Anda di halaman 1dari 6

Dalam melihat hakikat manusia, Plato memandang manusia sebagai

makhluk yang terdiri dari dua makhluk yang sama sekali berbeda, yaitu badan dan
jiwa dan secara kodrati sebagai makhluk sosial. Dalam konteks ini Al-Quran
sebagai kitab dan wahyu Allah yang dturunkan kepada umat manusia melalui
Nabi-Nya yaitu Nabi Muhammad SAW, juga menjelaskan tentang manusia dari
berbagai aspeknya dari sisi asal kejadian, kedudukan, tugasnya, dan hal-hal lain
yang terkait. Dalam membahas tentang kedudukan manusia, penulis berangkat
dari Al-Quran, surat Al-Baqarah, ayat 30, yang berbunyi:

Artnya:

Ingatlah

ketika

Tuhanmu

berfirman

kepada

para

Malaikat:Sesungguhnya Aku akan menjadikan seorang khalifah di muka bumi.


Mereka berkata:Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di muka bumi
itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah,
padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan
Engkau. Tuhan berfirman:Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui
Dalam ayat ini Allah SWT. memberitakan karunianya yang besar kepada
Bani Adam (umat manusia) dengan menyebut keadaan mereka dihadapan para
malaikat sebelum mereka diciptakan. Khalifah disini berarti kaum yang silih
berganti, abad demi abad, generasi demi generasi menghuni bumi. Khalifah bisa
berarti seorang pemimpin. Sebagai khalifah manusia diberikan keleluasaan oleh
Allah SWT. untuk mengelola, mengatur, menjaga, serta memanfaatkan seluruh isi
alam raya untuk kelangsungan hidupnya. Namun dalam keleluasaannya itu
hendaknya manusia melakukannya dengan arif dan adil, sehingga tidak timbul
kerusakan yang akhirnya akan merugikan manusia itu sendiri (Subandji 2011).
Kedudukan manusia yang perrtama dalam Al-Quran telah dijelaskan
bahwa manusia diciptakan sebagai makhluk yang mulia dan mempunyai
keistimewaan dibandingkan dengan makhluk lainnya. Allah memberi manusia

akal supaya manusia berfikir untuk membangun sebuah peradaban dan


kemaslahatan di dalamnya. Dan itulah salah satu tujuan manusia diciptakan di
dunia ini. Ia mengemban tugas sebagai khalifah di bumi ini. Surat Al Isra ayat 70
berbunyi:

Artinya: dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut
mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan
Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan
makhluk yang telah Kami ciptakan.
Ayat diatas menjelaskan bahwa kedudukan anak Adam (manusia) lebih
utama derajatnya dibandingkan dengan makhluk lainnya. Allah SWT.
Memberikan kelebihan-kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya baik
secara fisik maupun non fisik (Departemen Agama 2009). Dengan kelebihan ini
diharapakan manusia mampu menggunakan serta berbaut sesuai dengan apa yang
dikehendaki-Nya sebagai wujud dari pengabdian manusia kepada penciptanya,
karena pada dasarnya tujuan utama manusia diciptakan untuk beribadah kepada
Allah SWT.
Manusia dikatakan sebagai makhluk yang paling dimuliakan oleh Allah
SWT. Karena manusia diberikan tiga hal yaitu:
Pertama ditiupkan ruh seperti yang dijelaskan dalam surat As Sajdah ayat 9 yang
berbunyi:

Artinya: kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan kedalam (tubuh)nya roh


(ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati,
(tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.
Kedua manusia diberikan kelebihan potensi yang tidak diberikan kepada makhluk
yang lainya, seperti yang dijelaskan dalam surat Al Isra ayat 70.
Ketiga seluruh alam ditundukkan untuknya, seperti yang dijelaskan dalam surat Al
Baqarah ayat 29 yang berbunyi:

Artinya: Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan
Dia berkehendak menuju langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha
Mengetahui segala sesuatu.
Manusi adalah makhluk yang paling indah bentuk dan kejadiannya sperti
yang dijelaskan dalam surat At Tin ayat 4 yang berbunyi:

Artinya: Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang


sebaik-baiknya.

Manusia adalah makhluk yang diberikan kebebasan memilih dan mampu


membedakan yang baik dan yang buruk, seperti yang dijelaskan dalam surat Asy
Syams ayat 7-10 yang berbunyi:

Artinya: 7. Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), 8. Maka Allah


mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya, 9.
Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, 10. Dan
sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.
Manusia adalah makhluk yang diberikan kemampuan untuk mendapatkan
ilmu pengetahuan seperti yang dijelaskan dalam surat Al Alaq ayat 1-5 yang
berbunyi:

Artinya: 1.Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, 2.


Dialah telah Mencipatakan manusia dari segumpal darah, 3. Bacalah, dan
Tuhanmu lah yang Paling Pemurah, 4. Yang mengajar (manusia) dengan
perantaraan kalam, 5. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya.
Untuk mendapatkan ilmu pengetahuan tersebut manusia diberikan alat
diantaranya:

Pendengaran, penglihatan, akal pikiran, dan hati seperti yang dijelaskan


dalam surat An Nahl ayat 78 yang berbunyi:

Artinya: Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan
tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia member kamu pendengaran,
penglihatan, dan hati, agar kamu bersyukur.

Dan surat Al Mulk ayat 23 yang berbunyi:

Artinya: Katakanlah: Dia-lah Yang menciptakan kamu dan menjadikan


lagi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati. (Tetapi) amat sedikit kamu
bersyukur.

Lisan seperti yang dijelaskan dalam surat Ar Rahman ayat 1-4 yang
berbunyi:

Arinya: 1. (Tuhan) Yang Maha Pemurah, 2. Yang telah mengajarkan Al


Quran, 3. Dia menciptakan manusia, 4. Mengajarnya pandai berbicara.

Pena seperti yang dijelaskan dalam surat Al Qalam ayat 1-2 yang
berbunyi:

Artinya: 1. Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis, 2. Berkat nimat
Tuhanmu, kamu (Muhammad) sekali-kali bukan orang gila.

Daftar Pustaka
Departemen Agama. 2009. Al-Quran dan Tafsirnya. Jakarta: Lembaga
Percetakan Al-Quran.
Subandji. 2011. Kedudukan dan Tugas Manusia Dalam Al-Quran. Mukaddimah.
Vol 17(1): 23-34.

Anda mungkin juga menyukai