Anda di halaman 1dari 15

Besarnya Kredit Pajak Yang Diperbolehkan

MELIPUTI

1. Pajak atas penghasilan yang terutang atau dibayar di luar negri yang
dapat dikreditkan terhadap total PPh terutang di Indonesia hanya
pajak yang langsung dikenakan atas penghasilan yang diterima WP
LN tersebut. Pajak atas penghasilan terutang di LN adalah pajak atas
penghasilan berkenaan dengan usaha atau penghasilan yang
dibayar di LN, sedangkan yg dimaksud dengan pajak atas
penghasilan yang dibayar di LN adalah pajak atas penghasilan dari
modal dan penghasilannya lainnya di luar negeri seperti bunga,
dividen, royalti, sewa, dan lain-lain.
Contoh:
PT A di Indonesia pemegang saham tunggal Z inc. di Negara X. Z inc.
memperoleh keuntungan $100.000. PPh yang berlaku dinegara X 48% &
pajak dividen 38%. Perhitungan pajak atas dividen tsb sebagai berikut:

ARRIZAL BONDAN

Penyelesaian

Keuntungan Z inc.
PPh Z inc. yang disetorkan di Negara X(48%)
Pajak atas dividen(38%)
Dividen dikirim ke Indonesia

$100.000
($ 48.000)
$ 52.000
($ 19.760)
$ 32.240

PPh yang dapat dikreditkan terhadap seluruh PPh yang terutang


atas PT A adalah pajak yang langsung dikenakan atas
penghasilan yang diterima di LN yaitu $19.760.
PPh atas Z Inc. sebesar $48.000 tidak dapat dikreditkan terhadap
PPh terutang atas PT A karena pajak tsb tidak dikenakan atas
penghasilan langsung PT A di LN, melainkan pajak yg dikenakan
atas keuntungan Z inc. di luar negeri.
ARRIZAL BONDAN

Besarnya Kredit Pajak Yang Diperbolehkan


MELIPUTI

2. Besarnya kredit pajak setinggi-tingginya sama dengan jumlah pajak


yang dibayar atau terutang diluar negeri, tetapi tidak boleh melebihi
jumlah yang dihitung menurut perbandingan antara penghasilan dari
luar negeri terhadap PKP, atau setinggi-tingginya sama dengan pajak
yang terutang atas PKP dalam hal PKP lebih kecil dari penghasilan LN.
secara ringkas besarnya kredit LN yang diperbolehkan adalah nilai
terendah dari tiga perhitungan berikut:

I.

Total PPh terutang

II.

Penghasilan Netto LN Total Penghasilan DN x PPh terutang

III. PPh yang terutang atau dibayar di luar negeri


Jika jumlah PPh yang dibayar/terutang di LN melebihi jumlah kredit
pajak yang diperbolehkan, kelebihan tsb tidak dapat diperhitungkan
dengan PPh yang terutang tahun berikutnya, tidak boleh
dibebankan sebagai biaya atau pengurang penghasilan, serta tidak
bisa dimintakan restitusi.
ARRIZAL BONDAN

Contoh:
PT Putra Jaya di yogyakarta memiliki penghasilan neto sebagai berikut:
Penghasilan dalam negeri

Rp 500.000.000

Penghasilan luar negeri

Rp 500.000.000

(tarif pajak luar negeri 20%)

Perdaran bruto kegiatan usaha Rp 52.000.000.000


Penghitungan tarif pajak luar negeri yang diperbolehkan adalah:
1. Menghitung total PKP

Penghasilan dalam negeri

Rp 500.000.000

Penghasilan luar negeri

Rp 500.000.000 +

Jumlah penghasilan neto

Rp1.000.000.000

Jumlah penghasilan neto sama dengan PKP karena tidak ada kompensasi kerugian
atau pengurangan lainnya
2. Menghitung total PPh terutang:
Tarif PPh pasal 17 ayat 1(b) x penghasilan kena pajak
25% x Rp 1.000.000.000
ARRIZAL BONDAN

=Rp 250.000.000

3. Menghitung PPh maksimum dikreditkan sesuai perbandingan penghasilan


Penghasilan luar negeri

x Total PPh terutang

Total penghasilan luar dan dalam negeri


= Rp 500.000.000

x Rp 250.000.000 = Rp 125.000.000

Rp1.000.000.000

4. Menghitung PPh yang dipotong/dibayar di luar negeri


Tarif pajak luar negeri x penghasilan luar negeri
20% x Rp 500.000.000 = Rp 100.000.000
Kredit pajak luar negeri yang diperbolehkan PPh 24 adalah Rp 100.000.000. jumlah
ini diperoleh dari membandingkan penghitungan PPh terutang, PPh maksimum
dikreditkan sesuai perbandingan penghasilan, dan PPh terutang/dibayar di luar
negeri.

ARRIZAL BONDAN

Penghitungan PPh 24 jika terjadi kerugian usaha


dalam negeri

Dalam hal kerugian usaha dalam negeri, semua kerugian dapat digabungkan
/dikompensasikan dengan penghasilan dalam negeri
Contoh
Penghasilan neto PT Ananda Raya:
Di negara A mendapat laba usaha Rp 300.000.000 dengan tarif pajak 30%
Di dalam negeri merugi Rp 100.000.000
Peredaran bruto dari kegiatan usaha Rp 4.600.000.000
Penghitungan kredit pajak luar negeri diperbolehkan:
1. Menghitung PKP
Jumlah penghasilan neto= penghasilan di negara A- kerugian dalam
negeri
Jumlah penghasilan neto=RP 300.000.000 - Rp 100.000.000
=Rp 200.000.000
ARRIZAL BONDAN

2. Menghitung PPh terutang


Tarif PPh Pasal 17 ayat 1b x penghasilan kena pajak
25% x Rp 200.000.000 x 50% = Rp 25.000.000
3. Menghitung PPh maksimum dikreditkan sesuai perbandingan penghasilan
Penghasilan luar negeri (negara A)

x Total PPh terutang

Total penghasilan dalam dan luar negeri

Rp 300.000.000 x Rp 25.000.000= Rp 37.500.000


Rp 200.000.000
4. Menghitung PPh yang dipotong/dibayar di luar negeri

Tarif pajak luar negeri x penghasilan luar negeri

30% x Rp Rp 300.000.000 = Rp 90.000.000

Kredit pajak luar negeri yang diperbolehkan Rp 25.000.000 . Diambil nilai terendah
dari poin 2 3 4.

ARRIZAL BONDAN

Penghitungan PPh 24 jika terjadi kerugian usaha


diluar negeri
PENJELASAN

Dalam hal kerugian usaha luar negeri, kerugian tidak dapat digabungkan
/dikompensasikan dengan penghasilan dalam negeri
Contoh
Penghasilan neto PT Ananda Raya:
Di negara A mendapat laba usaha Rp 200.000.000 dengan tarif pajak 40%
Di negara B rugi Rp 300.000.000 dengan tarif pajak 25%
Di dalam negeri laba Rp 600.000.000
Peredaran bruto dari kegiatan usaha Rp 48.000.000.000
ARRIZAL BONDAN

Penghitungan kredit pajak luar negeri diperbolehkan:


Penghitungan tarif pajak luar negeri yang diperbolehkan adalah:
1. Menghitung total PKP

Penghasilan di negara A

Rp 200.000.000

Penghasilan dalam negeri

Rp 600.000.000 +

Jumlah penghasilan neto

Rp 800.000.000

Jumlah penghasilan neto sama dengan PKP karena tidak ada kompensasi kerugian
atau pengurangan lainnya
2. Menghitung Total PPh terutang
Penghasilan kena pajak yang mendapat fasilitas pengurangan tarif 50%
(Rp 4.800.000.000 Rp 48.000.000.000 x Rp 800.000.000) = Rp 80.000.000

Penghasilan kena pajak yang tidak mendapat fasilitas pengurangan tarif 50%
Rp 800.000.000 Rp 80.000.000 = Rp 720.000.000
PPh terutang:
50% x 25% x Rp 80.000.000

Rp 10.000.000

25% x Rp 720.000.000

Rp180.000.000+
Rp190.000.000

ARRIZAL BONDAN

3. Menghitung PPh maksimum dikreditkan sesuai perbandingan penghasilan


Penghasilan luar negeri (negara A)

x Total PPh terutang

Total penghasilan dalam dan luar negeri


Rp 200.000.000 x Rp 190.000.000= Rp 47.500.000
Rp 800.000.000
4. Menghitung PPh yang dipotong/dibayar di luar negeri

Tarif pajak luar negeri x penghasilan luar negeri

40% x Rp Rp 200.000.000 = Rp 80.000.000

Kredit pajak luar negeri yang diperbolehkan Rp 47.500.000 . Diambil nilai terendah
dari poin 2 3 4.

ARRIZAL BONDAN

Penghitungan PPh 24 jika penghasilan luar negeri


berasal dari beberapa negara

PT Yogananta di Jakarta memiliki penghasilan neto sebagai berikut:


Di negara P laba Rp 300.000.000 (tarif pajak 20%)
Di negara Q laba Rp 400.000.000 (tarif pajak 25%)
Di negara R laba Rp 100.000.000 (tarif pajak 25%)
Di dalam negeri laba Rp 200.000.000
Peredaran bruto kegiatan usaha RP 62.000.000.000

ARRIZAL BONDAN

Penghitungan kredit pajak luar negeri diperbolehkan:


Penghitungan tarif pajak luar negeri yang diperbolehkan adalah:
1. Menghitung total PKP

Penghasilan di negara P

Rp 300.000.000

Penghasilan di negara Q

Rp 400.000.000

Penghasilan di negara R

Rp 100.000.000

Penghasilan dalam negeri

Rp 200.000.000 +

Jumlah penghasilan neto

Rp1.000.000.000

Jumlah penghasilan neto sama dengan PKP karena tidak ada kompensasi kerugian
atau pengurangan lainnya

2. Menghitung Total PPh terutang


PPh terutang:
25% x Rp 1.000.000.000

ARRIZAL BONDAN

Rp 250.000.000

3. Menghitung PPh maksimum dikreditkan sesuai perbandingan penghasilan masingmasing negara


a)

Penghasilan negara P

x Total PPh terutang

Total penghasilan dalam dan luar negeri


Rp 300.000.000 x Rp 250.000.000= Rp 75.000.000

Rp 1.000.000.000
b)

Penghasilan negara Q

x Total PPh terutang

Total penghasilan dalam dan luar negeri

Rp 400.000.000 x Rp 250.000.000= Rp 100.000.000


Rp 1.000.000.000
c)

Penghasilan negara R

x Total PPh terutang

Total penghasilan dalam dan luar negeri


Rp 100.000.000 x Rp 250.000.000= Rp 25.000.000
Rp 1.000.000.000
ARRIZAL BONDAN

4. Menghitung PPh yang dipotong/dibayar di luar negeri masing-masing negara


Tarif pajak luar negeri x penghasilan luar negeri
a) 20% x Rp 300.000.000 = Rp 60.000.000

b) 25% x Rp 400.000.000 = Rp 100.000.000


c) 35% x Rp 100.000.000 = Rp 35.000.000
Kredit pajak luar negeri yang diperbolehkan sebagai berikut
Negara

Total PPh
terutang

PPh Maksimum
dikreditkan sesuai
perbandingan
penghasilan

PPh terutang
dibayar (luar
negeri)

PPh 24 terendah

Rp 250.000.000

Rp 75.000.000

Rp 60.000.000

Rp 60.000.000

Rp 250.000.000

Rp 100.000.000

Rp 100.000.000

Rp 100.000.000

Rp 250.000.000

Rp 25.000.000

Rp 35.000.000

Rp 25.000.000

Total
ARRIZAL BONDAN

Rp 185.000.000

Pengurangan/Pengembalian PPh Luar Negeri

Penjelasan

Dalam hal terjadi pengurangan atau pengembalian pajak atas penghasilan yang
dibayar di luar negeri, sehingga besarnya pajak yang dapat dikreditkan menjadi
lebih kecil daripada perhitungan semula, maka selisihnya ditambhakan pada
PPh terutang atas seluruh penghasilan WP dalam negeri pada tahun
pengurangan atau pengembalian dilakukan. Contoh: tahun 2013 WP
mendapat pengurangan pajak atas penghasilan luar negeri tahun 2012 sebesar
Rp 7.000.000, yang semula telah termasuk dalam jumlah pajak yang
dikreditkan terhadap pajak terutang tahun 2012, maka jumlah sebesar Rp
7.000.000 tsb ditambahkan pada PPh terutang tahun pajak 2013. Jumlah tsb
dimasukkan dalam induk SPT tahunan setelah menghitung PPh terutang
sebelum menentukan jumlah PPh terutang.
ARRIZAL BONDAN

Anda mungkin juga menyukai