan pemerintah daerah
yang tinggi terhadap pemerintahan pusat, yang dapat dilihat dari aspek keuangan.
Ketergantungan terlihat dari relatif rendahnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan

Universitas Sumatera Utara

dominannya transfer dari pusat. Fenomena tersebut dapat dilihat dari data
keuangan pada daerah - daerah di provinsi Riau dengan data sebagai berikut:
Tabel 1.1
Perbandingan PAD dan Transfer dari Pemerintah Pusat

No
Nama Kabupaten
1 Kab. Bengkalis
2 Kab. Indragiri Hilir
3 Kab. Indragiri Hulu
Kab.Kuantan
4 Singingi
5 Kab. Pelalawan
6 Kab. Rokan Hilir
7 Kab. Rokan Hulu
8 Kab. Siak
9 Kota Dumai
10 Kota Pekanbaru

Tahun 2006 (dalam jutaan rupiah)


Transfer dari Pemerintah
PAD
Pusat
110.688,83
2.398.658,13
36.959,54
775.888,50
11.183,49
675.979,06
21.390,33
24.580,90
71.614,67
21.049,35
140.415,93
40.866,58
104.462,32

658.375,37
661.508,45
1.535.683,14
665.208,93
1.575.184,09
579.765,28
723.134,39

Sumber : www.djpk.depkeu.go.id
Begitu pula dengan keuangan daerah tersebut, adanya otonomi daerah diharapkan
masing-masing daerah dapat mencapai suatu kemandirian keuangan daerah guna
lebih meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat di daerah.
Kemandirian keuangan daerah menunjukkan kemampuan pemerintah daerah
dalam membiayai sendiri kegiatan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan
kepada masyarakat yang telah membayar pajak dan retribusi sebagai sumber
pendapatan yang diperlukan daerah (Halim, 2007 : 232).
Kemandirian keuangan daerah dapat dilihat dari besarnya PAD yang
diperoleh oleh tiap Pemkab/Pemko sehingga perlu dilihat efektifitas PAD tersebut

Universitas Sumatera Utara

dengan membandingkan antara PAD yang dianggarkan dengan realisasi PAD


sehingga dapat diketahui kondisi riil daerah.
Rasio efektifitas menggambarkan kemampuan Pemda dalam merealisasikan PAD
yang direncanakan dibandingkan dengan target yang ditetapkan. Semakin tinggi
rasio efektifitas, kemampuan daerah semakin baik (Halim, 2008 : 234). PAD
yang memiliki porsi yang lebih besar dibandingkan dengan bantuan yang
diberikan Pemerintah Pusat pada Pemkab/Pemko maka daerah tersebut dapat
dikatakan mandiri. Apabila struktur PAD sudah kuat, boleh dikatakan daerah
tersebut memiliki kemampuan pembiayaan yang kuat juga.
Kemandirian keuangan daerah ditunjukkan oleh besar kecilnya pendapatan
asli daerah (PAD) dibandingkan dengan pendapatan daerah yang berasal dari
sumber lain seperti bantuan pemerintah pusat ataupun dari pinjaman. Selain PAD,
kemandirian keuangan daerah juga disebabkan oleh banyak faktor diantaranya
dana bagi hasil, dana alokasi umum, dan dana alokasi khusus.
PAD selalu dipandang sebagai salah satu indikator atau kriteria untuk
mengukur ketergantungan suatu daerah kepada pusat, pada prinsipnya semakin
besar sumbangan PAD kepada APBD maka akan menunjukkan semakin kecil
ketergantungan daerah kepada pusat. Dengan demikian maka suatu daerah yang
kinerja keuangannya dinyatakan baik berarti daerah tersebut memiliki
kemampuan keuangan untuk membiayai pelaksanaan otonomi daerah.
Penelitian mengenai tingkat kemandirian keuangan daerah telah banyak
dilakukan, dimana menunjukkan hasil temuan yang berbeda-beda. Penelitian yang

Universitas Sumatera Utara

dilakukan Muliana

(2009) menunjukkan bahwa PAD mempunyai pengaruh

signifikan positif terhadap tingkat kemandirian keuangan daerah, sedangkan DAU


dan DAK mempunyai pengaruh signifikan negatif terhadap tingkat kemandirian
keuangan daerah kabupaten/kota di Sumatera Utara. Penelitian yang dilakukan
Ersyad (2011) menunjukkan bahwa PAD mempunyai pengaruh yang signifikan
positif terhadap tingkat kemandirian keuangan daerah. Penelitian yang dilakukan
Julitawati (2012) menunjukkan bahwa PAD dan dana perimbangan berpengaruh
terhadap kinerja keuangan pemerintah kabupaten/kota di Provinsi Aceh.
Penelitian yang dilakukan Reza (2013) menunjukkan bahwa PAD berpengaruh
signifikan positif terhadap tingkat kemandirian keuangan daerah, DBH dan DAU
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat kemandirian keuangan
daerah, sedangkan DAK berpengaruh signifikan negatif terhadap tingkat
kemandirian keuangan daerah.
Dari beberapa peneliti terdahulu tersebut,

maka PAD yang memiliki

pengaruh yang signifikan positif terhadap kemandirian keuangan apabila daerah


artinya PAD meningkat maka kemandirian keuangan daerah juga meningkat,
sebaliknya jika PAD rendah maka kemandirian keuangan daerah juga rendah.
DAU yang dialokasikan pemerintah terhadap tingkat kemandirian keuangan
daerah, jika DAU yang dialokasikan pemerintah pusat ke daerah relatif besar
maka daerah tersebut masih mengandalkan dana dari pemerintah sebagai
penerimaan utamanya.
DAK yang berpengaruh secara signifikan terhadap kemandirian keuangan daerah
berarti semakin besar DAK yang diterima oleh daerah maka kemandirian

Universitas Sumatera Utara

keuangan daerah semakin rendah, sebaliknya semakin kecil DAK yang diterima
maka kemandirian keuangan semakin besar.
Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) serta Dana Bagi
Hasil (DBH) serta transfer lainnya dari pemerintah pusat hanya bersifat
pendukung bagi pelaksanaan pembangunan di daerah.
Keempat jenis dana tersebut yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi
Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Dana Bagi Hasil (DBH)
merupakan sumber dana daerah yang digunakan untuk menyelenggarakan
pemerintahan di tingkat daerah. Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi
Khusus (DAK) dan Dana Bagi Hasil (DBH) merupakan transfer dana dari
pemerintah. Transfer dana tersebut bagi pemerintah daerah merupakan sumber
pendanaan

dalam

melaksanakan

kewenangannya,

sedangkan

kekurangan

pendanaan dapat digali dari PAD. Transfer dari pemerintah pusat merupakan
sumber utama pemerintah daerah untuk membiayai operasi utamanya sehari-hari.
Sehingga dengan adanya fenomena tersebut yang menyebutkan bahwa,
ketergantungan pemerintah daerah yang tinggi terhadap pemerintahan pusat
dengan keadaan lebih besarnya transfer dana dari pemerintah pusat dibandingkan
pendapatan asli daerah ingin maka ingin dilakukan pengujian terhadap keadaan
tersebut.
Penelitian terdahulu tersebut memiliki perbedaan hasil penelitian sehingga
dengan adanya perbedaan hasil yang didapatkan, oleh karena itu penulis merasa
tertarik untuk melakukan penelitian sejenis dengan mengambil sampel pada
pemerintahan Kabupaten / Kota di Provinsi Riau.

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan


judul : Pengaruh Rasio Efektifitas Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi
Umum, Dana Alokasi Khusus serta Dana Bagi Hasil

terhadap Tingkat

Kemandirian Keuangan pada Pemerintahan Kabupaten/Kota di Provinsi Riau.

1.2. Perumusan Masalah


Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka yang
menjadi rumusan masalah dalam penulisan ini adalah : Apakah Rasio
Efektifitas Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus,
dan Dana Bagi Hasil berpengaruh terhadap tingkat Kemandirian Keuangan
Daerah pada pemerintahan Kota/Kabupaten di Provinsi Riau baik secara parsial
maupun simultan ?

1.3. Tujuan Penelitian


Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah Rasio Efektifitas
Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, dan Dana
Bagi Hasil berpengaruh terhadap tingkat Kemandirian Keuangan Daerah pada
pemerintahan Kota/Kabupaten di Provinsi Riau baik secara parsial maupun
simultan.

Universitas Sumatera Utara

1.4. Manfaat Penelitian


Manfaat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihakpihak yang berkepentingan antara lain : bagi peneliti, bagi pemerintah daerah, dan
bagi peneliti selanjutnya.
1.4.1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan
dan menambah pengetahuan dan wawasan peneliti mengenai pengaruh
Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan
Dana Alokasi Khusus Terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan
Daerah pada Pemerintahan Kabupaten/Kota di Provinsi Riau serta
untuk membandingkan teori yang didapat dari studi kuliah dengan
yang sebenarnya.
1.4.2.

Bagi Pemerintah Daerah, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi


sumbangan pemikiran mengenai Rasio Efektivitas Pendapatan Asli
Daerah,

Dana

Alokasi

Umum,

Dana

Alokasi

Khusus

serta

pengaruhnya terhadap tingkat kemandirian keuangan daerah.


1.4.3. Bagi penelitian selanjutnya , diharapkan penelitian ini dapat menjadi
sumbangan pemikiran yang dapat membantu penelitian selanjutnya
khususnya tentang tingkat kemandirian keuangan daerah.

Universitas Sumatera Utara

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Pustaka


2.1.1. Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daerah
Menurut

Halim

(2007:234),

Rasio

efektivitas

menggambarkan

kemampuan pemerintah daerah dalam merealisasikan Pendapatan Asli Daerah


yang direncanakan dibandingkan dengan target yang ditetapkan berdasarkan
potensi riil daerah, dengan rumus :

Efektifitas = 100%

Kemampuan daerah dalam menjalankan tugasnya dikategorikan efektif apabila


rasio yang dicapai mencapai minimal sebesar 1 (satu) atau 100 persen. Namun
demikian semakin tinggi rasio efektivitas, menggambarkan kemampuan daerah
yang semakin baik karena semua rencana benar-benar terlaksana dan hal itu
berarti bahwa kinerjanya terbukti.

2.1.2. Dana Alokasi Umum (DAU)


Dana Alokasi Umum (DAU) adalah dana yang bersumber dari penerimaan
anggaran pendapatan dan belanja negara yang dialokasikan kepada daerah dalam
bentuk block grant yang pemanfaatannya diserahkan sepenuhnya kepada daerah.
Variabel ini diukur melalui besarnya target DAU yang diperoleh daerah
kabupaten/kota pada setiap tahun anggaran.

Universitas Sumatera Utara

Menurut Halim (2004 : 160), Dana Alokasi Umum (DAU) adalah dana
yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)

yang

dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan daerah untuk


membiayai kebutuhan pengeluarannya dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.
Dana Alokasi Umum mempunyai bagian-bagian. Bagian-bagian tersebut akan
dijelaskan pada bagian berikut.
1. Dana Alokasi Umum untuk Daerah Provinsi.
2. Dana Alokasi Umum untuk daerah Kabupaten/Kota.
DAU ditetapkan minimal 25% dari penerimaan dalam negeri. 10% untuk DAU
daerah provinsi, 90% untuk DAU daerah kabupaten/kota.
DAU Provinsi =
DAU Kab/kota =

bobot daerah provinsi yang bersangkutan


bobot seluruh daerah provinsi

Menurut Saragih (2003 : 104) Bagi daerah yang relatif minim Sumber

Daya Alam (SDA), DAU merupakan sumber pendapatan penting guna


mendukung operasional pemerintah sehari-hari serta sebagai sumber pembiayaan
pembangunan.
Menurut Saragih (2003 :132) tujuan DAU di samping untuk mendukung sumber
penerimaan daerah juga sebagai pemerataan atau equalization kemampuan
keuangan pemerintah daerah.
Dana Alokasi Umum (DAU) merupakan block grant yang diberikan
kepada semua kabupaten dan kota untuk tujuan mengisi kesenjangan antara
kapasitas dan kebutuhan fiskalnya, dan didistribusikan dengan formula
berdasarkan prinsip tertentu yang secara umum mengindikasikan bahwa daerah

Universitas Sumatera Utara

miskin dan terbelakang harus menerima lebih banyak daripada daerah yang kaya.
Dengan kata lain, tujuan penting Dana Alokasi Umum (DAU) adalah dalam
kerangka pemerataan kemampuan penyediaan pelayanan publik antar pemerintah
daerah di Indonesia. (Kuncoro, 2004 : 30)
Mengacu pada PP No.104 Tahun 2000 tentang Dana Perimbangan
(Mardiasmo, 2007: 157) tujuan Dana Alokasi Umum (DAU) terutama adalah
untuk horizontal equity dan suffeciency. Tujuan horizontal equity merupakan
kepentingan pemerintah pusat dalam rangka melakukan distribusi pendapatan
secara adil dan merata agar tidak terjadi kesenjangan antar daerah. Sementara itu,
yang menjadi kepentingan daerah adalah kecukupan (sufficiency), terutama adalah
untuk menutup fiscal gap.

2.1.3

Dana Alokasi Khusus (DAK)


Dana Alokasi Khusus (DAK) adalah dana yang bersumber dari APBN

yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu


mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan
prioritas nasional, khususnya dalam upaya pemenuhan kebutuhan sarana dan
prasarana pelayanan dasar masyarakat.
Menurut Undang-undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, Dana Alokasi Khusus
selanjutnya disebut DAK, adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN
yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu

Universitas Sumatera Utara

mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan
prioritas nasional.
DAK dapat dialokasikan dari APBN kepada

daerah tertentu untuk

membiayai kebutuhan khusus dengan memperhatikan dana dalam APBN.


Kebutuhan khusus adalah kebutuhan yang tidak dapat diperkirakan secara umum
dengan rumus atau komitmen atau prioritas nasional.

2.1.4. Dana Bagi Hasil (DBH)


Menurut Pipin Syarifin dan Dedah Jubaedah (2005:108) Dana bagi hasil
adalah dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan kepada daerah
berdasarkan angka presentase untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka
pelaksanaan desentralisasi. Dana bagi hasil ini bersumber dari pajak dan
kekayaan daerah.
Dana bagi hasil merupakan komponen dana perimbangan yang memiliki peranan
penting dalam menyelenggarakan otonomi daerah karena penerimaannya
didasarkan atas potensi daerah penghasil sumber pendapatan daerah yang cukup
potensial dan merupakan salah satu modal dasar pemerintah daerah dalam
mendapatkan dana pembangunan dan memenuhi belanja daerah yang bukan
berasal dari pendapatan asli daerah selain dana alokasi umum dan dana alokasi
khusus.
Oleh karena itu, jika pemerintah daerah menginginkan transfer bagi hasil yang
tinggi maka pemerintah daerah harus dapat mengoptimalkan potensi pajak dan

Universitas Sumatera Utara

sumber daya alam yang dimiliki oleh masing-masing daerah, sehingga kontribusi
yang diberikan dana bagi hasil terhadap pendapatan daerah dapat meningkat.

2.1.5. Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah


Menurut Halim (2004 : 20) ruang lingkup keuangan daerah terdiri dari
keuangan daerah yang dikelola langsung dan kekayaan daerah yang dipisahkan.
Keuangan daerah yang dikelola langsung adalah Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) dan barang-barang inventaris milik daerah. Keuangan
daerah yang dipisahkan meliputi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
Beberapa rasio yang dapat dikembangkan berdasarkan data keuangan yang
bersumber dari APBD menurut Halim (2002 : 128) adalah dengan Rasio
Kemandirian (otonomi fiskal). Kemandirian keuangan daerah (otonomi fiskal)
menunjukkan kemampuan Pemerintah Daerah dalam membiayai sendiri kegiatan
pemerintah, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat yang telah
membayar pajak dan retribusi sebagai sumber pendapatan yang diperlukan daerah.
Kemandirian keuangan daerah ditunjukkan oleh besar kecilnya pendapatan asli
daerah dibandingkan dengan pendapatan daerah yang berasal dari sumber yang
lain, misalnya bantuan pemerintah pusat ataupun dari pinjaman.
Rasio kemandirian menggambarkan ketergantungan daerah terhadap sumber dana
eksternal. Semakin tinggi rasio kemandirian mengandung arti

bahwa tingkat

ketergantungan daerah terhadap bantuan pihak eksternal (terutama pemerintah


pusat dan provinsi) semakin rendah, dan demikian pula sebaliknya. Rasio
kemandirian juga menggambarkan tingkat partisipasi masyarakat dalam

Universitas Sumatera Utara

pembangunan daerah. Semakin tinggi tingkat rasio kemandirian, semakin tinggi


partisipasi masyarakat dalam membayar pajak dan retribusi daerah yang
merupakan komponen PAD. Semakin tinggi masyarakat yang membayar pajak
dan retribusi daerah akan menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat yang
lebih tinggi.
2.1.6. Review Peneliti Terdahulu
Tabel 2.1
Tinjauan Peneliti Terdahulu
Nama dan

Variabel Penelitian

Hasil Penelitian

tahun
Muliana
(2009)

1. Variabel

dependen:

1. Secara

parsial

bahwa

Tingkat Kemandirian

efektivitas

Keuangan Daerah.

secara signifikan positif terhadap

2. Variabel Independen:

tingkat Kemandirian Keuangan

Rasio
DAK

PAD,

DAU,

PAD

rasio

berpengaruh

Daerah , sedangkan DAU, DAK


berpengaruh signifikan negatif
terhadap

tingkat

kemandirian

keuangan daerah .
2. Secara simultan, bahwa Rasio
efektivitas PAD, DAU dan DAK
berpengaruh
positif

secara

signifikan

terhadap

tingkat

kemandirian keuangan daerah .

Universitas Sumatera Utara

Ersyad
(2011)

1. Variabel dependen :

1. Pendapatan

Tingkat Kemandirian

berpengaruh

Keuangan Daerah

positif

Asli

Daerah

secara

signifikan

terhadap

tingkat

2. Variabel Independen :

kemandirian keuangan daerah

PAD, DAU, DAK.

2. DAK dan DAU berpengaruh


secara signifikan negatif terhadap
tingkat

kemandirian

keuangan

daerah,
Julitawati,
et al(2012)

1. Variabel dependen:

1. PAD dan Dana Perimbangan

Kinerja Keuangan

berpengaruh

Pemerintah Daerah

secara simultan terhadap kinerja

2. Variabel

signifikan

positif

keuangan pemerintah

Independen: PAD

2.

PAD dan Dana Perimbangan

dan Dana

berpengaruh

Perimbangan

secara

signifikan

parsial

terhadap

positif

masing-masing

kinerja

keuangan

pemerintah.
Marizka
(2013)

1. Variabel

dependen: 1. Secara simultan, bahwa Rasio

Tingkat Kemandirian

efektivitas PAD, DAU dan DAK

Keuangan Daerah

dan DBH berpengaruh secara

2. Variabel Independen :
PAD,

Dana

Bagi

Hasil, DAU, DAK.

signifikan positif terhadap tingkat


kemandirian keuangan daerah .
2. Secara parsial PAD berpengaruh

Universitas Sumatera Utara

signifikan positif terhadap


kemandirian keuangan daerah,
DAU berpengaruh negatif dan
tidak signifikan terhadap
kemandirian keuangan daerah,
DAK berpengaruh signifikan
negatif terhadap kemandirian
keuangan daerah, DBH
berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap kemandirian
keuangan daerah.

2.2. Kerangka Konseptual


Penelitian ini menganalisis pengaruh pendapatan asli daerah, dana alokasi umum,
dana alokasi khusus dan dana bagi hasil terhadap kemandirian keuangan daerah
pada kabupaten/kota di Provinsi Riau pada tahun 2008 - 2012.
Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi
Khusus (DAK), dan Dana Bagi Hasil (DBH) berpengaruh terhadap kemandirian
keuangan daerah. Pemerintah daerah yang efektif dalam mengelola pendapatan
PAD, maka akan memperbesar atau meningkatkan PAD yang diperoleh sehingga
Pemerintah Pusat tidak perlu lagi mengalokasikan dana kepada pemerintah daerah
sehingga daerah tersebut dikatakan mandiri.
Untuk menyederhanakan pemikiran tersebut dibuat kerangka konseptual berikut.

Universitas Sumatera Utara

Variabel Independen

Variabel dependen

RASIO EFEKTIFITAS
PENDAPATAN ASLI DAERAH (X1)

DANA ALOKASI UMUM (X2)


TINGKAT
KEMANDIRIAN
KEUANGAN
DAERAH (Y)

DANA ALOKASI KHUSUS (X3)

DANA BAGI HASIL (X4)

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah menjelaskan antara pengaruh variabel dependen


dengan variabel independen yang dijelaskan dalam uraian berikut.
1. Penelitian

terdahulu

menjelaskan

Pendapatan

Asli

Daerah

akan

mempengaruhi tingkat kemandirian keuangan suatu daerah, bahwa apabila


Pendapatan Asli Daerah yang dihasilkan pada suatu daerah tertentu, hal
tersebut akan mempengaruhi kemandirian keuangannya sebab jika PAD
yang dihasilkan tinggi, maka tingkat ketergantungan daerah terhadap
bantuan pihak eksternal akan semakin rendah dan membuktikan bahwa
daerah tersebut mandiri. PAD yang dihasilkan rendah, maka tingkat

Universitas Sumatera Utara

kemandirian keuangannya masih rendah karena daerah tersebut akan


bergantung kepada dana transfer dari pemerintah pusat.
2. Dana Alokasi umum juga akan berpengaruh terhadap kemandirian
keuangan daerah. DAU bertujuan untuk pemerataan kemampuan keuangan
antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah. Penelitian sebelumnya
menunjukan bahwa apabila DAU yang diterima oleh suatu daerah lebih
besar dibandingkan dengan PAD yang dihasilkan daerah tersebut maka hal
tersebut berarti tingkat kemandirian keuangan daerah tersebut masih
belum dapat dikatakan mandiri sebab dalam membiayai kegiatan
fiskalnya, daerah tersebut masih bergantung pada DAU dari pemerintah
pusat.
3. Dana Alokasi Khusus juga berpengaruh terhadap kemandirian keuangan
daerah. Dari penelitian sebelumya disebutkan bahwa apabila DAK yang
diterima oleh suatu daerah lebih besar dibandingkan dengan PAD yang
dihasilkan daerah tersebut maka hal tersebut berarti tingkat kemandirian
keuangan daerah tersebut masih belum dapat dikatakan mandiri sebab
dalam membiayai kegiatan fiskalnya, daerah tersebut masih bergantung
pada DAK dari pemerintah pusat.
4. Dana bagi hasil tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat
kemandirian keuangan daerah . Dana bagi hasil merupakan komponen
dana

perimbangan

menyelenggarakan

yang
otonomi

memiliki
daerah

peranan
.

Pemerintah

penting
daerah

dalam
yang

menginginkan dana bagi hasil yang tinggi maka harus mengoptimalkan

Universitas Sumatera Utara

potensi pajak dan sumber daya alam yang dimiliki oleh masing-masing
daerah, sehingga kontribusi yang diberikan dana bagi hasil terhadap
pendapatan daerah meningkat.

2.4. Hipotesis Penelitian


Berdasarkan kerangka konseptual di atas, maka peneliti membuat hipotesis
yang digunakan dalam penelitian.
H1 : rasio Efektifitas Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana
Alokasi Khusus serta Dana Bagi Hasil secara simultan dan parsial berpengaruh
signifikan

terhadap

Kemandirian

Keuangan

Daerah

pada

pemerintahan

Kota/Kabupaten di Riau.

Universitas Sumatera Utara

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian pada dasarnya adalah suatu kegiatan pengumpulan, pengolahan,
penyajian, dan analisa data yang dilakukan dengan metode ilmiah secara efisien
dan sistematis yang hasilnya berguna untuk mengetahui persoalan atau keadaan
dalam usaha pengembangan ilmu pengetahuan atau membuat keputusan dalam
rangka pemecahan masalah.
Jenis Penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal, yaitu
penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara suatu variabel
dengan variabel lainnya (Umar, 2003 : 30). Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui dan membuktikan pengaruh Rasio Efektivitas Pendapatan Asli
Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, dan Dana Bagi Hasil
terhadap

tingkat

Kemandirian

Keuangan

Daerah

pada

Pemerintahan

Kabupaten/Kota di Provinsi Riau.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Riau dalam jangka waktu 2008 2012. Provinsi Riau dipilih sebagai Provinsi

penelitian dikarenakan untuk

memudahkan pengumpulan data selain itu Riau termasuk salah satu Provinsi yang
menjadi penyumbang pajak dari sektor perkebunan yang terbesar di Indonesia
termasuk Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara

3.3. Batasan Operasional


Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah yang telah
dikemukakan sebelumnya, penelitian ini memberikan batasan operasional untuk
menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan.
Batasan operasional yang dimaksud yang sesuai dengan perumusan masalah
diuraikan dalam pernyataan berikut.
1. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendapatan asli daerah,
dana alokasi umum, dana alokasi khusus serta dana bagi hasil sebagai
variabel yang digunakan untuk mencari seberapa besar tingkat kemandirian
keuangan daerah dalam wilayah provinsi Riau pada tahun 2008 - 2012 dalam
penelitian ini.

3.4. Definisi Operasional


Menurut Sugiyono (2004) Operasional Variabel adalah salah satu cara
untuk mengukur suatu konsep dan bagaimana konsep harus diukur sehingga
terdapat variabel-variabel yang saling mempengaruhi dan dipengaruhi. Variabel
variabel ini digunakan untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai objek
yang akan diteliti, dimana data yang diperoleh, dikumpulkan dan dianalisis
kemudian dibandingkan dengan landasan teoritis yang diperoleh dari literature
dan kemudian ditarik kesimpulan.

Universitas Sumatera Utara

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :


3.4.1. Variabel Independen (X)
Variabel independen adalah variabel yang dianggap berpengaruh
terhadap

variabel lain. Variabel independen dalam penelitian ini akan

diuraikan dalam pernyataan dibawah ini.


3.4.1.1. Pendapatan Asli Daerah (X1)
Pendapatan asli daerah adalah pendapatan yang berasal dari dalam
daerah yang bersangkutan yang merupakan hasil pajak, hasil retribusi
daerah, hasil laba perusahan milik daerah dan juga pendapatan
lainnya yang sah. Variable independen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Pendapatan Asli Daerah (X1). Variabel ini diukur
berdasarkan Laporan Realisasi Anggaran Pendatan dan Belanja
Daerah Provinsi Riau tahunan di situs Departemen Keuangan.
Dengan menggunakan satuan dalam rupiah.
3.4.1.2. Dana Alokasi Umum (X2)
Dana Alokasi Umum (DAU) adalah dana yang berasal dari APBN,
yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan
daerah untuk membiayai kebutuhan pengeluarannya dalam rangka
pelaksanaan desentralisasi.
3.4.1.3. Dana Alokasi Khusus (X3)
Dana Alokasi Khusus merupakan dana yang berasal dari APBN,
yang dialokasikan kepada daerah untuk membantu membiayai
kebutuhan khusus.

Universitas Sumatera Utara

3.4.1.4. Dana Bagi Hasil (X4)


Dana bagi hasil merupakan komponen dana perimbangan yang
memiliki peranan penting dalam menyelenggarakan otonomi daerah
karena penerimaannya didasarkan atas potensi daerah penghasil
sumber pendapatan daerah yang cukup potensial dan merupakan salah
satu modal dasar pemerintah daerah dalam mendapatkan dana
pembangunan dan memenuhi belanja daerah yang bukan berasal dari
pendapatan asli daerah selain dana alokasi umum dan dana alokasi
khusus.
3.4.2. Variabel dependen (Y)
Variabel dependen (Dependent Variabel) merupakan variabel yang
tergantung atau dapat dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel dependen
dalam penelitian ini adalah Tingkat Kemandirian Keuangan.
Tabel 3.1
Skala Pengukuran Variabel
Variabel

Pengukuran

Skala

Independen
Rasio Efektivitas
PAD
Dana Alokasi
Umum


100%


100 %

Dana Alokasi
Khusus

Rasio

Rasio

Rasio

100%

Universitas Sumatera Utara

Dana Bagi Hasil


100%

Rasio

Dependen
Tingkat
Kemandirian


Rasio
100%

Keuangan Daerah

3.5. Populasi dan Sampel Penelitian


3.5.1. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi bukan hanya ditujukan hanya untuk orang tetapi
juga objek dan benda-benda alami yang lain. Populasi juga bukan sekedar
jumlah yang ada pada objek atau subjek yang dipelajari, tetapi meliputi
seluruh karakteristik / sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek tersebut
(Sugiyono, 2004). Populasi penelitian ini adalah Laporan APBD dan
Laporan Realisasi APBD dari 10 Kabupaten dan 2 Kota yang ada di
Provinsi Riau untuk tahun 2008-2012.

Universitas Sumatera Utara

3.5.2. Sampel Penelitian


Sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi
(Kuncoro, 2003:13). Sampling adalah proses memilih sejumlah elemen
dari populasi yang mencukupi untuk mempelajari sampel dan memahami
karakteristik elemen populasi. Sampel yang baik pada umumnya memiliki
beberapa karakteristik. Karakteristik tersebut ialah (Kuncoro, 2003:105).
1. Sampel yang baik memungkinkan peneliti mengambil keputusan yang
berhubungan dengan besaran sampel untuk memperoleh jawaban yang
dikehendaki.
2. Sampel yang baik mengindentifikasikan setiap probabilitas dari setiap
unit analisis untuk menjadi sampel.
3. Sampel yang baik memungkinkan peneliti menghitung akurasi dan
pengaruh dalam pemilihan sampel daripada harus melakukan sensus.
4. Sampel yang baik memungkinkan peneliti menghitung derajat
kepercayaan yang diterapkan dalam estimasi populasi yang disusun
dari sampel statistika.
Metode

pengambilan

sampel

dilakukan

dengan

purposive

sampling, yaitu teknik pengumpulan sampel dengan pertimbangan


tertentu. (Sugiyono. 2004;78). Adapun pertimbangan yang ditentukan
oleh peneliti dalam pengambilan sampel adalah terdapat dalam
keterangan sebagai berikut.

Universitas Sumatera Utara

1. Kabupaten/kota di Provinsi Riau yang mempublikasikan laporan


APBD dan Laporan Realisasi APBDnya dalam situs Departemen
Keuangan (www.djpk.depkeu.go.id), www.riau.go.id.
2. Kabupaten/Kota di Provinsi Riau yang mempublikasikan laporan
APBD dan Laporan Realisasi APBDnya selama periode 2010-2012.
Berdasarkan kriteria sampel tersebut, didapatkan sebanyak 8 sampel
yang memenuhi kriteria yang terdiri dari 6 Kabupaten dan 2 Kota di
Provinsi Riau, sehingga jumlahnya 40 sampel (8 dikali 5 tahun).

3.6. Jenis Data


Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan dan disatukan oleh studistudi sebelumnya atau yang diterbitkan oleh berbagai instansi lainnya. Biasanya
sumber tidak langsung berupa data dokumentasi dan arsip-arsip resmi.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pooled data yaitu kombinasi antara
data time series dengan data cross section. Data time series merupakan
sekumpulan data untuk meneliti suatu fenomena tertentu, misalnya dalam
mingguan, bulanan atau tahunan, sedangkan data cross section adalah
sekumpulan data untuk meneliti suatu fenomena tertentu dalam suatu kurun
waktu.

Sumber

data

dalam

penelitian

ini

peneliti

peroleh

dari

www.djpk.depkeu.go.id, www.riau.go.id dan dari sumber-sumber lainnya.

Universitas Sumatera Utara

3.7. Metode Pengumpulan Data


Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan Teknik
Dokumentasi, yakni peneliti melakukan pengumpulan data sekunder yang
diperoleh dari situs www.djpk.depkeu.go.id, www.riau.go.id. Selain itu metode
pengumpulan data juga dilakukan dengan studi kepustakaan. Studi pustaka
adalah metode pengumpulan data yang dapat dilakukan dengan cara melakukan
pengamatan data dari literatur-literatur dan buku-buku yang mendukung dalam
penelitian.

3.8. Teknik Analisis Data


Setelah data yang diteliti sudah terkumpul, maka dilakukanlah analisis
data. Analisis data ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran jawaban atas
variabel-variabel yang diteliti dari data yang sudah terkumpul terkait dengan
rumusan dan hipotesis yang yang diajukan.
Untuk menguji hipotesis, maka analisis yang digunakan adalah analisis regresi
linear berganda, karena menyangkut tiga variabel independen dan satu variabel
dependen. Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan
variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (bebas),
dengan tujuan untuk mengestimasi atau untuk memprediksi rata-rata populasi
atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang
diketahui.
Model persamaan regresi untuk menguji hipotesis dengan formula sebagai
berikut :

Universitas Sumatera Utara

Y = a + b1X1 + b2 X2 + b3X3 +b4X4 + e


Y

= Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah

= Konstanta

X1

= Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daerah

X2

= Dana Alokasi Umum

X3

= Dana Alokasi Khusus

X4

= Dana Bagi Hasil

b1

= Koefisien Regresi Efektivitas Pendapatan Asli Daerah

b2

= Koefisien Regresi Dana Alokasi Umum

b3

= Koefisien Regresi Dana Alokasi Khusus

b4

= Koefisien Regresi Dana Bagi Hasil

= Error (pengganggu)

3.9. Pengujian Asumsi Klasik


Peneliti menggunakan bantuan program software SPSS 17.0 for windows
(Statistic Product & Service Solution) dalam penelitian ini. Pengujian asumsi
klasik dilakukan untuk menghindari atau mengurangi bias atas hasil penelitian
yang diperoleh (Erlina 2011:99).
Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada analisis
regresi linear berganda. Setidaknya ada empat uji asumsi klasik, yaitu uji
normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas. Uji
asumsi klasik penting dilakukan untuk menghasilkan estimator yang linier tidak
bias denganta varian yang minimum (Best Linier Unbiased Estimator = BLUE),

Universitas Sumatera Utara

yang berarti model regresi tidak mengandung masalah. Tidak ada ketentuan
yang pasti tentang urutan uji yang harus dipenuhi terlebih dahulu. Berikut ini
adalah uji asumsi klasik yang harus dipenuhi oleh model regresi.
3.9.1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi normal atau
tidak. Model regresi yang baik, memiliki distribusi data normal atau mendekati
normal. Menurut Priyatno (2008:28) jika analisis menggunakan metode
parametric, maka persyaratan normalitas harus dipenuhi, yaitu data berasal dari
distribusi normal. Jika data tidak berdistribusi normal atau jumlah sampel sedikit
dan jenis data adalah nominal atau ordinal maka metode yang digunakan adalah
statistic nonparametrik. Statitsik parametrik merupakan metode analisis yang
digunakan untuk jenis data skala interval dan rasio dengan ukuran sample yang
relative. Pengujian normalitas dilakukan untuk menghindari terjadinya bias pada
model regresi. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data
normal atau mendekat normal.
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data
berdistribusi normal atau tidak. Uji ini biasanya digunakan untuk mengukur data
berskala ordinal, interval, ataupun rasio. Analisis yang menggunakan metode
parametrik, maka persyaratan normalitas harus terpenuhi yaitu data berasal dari
distribusi yang normal. Jika data tidak terdistribusi normal, atau jumlah sampel
sedikit dan jenis data adalah nominal atau ordinal maka metode yang digunakan
adalah statistik non parametric. Untuk mendeteksi normalitas dapat dilakukan

Universitas Sumatera Utara

dengan uji statistik. Test statistik yang digunakan antara lain: analisis grafik
histogram, normal probability plots dan Kolmogorov Smirnov test (Ghozali,
2005). Pengujian normalitas ini dapat dilakukan melalui analisis grafik dan
analisis statistik.

1. Analisis Grafik
Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah
dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi
dengan distribusi yang mendekati normal. Namun demikian, hanya dengan
melihat histogram, hal ini dapat membingungkan, khususnya untuk jumlah
sampel yang kecil. Metode lain yang dapat digunakan adalah dengan melihat
normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari
distribusi normal. Dasar pengambilan keputusan dari analisis normal
probability plot adalah diuraikan dalam penyataan berikut.
a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal
menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis
diagonal tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak
memenuhi asumsi normalitas.

Universitas Sumatera Utara

2. Analisis Statistik
Untuk mendeteksi normalitas data dapat dilakukan pula melalui analisis
statistik yang salah satunya dapat dilihat melalui Kolmogorov-Smirnov test (KS). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis:
Ho = Data residual terdistribusi normal
Ha = Data residual tidak terdistribusi normal
Dasar pengambilan keputusan dalam uji K-S.
a. Apabila probabilitas nilai Z uji K-S signifikan secara statistik maka Ho
ditolak, yang berarti data terdistibusi tidak normal.
b. Apabila probabilitas nilai Z uji K-S tidak signifikan statistik maka Ho
diterima, yang berarti data terdistibusi normal.

3.9.2. Uji Heteroskedastisitas


Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
disebut Homokedatisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedasitas.
Model regresi yang baik adalah yang homokedasitas atau tidak terjadi
heteroskedasitas. Untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas dilakukan dengan
melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan
residualnya (SRESID).
Dasar analisis yang digunakan dalam uji heterokedastisistas dijelaskan sebagai
berikut.

Universitas Sumatera Utara

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik titik yang membentuk suatu pola
tertentu teratur, bergelombang, melebar, kemudian menyempit maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola tertentu serta titiktitik menyebar diatas dan dibawah
angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas, maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Analisis dengan grafik
plots memiliki kelemahan yang cukup signifikan oleh karena jumlah
pengamatan mempengaruhi hasil ploting. Semakin sedikit jumlah
pengamatan, semakin sulit untuk mengintepretasikan hasil grafik plot.
Uji statistik diperlukan untuk mendapatkan hasil yang lebih dapat menjamin
keakuratan, salah satunya dengan uji Glejser (Ghozali, 2005).

Dasar

pengambilan keputusan uji heteroskedastisitas melalui uji Glejser.


1. Apabila koefisien parameter beta dari persamaan regresi signifikan
statistik,

yang

berarti

data

empiris

yang

diestimasi

terdapat

heteroskedastisitas.
2. Apabila probabilitas nilai test tidak signifikan statistik, maka berarti data
empiris yang diestimasi tidak terdapat heteroskedastisitas.
Analisis dengan grafik plots memiliki kelemahan yang cukup signifikan oleh
karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting. Semakin sedikit jumlah
pengamatan, semakin sulit untuk mengintepretasikan hasil grafik plot.

Universitas Sumatera Utara

3.9.3.

Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah model regresi linier ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka ada
masalah autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan
sepanjang waktu berkaitan satu dengan yang lain. Masalah ini timbul karena
residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi
lainnya, biasanya dijumpai pada data deret waktu (time series). Konsekuensi
adanya autokorelasi dalam model regresi adalah variance sample tidak dapat
menggambarkan variance populasinya, sehingga model regresi yang dihasilkan
tidak dapat digunakan untuk menaksir nilai variabel dependen pada nilai
independen tertentu (Ghozali, 2005). Kriteria pengujian Autokorelasi dengan
menggunakan uji Run Test (Ghozali, 2006).
1.

Apabila nilai Asymp. Sig pada output run test lebih besar dari 5%
maka data tidak mengalami autokorelasi.

2.

Apabila nilai Asymp. Sig pada output run test lebih kecil dari 5% maka
data mengalami autokorelasi.

3.9.4. Uji Multikolinearitas


Menurut Ghozali (2005), uji ini digunakan untuk mengetahui apakah
terdapat korelasi di antara variabel-variabel independen dalam model regresi
tersebut. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
variabel independen. Jika terdapat korelasi antara variabel independen, maka

Universitas Sumatera Utara

variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel


independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen adalah nol.
Untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas dalam model regresi dapat
dilihat dari tolerance value atau variance inflation factor (VIF). Sebagai dasar
acuannya diuraikan dalam pernyataan berikut.
1. Jika nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan
bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam
model regresi.
2. Jika nilai tolerance < 0,1 dan nilai VIF > 10, maka dapat disimpulkan
bahwa ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model
regresi.

3.10. Pengujian Hipotesis


Model regresi yang sudah memenuhi asumsi-asumsi klasik tersebut akan
digunakan untuk menganalisis, suatu perhitungan statistik disebut signifikan
secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah
dimana Ho ditolak). Sebaliknya, disebut tidak signifikan bila uji statistiknya
berada dalam daerah dimana Ho diterima. Model pengujian yang dilakukan
adalah uji F dan uji t.

3.10.1. Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)


Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas
secara bersama-sama atau serempak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel terikat.

Universitas Sumatera Utara

Bentuk pengujiannya adalah:


Ho artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari
pendapatan asli daerah, dana alokasi umum, dana alokasi khusus
serta dana bagi hasil terhadap kemandirian keuangan daerah.
Ha artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara bersamaan
dari pendapatan asli daerah, dana alokasi umum, dana alokasi
khusus serta dana bagi hasil terhadap kemandirian keuangan
daerah.
Dengan menggunakan tingkat signifikan () 5%, jika nilai sig.F>0,05
maka Ho diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara
bersamaan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika
nilai sig.F < 0,05 maka Ha diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan
secara bersamaan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Pengambilan keputusan juga dapat dilakukan dengan membandingkan
nilai Fhitung dan nilai Ftabel. Dimana kriterianya yaitu:
Ho diterima dan Ha ditolak jika Fhitung< Ftabel untuk = 5%
Ho ditolak dan Ha diterima jika Fhitung> Ftabel untuk = 5%

3.10.2. Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)


Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah setiap variabel bebas
secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel
terikat. Dengan menggunakan tingkat signifikan () 5%, jika nilai sig.t >
0,05 maka Ho diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan

Universitas Sumatera Utara

terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika nilai sig.t < 0,05 maka Ha
diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas
terhadap variabel terikat. Nilai thitung juga dapat dibandingkan dengan nilai
ttabel.
Kriteria pengambilan keputusannya yaitu:
Ho diterima dan Ha ditolak jika thitung<ttabel untuk = 5%
Ho ditolak dan Ha diterima jika thitung> ttabel untuk = 5%
3.10.3. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi adalah koefisien nilai yang menunjukkan
besarnya variasi variabel terikat (dependent variabel) yang dipengaruhi
oleh variasi variabel bebas (independent variabel). Pengukuran besarnya
persentase kebenaran dari uji regresi tersebut dapat dilihat melalui nilai
koefisien derminasi multiple R2 (koefisien determinan mengukur proporsi
dari variasi yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas). Apabila nilai R2
suatu regresi mendekati satu maka semakin baik regresi tersebut dan
semakin mendekati nol maka variabel independen secara keseluruhan
tidak bisa menjelaskan variabel dependen. Adjusted R square ini
digunakan untuk melihat berapa besar pengaruh faktor-faktor yang
ditimbulkan oleh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Untuk
memastikan tipe hubungan antar variabel dapat dilihat pada tabel 3.3
berikut ini.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 3.2
Hubungan Antar Variabel
Nilai

Interpretasi

0,0 0,19

Sangat Tidak Erat

0,2 0,39

Tidak Erat

0,4 0,59

Cukup Erat

0,6 0,79

Erat

0,8 0,99

Sangat Erat

(Situmorang 2008:113)

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Provinsi Riau


Berdasarkan data dari Kanwil Badan Pertanahan Nasional Propinsi Riau,
Propinsi Riau memiliki luas area sebesar 8.867.267 hektar. Propinsi Riau terletak
pada koordinat 01 05 00 Lintang Selatan - 25 00 Lintang Utara atau antara
100 00 00 -105 05 00 Bujur Timur, dengan batas-batas wilayah sebagai
berikut:
Di sebelah Barat dengan Propinsi Sumatera Barat dan Sumatera Utara
Di sebelah Timur dengan Propinsi Kep. Riau dan Selat Malaka
Di sebelah Utara dengan Selat Malaka dan Propinsi Sumatera Utara
Di sebelah Selatan dengan Propinsi Jambi dan Sumatera Barat
Wilayah provinsi Riau yang terbentang dari lereng Bukit Barisan sampai dengan
Selat Malaka terbagi menjadi wilayah daratan, dan wilayah laut dengan total luas
wilayah mencapai 89.150 km2 .
Jumlah penduduk provinsi Riau menurut hasil olah cepat tercatat sebesar
5.538.637 jiwa. Penduduk Riau terkonsentrasi di Kota Pekanbaru sebagai ibukota
Provinsi dengan jumlah penduduk 897.767 jiwa atau sekitar 16,21 persen dari
seluruh penduduk Riau. Sedangkan Kabupaten/kota dengan jumlah penduduk
terkecil adalah kabupaten kepulauan Meranti sebesar 176.290 jiwa.
Wilayah provinsi Riau secara administratif terbagi dalam 10 kabupaten dan 2 kota
yaitu :

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.1
Nama nama Ibukota dan Luas Wilayah Kabupaten / Kota
Nama Kabupaten/ Kota

Ibukota

Luas (Ha)

Kabupaten Bengkalis

Bengkalis

843.720

Kabupaten

Indragiri Tembilahan

1.379.837

Indragiri Rengat

767.627

Kuantan Taluk Kuantan

520.216

Hilir
Kabupaten
Hulu
Kabupaten
Singingi
Kabupaten Pelalawan

Pangkalan kerinci

1.240.414

Kabupaten Rokan Hilir

Bagan siapi-api

896.143

Kabupaten Rokan Hulu

Pasir pengarayan

722.978

Kabupaten Siak

Siak si Indrapura

823.357

Kabupaten Kep. Meranti

Selat panjang

360.703

Kota Dumai

Dumai

203.900

Kota Pekanbaru

Pekanbaru

63.301

Provinsi Riau

Pekanbaru

8.915.016

Sumber : www.riau.go.id
Metode pemilihan sampel yang digunakan adalah purposive judgement
sampling method yaitu berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Berdasarkan metode
tersebut diperoleh sampel penelitian yaitu sebanyak 8 kabupaten dan kota yang
terdapat di provinsi Riau, periode penelitian tahun 2008-2012 yaitu sebanyak 5
tahun sehingga data pooling sebanyak 40.

Universitas Sumatera Utara

4.2 Analisis Hasil Penelitian


4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif
Statistik Deskriptif digunakan untuk mengeksplorasi data yang telah
dikumpulkan, membuat kesimpulan dan mendeskripsikan data tersebut. Deskripsi
variabel ini memberikan gambaran mengenai nilai minimum, nilai maksimum,
nilai rata-rata, serta standar deviasi data yang digunakan dalam penelitian. Tujuan
adanya statistik deskriptif adalah untuk memudahkan membaca data serta
memahami maksudnya. Deskripsi variabel dari hasil penelitian ini dapat dilihat
pada tabel 4.2 berikut :
Tabel 4.2
Descriptive Statistics
N

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

LNKKD

40

.65

3.18

1.6854

.57088

LNPAD

40

3.35

5.99

4.7352

.48408

LNDAU

40

1.58

3.87

3.3077

.44813

LNDAK

40

-.97

3.14

.7080

.87569

LNDBH

40

1.33

4.30

2.5162

.80157

Valid N (listwise)

40

Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat dijelaskan dengan pernyataan dibawah ini.
a.

Variabel Kemandirian Keuangan Daerah (Y) memiliki sampel (N)


sebanyak 40, dengan nilai minimum 0,65 dan nilai maksimum 3,18 serta
nilai rata-rata 1,6854. Standard Deviation variabel ini adalah 057088.

Universitas Sumatera Utara

b. Variabel Efektifitas PAD (X1) memiliki sampel (N) sebanyak 40, dengan
nilai minimum 3,35 dan nilai maksimum 5,99 serta nilai rata-rata 4,7352.
Standard Deviation variabel ini adalah 0,48408.
c. Variabel DAU (X2) memiliki sampel (N) sebanyak 40, dengan
minimum 1,58 dan nilai maksimum 3,87

nilai

serta nilai rata-rata 3,3077.

Standard Deviation variabel ini adalah 0,44813 .


d. Variabel DAK (X3) memiliki sampel (N) sebanyak 40, dengan nilai
minimum -0,97 dan nilai maksimum 3,14 serta nilai rata-rata 0,7080.
Standard Deviation variabel ini adalah 0,87569 .
e. Variabel DBH (X4) memiliki sampel (N) sebanyak 40, dengan nilai
minimum 1,33

dan nilai maksimum 4,30 serta nilai rata-rata 2,5162.

Standard Deviation variabel ini adalah 0,80157 .

4.2.2 Uji Asumsi Klasik


4.2.2.1 Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi, variabel independen, dan variabel dependen atau keduanya
mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji ini akan dideteksi melalui dua
cara, yaitu analisis grafik (histogram dan Normal P-Plots) dan analisis
statistik (Non-Parametrik Kolmogorov-Smirnov).
1. Analisis Grafik
Analisis grafik dilakukan dengan melihat grafik histogram dan
grafik normal P-Plots berikut ini :

Universitas Sumatera Utara

Sumber : Hasil olahan SPSS 17.00, 2014


Gambar 4.1
Histogram Dependent Variabel
Pada gambar 4.1 di atas dapat disimpulkan bawa variabel tidak
terdistribusi secara normal. Hal ini dikarenakan kurva histogram yang
tidak memiliki keseimbangan ke kiri dan ke kanan atau berbentuk seperti
lonceng.

Sumber: Hasil Olahan SPSS 17.00, 2014


Gambar 4.2
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Gambar 4.2 memperlihatkan garis normal probability plot dimana variabel
tidak terdistribusi secara normal. Hal ini dikarenakan titik-titik penyebaran data
menyebar jauh dari garis diagonal serta tidak mengikuti arah garis diagonal.

Universitas Sumatera Utara

Menurut Erlina (2011) ada beberapa cara yang dapat digunakan mengatasi data
yang tidak normal diantaranya:
1. Lakukan transformasi data ke bentuk lainnya. Pelanggaran asumsi
normalitas biasanya disebabkan bentuknya menceng (skew), sehingga untuk
mengubah bentuk yang menceng tersebut dapat mengubah nilai atau
mentransformasikan niali ke dalam bentuk logaritma natural.
2. Lakukan trimming. Trimming adalah membuang data yang outlier.
3. Lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai data yang outlier ke suatu nilai
tertentu. Melakukan winsorizing yaitu mengubah nilai observasi yang
outlier menjadi nilai maksimum dan minimum yang diizinkan.
Dalam penelitian ini cara yang digunakan yaitu dengan melakukan transformasi
data ke dalam bentuk logaritma natural (Ln), dimana data yang ditransformasikan
adalah kemandirian keuangan daerah, pendapatan asli daerah, dana alokasi umum,
dana alokasi khusus, serta dana bagi hasil.

Analisis grafik menggunakan

histogram dan normal P-Plots setelah dilakukan transformasi data yaitu:

Sumber: Hasil olahan SPSS 17.00, 2014


Gambar 4.3
Histogram Dependent Variabl
Gambar 4.3 ini menunjukkan kurva histogram yang memiliki kemiringan
seimbang ke kiri dan ke kanan atau tidak condong kekiri dan kekanan, melainkan
ketengah dengan bentuk seperti lonceng, sehingga data dengan pola seperti ini
memiliki distribusi normal. Hasil kesimpulan normal atau tidaknya data hanya

Universitas Sumatera Utara

dilihat dari grafik histogram, maka hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk
jumlah sampel yang kecil. Metode lain yang digunakan dalam analisis grafik
adalah dengan melihat normal probability plot. Jika distribusi data residual
normal, maka garis yang akan menggambarkan data sesungguhnya akan
mengikuti garis diagonalnya. Uji normalitas dengan melihat normal probability
plot dapat dilihat pada gambar berikut.

Sumber : Hasil Olahan SPSS 17.00, 2014


Gambar 4.4
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Gambar 4.4 ini merupakan kurva P-Plot yang menunjukkan penyebaran


titik-titik data disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, hal
ini berarti data pada variabel yang digunakan, yaitu variabel kemandirian
keuangan daerah berdistribusi normal.

Universitas Sumatera Utara

1. Uji Statistik Kolmogorov- Smirnov.


Uji normalitas dengan metode statistik menggunakan uji kolmogorov
smirnov. Uji ini dilakukan untuk memastikan apakah plotting data residual yang
menyebar disekitar garis diagonal terdistribusi normal atau tidak.Distribusi data
dikatakan normal apabila nilai asymptonic significance lebih besar dari 0.05( >
0.05). Hal tersebut mengindikasikan bahwa variabel independen yang digunakan
dalam penelitian ini tidak terdapat data yang outlier yang dapat mengakibatkan
hasil penelitian menjadi bias sehingga dapat digunakan untuk memprediksi
Kemandirian Keuangan Daerah yang ad diprovinsi Riau pada tahun 2008-2012.
Untuk lebih jelas Hasil uji Kolmogorov Smirnov dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
Tabel 4.3.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
Normal Parameters

40
a,,b

Mean
Std. Deviation

.0000000
.40675129

Most Extreme

Absolute

.092

Differences

Positive

.092

Negative

-.059

Kolmogorov-Smirnov Z

.584

Asymp. Sig. (2-tailed)

.885

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
Sumber : Hasil olahan SPSS 17.00, 2014
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa data sudah terdistribusi secara
normal. Hal ini di lihat dari nilai kolmogorov-smirnov Z sebesar 0,584 dengan

Universitas Sumatera Utara

nilai Asymp.Sig (2-tailed) sebesar 0,885 atau probabilitas diatas 0,05. Hal ini
berarti bahwa H0 diterima, yang berarti data residual berasal dari distribusi
normal. Setelah dilakukan pengujian melalui analisa grafik dan statistik maka
diperoleh hasil normal sehingga asumsi normalitas terpenuhi dan dapat
dilanjutkan dengan pengujian asumsi klasik berikutnya pada data.
4.2.2.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi
ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model regresi
yang baik seharusnya terbebas dari korelasi di antara variabel bebas.
Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai variance inflation factor (VIF) dan
tolerance. Suatu model dikatakan terbebas dari korelasi apabila VIF < 10 dan
tolerence > 0,1. Dari pengujian model regresi diperoleh hasil untuk masingmasing variabel yang ditampilkan pada tabel 4.4
Tabel 4.4
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model
1

Tolerance

VIF

LNPAD

.930

1.075

LNDAU

.983

1.017

LNDAK

.901

1.110

LNDBH

.844

1.185

(Constant)

a. Dependent Variable: LNKKD

Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa nilai tolerance dan VIF dari variable
Pendapatan Asli Daerah adalah sebesar 0,930 dan 1,075. Untuk variabel Dana

Universitas Sumatera Utara

Alokasi Umum adalah sebesar 0,983 dan 1,017. Variabel Dana Alokasi Khusus
adalah sebesar 0,901 dan 1,110. Variabel Dana Bagi Hasil adalah sebesar 0,844
dan 1,185. Oleh karena itu, dapat disimpulkan dalam model ini tidak terdapat
masalah multikolinearitas antara variabel bebas karena nilai tolerance berada di
bawah 1 dan nilai VIF jauh di bawah angka 10.

4.2.2.3 Uji Autokorelasi


Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (periode sebelumnya). Untuk mendeteksi ada
tidaknya autokorelasi maka dilakukan pengujian dilakukan dengan menggunakan
uji Run Test. Uji run test sebagai bagian dari statistik non parametrik dapat pula
digunakan untuk menguji apakah antara residual terdapat korelasi yang tinggi.
Jika antara residual tidak terdapat hubungan korelasi, maka dikatakan bahwa
residual adalah acak atau random. Run test digunakan untuk melihat apakah data
residual terjadi secara random atau tidak (sistematis)

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.5
Hasil Uji Run Test KKD
Runs Test
Unstandardized
Residual
Test Valuea

-.07321

Cases < Test Value

20

Cases >= Test Value

20

Total Cases

40

Number of Runs

19

-.481

Asymp. Sig. (2-tailed)

.631

Sumber : Hasil olahan SPSS 17.00, 2014

Hasil output SPSS pada tabel 4.4 menunjukkan nilai test -0,07321 dengan
nilai asymptonic significance sebesar 0,631. Nilai ini lebih besar dari 0,005 ( >
0,05). Hal ini menunjukkan distribusi data residual dalam penelitian bersifat
random atau tidak terjadi autokorelasi antara nilai residual untuk model regresi
terhadap variabel dependen KKD.

4.2.2.4 Uji Heteroskedastisitas


Pengujian ini digunakan untuk melihat apakah dalam sebuah model regresi
terjadi ketidaksamaan varian dari residual dalam rangkaian suatu pengamatan ke
pengamatan lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain
tetap,

maka

disebut

homoskedastisitas,

dan

jika

berbeda

disebut

heteroskedastisitas. Salah satu uji untuk menguji heteroskedastisitas ini adalah

Universitas Sumatera Utara

dengan melihat penyebaran dari varians residual pada diagram pencar


(Scatterplot).

Sumber : Hasil Olahan SPSS 17.00, 2014


Gambar 4.5
Scatterplot Standardized Predicted Value
Pada gambar 4.5 diatas terlihat penyebaran residual cenderung tidak
teratur, terdapat beberapa plot yang berpencar dan tidak membentuk pola tertentu,
sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat gejala heteroskedastisitas pada model
regresi dalam penelitian ini. untuk memperoleh tingkat uji heteroskedastisitas
yang lebih signifikan, maka dalam penelitian ini juga dilakukan uji glejser.
Apabila signifikansi dari variabel bebas lebih besar dari taraf nyata 5%, maka
dianggap tidak terjadi masalah heteroskedastisitas dan begitu juga sebaliknya.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.6
Hasil Uji Glejser

Model
1

T
(Constant)

Sig.
5.313

.000

-1.747

.089

Dana Alokasi Umum

-2.631

.013

Dana Alokasi Khusus

-.159

.875

-1.152

.257

Pendapatan Asli
Daerah

Dana Bagi Hasil


a. Dependent Variable: absut

Sumber : Hasil olahan SPSS 17,00, 2014


Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai signifikansinya diatas tingkat
kepercayaan 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa dalam pengujian ini tidak ada
terjadi heterokedastisitas.

4.2.3. Analisis Regresi Linear Berganda


Tabel berikut ini menunjukkan hasil estimasi regresi melalui pengolahan
data dengan SPSS 17.00 for Windows

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.7
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1

B
(Constant)

Std. Error
3.568

.931

LnPAD

.086

.147

LnDAU

-.640

LnDAK
LnDBH

Coefficients
Beta

Sig.

3.831

.001

.073

.582

.564

.155

-.503

-4.138

.000

-.305

.083

-.467

-3.682

.001

.018

.093

.025

.193

.848

a. Dependent Variable: LnKKD

Sumber : Hasil olahan SPSS 17.00, 2014

Tabel 4.7 pada kolom unstandardized coefficients beta dapat disusun persamaan
regresi linier berganda sebagai berikut:
Y = 3,568+0,86X1-0,640X2-0,305X3+0,18X4+e
Dimana :
Y

= Kemandirian Keuangan Daerah

X1 = Pendapatan Asli Daerah


X2 = Dana Alokasi Umum
X3 = Dana Alokasi Khusus
X4 = Dana Bagi Hasil
e

= Standard Error

Dari persamaan regresi maka dapat diinterpretasikan beberapa hal berikut.

Universitas Sumatera Utara

a. Nilai konstanta persamaan di atas adalah 3,568 yang menunjukkan apabila


semua variabel independen dianggap konstan atau nol maka nilai dari harga
saham adalah sebesar 3,568.
b. Variabel pendapatan asli daerah berpengaruh positif terhadap kemandirian
keuangan daerah dengan nilai koefisien sebesar 0,86. Artinya jika
pendapatan asli daerah naik sebesar 1% maka kemandirian keuangan
daerah akan mengalami penurunan sebesar 0,86 dengan asumsi bahwa nilai
variabel lain dianggap tidak konstan.
c. Variabel dana alokasi umum berpengaruh negatif terhadap kemandirian
keuangan daerah dengan nilai koefisien sebesar -0,640. Artinya jika dana
alokasi umum naik sebesar 1% maka kemandirian keuangan daerah akan
mengalami penurunan sebesar 0,640 dengan asumsi bahwa nilai variabel
lain dianggap konstan.
d. Variabel dana alokasi khusus berpengaruh negatif terhadap kemandirian
keuangan daerah dengan nilai koefisien sebesar -0,305. Artinya jika dana
alokasi khusus naik sebesar 1% maka kemandirian keuangan daerah akan
mengalami penurunan sebesar 0,305 dengan asumsi bahwa nilai variabel
lain dianggap tidak konstan.
e. Variabel dana bagi hasil berpengaruh positif terhadap harga saham dengan
nilai koefisien sebesar 0,18. Artinya jika naik sebesar dana bagi hasil 1%
maka kemandirian keuangan daerah akan mengalami kenaikan sebesar 0,18
dengan asumsi bahwa nilai variabel lain dianggap konstan.

Universitas Sumatera Utara

4.2.4 Pengujian Hipotesis


4.2.4.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas
secara bersama-sama atau serempak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel terikat. Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima
atau ditolak digunakan statistik F (uji F), dengan menggunakan tingkat signifikan
() 5%, jika nilai sig.F > 0,05 maka Ho diterima, artinya tidak ada pengaruh yang
signifikan secara bersamaan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Sebaliknya, jika nilai sig.F < 0,05 maka Ha diterima, artinya ada pengaruh yang
signifikan secara bersamaan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Pengambilan keputusan juga dapat dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung
dan nilai Ftabel. Dimana kriterianya yaitu:
Ho diterima dan Ha ditolak jika Fhitung< Ftabel untuk = 5%
Ho ditolak dan Ha diterima jika Fhitung> Ftabel untuk = 5%
Berdasarkan output di bawah ini terlihat bahwa :

Tabel 4.8
ANOVAb
Model

Sum of Squares

Df

Mean Square

Regression

6.258

1.565

Residual

6.452

35

.184

12.710

39

Total

F
8.486

Sig.
.000a

a. Predictors: (Constant), LnDBH, LnDAU, LnPAD, LnDAK


Sumber : Hasil olahan SPSS 17.00, 2014

Universitas Sumatera Utara

Pada tabel 4.8 menunjukkan hasil Fhitung sebesar 8,486 dengan perhitungan
berikut:
F hitung =

1,565
0,184

= 8,486

sedangkan Ftabel pada tingkat kepercayaan = 0,05 dengan df1 = k-1 = 5-1=4 dan
df2 = n-k = 40-5=35 adalah sebesar 2,64. Dengan keterangan sebagai berikut:
df = derajat kebebasan
n = jumlah sampel
k = jumlah variabel (variabel bebas dan variabel terikat)
Fhitung (8,486) > Ftabel (2,64) yang dapat dibuktikan hasil F tabel pada lampiran, maka
H0 ditolak dan Ha diterima dan tingkat signifikansi 0,000 < = 0,05 artinya
antara pendapatan asli daerah, dana alokasi umum, dana alokasi khusus serta
dana bagi hasil memiliki terhadap kemandirian keuangan daerah . Hal ini
menunjukkan bahwa variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap kemandirian keuangan daerah pada
Kabupaten / Kota di Provinsi Riau.

4.2.4.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji t)


Uji parsial (Uji t) dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas
secara parsial terhadap variabel terikat. Pengaruh dari masing-masing variable
pendapatan asli daerah, dana alokasi umum, dana alokasi khusus serta dana bagi
hasil terhadap kemandirian keuangan daerah dapat dilihat dari arah tanda dan

Universitas Sumatera Utara

tingkat signifikansi. Variabel berpengaruh signifikan terhadap harga saham ketika


nilai signifikansi < 0,05. Pengujian untuk menyatakan apakah hipotesis diterima
atau ditolak digunakan ketentuan dengan melakukan perbandinga antara t hitung dan
t tabel . Untuk t hitung disajikan pada tabel 4.10 sedangkan untuk t

tabel

disajikan pada

lampiran 2 dengan ketentuan pengambilan keputusan menggunakan taraf nyata


5% untuk uji 2 (dua) arah ( / 2 = 0,05/2 = 0,25) dengan derajat bebas (df) = n-k =
40-5= 35. Nilai tabel dengan taraf nyata 0,25 dan df=35 adalah 2,030.

Tabel 4.10
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1

B
(Constant)

Std. Error
3.568

.931

LnPAD

.086

.147

LnDAU

-.640

LnDAK
LnDBH

Coefficients
Beta

Sig.
3.831

.001

.073

.582

.564

.155

-.503

-4.138

.000

-.305

.083

-.467

-3.682

.001

.018

.093

.025

.193

.848

a. Dependent Variable: LnKKD


Sumber : Hasil olahan SPSS 16.00, 2014
Berdasarkan tabel diatas disimpulkan sebagai berikut.
a. Pengujian Pendapatan Asli Daerah (X1) terhadap Kemandirian Keuangan
Daerah (Y) , menunjukkan signifikansi 0,564 > 0,05 dan thitung < ttabel (0,582 <
2,030), maka H0 diterima dan Ha ditolak . Untuk tingkat signifikansinya yang
ditunjukkan oleh variabel Pendapatan Asli Daerah adalah 0,564 yang berarti
variabel PAD berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap
Kemandirian Keuangan Daerah.

Universitas Sumatera Utara

b. Variabel Dana Alokasi Umum (X2) terhadap Kemandirian Keuangan Daerah


(Y), menunjukkan signifikansi 0,000 < 0,05 dan thitung < ttabel (-4,138 < 2,030),
maka H0 diterima dan Ha ditolak. Untuk tingkat signifikansinya yang
ditunjukkan oleh variabel Dana Alokasi Umum adalah 0,000 yang berarti
variabel DAU berpengaruh signifikan negatif terhadap Kemandirian
Keuangan Daerah.
c. Variabel Dana Alokasi Khusus (X3) terhadap Kemandirian Keuangan Daerah
(Y), menunjukkan signifikansi 0,001 < 0,05 dan thitung < ttabel (-3,682 < 2,030),
maka H0 diterima dan Ha ditolak. Untuk tingkat signifikansinya yang
ditunjukkan oleh variabel Dana Alokasi Khusus adalah 0,001 yang berarti
variabel DAK berpengaruh signifikan negatif terhadap Kemandirian
Keuangan Daerah.
d. Variabel Dana Bagi Hasil (X4) terhadap Kemandirian Keuangan Daerah (Y),
menunjukkan signifikansi 0,848 > 0,05 dan thitung < ttabel (0,193 < 2,030),
maka H0 diterima dan Ha ditolak. Untuk tingkat signifikansinya yang
ditunjukkan oleh variabel Dana Bagi Hasil adalah 0,848 yang berarti variabel
DBH berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap Kemandirian
Keuangan Daerah.

Universitas Sumatera Utara

4.2.4.3 Koefisien Determinasi (R2)


Koefisien determinasi adalah koefisien nilai yang menunjukkan besarnya
variasi variabel terikat (dependent variable) yang dipengaruhi oleh variasi
variabel bebas (independent variable). Pengukuran besarnya persentase kebenaran
dari uji regresi tersebut dapat dilihat melalui nilai koefisien determinasi multiple
R2. Apabila nilai R2 suatu regresi mendekati satu, maka semakin baik regresi
tersebut dan semakin mendekati nol maka variabel independen secara keseluruhan
tidak bisa menjelaskan variabel dependen. Adjusted R square digunakan untuk
melihat berapa besar pengaruh faktor-faktor yang ditimbulkan oleh variabelvariabel bebas terhadap variabel terikat.
Tabel 4.11
Variables Entered/Removed

Model
1

Variables

Variables

Entered

Removed

LNPAD, LNDAU,

Method
. Enter

LNDAK, LNDBH

a. All requested variables entered.


Sumber : Hasil Olahan SPSS 17.00 , 2014

Pada tabel 4.11 dinyatakan bahwa variabel pendapatan asli daerah, dana
alokasi umum, dana alokasi khusus serta dana bagi hasil

tidak ada yang

dikeluarkan dari persamaan yang ditunjukkan oleh kolom variables removed yang
kosong. Metode yang dipilih adalah metode enter. Setelah mengetahui bahwa
seluruh variabel dimasukkan dalam analisis persamaan maka dilakukan pengujian
hipotesis koefisien korelasi dan koefisien determinasi. Pada model summary,

Universitas Sumatera Utara

apabila R semakin besar berarti hubungan antar variabel semakin erat. Tipe
hubungan antar variabel dapat dilihat berikut ini :

Tabel 4.12
Hubungan Antar Variabel
Nilai
Interpretasi
0,0 0,19

Sangat Tidak Erat

0,2 0,39

Tidak Erat

0,4 0,59

Cukup Erat

0,6 0,79

Erat

0,8 0,99

Sangat Erat

Sumber : Situmorang 2008:113

Tabel 4.13
Model Summary
Model
1

R Square
.702a

.492

a. Predictors: (Constant), LNPAD, LNDAU, LNDAK, LNDBH

Sumber : Hasil olahan SPSS 16.00, 2014


Berdasarkan tabel 4.13 dapat dilihat bahwa nilai R sebesar 0,702 atau
70,2% yang berarti bahwa hubungan antar kemandirian keuangan daerah dengan
variabel bebasnya pendapatan asli daerah, dana alokasi umum, dana alokasi
khusus serta dana bagi hasil adalah cukup erat. Pada tabel ditunjukkan nilai
adjusted R square dalam penelitian ini yaitu sebesar 0,492 yang berarti 49,2%
variasi dari kemandirian keuangan daerah dijelaskan oleh keempat variabel bebas

Universitas Sumatera Utara

tersebut, sedangkan sisanya 51,8% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti
oleh penelitian ini.
Standard error of estimated artinya mengukur variabel dari nilai yang
diprediksi. Standard error of estimated disebut juga standar deviasi dimana dalam
penelitian ini yaitu sebesar 0,43. Semakin kecil standar deviasi berarti model
semakin baik.

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian


Berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa
secara simultan atau serempak variabel pendapatan asli daerah, dana alokasi
umum, dana alokasi khusus, dan dana bagi hasil mempengaruhi kemandirian
keuangan daerah pada Kabupaten/ Kota di Provinsi Riau karena dari hasil uji F
menunjukkan nilai Fhitung

(8,486)

> Ftabel

(2,64)

dan tingkat signifikansi penelitian

0,05 ( 0,00 < 0,05 ). Nilai Adjusted R Square sebesar 0,492 yang berarti 49,2%
variasi dari kemandirian keuangan daerah dijelaskan oleh keempat variabel
bebas tersebut, sedangkan sisanya 50,8% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
diteliti oleh penelitian ini.
Berdasarkan pengujian statistik dengan uji t menunjukkan variabel pendapatan
asli daerah berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap kemandirian
keuangan daerah karena nilai thitung < ttabel (0,582 > 2,030) dan nilai signifikan
lebih besar dari 0,05 (0,564 > 0,05). Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Muliana (2009), Ersyad (2011), Julitawati , et al (2012),

Universitas Sumatera Utara

Marizka (2013) yang berkesimpulan bahwa Pendapatan Asli Daerah


berpengaruh secara signifikan positif terhadap Kemandirian Keuangan Daerah.
Berdasarkan pengujian statistik dengan uji t menunjukkan Dana Alokasi Umum
berpengaruh negatif terhadap kemandirian keuangan daerah karena thitung lebih
kecil dari ttabel (- 4,138 > 2,030) dan nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 (0,00 <
0,05). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Muliana (2009) yang
menyebutkan bahwa DAK dan DAU berpengaruh signifikan negatif terhadap
kemandirian keuangan daerah.
Berdasarkan pengujian statistik dengan uji t menunjukkan dana alokasi
khusus berpengaruh negatif terhadap kemandirian keuangan daerah karena thitung
lebih besar dari ttabel (- 3,682 > 2,030) dan nilai signifikan lebih kecil dari 0,05
(0,001<0,05).
Berdasarkan pengujian statistik dengan uji t menunjukkan dana bagi hasil
berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap kemandirian keuangan
daerah karena thitung lebih besar dari ttabel (0,193 < 2,030) dan nilai signifikan
lebih besar dari 0,05 (0,848 < 0,05).
Berdasarkan hasil pengujian secara parsial tersebut, didapatkan bahwa hasil
yang didapatkan tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Muliana
(2009) yang menunjukkan bahwa variabel rasio Efektivitas Pendapatan Asli
Daerah (PAD) berpegaruh secara signifikan positif terhadap Kemandirian
Keuangan Daerah. Sampel yang digunakan Muliana (2009) ini adalah
Kabupaten / Kota di Sumatera Utara tahun 2006 2008.

Universitas Sumatera Utara

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji statistik dan pembahasan dalam penelitian ini,


kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah sebagai berikut, bahwa
nilai F hitung sebesar 8,486 dengan tingkat signifikansi 0,000 jauh lebih kecil dari
0,05. Oleh karena itu maka model regresi bisa dipakai untuk memprediksi tingkat
Kemandirian Keuangan Daerah. Dengan kata lain, rasio efektifitas PAD, DAU,
DAK, DBH secara simultan berpengaruh terhadap tingkat Kemandirian Keuangan
Daerah.
1. Hasil uji secara parsial (uji t) menunjukkan bahwa variabel dana alokasi
umum, variabel dana alokasi khusus memiliki pengaruh negatif terhadap
kemandirian keuangan daerah , sedangkan variabel pendapatan asli daerah
dan dana bagi hasil berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap
kemandirian keuangan daerah.
2. Hasil uji secara simultan (uji F) menunjukkan bahwa variabel pendapatan
asli daerah, dana alokasi umum, dana alokasi khusus, dan dana bagi hasil
bersama-sama (simultan) memiliki pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap kemandirian keuangan daerah pada kabupaten/kota di Provinsi
Riau.
3. Adjusted R square dalam penelitian ini yaitu sebesar 0,492 yang berarti
49,2% variasi dari keuangan daerah dijelaskan oleh keempat variabel
bebas yaitu pendapatan asli daerah, dana alokasi umum, dana alokasi

Universitas Sumatera Utara

khusus serta dana bagi hasil sedangkan sisanya 50,8% dijelaskan oleh
variabel lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini, seperti pinjaman daerah,
lain-lain pendapatan yang dipisahkan dan investasi.

5.2. Keterbatasan
Penelitian ini memiliki keterbatasan atau kelemahan yang memerlukan
pengembangan-pengembangan

dan

perbaikan

oleh

peneliti

selanjutnya.

Keterbatasan-keterbatasan tersebut adalah diuraikan sebagai berikut.


1. Variabel independen dalam penelitian ini hanya dibatasi pada pendapatan asli
daerah , dana alokasi umum, dana alokasi khusus, dan dana bagi hasil saja.
Faktor-faktor lain seperti pinjaman daerah, lain-lain pendapatan yang
dipisahkan dan investasi mempengaruhi kemandirian keuangan daerah juga.
2. Sampel dalam penelitian ini dibatasi pada kabupaten / kota tertentu, yaitu 6
kabupaten dan 2 kota di Provinsi Riau. Hal ini menyebabkan hasil penelitian
hanya berlaku untuk kabupaten / kota yang menjadi sampel penelitian,
sehingga belum dapat di generalisasi untuk seluruh Kabupaten / kota di
Indonesia.
3. Rentang waktu yang dipakai hanya dilakukan selama 5 tahun yaitu dari tahun
2008-2012 sehingga belum bisa digeneralisasi.
4. Penulis belum bisa menjelaskan dengan memberikan bukti yang cukup jelas
dan akurat terhadap penyebab hasil penelitian yang tidak sesuai dengan teori
dan hipotesis penelitian.

Universitas Sumatera Utara

5.3. Saran
Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan sehubungan dengan
keterbatasan yang terdapat dalam penelitian adalah sebagai berikut.
1. Untuk penelitian selanjutnya disarankan agar lebih menambah kabupaten /
kota yang diteliti, sehingga akan diperoleh sampel yang akan diperoleh
sampel yang lebih banyak dan hasil yang lebih akurat. Selain menambah
sampel, penelitian selanjutnya disarankan agar mengambil sampel
kabupaten / kota di luar Provinsi Riau. Ini dimaksudkan agar dapat
membandingkan apakah hasil penelitian ini berlaku untuk kabupaten / kota
di luar provinsi Riau.
2. Bagi peneliti selanjutnya disarankan agar lebih banyak menggunakan
variabel independen dalam penelitian.
3. Penggunaan data yang lebih lengkap dan rentang periode waktu penelitian
yang lebih panjang sehingga lebih mampu untuk dapat dilakukan
generalisasi atas hasil penelitian tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai