Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha ESA yang telah memberikan rahmat serta hidayah
kepada kita semua, sehingga berkat Karunia-Nya saya dapat menyelesaikan paper yang berjudul
perbedaan indusrti manufactur dengan jasa dengan tepat pada waktunya. Banyak rintangan dan
hambatan selama menyusun laporan imi, tetapi saya bersyukur saya memiliki ALLAH SWT yang selalu
membantu saya. Tidak ada kata yang dapat menggambarkan betapa bersyukurnya saya setelah
menyelesaikan laporan tugas ini.
Dalam penyusunan paper ini, saya tidak lupa mengucapkan banyak terimakasih pada semua pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan tugas paper ini sehinggga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan paper ini.
Dan tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Dosen Manajemen Operasional Produksi
yang telah membimbing kami. Dalam penyusunan makalah ini penulis berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi penulis sendiri maupun kepada pembaca umumnya.
Kami menyadari masih terdapat banyak kesalahan dalam pembuatan makalah ini, oleh sebab itu kritik
dan saran sangat dibutuhkan oleh penulis untuk tujuan membangun dan dapat memperbaiki proses
pembuatan makalah yang selanjutnya. Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Feriyuli Styawan
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR......................................................................................................................................... 1
BAB I .............................................................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN ............................................................................................................................................. 3
A.
Latar Belakang................................................................................................................................... 3
B.
Perumusan Masalah.......................................................................................................................... 3
C.
D.
BAB II ............................................................................................................................................................. 4
KERANGKA TEORITIS ..................................................................................................................................... 4
A.
B.
B.
C.
D.
E.
BAB IV............................................................................................................................................................ 4
ANALISIS & PEMBAHSAN .............................................................................................................................. 4
A.
ANALISIS ............................................................................................................................................ 4
B.
PEMBAHASAN ................................................................................................................................... 4
BAB V........................................................................................................................................................... 15
KESIMPULAN & SARAN ............................................................................................................................... 15
A.
KESIMPULAN ................................................................................................................................... 15
B.
SARAN ............................................................................................................................................. 15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekarang ini kemajuan industry sudah sangat berkembang pesat sesuai dengan perkembangan jaman,
industry sendiri pada mulanya berkembang di eropa pada tahun 1700 1800 yang dikenal sebagai
revolusi industry. Cabang cabang industrypun sangat banyak sekali seperti industry elektronik, logam,
otomotiv, ekspedisi dll. Tetapi pada dasarnya industry hanya terbagi pada dua karakteristik yaitu
industry manufaktur dan industry jasa.
manufaktur dan jasa masih sangat minim, padahal kita sering membeli produk atau memanfaatkan jasa
dari salah satu perusahaan manufaktur tersebut.
Industry manufaktur dan jasa sangatlah berbeda baik dari proses produksinya, pendistribusian
produknya dan cara pemasaranya. Untuk itu pengetahuan dasar tentang perbedaan industry
manufaktur dan jasa sangat dibutuhkan khususnya bagi seseorang yang ingin berbisnis dengan
mendirikan perusahaan manufaktur atau perusahaan jasa.
Alasan inilah yang kemudian mendorong saya sebagai penulis untuk membuat paper tentang
Perbedaan Industri Manufaktur dan Jasa. Makalah ini saya harap dapat menambah wawasan para
pembaca tentang industry manufaktur dan Jasa.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas , maka penulis dapat merumuskan permasalahan yaitu
C. Pembatasan Masalah
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
BAB II
KERANGKA TEORITIS
A. Tinjauan Pustaka
B. Kerangka Pemikiran
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan / Metode Penelitian
B. Variable variable pengukurannya
C. Definisi Operasional Variable
D. Teknik Pengumpulan Data
E. Metode Analisis Data
BAB IV
ANALISIS & PEMBAHSAN
A. ANALISIS
B. PEMBAHASAN
A. Pengertian Manufaktur
Istilah manufaktur berasal dari dua kata bahasa latin, yaitu manus dan factus yang berarti manus adalah
tangan dan factus adalah mengerjakan. Jadi manufaktur artinya mengerjakan dengan tangan atau
proses pembuatan produk yang dikerjakan dengan tangan. Pengertian manufaktur sekarang adalah
proses pembuatan produk dengan bantuan mesin dan pengontrolanbahkan dikerjakan secara automatis
penuh, tetapi tetap melalui pengawasan secara manual.
Istilah manufaktur sering dianggap sama dengan produksi, tetapi sebenarnya produksi memiliki arti yang
lebih luas. Produksi adalah proses pengolahan bahan baku menjadi suatu produk, dapat berupa produk
gas, cair, dan padat. Contoh : produksi gas alam, produksi minyak bumi, produksi pesawat terbang.
Manufaktur adalah proses pengolahan bahan baku menjadi suatu produk dalam bentuk padat. Contoh :
manufaktur pesawat terbang. Manufaktur dapat didefinisikan secara teknis dan secara ekonomi.
Primer
Sekunder
Tersier
Pertanian
Logam Dasar
Perbankan
Kehutanan
Automotif
Komunikasi
Perikanan
Bahan Bangunan
Pendidikan
Petambangan
Komputer
Hotel
Perminyakan
Elektronik
Asuransi
Restoran, dll
C. Produk Manufaktur
Produk akhir yang dibuat dalam industri dapat dibagi dalam dua kelas utama, yaitu : costumer goods
dan capital goods.
Costumer goods adalah produk produk yang dibeli langsung oleh konsumen dan digunakan untuk
keperluan pribadi, seperti mobil, komputer personal, televisi, radio, raket tennis, dan sebagainya.
Capital goods adalah produk produk yang dibeli langsung oleh perusahaan untuk menghasilkan barang
barang atau pelayanan, seperti mesin perkakas, main frame computer, peralatan konstruksi, pesawat
terbang dan sebagainya.
Produk yang terdiri atas berbagai variasi produk dari jenis yang berbeda, biasanya dibuat dalam jumlah
kecil atau menengah. Semakin tinggi variasi produk semakin rendah jumlah produksi yang dapat dibuat,
dan sebaliknya semakin rendah variasi produk semakin tinggi jumlah produksi yang dapat dibuat.
Klasifikasi variasi produk dapat dibagi atas dua kelompok, yaitu :
1. Variasi produk lunak (soft product variety), dan
2. Variasi produk keras (hard product variety).
Variasi produk lunak : perbedaan antara variasi produk yang dibuat kecil, seperti perbedaan antara
model mobil yang dibuat pada lini produksi yang sama, dimana banyak digunakan part part yang sama.
Contoh : perbedaan antara mobil sedan Toyota Corolla dengan mobil sedan Toyota Corona.
Variasi produk keras : perbedaan antara variasi produk yang dibuat besar, biasanya jarang
menggunakan part yang sama. Contoh : perbedaan antara mobil sedan dengan mobil truk.
E. Kemampuan Manufaktur
Untuk mengukur kemampuan manufaktur dapat dilihat dari :
1. Kemampuan pemrosesan teknologi (technological processing capability),
2. Limitasi fisik produk (phisical product limitations), dan
3. Kapasitas produksi (production capacity).
Kemampuan pemrosesan teknologi adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memproses suatu
jenis material dengan keunggulan kompetitif , termasuk keahlian merencanakan personal dalam proses
teknologi tersebut.
Limitasi fisik produk, merupakan kemampuan untuk memproduksi berdasarkan berat, ukuran dan
tingkat kesulitan dalam membuatnya, termasuk didalamnya mengatur tentang equipment, material
handling, storage dan ukuran plant.
Kapasitas produksi, merupakan batasan tentang kemampuan berapa jumlah produk yang dapat
diproduksi dalam satu periode waktu tertentu, biasanya disebut dengan plant capacity atau production
capacity. Faktor yang mempengaruhi antara lain ; jumlah shift per minggu, jumlah jam per minggu, dan
tenaga kerja langsung yang diperlukan.
geometri, sifat sifat, maupun penampilan benda kerja. Operasi pemrosesan dibagi atas tiga kelompok,
yaitu :
1. Proses pembentukkan (shaping processes),
2. Proses untuk memperbaiki sifat - sifat (property enchancing processes), dan
3. Operasi pemrosesan permukaan (surface processing operations).
Operasi Perakitan (assembly operations), menyambung atau menyatukan dua atau lebih komponen
komponen. Operasi perakitan dibagi atas dua kelompok, yaitu :
1. Proses penyambungan permanen, seperti : pengelasan, pembrasingan dan penyolderan, dan
adhesive bonding.
2. Proses penyambungan mekanik, seperti : pengencangan dengan ulir (sekrup, mur, baut)
pengencangan permanen (rivet, press fitting).
G. Definisi Jasa
Jasa adalah sesuatu yang diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan. Jadi hasil dari jasa akan dapat
dilihat setelah jasa tersebut diselesaikan. Contoh : bayangkan bila anda akan pergi untuk memotong
rambut, maka jasa pemotongan tersebut akan dikonsumsi ketika diproduksi dan hasilnya akan tampak
setelah rambut anda selesai dipotong.
