Anda di halaman 1dari 18

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah pulau sekitar 17.508
pulau dan panjang pantai kurang lebih 81.000 km, memiliki sumberdaya pesisir yang
sangat besar,baik hayati maupun non hayati. Pesisir merupakan wilayah perbatasan
antara daratan dan laut, oleh karena itu wilayah ini dipengaruhi oleh proses-proses
yang ada di darat maupun yang ada di laut. Wilayah demikian disebut sebagai ekoton,
yaitu daerah transisi yang sangat tajam antara dua atau lebih komunitas (Kaswadji,
2001).
Sebagai daerah yang masih di pengaruhi oleh pasang surut air laut pesisir
banyak ditemukan biota-biota laut dan tumbuhantumbuhan laut .Antara lain
Molusca, Crustasea, Holothuroidea,Coelenerata maupun platihelmintes. Dan pada
daerah pasang surut air laut juga ditemukan tumbuh-tumbuhan antara lain padang
lamun,rumput laut dan mangrove (Nandjy,2009).
Sebagai salah satu ekosistem daerah pasang surut air laut. Biota biota laut ini
mempunyai fungsi ekologis maupun ekonomis. Fungsi ekologis dari pada biota-biota
laut ini antara lain sebagai indikator pencemaran air laut,selain itu juga dapat
digunakan sebagai pelengkap dalam proses fotosintesis ( Sanusi,2005).
Sebagian

manusia

dalam

memenuhi

keperluan

hidupnya

dengan

mengintervensi ekosistem biota laut ini. Hal ini dapat di lihat antara lain dalam
pemanfaatan holothuroidea (teripang ) yaitu dapat di gunakan sebagai makanan
kuliner dan sebagai kripik maupun sebagai obat-obatan (Febrian,2006)..

1.2 Tujuan Kegiatan Peraktikum


Adapun tujuan Kegiatan praktikum yang dilakukan di Pantai sepuluh, BangkalanMadura adalah sebagai berikut:
1. Mengambil sampel hewan-hewan avertebrata dengan benar menurut buku
petunjuk praktikum dan modul

2. Memilah sampel hewan-hewan avertabrata berdasarkan masing-masing


takson.
3. Mengidentifikasi hewan avertebrata hingga kategori kelas.
4. Mengumpulkan data dengan cara observasi lapangan.

1.3 Manfaat Kegiatan Praktikum


Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan praktikum di Pantai
sepuluh, Bangkalan-Madura adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa lebih terampil dalam mengambil hewan-hewan avertebrata.
2. Mahasiswa mampu mengwetkan sendiri sampel hewan-hewan avertebrata
3. Mahasiswa dapat menggolongkan berbagai macam avertebrata dalam masingmasing takson.
4. Mahasiswa dapat mengetahui identifikasi hewan avertebrata hingga kategori
kelas.
5. Mahasiswa dapat belajar observasi lapangan dengan benar.

BAB 11
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Phylum Mollusca
Mollusca adalah salah satu kelompok makro invertebrata yang paling banyak
diketahui yaitu berasosiasi dengan lamun. Di Indonesia sampai saat ini masih belum
banyak dieksploitasi akan tetapi sudah banyak sejumlah studi tentang Mollusca. Di
daerah subtropik telah menunjukkan bahwa mollusca merupakan komponen yang
paling penting bagi ekosistem lamun, baik pada hubungannya dengan biomassa dan
perannya pada aliran energi pada sistem lamun. Bagaimanapun, peranan Molusca
pada ekosistem lamun di Indonesia sangat bagus (Watson, 1984),
Pada saat ini Mollusca yang ditemukan di Indonesia tercatat sekitar 15 spesies
Mollusca (11 Gastropoda dan 4 Bivalvia) dari padang lamun di Teluk Banten, Barat
Daya Laut Jawa. Fauna Mollusca yang terdapat dalam jumlah sedikit dikumpulkan
dari lima lokasi asosiasi yang berbeda, berkisar dari asosiasi Enhalus acoroides mono
spesifik sampai asosiasi yang terdiri dari tiga spesies, yaitu Enhalus acoroides,
Cymodocea serrulata dan Syringodium isoetifolium, sebagaimana asosiasi tujuh
spesies yang terdiri dari Enhalus acoroides, Cymodocea serrulata, Cymodocea
rotundata, Thalassia hemprichii, Halodule uninervis, Syringodium isoetifolium, dan
Halophila ovalis(Nandji,2009).
Jumlah keseluruhan dari pada tujuh famili gastropoda yaitu (Trochidae,
Cerithiidae, Strombidae, Muricidae, Columbellidae, Nassariidae dan Fasciolariidae)
serta tiga famili bivalvia (Arcidae, Veneridae dan Mactridae) ditemukan pada asosiasi
tersebut. Tidak ada arti ekologis yang dapat dipelajari dari catatan kelimpahan, karena
seluruh teluk mengalami over eksploitasi, dan tiga lokasi pengamatan berada dalam
jarak dekat pada desa yang besar di Pulau Panjang. Hanya dua spesies gastropoda
yang umum ditemukan pada semua lokasi, yaitu Pyrene versicolor dan Cerithium
tenellum(Mudjiono,1992).

2.2 Phylum Echinodermata


Echinodermata adalah binatang berkulit duri yang hidup di wilayah laut
dengan jumlah lengan lima buah bersimetris tubuh simetris radial. Beberapa organ
tubuh echinodermata sudah berkembang dengan baik. Misalnya teripang/ ketimun
laut, bulu babi, bintang ular, dolar pasir, bintang laut maupun pada lilia laut. Hewan
Echinodermata adalah komponen komunitas bentik di lamun yang lebih menarik dan
lebih memiliki nilai ekonomi. Lima kelas echinodermata ditemukan pada ekosistem
lamun di Indonesia. Dibawah ini urutan Echinodermata secara ekonomi :
1. Holothuroidea (timun laut atau teripang)
2. Echinoidea (bulu babi)
3. Asteroidea (Bintang laut)
4. Ophiuroidea (Bintang Laut Ular)
5. Crinoidea( Landak Laut)
Dari lima kelas yang ada, Echinoidea adalah kelompok yang paling penting di
ekosistem lamun karibia, karena mereka adalah kelompok pemakan yang utama
Echinodermata besar lain seperti Protoreaster, Peintaceraster dan Culcita spp.
cenderung pengurai dan pemakan segala dan tidak memakan lamun secara langsung.
2.3 Phylum Crustacea
Crustacea yang berasosiasi dengan lamun merupakan komponen penting dari
jaring makanan di lamun. Bentuk krustase infaunal maupun epifaunal berhubungan
erat dengan produsen primer dan berada pada tingkatan trofik yang lebih tinggi,
karena selama masa juvenil dan dewasa mereka merupakan sumber makanan utama
bagi

berbagai

ikan

dan

invertebrata

yang

berasosiasi

dengan

lamun.

mendemonstrasikan bahwa krustase merupakan sumber makanan yang paling


dominan( Nandji,2009).
Pada ekosistem lamun subtropis, pengkonsumsian lamun oleh invertebrata
agak jarang, dan detrivor mungkin mendominasi kebiasaan makan krustase yang
berasosiasi dengan lamun. Pada banyak wilayah subtropis kepiting-kepitingan.

Peran Amphipoda gamarid bagi jaring makanan dan ekosistem lamun belum
dapat diketahui secara lengkap. Dua spesies Amphipoda, bernama Apseudeus
chilkensis dan Eriopisa elongata, adalah krustase yang paling melimpah pada padang
lamun Enhalus acoroides di Teluk Grenyang dan Daftar 70 spesies krustase disusun
dari kedua teluk, bagaimanapun, banyak spesimen yang rupanya diambil dari wilayah
batuan koral berbatasan dengan padang lamun, sehingga diragukan asosiasi mereka
dengan lamun. Dari 70 spesies krustase tersebut, hanya satu jenis udang hipolitid,
Tozeuma sp., memiliki adaptasi morfologi khusus sehingga dapat tinggal di padang
lamun(Kikuchi,1980)

BAB III
METEDOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum avertebrata air laut ini dilaksanakan dipesisir Pantai Sepuluh pada
hari rabu, tanggal 29 Juni 2011.Yaitu dimulai pada pukul 08.00 sampai pukul 17.00
WIB. Bertempat di Desa Sepuluh Kecamatan Sepuluh, Kabupaten Bangkalan.
3.2 Alat dan BahanAlat
3.2.1 Alat
a. Ember
b. Pipet
c. Toples
d. Botol
e. Kertas plastic
f. Transek
g. Tali rafia
h. Kamera
i. Plastic
j. Refrakto meter
k. Thermometer
3.2.2 Bahan
a. Organisme dan biota laut yang di peroleh dari perairan laut ini yaitu filum
Mollusca,Crustahinodersa dan filum Echinodermata
3.3 Cara Kerja
a. Pertama-tama praktikum menentukan sutatu lokasi untuk mencari suatu
organisme dan biota laut.

b. Kemudian praktikan turun kesuatu perairan dengan maksud untuk mencari


organisme didasar perairan baik pada ekosistem lamun, mangrove dan
terumbu karang.
c. Mencari organisme yang ada di dalam transek tersebut maupun sekitarnya lalu
di catat dan di dukumentasikan.
d. Kemudian memasukan biota laut tersebut pada plastik untuk dibawa dan
diteliti.
e. Mengidentifikasi organisme yang di temukan di dalam teransek lalu di catat
dalam buku identifikasi.

BAB 1V
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Dari peratikum yang telah dilakukan maka diperoleh hasil sebagai barikut :
4.1.1 Bulu Babi

Gambar 5.

Gambar 6.

Bulu babi (Echinus esculentus)

Bulu babi (Echinus esculentus)

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

(Sumber : www.europ-aliens.org )

Kingdom : Animalia
Filum : Echinodermata
Kelas : Echonoidea
Ordo : Echinothuridea
Genus : Echinothuria
Spesies : Acanthaster Plancir
Habitat dari pada Echinoidea ( bulu babi) ini biasanya banyak ditemukan pada
dasar laut yang kedalamannya kurang lebih 3m dari permukaan laut, selain itu biota
ini juga banyak ditemukan pada daerah pesisir yang masih dipengaruhi oleh daerah
pasang surut air laut(Nandji,2009)

4.1.2 Rajungan

Gambar 9.

Gambar 10.

Rajungan (Portunus pelagicus)


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Rajungan (Portunus pelagicus)


(Sumber : www.europ-aliens.org )

Kingdom : Animalia
Filum: Arthropoda
Subfilum: Crustacea
Kelas: Malacostraca
Ordo: Decapoda
Genus: Portunus
Spesies: Portunus pelagicus
Habitatnya Rajungan (Malacostraca) banyak ditemukan didaerah pantai yaitu
sekitar 3 m dari permukaan air laut. (Linnaeus, 1758)
4.1.3 Teripang (Holothuroidea)

Gambar 1.

Gambar 2.

Teripang (Holothuria Sp)

Teripang (Holothuria Sp)

(Sumber :Dokumentasi Pribadi)

(Sumber : Sumber: www.wikipedia.com )

Kingdom : Animalia
Filum : Echinodermata
Kelas : Holothuria
Ordo : Dactylokhirota
Genus :Sphnerothuria
Spesies : Holothuria scabra
Habitat : Holothuroidea ditemukan didaerah pantai kurang lebih 50 m dari
pinggir pantai,selain dari pada itu biota ini juga ditemukan di dalam batu karang
ketika waktu kecil mungkin untuk melindungi badanya karena masih sangat lunak
biasanya didaerah lumpur berpasir. Selain itu holothuroidea juga banyak ditemikan
pada daerah sekitar padang lamun yaitu biasanya biota ini memakan plankton yaitu
yang dihasilkan lamun dari proses fotosintesis (Febrian 1995).

4.1.4 Udang barong

Gambar 7.
Udang barong/karang (panulirus sp.)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Gambar 8.
Udang barong (panulirus sp.)
(Sumber : www.europ-aliens.org )

Kingdom

: Animalia

Filum

: Arthropoda

Sub-phylum

: Crustacea

Kelas

: Malacostraca

Famili

: Odontodactylidae

Genus

: Odontodactylus

Habitat : Udang barong(Malacostraca) banyak ditemukan di pinggir pinggir


pantai yaitu biasanya pada air laut yang bersihi ini. banyak di jumpai barong seperti
ini (Nandji,2009)
4.1.5 Bintang Laut

Gambar 3.

Gambar 4.

Bintang laut (asteroidea)

Bintang laut (asteroidea)

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)


Kingdom:

(Sumber : www.wikipedia.com)

Animalia

Filum

Echinodermata

Kelas

Asteroidea

Genus

Asteroidea

Spesies

Asteroidea sp

Habitat Bintang laut ini banyak ditemukan pada dasar laut yang
kedalamannya kurang lebih 1m dari permukaan laut ( Mudjiono,2007).

4.2 Pembahasan
4.2.1 Klasifikasi Echinodermata
Hewan Echinodermata berdasrkan bentuk tubuhnya dapat dibagi menjadi 5
klas, yaitu kelas Asteroida, Echinoidea, Ophiuroidea, Crinoidea, dan Holoturoidea.
Asteroida.
1. Echinoidea
Jika Anda jalan-jalan di pantai, hati-hati dengan binatang ini karena tubuhnya
dipenuhi duri tajam. Duri ini tersusun dari zat kapur. Duri ini ada yang pendek dan
ada pula yang panjang seperti landak. Itulah sebabnya jenis hewan ini sering disebut
landak laut. Jenis hewan ini biasanya hidup di sela-sela pasir atau sela-sela bebatuan
sekitar pantai atau di dasar laut. Tubuhnya tanpa lengan hampir bulat atau gepeng.
Ciri lainnya adalah mulutnya yang terdapat di permukaan oral dilengkapi dengan 5
buah gigi sebagai alat untuk mengambil makanan. Hewan ini memakan bermacammacam makanan laut, misalnya hewan lain yang telah mati, atau organisme kecil
lainnya. Alat pengambil makanan digerakkan oleh otot yang disebut lentera
arisoteteles. Sedangkan anus, madreporit dan lubang kelamin terdapat di permukaan
atas.
2. Holoturoidea
Hewan jenis ini kulit durinya halus, sehingga sekilas tidak tampak sebagai
jenis Echinodermata. Tubuhnya seperti mentimun dan disebut mentimun laut atau
disebut juga teripang. Hewan ini sering ditemukan di tepi pantai. Gerakannya tidak
kaku, fleksibel, lembut dan tidak mempunyai lengan. Rangkanya direduksi berupa
butir-butir kapur di dalam kulit. Mulut terletak pada ujung anterior dan anus pada
ujung posterior (aboral). Di sekeliling mulut terdapat tentakel yang bercabang
sebanyak 10 sampai 30 buah.

Tentakel

dapat

disamakan

dengan

kaki

tabung bagian

oral

pada

Echinodermata lainnya. Tiga baris kaki tabung di bagian ventral digunakan untuk
bergerak dan dua baris di bagian dorsal berguna untuk melakukan pernafasan. Selain
itu pernafasan juga menggunakan paru-paru air.
3. Asteroida
Asteroida sering disebut bintang laut. Sesuai dengan namanya itu, jenis hewan
ini berbentuk binytang dengan 5 lengan. Dipermukaan kulit tubuhnya terdapat duriduri dengan berbagai ukuran. Hewan ini banyak dijumpai di pantai. Cirri lainya
adalah alat organ tubuhnya bercabang keseluruh lengan. Mulut terdapat di permukaan
bawah atau disebut permukaan oral dan anus terletak di permukaan atas (permukaan
aboral). Kaki tabung tentakel (tentacle) terdapat pada permukaan oral. Sedangkan
pada permukaan aboral selain anus terdapat pula madreporit. Madreporit adalah
sejenis lubang yang mempunyai saringan dalam menghubungkan air laut dengan
sistem pembuluh air dan lubang kelamin.
4..Bintang ular
Hewan ini jenis tubuhnya memiliki 5 lengan yang panjang-panjang. Kelima
tangan ini juga bisa digerak-gerakkan sehingga menyerupai ular. Oleh karena itu
hewan jenis ini sering disebut bintang ular laut (Ophiuroidea brevispinum)
Coba Anda perhatikan gambar di atas! Mulut dan madreporitnya terdapat di
permukaan oral. Hewan ini tidak mempunyai anus, sehingga sisa makanan atau
kotorannya dikeluarkan dengan cara dimuntahkan melalui mulutnya. Hewan ini hidup
di laut yang dangkal atau dalam. Biasanya bersembunyi di sekitar batu karang,
rumput laut, atau mengubur diri di lumpur/pasir. Ia sangat aktif di malam hari.
Makanannya adalah udang, kerang atau serpihan organisme lain (sampah).

5.Landak Laut
Hewan jenis ini seperti landak yang mempunyai jenis kulit berduri yang
halus, sehingga sekilas tidak tampak sebagai jenis Echinodermata. Tubuhnya seperti
landak . Hewan ini sering ditemukan di tepi pantai. Gerakannya tidak kaku, fleksibel,

lembut dan tidak mempunyai lengan. Rangkanya direduksi berupa butir-butir kapur
di dalam kulit. Mulut terletak pada ujung anterior dan anus pada ujung posterior
(aboral). Di sekeliling mulut terdapat tentakel yang bercabang sebanyak 10 sampai 30
buah. Tentakel dapat disamakan dengan kaki tabung bagian oral pada Echinodermata
lainnya. Tiga baris kaki tabung di bagian ventral digunakan untuk bergerak dan dua
baris di bagian dorsal berguna untuk melakukan pernafasan. Selain itu pernafasan
juga menggunakan paru-paru air.
Kebiasaan hewan ini meletakkan diri di atas dasar laut atau mengubur diri di
dalam lumpur/pasir dan bagian akhir tubuhnya diperlihatkan. Jika Anda
mengganggunya biasanya ia mengkerut.
4.1.2 klasifikasi filum arthropoda
Klasifikasi filum Arthropoda Filum arthropoda dibagi menjadi empat kelas,
yaitu Crustcea, Arachnida, Insecta, dan Myriapoda (Chilopoda dan Diplopoda).
a. Kelas Crustcea
Crustacea (dalam bahasa latinnya, crusta= kulit) memiliki kulit yang
keras. Udang, lobster, dan kepiting adalah contoh kelompok ini. Umumnya
hewan Crustacea merupakan hewan akuatik, meskipun ada yang hidup di
darat. Hewan ini memiliki ciri khas, yaitu rangka luar dari kitin yang keras.
Rangka luar ini keras karena mengandung zat kapur. Hewan yang tergolong
kelas Crustcea kebanyakan hidup di laut, sperti kutu air, udang karang, dan
kepiting. Selain itu ada pula yang hidup di air tawar atau di darat pada tanah
yang lembab.
Crustacea dibedakan menjadi dua subkelas berdasarkan ukuran tubuhnya,
yaitu Entomostraca dan Malacostraca. Beberapa Crustacea kecil hidup
melayang-layang di

laut, bersama binatang kecilainnya

membentuk

zooplankton. Zooplankton Crustacea memiliki antenna panjang dan bulu sikat


yang dapat membantu memperluas bidang permukaan tubuhnya dan
mencegah supaya zooplankton tidak dapat tenggelam.

System pencernaan terdiri atas mulut yang dilengkapi gigi yang kuat,
esophagus, lambung, usus halus, kelenjar pencernaan, dan anus. System
peredaran darah pada Malacostraca merupakan system peredaran darah
terbuka.

Jantung

merupakan

organ

pada

system

peredaran

darah

Malacostraca. System ekskresi memiliki alat yang dinamakan kelenjar hijau


(green glands) yang berfungsi membuang zat-zat yang bersifat sampah dari
darah. Hewan ini memiliki system saraf tangga tali. Organ sensoris telah
berkembang dengan baik, seperti mata faset, antenna, dan alat keseimbangan
pada dasar antenna yang dinamakan statocyst. Udang, lobster,dan kepiting
merupakan hewan yang termasuk Malacostraca. Hewan-hewan tersebut
merupakan sepertiga dari keseluruhhan Crustacea. Udang, lobster,dan
kepiting dikelompokan di dalam ordo Decapoda, yaitu hewan yang memiliki
sepuluh kaki. Jenis Malacostraca diantaranya udang karang (Panulirus sp),
udang yuyu (Paratelphusa convexa), kepiting (Astracus cancer), udang
belalang (Squilla sp), kutu kayu di laut (Lymnirua sp), dan lobster (Honarus
americanus).

b. Kelas Arachnida
Arachnoidea (dalam bahasa yunani, arachno = laba-laba) disebut juga
kelompok laba-laba, meskipun anggotanya bukan laba-laba saja. Kalajengking
adalah salah satu contoh kelas Arachnoidea yang jumlahnya sekitar 32
spesies. Ukuran tubuh Arachnoidea bervariasi, ada yang panjangnya lebih
kecil dari 0,5 mm sampai 9 cm.
System pencernaan terdiri atas mulut, tenggorokan, lambung, usus halus,
anus, dan kelenjar racun untuk mematikan mangsanya. Respirasi dilakukan
dengan paru-paru buku dan trakea. System ekskresi memiliki saluran
Malphigi. System sarafnya adalah system saraf tangga tali. Hewan ini
memiliki mata tunggal,tubuhnya berbuku dan dapat dibedakan menjadi hewan
jantan dan hewan betina. Fertilisasi terjadi secara internal dan tidak
mengalami metamorfosis.

Arachnoidea dibedakan menjadi tiga ordo, yaitu Scorpionida, Arachnida,


Acarina.
Scorpionida memiliki alat penyengat beracun pada segmen abdomen
terakhir, contoh hewan ini adalah kalajengking (Uroctonus mordax) dan
ketunggeng(Buthusafter).
Arachnida, abdomen tidak bersegmen dan memiliki kelenjar beracun pada
kaliseranya (alat sengat), contoh hewan ini adalah Laba-laba serigala (Pardosa
amenata), laba-laba kemlandingan (Nephila maculata).
a. Ordo Arcarina adalah kelompok hewan tungau. Anggota ordo ini memiliki
tubuh berbentuk bulat telur tau bundar. Banyak spesies tungau merusak
tumbuh-tumbuhan atau menjadi parasit pada binatang dan manusia. Contoh
kelompok ini adalah tungau kudis (Sarcoptes scabei) dan tungau unggas
(Argus sp).
b. Kelas Insecta
Insecta (dalam bahasa latin, insecti = serangga). Banyak anggota
hewan ini sering kita jumpai disekitar kita, misalnya kupu-kupu, nyamuk,
lalat, lebah, semut, capung, jangkrik, belalang,dan lebah. Hewan ini
merupakan satu-satunya kelompok invertebrata yang dapat terbang.Insecta
ada yang hidup bebas dan ada yang sebagai parasit..Tubuh Insecta
dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu kaput, toraks, dan abdomen. Kaput
memiliki organ yang berkembang baik, yaitu adanya sepasang antena,
mata majemuk (mata faset), dan mata tunggal (oseli). Insecta memiliki
organ perasa disebut palpus. Insecta yang memiliki syap pada segmen
kedua dan ketiga. Bagian abdomen Insecta tidak memiliki anggota tubuh.
Pada abdomennya terdapat spirakel, yaitu lubang pernapasan yang menuju
tabung trakea. Trakea merupakan alat pernapasan pada Insecta. Pada
abdomen juga terdapat tubula malpighi, yaitu alat ekskresi yang melekat
pada posterior saluran pencernaan. Sistem sirkulasinya terbuka. Organ
kelaminnya dioseus

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada praktikum ini dapat disimpulkan bahwa :

Pada phylum Echinodermata berdasrkan bentuk tubuhnya dapat dibagi


menjadi 5 klas, yaitu kelas Asteroida, Echinoidea, Ophiuroidea, Crinoidea,
dan Holoturoidea. Asteroida.

Sedangkan klasifikasi pada phylum arthropoda dibagi menjadi empat kelas,


yaitu Crustcea, Arachnida, Insecta, dan Myriapoda (Chilopoda dan
Diplopoda

Pada umumnya phylum Echinodermata mempunya kulit berduri dan


kebanyakan bertubuh lunak kemudian tempat hidupnya didaerah pantai yaitu
sekitar 3-5 m.

Untuk hewan Crustacea merupakan hewan akuatik, meskipun ada yang


hidup di darat. Hewan ini memiliki ciri khas, yaitu rangka luar dari kitin
yang keras. Rangka luar ini keras karena mengandung zat kapur.

5.2 Saran

Mahasiswa Ilmu Kelautan harus selalu berhati-hati ketika praktikum


dilapang

Datang tepat waktu baik Mahasiswa, Asisten dosen maupun dosen


pembimbing supaya waktu lebih efektif dan agar cepat selesai.

Mempersiapkan kebutuhan praktikum yang akan dibawa ketika dilaut.

DAFTAR PUSTAKA
English, S.A dan Barker,V.J. 1997. Survei Manual For Tropical Marine Science.
Townsvilles, Qld: Australian Institute Of Marine Science
Febrian. 1999. Analisis Biota-Biota Laut di Indonesia.Jakarta: PT Gramedia.
Harper.JM.2006. The Ecology And Taksonomi Spesies Marine. London: Madrass.
Kaswadi. 2001. Fungsi Dan Peran Molusca. Surabaya : Airlangga.
Mueler-Dumbois dan Ellenberg.1994. Aim And Method Of Vegetacion Ecology.
New York:Wimbridg.
Mudjiono. 1995. Kegunaan dan fungsi Holoturoidea sebagai Makanan Kuliner.
Surabaya: Airlangga
Nandji. 2009. Avertebrata dan Inavertebra Air. Surabaya: PT Gramedia
Saleh, A.1999. Teknik Pengukuran dan Analisis Kondisi Ekosistem Averttebrata.
Diakses13 Juli 2011.http//Regional Of Analisis Penilaian TK.

Anda mungkin juga menyukai