Gaya
Mempelajari
Vektor Gaya
Menyusun Gaya
Momen Gaya
Secara
Grafis
Titik Berat
Pada
Analisis
Penampang
Bidang Datar
Vektor Gaya
Gaya adalah besaran vektor, jadi dapat digambarkan dengan garis dan harus memenuhi
ketentuan sbb; titik tangkap gaya, besar gaya, arah gaya.
Menentukan besarnya gaya dan garis kerja gaya
Besarnya gaya dilukiskan sebagai garis lurus dan panjang garis itu menyatakan besarnya
gaya. Satuan gaya menurut SI adalah Newton (N) atau Kg m/s.
Untuk melukiskan besarnyaa gaya digunakan perbandingan / skala gaya. Misalnya, 1 cm
garis menggambarkan gaya 1 newton, maka gaya sebesar 10 N digambarkan dengan garis 10
cm. Gaya dapat dipindahkan di sepanjang garis kerjanya asalkan arah dan besarnya sama.
B
Garis kerja gaya
L adalah panjang anak panah yang menurut skala menggambarkan besarnya gaya F ( vektor
AB = AB ).
Menentukan arah gaya
Arah gaya dapat digambarkan sebagai anak panah.
Titik tangkap gaya adalah titik tempat sebuah gaya mulai bekerja. Jadi, titik tangkap gaya
dapat digambarkan dengan sebuah titik yang ditempatkan di pangkal garis gaya.
Memindahkan gaya
Sebuah gaya F dapat dipindah tempatnya di sepanjang garis kerjanya, tanpa mengurangi
pengaruh gaya tersebut terhadap benda. Misalnya, kita menarik sebuah benda dengan seutas
tali (berat tali diabaikan) dengan gaya sebesar F maka apakah tali itu ditambahkan pada titik
A atau B, hasilnya akan tetap.
F
A
Susunan Gaya
Apabila pada sebuah benda bekerja beberapa buah gaya ( sistem gaya ) maka sistem gaya itu
dapat diganti dengan sebuah gaya lain yang pengaruhnya sama terhadap benda tersebut.
Gaya yang menggantikan beberapa buah gaya disebut gaya pengganti atau Resultan ( R ).
Gaya gaya yang digantikan disebut komponen. Mengganti beberapa gaya menjadi sebuah
gaya ( R ) disebut menyusun gaya.
Menyusun gaya dapat dilakukan dengan 2 cara:
1. Cara grafis ( melukis )
2. Cara analisis ( menghitung )
Menyusun gaya secara grafis
a. Beberapa buah gaya pada satu garis dan arahnya sama
Contoh:
Tiga buah gaya yang arah dan garis kerjanya sama, yaitu; F 1 = 50 N, F2 = 40 N, dan F3
= 30 N maka arah resultannya tetap sama dan besarnya adalah jumlah dari ketiga gaya
tersebut R = 50 N + 40 N + 30 N = 120 N.
F3
R = F1 + F2 + F3
F2
F1
b. Beberapa buah gaya dengan arah berlawanan pada satu garis kerja
Jika dua buah gaya bekerja dan berlawanan arahnya maka besarnya resultan adalah
selisih dari kedua gaya tersebut dan arahnya mengikuti arah gaya yang lebih besar.
Jika kedua gaya sama besarnya dan berlawanan arahnya maka besarnya resultan
adalah nol, artinya benda dalam keadaan setimbang atau diam.
Contoh:
F1 = 60 N, F2 = 30 N, arahnya berlawanan, dan garis kerjanya sama maka besarnya
resultan adalah:
R = F 1 F2
= 60 N 30 N
= 30 N arahnya sama dengan arah F1
F2
F1
F2
F1
R
Misalnya, dua buah gaya F1 dan F2 dengan arah yang berbeda membentuk sudut , di
titik A maka resultan R diperoleh dari garis sudut menyudut yang dibentuk dari jajar
genjang dengan sisi sisi F1 dan F2 serta arah resultannya adalah dari A ke R.
F1
R
F2
R12
F1
F2
F3
d. Menyusun gaya denga metode segitiga
Dilakukan dengan melukis segitiga dengan sisi sisi F 1 dan F2. Segitiga didapatkan
dengan memindahkan salah satu gaya ke ujung gaya yang lain dan arahnya tetap.
F1
R
F2
F1
F2
F1
F2
F3
F5
F3
F4
F1
F4
F5
f. Menyusun gaya gaya yang bekerja pada satu bidang dengan titik tangkap
sendiri sendiri
Ada tiga macam:
1. Dua buah gaya yang sejajar dan searah.
R
F
1
R
D
C
B
F1
F
E
B
F2
F1
F
2
F1
F
1
F2
F
1
A
F
F
2
F
2
g. Menyusun lebih dari dua gaya yang terletak pada sebuah bidang dengan titik
tangkap sendiri sendiri