Industri Pelayanan / Jasa (Service Industries), yaitu industri yang bergerak dibidang pelayanan atau jasa,
baik untuk melayani dan menunjang aktifitas industri yang lain maupun langsung memberikan
pelayanan/jasa kepada konsumer. Contoh : Bank, Jasa Angkutan, Rumah Sakit dan lain lain.
Perbedaan jasa dengan manufaktur dari sudut pandang serentaknya produksi dan konsumsi akan
membedakan perilaku jasa dalam operasinya. Jasa bisa dibawa ke konsumen ataupun sebaliknya,
sehingga konsumen merupakan faktor penting dari ketidakpastian yang akan dikendalikan. Selain itu
jasa juga tidak dapat diproduksi disuatu tempat dan kemudian dikirim ke tempat lain maupun disimpan
(kecuali jasa informasi).
H. Segitiga jasa
Dalam merancang proses industri jasa dibutuhkan suatu kerangka kerja dasar. Kerangka ini merupakan
segitiga jasa yang mengasumsikan terdapat empat elemen yang harus dipertimbangkan dalam
memproduksi jasa, yaitu pelanggan, manusia, strategi, dan sistem.
Pelanggan tentu saja ada ditengah tengah segitiga sebab jasa harus selalu berpusat pada pelanggan.
Manusia adalah karyawan dari perusahaan jasa. Strategi adalah pandangan atau filosofi yang digunakan
untuk mengarahkan segala aspek pelayanan jasa. Sistem adalah sistem fisik dan prosedur yang
digunakan.
I.
Strategi jasa ini menentukan bisnis apa yang anda garap. Strategi jasa ini memberikan pengarahan untuk
merancang produk, sistem pelayanan, dan pengukuran. Strategi jasa memberikan suatu pandangan
tentang jasa macam apa yang harus diadakan oleh perusahaan.
Suatu contoh strategi adalah strategi yang pernah dilakukan oleh Sempati Airlines dimana pelanggan
yang mempunyai Preffered Card akan dilayani kebutuhannya tanpa delay atau diberi ganti rugi
meskipun penumpang pesawat tersebut hanya satu orang. Hal ini menunjukkan komitmen Sempati yang
mengutamakan kepuasan pelanggan, dan bukan sekedar ingin untung sendiri.
J.
Kunci utama dalam memilih suatu proses adalah jumlah kontak pelanggan. Jika derajat kontak rendah,
proses dapat diabaikan dari pelanggan atau pengaruh eksternal lainnya. Dalam hal ini potensi pelanggan
untuk mengganggu proses produksi adalah kecil.jumlah kontak yang rendah cocok dengan jenis proses
manufaktur sehingga efisieninya dapat menjadi tinggi.
Sebaliknya, jika kontak pelayanan tinggi, pelanggan dapat mengganggu proses produksi dengan
tuntutan jenis pelayanan tertentu atau perlakuan khusus. Kontak pelanggan yang lebih tinggi dapat
menyebabkan proses produksi yang tidak efisien, tetapi kehadiran pelanggan dalam sistem tidak
seluruhnya mengganggu. Kadang kala pelanggan dapat menjadi sumber efisiensi, yakni dengan
menggunakan pelanggan untuk mengerjakan sebagian dari tugas pelayanan. Sebagai contoh, pelayanan
swalayanan seperti Restoran Mc Donalds mengambil baki, sambal, garam, merica, sedotan dan
membawa sendiri hidangannya.
ataupun pemberian informasi yang lengkap tentang teknologi yang digunakan dalam proses jasa
tersebut. Dengan demikian marketer jasa juga harus bertindak sebagai edukator. (Leg and Barker, 1992)
karena mereka berperan pula dalam transfer pengetahuan tentang jasa itu sendiri. Dengan demikian
komunikasi tidak cukup dilakukan melalui penyampaian benefit atau manfaat jasa, tetapi harus
ditumbuhkan unsur edukasi dalam komunikasi tersebut sehingga benefit atau manfaat yang diharapkan
dari jasa tersebut benar-benar sesuai dengan ekspektasi dari konsumen jasa. ( Howard, 1989 )
Evaluasi terhadap Jasa sangat sulit dilakukan oleh konsumen.
Meskipun konsumen sangat mengenal karakteristik dari jasa yang mereka konsumsi, namun merupakan
hal yang sulit untuk melakukan evaluasi terhadap kualitas dari jasa Terutama untuk perusahaan jasa
dengan kontak konsumen yang rendah ( low contact services) sulit sekali melakukan evaluasi terhadap
kualitas jasa. Hal ini terjadi, mengingat komunikasi dengan konsumen sulit untuk dilakukan disebabkan
oleh terbatasnya peluang atau kesempatan untuk melakukan kontak langsung dengan konsumen .
Peranan iklan dalam menilai kualitas jasa dapat dioptimalkan dengan melakukan word of mouth (
Haywood, 1989). Proses word of mouth akan semakin terpercaya bila berupa komentar konsumen yang
telah mengkonsumsi atau mengalami proses jasa (service delivery) jasa tersebut (David H. Maister,
1997). Dengan demikian komunikasi dari mulut ke mulut tersebut diharapkan tidak hanya berfungsi
sebagai penyampaian informasi tentang benefit atau manfaat jasa, tapi lebih lagi dapat digunakan untuk
membentuk persepsi konsumen yang baik dan kuat tentang jasa tersebut.
Kebutuhan untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan.
Kebutuhan untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan berkaitan dengan demand
management strategies yaitu bagaimana strategi perusahaan dalam mengelola atau mengatur aktivitas
yang dapat meningkatkan permintaan pada saat peak periods ataupun memperpanjang kondisi high
periods. Banyak peluang yang bisa dioptimalkan oleh marketer untuk dapat melaksanakan strategi ini
misalnya dengan memberikan discount harga.
Permintaan rendah pada peak periods merupakan masalah serius pada industri jasa terutama yang
mempunyai biaya tetap atau fixed cost tinggi seperti hotel. Untuk itu, dapat disiasati dengan
menawarkan discount harga maupun penawaran service tambahan misalnya ; gratis penggunaan
fasilitas hotel, sarapan pagi dll agar akumulasi konsumen pada high periods dapat disebar untuk mengisi
kekosongan demand konsumen pada low periods hal ini sama artinya dengan memperpanjang kondisi
high periods atau peak periods dari jasa tersebut. Dengan demikian komunikasi sangat berperan dalam
menginformasikan penetapan strategi discount dengan tujuan menyeimbangkan penawaran dan
permintaan jasa, bukan dengan tujuan penuruan kualitas jasa itu sendiri.
Pentingnya kontak secara personal dengan konsumen.
Perusahaan jasa dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok yaitu : high contact services dan low contact
services (lovelock,2002).Pada perusahaan jasa dengan kontak konsumen tinggi (high contact services),
karyawan yang berhubungan langsung dengan konsumen merupakan sentral dari proses transfer jasa
(service delivery). Untuk itu banyak perusahaan yang mengupayakan agar proses jasa lebih tangible
(berwujud) dan lebih personalised (personal).
Pada jenis jasa dimana kontak dengan pelanggan sangat besar (High contact services), karyawan dapat
bertindak sebagai pelengkap dari usaha-usaha promosi perusahaan. Mengingat karyawan dapat intens
memanfaatkan waktu dalam proses transfer jasa untuk mengkomunikasikan benefit atau manfaat jasa,
tentunya disertai upaya untuk membentuk persepsi yang baik terhadap kualitas jasa yang diberikan.
Kecilnya peran perantara.
Intermediaries atau perantara seperti retail/pengecer sering mempunyai peran yang cukup penting
dalam mempromosikan produk manufaktur pada konsumen dan sekaligus memberikan informasi
tentang karakteristik produk manufaktur. Tetapi jasa tidak dapat disamakan dengan produk manufaktur
karena perusahan jasa akan langsung menjual pada pelanggan. Berarti dalam jasa, terdapat peran
perantara yang sangat minimal.
Namun demikian, beberapa perusahaan jasa seperti jasa angkutan (travel), asuransi tetap
membutuhkan agen-agen untuk menjadi perantara dalam memasarkan jasa mereka. Oleh karena peran
perantara hampir tidak ada dalam jasa, diperlukan komunikasi lebih intensif untuk menginformasikan
benefit dan value dari jasa tersebut.
Adapun perbedaan antara industri jasa dan manufaktur dari sudut pandang bentuk, kepemilikan, kondisi
dan organisasi dapat diikhtisarkan sebagai berikut :
Tabel 1.2 Perbedaan Antara Industri Jasa dan Manufaktur
Manufaktur
Jasa
Penjual memproduksi.
Memungkinkan kontak tak langsung antara Sebagian besar membutuhkan kontak langsung.
perusahaan dengan pelanggan.
Produk dapat diekspor.
Bisnis diorganisasikan berdasarkan fungsi, Penjualan dan produksi tidak dapat dipisahkan
dengan penjualan dan produksi terpisah.
secara fungsional.
BAB V
KESIMPULAN & SARAN
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA