Anda di halaman 1dari 16

MANAJEMEN ENERGI LISTRIK

1.
2.
3.

DISUSUN OLEH
LT 3 B
DESYTA AYU PANGESTIKA
JUNIAR ANIKA PUSPITASARI
YOSEFIN MELATI IMOK PUTRI

05
09
21

PEMANFAATAN LIMBAH KOTORAN


TERNAK SAPI (BIOGAS) SEBAGAI
bahan pengganti MIGAS
Energi yang paling banyak digunakan untuk aktifitas
manusia adalah energi minyak bumi dan energi listrik.
Energi minyak bumi yang banyak dipergunakan dalam
kehidupan sehari-hari adalah minyak tanah, bensin dan
solar. Energi diperlukan untuk pertumbuhan kegiatan
industri, jasa, perhubungan dan rumah tangga. Limbah
kotoran ternak adalah salah satu jenis limbah yang
dihasilkan dari kegiatan peternakan, limbah ini mempunyai
andil dalam pencemaran lingkungan karena limbah kotoran
ternak sering menimbulkan masalah lingkungan yang
mengganggu kenyamanan hidup masyarakat di sekitar
peternakan, gangguan itu berupa bau yang tidak sedap
yang ditimbulkan oleh gas yang berasal dari kotoran ternak,
terutama gas amoniak (NH3) dan gas Hidrogen (H2S).

Sejalan dengan hal itu pemerintah juga mendorong upaya-upaya


untuk penggunaan bahan pengganti migas yang dianggap layak
dilihat dari segi teknis, ekonomi, dan lingkungan, apakah itu berupa
biogas/gas bio, biofuel, briket arang dan lain sebagainya.
Biogas merupakan salah satu dari banyak macam sumber energi
terbarukan, karena energi biogas dapat diperoleh dari air buangan
rumah tangga, kotoran cair dari peternakan ayam, sapi, babi,
sampah organik dari pasar, industri makanan dan limbah buangan
lainnya. Produksi biogas memungkinkan pertanian berkelanjutan
dengan sistem proses terbarukan dan ramah lingkungan.
Teknologi pengolahan biogas dengan digester yang terbuat dari
bahan fiberglass cocok diterapkan untuk masyarakat kecil
mengingat murahnya biaya instalasi serta kemudahan dalam
pengoperasian serta perawatannya (Tim Distanak Kota Bengkulu,
2012).

Pengertian Biogas
Biogas adalah gas yang dapat dibakar atau sumber energi
yang merupakan campuran berbagai gas, dengan gas
methana dan gas karbon dioksida merupakan campuran
yang dominan (Simamora dkk, 2006).
Harahap dkk, (1978) menyatakan bahwa gasbio, merupakan
bahan bakar berguna yang dapat diperoleh dengan
memproses limbah di dalam alat yang dinamakan penghasil
gasbio Dinyatakan pula bahwa gasbio memiliki nilakalorinya
cukup tinggi, yaitu dalam kisaran 4.800-6.700 Kcal/m3,
dimana gas methana murni (100%) mempunyai nilai kalori
8.900 Kcal/m3. Kisaran komposisi gas dalam gasbio dapat
dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Komposisi gas dalam biogas


No

Jenis gas

Campuran Kotoran + Sisa


Pertanian

Kotoran Sapi

1.

Methana (CH4)

54-70%

65,7%

2.

Karbon dioksida (CO2)

27-45%

27%

3.

Nitrogen (N2)

0,5-3%

2,3%

4.

Karbon Monoksida (CO)

0,1%

0%

5.

Oksigen (O2)

0,1%

1%

6.

Propen (C3H8)

0,7%

7.

Hidrogen sulfida (H2S)

Sedikit sekali

Tidak teratur

8.

Nilai kalori (Kcal/m3)

4800-6700

6513

Tabel 2. Komposisi gas dalam biogas


No Jenis Gas

Volume %

1.

Metana (CH4)

50 60

2.

Karbondioksida (CO2)

30-40

3.

O2, H2, dan H2S

1-2

Potensi produksi gas dari berbagai tipe


kotoran ternak
Tipe Kotoran Ternak
Sapi
Babi
Peternakan ayam

Produksi gas per kg


kotoran (m3)
0,023-0,040
0,040-0,059
0,065-0,116

Hubungan Antara Biogas Dengan


Lingkungan Hidup
Biogas mempunyai keunggulan dibandingkan dengan
Bahan Bakar Minyak (BBM) yang berasal dari fosil. Sifatnya
yang ramah lingkungan dan dapat diperbaharui merupakan
keunggulan dari biogas, Bahan bakar fosil selama ini
diisukan menjadi penyebab dari pemanasan global. Bahan
bakar fosil yang pembakarannya tidak sempurna dapat
menyebabkan gas CO2 naik kepermukaan bumi. Hal
tersebut menyebabkan tingginya suhu di atas permukaan
bumi seperti yang terjadi pada saat ini.
Biogas sebagai salah satu bahan pengganti skala rumah
tangga yang ramah lingkungan dipastikan dapat
menggantikan bahan bakar fosil yang keberadaannya
semakin hari semakin terbatas.

Manfaat Biogas
Manfaat energi biogas adalah menghasilkan gas metan sebagai pengganti
bahan bakar khususnya minyak tanah dan dapat dipergunakan untuk
memasak. Dalam skala besar, biogas dapat digunakan sebagai pembangkit
energi listrik. Di samping itu, dari proses produksi biogas akan dihasilkan
sisa kotoran ternak yang dapat langsung dipergunakan sebagai pupuk
organik pada tanaman/budidaya pertanian. Manfaat energi biogas yang
lebih penting lagiadalah mengurangi ketergantungan terhadap pemakaian
bahan bakar minyak bumi yangtidak bisa diperbaharui. Menurut (Sri
Wahyuni, 2008) limbah biogas, yaitu kotoran ternak yang telah hilang
gasnya (slurry) merupakan pupuk organik yang sangat kaya akan unsurunsur yang dibutuhkan oleh tanaman, nilai kalori dari satu meter kubik
biogas sekitar 6.000 watt jam yang setara dengan setengah liter minyak
diesel oleh karena itu, biogas sangat cocok digunakan sebagai bahan bakar
alternatif yang ramah lingkungan pengganti minyak tanah, Liquefied
Petroleum Gas (LPG), butana, batubara, maupun bahan-bahan lain yang
berasal dari fosil. Kesetaraan biogas dapat dilihat dari Tabel 5 berikut ini.

Biogas dibandingkan dengan bahan


bakar lain
Biogas
1 m3 Biogas

Bahan Bakar Lain


Elpiji 0,46 kg
Minyak Tanah 0,62 liter
Minyak Solar 0,52 liter
Bensin 0,80 liter
Gas kota 1,50 m3
Kayu Bakar 3,50 kg

Studi Kasus
Kabupaten Pati merupakan salah satu dari 9 Kabupaten di
Jawa Tengah yang berpotensi untuk pengembangan sapi
perah (Kusmaningsih dkk, 2007). Pertumbuhan populasi
sapi perah di Kabupaten Pati terus mengalami peningkatan
dari tahun ke tahun. Menurut data BPS Kabupaten Pati,
dalam tiga tahun terakhir (2009-2011) populasi sapi perah
di Kabupaten Pati mengalami pertumbuhan rata-rata
sebesar 7%. Berdasarkan tren populasi dan adanya
program pemerintah di sektor peternakan, diyakini
populasi sapi perah akan terus meningkat. Pemerintah
menargetkan pada tahun 2013 terjadi peningkatan populasi
sapi perah sebesar 4,92% dan peningkatan produksi susu
sebesar 9,74% dibandingkan dengan populasi sapi perah
dan produksi susu tahun sebelumnya (Ditjen Peternakan
dan Kesehatan Hewan, 2012).

Penelitian dilakukan pada tahun 2012 di Kecamatan Margorejo


Kabupaten Pati. Pemilihan lokasi penelitian melalui metode
purposive dengan pertimbangan antara lain:
1) Terdapat pengguna biogas yang memanfaatkan limbah
peternakan sapi perah;
2) Kecamatan dengan populasi sapi perah terbesar di Kabupaten
Pati.
Dengan analisa SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities,
Threats) akan menghasilkan alternatif-alternatif strategi yang layak
(feasible) untuk dilakukan berdasarkan faktorfaktor internal dan
eksternal.
Strategi-strategi yang dihasilkan melalui analisa SWOT selanjutnya
perlu dirumuskan untuk ditentukan prioritasnya dengan
menggunakan QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix).
Strategi dengan nilai TAS (Total Attractiveness Score) tertinggi
merupakan strategi yang paling diprioritaskan untuk dijalankan.

Dengan memperhatikan faktor internal dan eksternal, maka dihasilkan


beberapa alternatif strategi dengan menggunakan analisis SWOT. Strategi
SO-1 yaitu penambahan unit biogas dengan skema pembiayaan swadaya,
lembaga donor dan pemerintah. Kapasitas biogas yang dibangun harus
memperhatikan beberapa aspek antara lain ketersediaan lahan, jumlah
ternak dan jarak antar kandang.
Biogas skala besar lebih diarahkan untuk penyediaan listrik rumah tangga.
Dengan skala besar maka kestabilan suplai gas ke generator lebih terjamin
dan secara ekonomis menguntungkan. Apabila suplai gas terlalu kecil
maka kerja dari generator tidak optimal, sementara di sisi lain biaya
investasi dan operasional untuk generator cukup tinggi. Biogas dengan
kapasitas digester 18 m3 diperkirakan mampu menghasilkan gas sebesar 6
m3 (Widodo dan Hendriadi, 2005). 6 m3 gas bio dapat dikoversikan
menjadi listrik sebesar 6-7 KWh (Lam and Heegde, 2010). Kebutuhan
kotoran ternak untuk biogas skala besar dipenuhi dari peternak yang
memiliki sapi diatas 10 ekor atau gabungan dari beberapa peternak yang
memiliki sapi 5-8 ekor dengan lokasi berdekatan.
Biogas skala kecil lebih diarahkan untuk kebutuhan memasak yang tidak
membutuhkan suplai terlalu besar dan kebutuhannya fluktuatif
(kebutuhan gas untuk siang dan malam berbeda).

Matriks SWOT Pengembangan Biogas

SIMPULAN
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
Hasil Peternakan Sapi sangat penting selain penghasil
daging dan susu, peternakan juga dapat menghasilkan
bahan pengganti (biogas) skala rumah tangga yang ramah
lingkungan untuk meningkatkan kesejahteraan rumah
tangga peternak.
Pemanfaatan bahan pengganti (biogas) dari kotoran ternak
dengan cara yang benar dapat meningkatkankan kesadaran
petani ternak dalam menghindari pencemaran lingkungan.
Jika kebutuhan bahan pengganti
(biogas) dapat
dimanfaatkan oleh peternak maka akan memenuhi
kebutuhan bahan pengganti (biogas) skala rumah tangga
yang ramah lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai