Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MAKALAH

PERGERAKAN SEL

DISUSUN OLEH:

ADE MAIDITASARI (F16112008)


APRISA DEWI AYU (F16112022)
WAHYU PUJI NINGRUM (F16112020)

DOSEN PENGAMPU: Dra. Entin Daningsih., M.Sc., Ph.D.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita hanturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
kasih karunia-Nyalah kita masih diberikan kesehatan maupun kesempatan sehingga
dapat menyelesaikan Makalah Biologi Sel ini, walaupun banyak halangan dan
rintangan yang dihadapi.
Makalah Biologi Sel ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata
kuliah Biologi Sel yang dibimbing oleh Ibu Dra. Entin Daningsih., M.Sc., Ph.D.
Saya sangat menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan baik darisegi
materi kajian, pendekatan maupun cara penulisannya, untuk itu kritik dan saran yang
membangun diharapkan dari pembaca, agar kedepannya penulis dapat membuat
makalah Biologi Sel sebaik mungkin.
Semoga makalah Biologi Sel ini dapat bermanfaat bagi pembaca, teman-teman
mahasiswa lainnya dan juga tentunya bermanfaat bagi saya sendiri.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................

DAFTAR ISI..................................................................................................................

ii

BAB I : PENDAHULUAN...........................................................................................

A. Latar Belakang Masalah............................................................................................

B. Perumusan Masalah...................................................................................................

BAB II : LANDASAN TEORI.........................................................................................

BAB III : PEMBAHASAN.................................................................................................. 4

BAB IV : PENUTUP ......................................................................................................

A. Kesimpulan................................................................................................................

B. Rekomendasi..............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................

ii

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sel merupakan unit struktural dan fungsional terkecil makhluk hidup. Semua
fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Oleh karena itu sel dapat
berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi. Makhluk
hidup (organisme) tersusun dari satu sel tunggal (uniselular), misalnya bakteri,
Archaea, serta sejumlah fungsi dan protozoa atau dari banyak sel (multiselular). Pada
organism multiselular terjadi pembagian tugas terhadap sel-sel penyusun yang
menjadi dasar bagi hirarki kehidupan. Manusia tersusun dari banyak sel (multiselular)
yang mampu beradaptasi untuk hidup saling bekerja sama dalam organisasi yang
sangat rapi. Sel manusia mengandung inti sel. Di dalam inti sel, DNA tersusun sangat
rapi sehingga dapat diduplikasi sebagian atau seluruhnya tanpa adanya kesalahan.
Sel-sel yang sejenis akan menyusun jaringan, bermacam-macam jaringan akan
membentuk organ dan bermacam-macam organ akan membentuk system organ..
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana mekanisme pergerakan sel ?

C. TUJUAN PENULISAN

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

FISIOBIOLOGI SEL
Sel adalah unit terkecil dalam organisme hidup baik dalam dunia tumbuhan maupun hewan.
Sebagian besar reaksi kimia untuk mempertahankan kehidupan berlangsung dalam sel.
Jumlah sel dalam tubuh manusia ada triliunan yang empunyai berbagai bentuk.
FUNGSI SEL
1. Mempertahankan suatu barrier yang selektif diantara sitoplasma dan lingkungan
ekstraselluler
2. Membawa instruksi dalam bentuk kode untuk proses sintesis sebagian besar komponen
selluler. Materi selluler ini sebelumnya digan dakan melalui reproduksi sel, sehingga setiap
sel baru membawa satu se penuh instruksi
3. Sebagai aktivitas metabolik yang dikatalisir reaksi kimia sehingga terjadi proses sintesis
dan penguraian molekul organik.

BENTUK SEL
1. Bentuk dasar dari sel yang diisolasi adalah bulat, seperti sel darah, sel lemak dan sel telur
2. Bentuk sferikal dasar, biasanya berubah karena spesialisasi sel berdasarkan fungsinya.
Contoh: Sel syaraf berbentuk seperti bintang dengan prosesus yang panjang
3. Penggepengan sel terjadi karena kontak dengan permukaan, ini terjadi akibat penekanan
dari banyak permukaan.

UKURAN SEL
Sel tubuh manusia adalah sel mikroskopik yang berdiameter sekitar 10 sampai dengan 30m.
Ukuran sel dibatasi agar tidak tumbuh terlalu besar karena sel harus mempertahankan suatu
area permukaan yang memadai untuk menampung pergantian antara nutrisi dan sampah. Selsel besar memperluas batasan ukuran mereka dengan cara memodifikasi membran
plasmanya.
Contoh: Bidang permukaan yang ada mungkin bertambah melalui invaginasi atau proyeksi
penggandaan yang disebut mikrvillus. ( Anonim, 2009 )

BAB III
PEMBAHASAN

MOTILITAS SEL (GERAKAN SEL)


Pengamatan dengan menggunakan mikroskop elektron mengungkapkan bahwa pada
umumnya matriks sitoplasma sel eukariot mengandung kerangka sel yang tersusun dalam
struktur yang berdimensi 3. Mikrotubulus, organel-organel mikrotubuia dan mikrofilamen
memainkan peranan dalam pembelahan sel (sitokenesis) dan pergerakan sel (motilitas sel).
Organel sel yang terbentuk dari susunan mikrotubulus beberapa di antaranya merupakan
organel transitoris seperti aster dari spindle yang timbul dan menghilang pada daur mitosis
dan miosis. Sedang organel yang permanen adalah seperti cilia, flagella, basal body dan
sentriol.

Gambar 5. Flagella dan sentriol

a. Sitokenesis
Mikrotubulus bermula di dalam sitoplasma tanpa lokalisasi yang pasti dan mengarah radial
dari nukleus. Penampakannya berupa filamen lurus atau kurva dan berakhir di permukaan sel.
Filamen ini menghilang oleh depolimerisasi apabila diberikan pertakuan colchicinin, atau
pendinginan. Selanjutnya dapat timbul atau nampak kembali bila diberi perlakuan sebaliknya
yaitu akan nampak pada daerah sentrofer yakni daerah yang mengandung sentriot. Sentrofer
merupakan pusat organisasi mikrotubulus. Pada sel yang memasuki fase mitosis
mikrotubulus sitoplasma menghilang dan diganti oleh benang-benang spindle dan aster.
b. Gerakan membran
Gerakan yang berlokalisasi pada membran nampak oleh peran dari tilamen actin. Fenomena
yang paling jelas adalah tonjolan-tonjolan halus ini adalah mikrovilli yang terdiri dari sekitar
24-30 mikrofilamen. Mikrovilli ini secara teratur memanjang dan memendek ke dalam
epitelium intestinal. Mikrofilamen yang menyusun mikrovilli, berkelompok oleh adanya
interaksi dari fimbrin dan villin. Kelompok mikrofilamen tersebut tersusun parallel di
sepanjang mikrovilli dan terbenam dalam membran plasma pada bagian ujung mikrovilli.
Tidak ditemukan adanya myosin dalam mikrovilli namun terdapat anyaman mikrofilamen
yang disebut jaring terminal yang mengandung myosin. Interaksi myosin dan actin
menyokong mikrovilli dan membentuk mekanisme kontraksi yang memendekkan mikrovilli.
c. Gerakan silia dan flagella amuboid
Organel silia dan flagella berperanan dalam motilitas sel. Flagella bentuknya panjang
menonjol keluar sel, umumnya jumlahnya sedikit. Terdapat di ujung atau di permukaan sel.
Silia bentuknya pendek dan jumlahnya banyak.

Gambar 6. Gerakan Flagel

Protozoa banyak yang mempunyai flagella atau cilia. Demikian pula spermatozoa dari
metazoa bergerak oleh karena adanya flagella. Pada permukaan dalam dari saluran
pencernaan makanan pernafasan dan sebagian saluran reproduktif memiliki silia epitel.
1. Gerakan Amuboid
Gerakan amuboid berarti gerakan seluruh sel dalam hubungannya dengan sekitarnya, seperti
pergerakan sel darah putih melalui jaringan khas
Gerak amuboid dimulai dengan penonjolan pseudopodium dari salah satu ujung sel
Sel yang paling sering menunjukkan gerak amuboid pada tubuh manusia adalah sel darah
putih yang bergerak keluar dari darah masuk kejaringan dalam bentuk makrofag atau
mikrofag jaringan
Jenis sel lain dalam keadaan teretentu dapat bergerak dengan gerak amuboid
Misalnya: Firoblast akan bergerak ke dalam setiap daerah yang rusak untuk membantu
memperbaiki kerusakan dan malahan beberapa sel germinativum kulit, melalui sel-sel yang
biasanya melekat pada membrana basalis, akan bergerak dengan gerak amuboid ke arah
daerah luka untuk memperbaiki koyakan
Faktor yang paling penting yang biasanya mengwali gerak amuboid adalah timbulnya zat
kimia tertentu. Fenomena ini dinamakan kemotaksis dan zat kimia yang menyebabkan
terjadinya pergerakan dinamakan zat kemotaksis.
2. Gerakan Silia
Mekanisme gerakan silia ada dua yang perlu diketahui yaitu:
a. Sembilan tubulus ganda dan dua tubulus tunggal satu sama lain saling dihubungkan oleh
kompleks protein yang menggandakan ikatan silang.
b. Diduga bahwa energi yagn dilepaskan dari ATP yang berhubungan dengan lengan ATPase,
menyebabkan lengna bergerak sepanjang permukaan tubulus yang berdekatan . bila tubulus
depan dapat bergerak keluar seaakan tubulus belakang tetap diam, jelas ini akan
menyebabkan pembengkokan. Karena banyak silia pada permukaan sel yang berkontraksi
serentak seperti gelombang, diduga bahwa beberapa isyarat yagn disinkronisasi mungkin
suatu isyarat elektrokimia di atas permukaan sel yang dipindahkan dari silia kesilia.
Mekanisme pergerakan sel yang amuboid yaitu melibatkan tahap penjuluran membran dan
daya rekat/adherence yang menyebabkan sitoplasma sel mengalir ke depan. Aksi tersebut
melibatkan peran dari mikrofllamen aktin. Percobaan yang dilakukan dengan penambahan
sitochalasin B nampak bahwa tidak terjadi gerakan amuboid. Gerakan amuboid diduga
melibatkan sistem kontraksi oleh aktin dan myosin seperti halnya juga pada sel otot.

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
http://mita-biology.blogspot.com/2011/05/organel-gerak-dan-sitoskelet-sitoskelet.html
http://maul-fisiobiologi.blogspot.com/

Anda mungkin juga menyukai