Anda di halaman 1dari 11

SISTEM ANGKUTAN UMUM

DAMRI

Dikerjakan Oleh :

Furqan Al Akbar

Muhammad Ridha

Mursalin

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SYIAH KUALA


DARUSSALAM-BANDA ACEH
2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
segala rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun tugas
Makalah mengenai DAMRI.
Makalah ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam
menyelesaikan tugas mata kuliah Sistem Angkutan Umum. Makalah ini telah
diupayakan agar dapat sesuai apa yang diharapkan dan dengan terselesainya
Makalah ini sekiranya bermanfaat bagi setiap pembacanya. Makalah ini penulis
sajikan sebagai bagian dari proses pembelajaran agar kiranya kami sebagai
mahasiswa dapat memahami betul tentang perlunya sebuah tugas agar menjadi
bahan pembelajaran.
Selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan dan kerjasama berbagai
pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan rasa syukur yang tulus dan ikhlas kepada
Tuhan Yang Maha Esa, serta ucapan terima kasih kepada : Dosen Pembimbing Ibu
Ir. Hj. Nurlely, M.T dan Teman teman berkat kerjasamanya sehingga Makalah ini
dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa Makalah ini jauh dari kesempurnaan dan dengan
segala kerendahan hati kami mohon kritik dan saran yang bersifat membangun,
sehingga apa yang kita harapkan dapat tercapai. Dan merupakan bahan
kesempurnaan untuk makalah ini selanjutnya. Besar harapan penulis, semoga
makalah yang penulis buat ini mendapat ridho dari Tuhan Yang Maha Esa

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Transportasi atau pengangkutan merupakan bidang kegiatan yang sangat penting
dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Pentingnya transportasi bagi masyarakat Indonesia
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain, keadaan geografis Indonesia yang terdiri dari
ribuan pulau kecil dan besar, perairan yang terdiri dari sebagian bes ar laut, sungai dan
danau
yang memungkinkan pengangkutan dilakukan melalui darat, perairan, dan udara guna
menjangkau seluruh wilayah Indonesia . Hal lain yang juga tidak kalah pentingnya akan
kebutuhan alat transportasi adalah kebutuhan kenyamanan, keaman an, dan kelancaran
pengangkutan yang menunjang pelaksanaan pembangunan yang berupa penyebaran
kebutuhan pembangunan, pemerataan pembangunan, dan distribusi hasil pembangunan
diberbagai sektor ke seluruh pelosok tanah air misalnya, sektor industri, perdagan gan,
pariwisata, dan pendidikan.

Pada umumnya sebagian besar masyarakat sangat tergantung dengan angkutan umum
bagi pemenuhan kebutuhan mobilitasnya, karena sebagian besar masyarakat tingkat
ekonominya masih tergolong lemah atau sebagian besar tidak memiliki kendaraan pribadi.

Secara umum, masyarakat yang melakukan pergerakan dengan tujuan yang berbedabeda membutuhkan sarana penunjang pergerakan berupa angkutan pribadi (mobil, motor)
maupun angkutan umum ( paratransit dan masstransit). Angkutan umum paratransit
merupakan angkutan yang tidak memiliki rute dan jadwal yang tetap dalam beroperasi
disepanjang rutenya, sedangkan angkutan umum masstransit merupakan angkutan yang
memiliki rute dan jadwal yang tetap serta tempat pemberhentian yang jelas.
Banyaknya kelompok yang masih tergantung dengan angkutan umum ini tidak diimbangi
dengan penyediaan angkutan umum yang memadai, terutama ditinjau dari kapasitas angkut.

Akibatnya hampir semua angkutan umum yang tersedia terisi penuh sesak oleh
penumpang.
Hal ini menyebabkan para penumpang berusaha memilih alternatif angkutan umum lainnya
yang dirasa lebih nyaman, efektif dan efisien meskipun dengan biaya yang cukup besar.
Hal tersebut menunjukkan arti pentingnya tranportasi di Indonesia, sehingga
pembangunan dan peningkatan kualitas pelayanan transportasi atau pengangkutan mutlak
diperlukan. Pembangunan yang baik dan berkualitas tidak hanya mengenai peningkatan
mutu
sarananya saja, tetapi juga harus menyangkut pembangunan aspek hukum transportasi
sendiri. Dalam penulisan ini penulis meninjau sistem jaringan angkutan umum (DAMRI) di
daerah Banda Aceh.

BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. Beberapa pengertian
1. Paratransit atau sering kita sebut transportasi informal merupakan moda transportasi
yang pelayanannya disediakan oleh operator dan dapat digunakan oleh setiap orang
dengan kesepakatan diantara penumpang dan pengendara, dengan menyesuaikan
keinginan dari pengguna. Pergerakan moda Paratransit memilki rute dan jadwal yang
dapat dirubah sesuai pengguna perorangan lebih tertuju sebagai demand
responsive.
2. Trayek adalah lintasan kendaraan umum untuk pelayanan jasa angkutan orang
dengan mobil bus yang mempunyai asal dan tujuan tetap maupun tidak berjadwal

3. Bus kota atau dalam bahasa Inggris disebut sebagai City bus atau Transit bus
adalah angkutan dari suatu tempat ke tempat lain dalam wilayah perkotaan
dengan menggunakan mobil bus umum yang terikat dalam trayek angkutan
tetap dan teratur.

B. Sejarah dan Perkembangan DAMRI


Sejarah DAMRI
Pada tahun 1943, terdapat dua usaha angkutan di zaman pendudukan Jepang yaitu
Jawa Unyu Zigyosha (?) yang mengkhususkan diri pada angkutan
barang dengan truk, gerobak atau cikar dan juga terdapat Zidosha Sokyoku
( jidousha soukyoku?) yang melayani angkutan penumpang dengan
kendaraan bermotor atau bus. Pada tahun 1945, setelah Indonesia merdeka,
dibawah pengelolaan Departemen Perhubungan RI, Jawa Unyu Zigyosha berubah
nama menjadi Djawatan Pengangkoetan untuk angkutan barang dan Zidosha
Sokyoku beralih menjadi Djawatan Angkutan Darat untuk angkutan penumpang.
Pada 25 November 1946, kedua jawatan itu digabungkan berdasarkan Maklumat
Menteri Perhubungan RI No.01/DAM/46 sehingga dibentuklah "Djawatan Angkoetan
Motor Repoeblik Indonesia", disingkat DAMRI, dengan tugas utama
menyelenggarakan pengangkutan darat dengan bus, truk, dan angkutan bermotor
lainnya.
Tugas tersebut menjadikan semangat kesejarahan DAMRI yang telah memainkan
peranan aktif dalam kiprah perjuangan mempertahankan kemerdekaan melawan
agresi Belanda di Jawa.
Tahun 1961, terjadi peralihan status DAMRI menjadi Badan Pimpinan Umum
Perusahaan Negara (BPUPN) berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 233 Tahun
1961, yang kemudian pada tahun 1965 BPUPN dihapus dan DAMRI ditetapkan
menjadi Perusahaan Negara (PN).

Tahun 1982, DAMRI beralih status menjadi Perusahaan Umum (PERUM)


berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 31 Tahun 1984 serta dengan Peraturan
Pemerintah No. 31 Tahun 2002 dan berkelanjutan hingga saat ini, di mana PERUM
DAMRI diberi tugas dan wewenang untuk menyelenggarakan jasa angkutan umum
untuk penumpang dan atau barang di atas jalan dengan kendaraan bermotor.
Saat ini, DAMRI merupakan salah satu perusahaan atau badan usaha yang dimiliki
pemerintah dibawah Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Beberapa jenis DAMRI


1. Angkutan antar negara

DAMRI juga melayani rute antar negara seperti ke Malaysia, Brunei, Timor
Leste dan Papua Nugini. Rutenya adalah:

Pontianak, Indonesia - Kuching, Malaysia


Pontianak, Indonesia - Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam
Kupang, Indonesia - Dili, Timor Leste
Jayapura, Indonesia - Vanimo, Papua Nugini

2. Bus Damri Bandara

Jumlah bus damri yang tercatat setelah tsunami berdasarkan data dari Dinas
Perhubungan Kota Banda Aceh adalah 29 unit kendaraan, dimana pelayanan
trayek angkutan moda bus ini sampai akhir Tahun 2007 adalah Bandara
Sultan Iskandar Muda Kota Banda Aceh, dengan kapasitas tampung
penumpang bus (mikro bus) sebanyak 29 orang.
Berdasarkan hasil wawancara di lapangan, jumlah bus damri resmi terdaftar
saat ini sebanyak 10 unit dan yang beroperasi hanya 5 unit. Untuk melayani
kebutuhan penumpang dari bandara ke kota ataupun sebaliknya dilakukan
perjalanan ulang alik sebanyak 35 kali perjalanan, dan setiap penumpang
harus membayar tarif sebesar Rp. 10.000,- sekali perjalanan.
Pada saat ini jumlah penerbangan asal tujuan Bandara SIM adalah 7 kali
penerbangan nasional, apabila rata-rata kapasitas muat penumpang pesawat
jenis boeing sekitar 90 orang, maka jumlah penumpang yang datang dan
pergi adalah sekitar 630 penumpang. Dari perkiraan tersebut, kemampuan
pelayanan bus damri saat ini sudah memadai, bahkan diperkirakan jumlah
penumpang bus sering tidak penuh/kosong, disebabkan oleh banyaknya
penumpang yang menggunakan kendaraan pribadi.

3.

Bus Damri Mahasiswa

Jumlah armada yang dimiliki berdasarkan data dari Dinas Perhubungan Kota
Banda Aceh adalah 26 unit bus. Pelayanan angkutan bus mahasiswa
mencakup 3 rute perjalanan yaitu Keudah Dasussalam, Keudah Batoh,
dan Keudah Lampeuneurut.
Pengangkutan penumpang bus mahasiswa ini tidak hanya diperuntukkan bagi
mahasiswa tetapi bisa juga dimanfaatkan oleh penumpang umum yang akan
bepergian sesuai dengan asal tujuan trayek kendaraan, tarif sekali
perjalanan sebesar Rp. 1.000,-.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1

Permasalahan DAMRI

Secara garis besar pokok permasalahan angkutan umum yang ada di Kota Banda
Aceh adalah karena tidak seimbangnya penyediaan antara supply dan demand
transportation.
1. Sistem Moda Transportasi
a)

Penggunaan rute trayek yang tidak sesuai dengan qanun Pemerintah


Daerah Kota Banda Aceh. Hal ini berdampak terhadap waktu perjalanan
yang ditempuh oleh pengguna angkutan.
b) Pelayanan angkutan umum masih terbatas, sehingga daerah yang tidak
ada angkutan umum harus menggunakan angkutan paratransit.
c) Jadwal perjalanan trayek angkutan DAMRI di Kota Banda Aceh masih
rendah.
d) Kenyamanan, keamanan dan keselamatan transportasi angkutan umum
masih rendah, sehingga banyak pengguna angkutan umum (penumpang)
yang merasa takut untuk menggunakan jasa angkutan umum tersebut.
f) Kurangnya keterpaduan antara angkutan kota dengan angkutan paratransit.
2. Prasarana dan Sarana Transportasi

a)
b)
c)
d)

e)

f)

3.2

2.1. Sarana Angkutan Umum


Penataan angkutan umum belum mengacu kepada hierarki jalan.
Penggunaan angkutan pribadi yang lebih mendominasi pergerakan di Kota
Banda Aceh.
Over Supply jumlah angkutan umum dengan jumlah perjalanan penumpang
yang harus dilayani
Pengguna angkutan kota/labi-labi cenderung didominasi oleh kaum
perempuan. Oleh karena itu dibutuhkan angkutan umum yang dapat
memberikan kenyamanan, keamanan, dan keselamatan bagi penumpangnya.
Perlunya meninjau kembali moda angkutan yang digunakan untuk
meningkatkan pelayanan yang diberikan kepada penumpang. Sehingga
mampu menarik pengguna angkutan pribadi beralih menggunakan angkutan
umum.
Waktu perjalanan yang relatif lama dibandingkan jika menggunakan
angkutan pribadi.

Kebijakan-kebijakan untuk mengoptimalkan DAMRI.


a. Meningkatkan pelayanan

Kenyamanan, meliputi kenyamanan fisik penumpang, keindahan dan lingkungan.


Kenyamanan fisik penumpang meliputi kenyamanan dalam kendaraan maupun di
tempat perhentian, misalnya kenyamanan tempat duduk dan tempat berdiri,
kemudahan pada waktu masuk dan keluar kendaraan, tempat meletakan barang dan
lain-lain. Keindahan meliputi tempat duduk yang bersih, tempat perhentian yang
menarik, sedangkan kenyamanan meliputi perlindungan lingkungan terhadap polusi
udara dan suara.
pelayanan yang diberikan oleh operator bus kepada penumpang, misalnya
keterampilan sopir, kecekatan kenek dan sikap yang ditampilkan oleh operator bus.
Keamanan Merupakan kondisi dimana para pengguna tidak terancam dari bahaya
kecelakaan dan barang yang dibawa penumpang tidak rusak atau hilang.

b. Perbaikan dan peningkatan armada


Armada atau jumlah angkutan DAMRI di kota Banda Aceh masih belum memadai.
Perbaikan dari segi fisik kenderaan juga perlu dilakukan karena masih belum
nyaman untuk digunakan.
c. Feeder
Salah satu factor penting untuk menghidupkan sistem angkutan umum perkotaan
adalah bersifat door-to-door yang memudah kan pengguna angkutan umum. Sangat
penting nya feeder untuk mewujudkan ini sehingga terbentuk sistem yang bagus
d.

Perlunya penertiban terhadap parkir liar dipinggir jalan.

Parkir di pinggir jalan mengurangi kapasitas dari suatu ruas jalan tersebut sehingga
dapat menyebabkan kemacetan.
Dengan menertibkan parkir liar di pinggir jalan dapat mengoptimalkan kapasitas jalan
dan kemacetan berkurang serta pengguna jalan pun merasakan kenyamanan berlalu
lintas.
e. Tarif dengan batas atas dan bawah, yang melewati batas itu akan diberikan
sanksi yang cukup berat.

f.

Kurangnya perhatian terhadap perawatan dan fasilitas penunjang.

g. Pembatasan penggunaan kendaraan bermotor.


Mengurangi jumlah mobil dan motor, memang akan langsung membuat jalan
menjadi lenggang, tapi, mengapa masih mati-matian berusaha ingin memiliki
mobil atau motor pribadi? Karena untuk kalangan banyak, memiliki kendaraan
mobil dan motor pribadi akan meningkatkan effisiensi dalam bekerja. Bila staf
kantor setiap perusahaan setiap bepergian harus menggunakan angkutan
umum, maka kuantitas pekerjaan yang dapat diselesaikan akan terbatas.

Daftar Pustaka
http://www.kaskus.co.id/thread/518e55ce0a75b41d72000004/sejarah-amp-informasitentang-bus-damri
http://id.wikipedia.org/wiki/DAMRI
http://kotabandaaceh.blogspot.com/2013/01/identifikasi-angkutan-umum-kota-banda.html

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai