: Ny. H
Umur
: 66 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Suku
: Aceh
Pekerjaan
Alamat
CM
: 0-89-65-01
Tanggal Masuk
: 27 April 2012
Tanggal Pemeriksaan
: 28 April 2012
II. ANAMNESIS
a. Keluhan Utama
b. Keluhan Tambahan
c. Riwayat penyakit sekarang
: Sesak napas
: Cepat lelah
:
32
d.
e.
f.
g.
h.
i.
: Sedang
: Compos Mentis
: 130/80 mmHg
: 78 kali / menit, ireguler
: 26 kali / menit
: 36,8 C
b.Status General
Kulit
Warna
: Sawo matang
Turgor
: Cepat kembali
Ikterus
: (-)
Anemia
: (-)
Sianosis
: (-)
Oedema
: (-)
Kepala
Bentuk
Rambut
Mata
: Kesan Normocephali
: Berwarna hitam bercampur uban, distribusi merata, Sukar dicabut
: Cekung (-), Reflek cahaya (+/+), Sklera ikterik (-/-),
Conjungtiva palpebra inferior pucat (-/-)
32
Mulut
Bibir
Gigi Geligi
Lidah
Mukosa
Tenggorokan
Faring
Leher
Bentuk
: Kesan simetris
Kel.Getah Bening : Kesan simetris, Pembesaran KGB (-)
Peningkatan TVJ : R+2 CmH2O
Axilla
Pembesaran KGB (-)
Thorax
Thorax depan
1. Inspeksi
Bentuk dan Gerak
Tipe Pernafasan
Retraksi
2. Palpasi
Stem Fremitus
Lap. Paru atas
Lap. Paru tengah
Lap. Paru bawah
3. Perkusi
4.
Paru kanan
Normal
Normal
Normal
Paru kiri
Normal
Normal
Normal
Paru kanan
Sonor
Sonor
Sonor
Paru kiri
Sonor
Sonor
Sonor
Paru kanan
Vesikuler
Vesikuler
Vesikuler
Paru kanan
Rh (-), Wh (-)
Rh (-), Wh (-)
Paru kiri
Vesikuler
Vesikuler
Vesikuler
Paru kiri
Rh (-), Wh (-)
Rh (-), Wh (-)
32
Rh (+), Wh (-)
Rh (+), Wh (-)
Thoraks Belakang
1. Inspeksi
Bentuk dan Gerak
Tipe pernafasan
: Abdomino-thorakal
Retraksi
: (-)
2. Palpasi
Paru kanan
Paru kiri
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Paru kanan
Sonor
Sonor
Sonor
Paru kiri
Sonor
Sonor
Sonor
Paru kanan
Vesikuler
Vesikuler
Vesikuler
Paru kanan
Rh (-), Wh (-)
Rh (-), Wh (-)
Rh (+), Wh (-)
Paru kiri
Vesikuler
Vesikuler
Vesikuler
Paru kiri
Rh (-), Wh (-)
Rh (-), Wh (-)
Rh (+), Wh (-)
3. Perkusi
Lap. Paru atas
Lap. Paru tengah
Lap. Paru bawah
4.
Auskultasi
Suara pokok
Lap. Paru atas
Lap. Paru tengah
Lap. Paru bawah
Suara tambahan
Lap. Paru atas
Lap. Paru tengah
Lap. Paru bawah
Jantung
Inspeksi
32
Palpasi
Perkusi
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Genetalia
Anus
Ekstremitas
Ekstremitas
Sianotik
Edema
Ikterik
Gerakan
Tonus otot
Sensibilitas
Atrofi otot
Superior
Inferior
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
Aktif
Aktif
Aktif
Aktif
Normotonus Normotonus Normotonus Normotonus
N
N
N
N
-
Jenis Pemeriksaan
Hemoglobin
Hasil
Nilai rujukan
10,8
13-16 gr/dl
Leukosit
7.7
4,1-10,5 x 103/ul
32
Trombosit
150-400 x 103/ul
156
Hematokrit
40-55
Creatinin darah
0.9
0,6-1,1 mg/dl
Ureum darah
62
20-45 mg/dl
122
Electrolit
Na+
135
135-145 meg/L
K+
2.2
3,5-4,5 meg/L
Cl-
100
90.110 g/L
Hasil
11,9
9,4
148
34
29
Nilai rujukan
13.0-17.0 gr/dl
41-10.5x 103 /UI
150-400 x 103/UI
40-55%
0-31 U/I
SGPT
36
0-37 U/I
Kreatinin
1.2
0.6-1.1 mg\dl
Ureum
65
20-45 mg/dl
Trigliserida
157
30-200mg/dl
Protein Total
5,7
6.3-8.3 U/I
Albumin
3.4
3.2-5.2 g/dl
Globulin
Asam Urat
2,3
7,9
1.3-3.2 g/dl
1.5-6 mg/dl
32
Kesimpulan
B.
Elektrokardiografi ( 27-April-2012)
32
Bacaan EKG:
Irama
: Sinus Ritme
QRS rate
: 90x/ menit
Regularitas
:Ireguler
Axis
: Normoaxis
Interval PR
: 0,12s
Morfologi
a.
Gelombang P
: 0,08s
Komplek QRS
: 0,08 s,Ves
Gelombang S
: (+) Lead III
ST elevasi
: (-)
ST depresi
: (-)
T inverted
: (-)
Q Patologis
: (+) V1-V3
Interpretasi : Sinus Ritme, terdapat gelombang P yang diikuti oleh QRS
pada semua sadapan yang menunjukkan irama
Kesan
V.
RESUME
32
Pasien datang dengan keluhan sesak 7 hari SMRS, memberat sekitar 3 hari
SMRS. Sesak tidak dipengaruhi oleh cuaca dan debu. Pasien merasakan serangan
sesak nafas pada malam hari jika tidur terlentang sehingga harus memakai dua
atau tiga bantal di punggung. Pasien merasakan cepat lelah bila melakukan
aktifitas sehari hari seperti mandi dan berjalan. Pasien mengeluhkan batuk
sesekali. Pasien juga mengeluhkan kaki pasien tampak bengkak sejak 1 bulan
yang lalu. Namun sekarang kaki sudah tidak bengkak lagi. Demam tidak ada,
nyeri dada tidak dikeluhkan. Pasien pernah di rawat inap di rumah sakit Umum
Sabang dengan keluhan yang sama selama 4 hari SMRS. Riwayat merokok tidak
ada. Pasien mengaku sering menkonsumsi makanan berlemak Pasien memiliki
riwayat hipertensi (+) sejak 20 tahun yang lalu dan tidak teratur minum obat
antihipertensi. Riwayat diabetes mellitus disangkal. Riwayat keluarga disangkal
Dari pemeriksaan keadaan vital pasien didapatkan kesadaran: compos
mentis, tekanan darah: 130/80 mmHg, frekuensi jantung: 78 kali/menit, frekuensi
nafas: 26 kali/menit dan suhu: 36,6C. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan
vena jugularis meningkat, rhonki di lapangan paru bawah,serta ditemukan bising
pada pemeriksaan auskultasi jantung. Pada pemeriksaan foto thoraks di temukan
kardiomegali. Sinus Ritme, terdapat gelombang P yang diikuti oleh QRS pada
semua sadapan yang menunjukkan irama sinus. Terdapat ST elevasi pada lead III,
V1, V2, V3. Terdapat T inverted pada sadapan aVL, V2, V3 yang menunjukkan
iskemik lateral
KHUSUS
-
32
Angiografi
Ekokardiografi
Balance cairan
Koreksi hipokalemi
XI. PROGNOSIS
Quo ad Vitam
: Dubia ad malam
Quo ad Functionam
: Dubia ad malam
32
Lembaran Follow Up
Tanggal
28 April
Sesak
KU
: Sedang
2012
napas
Kes
: CM
+ HT stage 1
TD
: 140/80mmHg
HR
: 140x/menit
RR
: 38x/ menit
Suhu
: 36.5
Hari-1
: Cekung (-/-)
Konj.palp.pucat (-/-)
Sklera ikt (-/-)
Telinga : Serumen (-)
Hidung : Sekret (-)
NCH (-)
Mulut : Bibir : pucat(-)
sianosis (-)
Lidah : beslag(-)
Geligi : karies(-)
Faring: hiperemis (-)
Leher
: TVJ R+2
CmH20
Thorax
(semi
fowler)
Diet jantung
O2 (oksigen) 2-4 l/i
IVFD RL 10 tetes/i
Spironolakton 1x 25
mg
Ibersartan 1x160 mg
Alprazolam 1x0,5
Kepala : normochepali
Mata
baring
: Simetris (+)
Retraksi (-)
Paru-paru : Ves (+/+),
Rh (+/+)
32
Wh (-/-),
Jantung : BJ 1 > BJ II,
Abdomen : Distensi (-)
Peristaltik (N), Hepar
tidak teraba
Ekstremitas:Edema
(-/-)
Tanggal S
29 April Sulit
O
KU
: Sedang
A
P
CHF NYHA III ec HHD Tirah
2012
tidur,a
Kes
: CM
+HT stage 1
Hari-2
nggota
TD
: 130/100mmHg
gerak
HR
: 88x/menit
terasa
RR
: 22x/ menit
pegal
Suhu
: 36,7
: Cekung (-/-)
Konj.pct (-/-)
Sklera ikt (-/-)
Telinga : Serumen (-)
Hidung : Sekret (-)
NCH (-)
Mulut : Bibir : pucat(-)
sianosis (-)
Lidah : beslag(-)
Geligi : karies(-)
Faring: hiperemis (-)
Leher
: TVJ R+2
CmH20
Thorax
(semi
fowler)
Diet jantung
O2 (oksigen) 2-4 l/i
IVFD RL 10 tetes/i
Spironolakton 1x 25
mg
Ibersartan 1x160 mg
Alprazolam 1x0,5
Kepala : normochepali
Mata
baring
: Simetris (+)
32
Rh (+/+)
Wh (-/-)
Jantung : BJ 1 > BJ II,
Gallop (-)
Abdomen : Distensi (-)
Peristaltik (N), Hepar
tidak teraba
Ekstremitas:
Edema
(-/-)
Tanggal S
30 Susah
KU
: sedang
CHF
HHD + HT Stage 1
April
tidur,perut
Kes
: CM
2012
kembung
TD
: 150/90mmHg
HR
: 94x/menit
RR
: 24x/ menit
Suhu
: 36,6C
Hari 3
Kepala : normochepali
Mata
: Cekung (-/-)
32
NYHA
ec Tirah
baring
(semi
fowler)
Diet jantung
O2 (oksigen) 2-4 l/i
IVFD RL 10 tetes/i
Spironolakton 1x 25 mg
Ibersartan 1x160 mg
Alprazolam 1x0,5
Rh (+/+)
Wh (-/-)
Jantung : BJ 1 > BJ II,
Abdomen : Distensi (-)
Peristaltik
(N),
Hepar
tidak teraba
Ekstremitas : Edema (-)
Tanggal S
1 Mei
Sulit
O
KU
: Sedang
A
P
CHF NYHA III ec HHD Tirah
+HT stage 1
2012
tidur,m Kes
: CM
Hari-2
ual
TD
: 140/100mmHg
HR
: 96x/menit
RR
: 24x/ menit
Suhu
: 36,7
: Cekung (-/-)
Konj.pct (-/-)
Sklera ikt (-/-)
Telinga : Serumen (-)
Hidung : Sekret (-)
NCH (-)
Mulut : Bibir : pucat(-)
sianosis (-)
Lidah : beslag(-)
Geligi : karies(-)
Faring: hiperemis (-)
Leher
: TVJ R+2
CmH20
Thorax
(semi
fowler)
Diet jantung
O2 (oksigen) 2-4 l/i
IVFD RL 10 tetes/i
Spironolakton 1x 25
mg
Ibersartan 1x160 mg
Alprazolam 1x0,5
Kepala : normochepali
Mata
baring
: Simetris (+)
32
Edema
(-/-)
Tanggal S
2 Mei Susah
KU
: sedang
CHF
HHD + HT Stage 1
2012
tidur,munt
Kes
: CM
Hari 3
ah
TD
: 140/110mmHg
HR
: 92x/menit
RR
: 25x/ menit
Suhu
: 36,6C
Kepala : normochepali
Mata
: Cekung (-/-)
32
NYHA
ec Tirah
baring
(semi
fowler)
Diet jantung
O2 (oksigen) 2-4 l/i
IVFD RL 10 tetes/i
Spironolakton 1x 25 mg
Ibersartan 1x160 mg
Alprazolam 1x0,5
(N),
Hepar
tidak teraba
Ekstremitas : Edema (-)
Tanggal S
3 Mei Susah
KU
: sedang
CHF
HHD + HT Stage 1
2012
tidur,munt
Kes
: CM
Hari 3
ah
TD
: 140/100mmHg
HR
: 96x/menit
RR
: 20x/ menit
Suhu
: 36,6C
Kepala : normochepali
Mata
: Cekung (-/-)
32
NYHA
ec Tirah
baring
(semi
fowler)
Diet jantung
O2 (oksigen) 2-4 l/i
IVFD RL 10 tetes/i
Spironolakton 1x 25 mg
Ibersartan 1x160 mg
Alprazolam 1x0,5
(N),
Hepar
tidak teraba
Ekstremitas : Edema (-)
BAB II
32
2.1
Pendahuluan
Meningkatnya harapan hidup disertai makin tingginya angka yang selamat
(survival) dari serangan infark jantung akut akibat kemajuan pengobatan dan
penatalaksanaannya, mengakibatkan semakin banyak orang yang hidup dalam
keadaan disfungsi ventrikel kiri, yang selanjutnya masuk ke dalam gagal jantung
kronis.1
Gagal jantung susah dikenali secara klinis, karena beragamnya keadaan
klinis serta tidak spesifik serta hanya sedikit tanda-tanda klinis pada tahap awal
penyakit. Perkembangan terkini memungkinkan untuk mengenali gagal jantung
secara
dini
serta
perkembangan
pengobatan
yang
memperbaiki
gejala
32
32
Rontgen
EKG
Kardiomiopati
dilatasi
Pembesaran
jantung
sedangbesar
Hipertensi
vena
pumonal
Kelainan ST-T
Kardiomiopati
restriktif
ringan
Voltase rendah
Defek konduksi
Kardiomiopati
hipertrofi
Ringan
sampai
sedang
Kelainan
ST-T,
hipertrofi ventrikel
iri, Q abnormal
Ekokardiogram Dilatasi
dan Penebalan dinding Hipertrofi septum
disfungsi ventrike ventrikel kiri
asimetris (ASH)
kiri
Sistolik normal
Gerakan
katup
32
Patofisiologi
Kelainan intrinsik pada kontraktilitas miokard yang khas pada gagal
Sesak napas
32
Sesak atau kesulitan bernapas, merupakan gejala yang paling sering pada gagal
jantung. Sesak timbul sesuai dengan derajat gagal jantung.
Paroxysmal nocturnal dyspnea (PND)
Muncul saat pasien tidur dan berbaring dalam posisi miring. Pasien tiba-tiba
terbangun dan merasa tercekik dan sulit bernapas.
Orthopnea
Didefinisikan kesulitan bernapas yang berlangsung beberapa menit, ketika pasien
berbaring, berdiri dan duduk akan mengurangi gejala sesak.
Batuk Kering
Ini menunjukkan kongesti pulmonal dan pada pasien dengan gagal jantung
biasanya dipicu dengan pengobatan gagal jantung. Obat yang biasa digunakan
untuk pengobatan gagal jantung seperti angiotensin-converting enzyme (ACE)
inhibitors dapat juga menyebabkan batuk..
Rasa lemah dan capek
Gejala lain dari gagal jantung termasuk lelah dan kelemahan seluruh
tubuh. Gejala ini merupakan sekunder dari penurunan curah jantung dengan
penrunan perfusi dari otot-otot skelet..
Nocturia and Oliguria
Nokturia merupakan gejala yang paling cepat terlihat dari penyakit gagal
jantung. Penyaringan air dan sodium pada ginjal berkurang pada pasie dengan
gagal ventrikel kiri.. Oliguria disebabkan karena berkurangnya cardiac output dan
biasanya tahap akhir dari gagal jantung. Merupakan prognosis yang buruk.
32
Gejala Cerebral
Pasien dengan penyakit gagal jantung dengan gejala termasuk pusing,
gangguan ingatan, cemas, sakit kepala, insomnia, mimpi buruk, delirium dan
halusinasi. Gejala ini merupakan reaksi dari pengurangan kardiak output dan
perfusi yang jelek dari otak dan jarigan
Gejala Abdominal
Menunjukkan gejala kongesti abdominal yang tampak asites, perasaan
perut penuh, anorexia, mual ,muntah, konstipasi dan rasa tidak nyaman pada perut
bagian atas.
2.7
Diagnosis
Diagnosis gagal jantung kongestif ditegakkan berdasarkan temuan-temuan
dari tanda dan gejala klinis yang didapatkan dari pemeriksaan fisik dan
penunjang. Dapat juga digunakan kriteria Framingham yang terdiri dari kriteria
mayor dan kriteria minor.
Kriteria Framingham untuk diagnosis klinis gagal jantung kongestif
Paroxysmal nocturnal dyspnea
Orthopneu
Penigkatan tekanan vena jugular
Ronki basah tidak nyaring
Suara S3
Kardiomegali pada radiografi dada
Kriteria Mayor
Edema paru pada radiografi dada
Kriteria Minor
Edema perifer
Batuk pada malam hari
Dyspeu
Hepatomegali
32
Efusi pleura
Takikardi (> 120 kali / menit)
Penurunan berat badan sampai 4,5 kg
dalam 5 hari
Seorang pasien dianggap gagal jantung jika terdapat 2 kriteria
mayor atau 1 kriteria minor yang hadir secara bersamaan.
2.8
Pemeriksaan Penunjang
Elektrokardiografi (EKG)
Elektrokardiografi 12 lead didapatkan gambaran abnormal pada
Foto thoraks
Pada
pemeriksaan
foto
dada
dapat
ditemukan
adanya
pada
fisura
horizontal
dan
garis
kerley
pada
sudut
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan
darah
perlu
dikerjakan
untuk
menyingkirkan
hiponatremi
dilusional,
karena
itu
adanya
hiponatremia
32
pada
gagal
jantung,
maka
banyak
penelitian
yang
Penatalaksanaan
Gagal
jantung
ditangani
dengan
tindakan
umum
untuk
32
1.
2.
keadaan
yang
reversibel,
termasuk
3.
ug/kgbb/menit/iv,
prazosin
peroral
2-5mg,
32
itu
dipakai kombinasi
Oleh
dan
cardioverterdefibrillation.
Transpalantasi Jantung
Transplantasi jantung dilakukan pada pasien gagal jantung yang
bila tanpa operasi akan meninggal dalam waktu beberapa minggu.
Umumnya dilakukan pada pasien lansia yang kurang dari 65 tahun,
yang tidak memiliki masalah kesehatan yang serius lainnya. Lebih dari
75% pasien transplantasi jantung hidup lebih lama dari 2 tahun
sesudah operasinya. Sebagian bahkan dapat hidup sampai lebih dari
12 tahun. Walaupun begitu, operasi transplantasi jantung merupakan
suatu operasi besar yang sangat sulit dan banyak persyaratannya,
mengingat :
32
32
DAFTAR PUSTAKA
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
32
Gagal
jantung
adalah
tidak
mampunya
jantung
untuk
penderita
dengan
gagal
jantung
meliputi
DAFTAR ISI
32
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
ii
18
II.1 Pendahuluan
18
II.2 Definisi
21
II.3 Klasifikasi
23
II.4 Etiologi
25
II.5 Patofisiologi
27
II.6 Diagnosis
31
II.7 Pemeriksaan
33
II.8 Penatalaksanaan
34
31
III.1 Kesimpulan
32
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia Nya, salawat dan salam penulis ucapkan ke
32
pangkuan Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita menuju masa yang
penuh ilmu pengetahuan, sehingga penulis dapat menyelesaikan presentasi kasus
yang berjudul Congestif Heart Failure yang akan diajukan untuk melengkapi
salah satu persyaratan dalam menjalani Kepaniteraan Klinik Senoir (KKS) di
Bagian Kardiologi dan Kedokteran Vaskular BPK-RSUZA/ Fakultas Kedokteran
Syiah Kuala.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang tak
terhingga kepada dosen pembimbing atas upayanya dalam membimbing penulis
dalam menyelesaikan presentasi kasus ini.
Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa dalam penulisan
presentasi kasus ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan di masa yang
akan datang.
Akhir kata penulis berharap presentasi kasus ini dapat bermanfaat bagi
semua.
Penulis
32