Anda di halaman 1dari 12

KOMPARTEMEN

SINDROM
KELOMPOK IV

PENGERTIAN
Sindrom kompartemen adalah sebuah kondisi
di mana tekanan dalam kompartemen otot
menjadi begitu tinggi, sehingga suplai darah
ke daerah tersebut terganggu. Kondisi ini
bisa kronis, karena otot terlalu berkembang
atau akut akibat trauma dan perdarahan ke
dalam kompartemen. Sindrom kompartemen
akut adalah keadaan darurat medis yang
membutuhkan perawatan segera dalam waktu
12 jam.

ETIOLGI
Terdapat berbagai penyebab yang dapat meningkatkan
tekanan jaringan lokal yang kemudian memicu timbulnya
sindrom kompartemen, yaitu antara lain:
Penurunan volume kompartemen kondisi ini disebabkan
oleh Penutupan defek fascia
Peningkatan tekanan eksternal Balutan yang terlalu
ketat
Peningkatan tekanan pada struktur komparteman,
antara lain: Perdarahan atau trauma vaskuler

PATOFISIOLOGI
Ekstremitas atas dan bawah memiliki beberapa
kompartemen yang didalamnya terdapat otot, pembuluh
darah dan saraf. Mesing masing kompartemen dibungkus
oleh jaringan lunak dan tipis yang disebut dengan fascia.
Fascia inilah yang melindungi dan menjaga kompartemen
tetap pada tempatnya. Fascia ini tidak elastis sehingga
tidak mempunyai kemampuan untuk meregang.
Sindroma kompartemen diawali dengan beberapa kondisi
berupa fraktur, cedera pembuluh darah, olahraga berlebih,
penekanan tungkai dalam waktu yang lama atau benturan.
Keadaan traumatik diatas menyebabkan perdarahan dan
edema pada sebuah kompartemen otot yang tertutupi oleh
fascia yang tidak mampu meregang. Tekanan yang
meningkat pada kompartemen menghasilkan kompartemen
tamponade.

MANIFESTASI KLINIS
Pain (nyeri)
Pallor (pucat)
Pulselessness (berkurang atau
hilangnya denyut nadi)
Paresthesia (rasa baal)
Paralysis

KOMPLIKASI
Kontraktur Volkmann
Merupakan deformitas pada tangan, jari dan
pergelangan tangan karena adanya trauma pada
lengan bawah. Kira kira 1 - 10% dari semua
khasus sindrom kompartemen berkembang
menjadi kontraktur volkmann.
Sindroma Crush
Merupakan suatu keadaan klinis yang disebabkan
kerusakan otot yang jika tidak ditangani akan
terjadi kegagalan ginjal dan jantung.

PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Foto Rontgen
Untuk mengetahui apakah terdapat fraktur pada
tulang atau tidak yang berguna untuk mengetahui asal
dari rasa nyeri tersebut.
Arteriografi
Untuk mengetahui ada atau tidak cedera pada
arterinya.
Pengukuran Tekanan Kompartemen
Pengukuran tekanan secara langsung merupakan gold
standard untuk menegakkan diagnosa sindroma
kompartemen.

PENATALAKSANAAN
Terapi Medikal / Non Operatif
Terapi ini dipilih apabila masih curiga terhadap adanya
sindrom kompartemen yaitu dengan cara Menempatkan
kaki setinggi jantung dengan tujuan untuk
mempertahankan ketinggian kompartemen yang
minimal, elevasi dihindari karena dapat menurunkan
aliran darah dan akan lebih memperberat iskemia.
Terapi Pembedahan / Operatif
Indikasi untuk dilakukan terapi operatif untuk sindrom
kompartemen yaitu apabila tekanan intrakompartemen
> 30 mmHg dan memerlukan tindakan yang cepat dan
segera untuk dilakukan fasciotomi.

PENGKAJIAN
Pengkajian cepat untuk mengidentifikasi
dengan segera masalah actual/potensial dari
kondisi life threatening (berdampak
terhadap kemampuan pasien untuk
mempertahankan hidup). Pengkajian tetap
berpedoman pada inspeksi, palpasi, perkusi,
dan auskultasi. Jika hal tersebut
memungkinkan. Prioritas penilaian dilakukan
berdasarkan : airways, breahting,
circulation, disability, exposure.

PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik pada klien dengan compartemen sindrom
abdomen meliputi pemeriksaan fisik umum per system dari
observasi keadaan umum, pemeriksaan tanda-tanda vital, B1
(breathing), B2 (Blood), B3 (Brain), B4 (Bladder), B5
(Bowel), dan B6 (Bone).
B1 (Breath)
: Sesak, nafas tidak teratur
B2 (Blood) : Pucat, peningkatan tekanan darah, penurunan
nadi
B3 (Brain)
: Ada perasaan takut. Penampilan yang tidak
tenang. Data psikologis Klien
nampak gelisah.
B4 (Bladder) : Oliguria
B5 (Bowel)
: Mual, muntah, nafsu makan menurun. Nyeri
tekan pada abdomen
B6 (Bone)
: Kelemahan, lelah

DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Nyeri berhubungan dengan adanya peningkatan
tekanan intra abdomen yang mengakibatkan
iskemik jaringan.
Ketidakefektifan pola nafas berhubungan
dengan distensi abdomen yang mengakibatkan
penekanan diafragma (penghambatan relaksasi
diafragma).
Syok hipovelemik berhubungan dengan defisit
volume cairan.
Perubahan pola eliminasi urin berhubungan
dengan oliguri.
Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan
perdarahan.

Anda mungkin juga menyukai