Anda di halaman 1dari 22

Manajemen Proyek

Dosen Pembimbing

Tugas Kelompok

Suherman, MT

MAKALAH MANAJEMEN PROYEK

Disusun Oleh :
Kelompok

:1

Anggota

:
Ika Riyandi Putra
Jamilul Hayat
Khairul Amri
Nur Ilham Syahputra

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM
PEKANBARU
2014

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Manajemen proyek itu suatu disiplin ilmu pada era tahun 1950-an, Amerika bangsa yang

pertama kali menggunakan ilmu manajemen proyek. Henry Gantt dapat dikatakan bapak dari ilmu
manajemen proyek, dan namanya pun menjadi metode yang digunakan, bernama Gantt Chart. Perlu
diingat bahwa mempelajari Manajemen Proyek itu tidak terlalu sulit, karena didalamnya terdapat halhal yang terbiasa dilakukan oleh manusia, hanya ditambahkan sedikit logika dan aturan yang khusus.
Sedangkan Proyek itu usaha yang harus dilakukan dari awal hingga akhir pada suatu kejadian, yang
mempunyai batasan waktu anggaran sumber daya yang dibutuhi oleh pelanggan.
Meski pada akhir tujuan dari adanya proyek adalah untuk memuaskan pelanggan.Maksudnya
begini ketika ada suatu perusahaan besar maupun kecil me manajemen proyek, yang terpenting adalah
waktu yang tepat dalam membuat dan memustuskan prediksi, serta penggunaan sumber daya dan
laporan dalam penyampaian produk atas hasil dari proyek yang dijalankan.
Lalu bagaimana kita mengetahui bahwa itu adalah proyek? Diperlukan beberapa ciriciri/karakteristik dari proyek, yaitu : ada sasaran/tujuan, memiliki rentang waktu/deadline, waktu
biaya dan syarat kerja yang lengkap, berurutan dari a hingga z, terkadang merupakan sesuatu
event/kejadian yang sebelumnya belum pernah dilakukan.
Sebagai mahasiswa Teknik Industri kita dituntut untuk memahami bagaimana manajemen
proyek itu agar ilmu ini bisa di implementasikan dalam kehidupan nyata.
Untuk mengetahui secara lebih jelas tentang manajemen proyek sistem informasi maka
selanjutnya akan dibahas lebih mendetail mulai dari pengertian hingga metodologi umum pelaksanaan
proyek sistem informasi.

1.2

Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini sebagai berikut :

1.

Pengertian Proyek

2.

Pengertian Manajemen Proyek

3.

Fungsi dan Tujuan Manajemen Proyek

4.

Proses Manajemen Proyek

Struktur Organisai dalam Manajemen Proyek

1.3
1.

Tujuan dan Manfaat


Untuk mengetahui pengertian proyek, manajemen proyek, fungsi dan tujuan manajemen
proyek, proses manajemen proyek serta struktur organisasi dalam manajemen proyek.

2.

Memberi wawasan kepada mahasiswa Teknik Industri khususnya mahasiswa kelas


manajemen proyek tentang pengertian proyek, manajemen proyek, fungsi dan tujuan
manajemen proyek, proses manajemen proyek serta struktur organisasi dalam
manajemen proyek di tinjau dari pendapat parah ahli.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1

Pengertian Proyek
Para ahli telah mengemukakan definisi proyek adalah, antara lain :

1.

Proyek yaitu sebuah usaha yang dilakukan dengan cara bertanggung jawab untuk
menghasilkan sebuah produk, jasa, yang menghasilkan suatu hasil tertentu (Lewis,

2.

2005).
D.I Cleand dan W.R. Kings, Proyek adalah gabungan dari berbagai sumber daya yang

3.

dihimpun dalam satu wadah organisasi sementara untuk mencapai tujuan tertentu.
J.A Bent, Proyek adalah kegiatan yang mempunyai ukuran, kompleksitas dan
karakteristik, sedangkan ukuran proyek meliputi kecil, sedang dan besar, menurut jumlah

4.

tenaga yang terlibat, waktu yang diperlukan serta biaya yang digunakan.
Menurut Imam Soeharto, Proyek merupakan sebuah kegiatan yang berlangsung dalam
jangka waktu tertentu dan alokasi sumber daya terbatas dan dimaksudkan untuk
melaksanakan suatu tugas yang telah digariskan.
Dengan demikian proyek dapat diartikan sebagai suatu kegiatan sementara yang

berlangsung dalam jangka waktu tertentu, dengan alokasi sumber daya terbatas dan
dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang telah digariskan. Yang membedakan proyek
dengan pekerjaan lain adalah sebagai berikut :
1. Proyek memiliki tujuan yang khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir.
2. Dalam proses mencapai tujuan di atas telah ditentukan jumlah biaya dan jadwal kerja
3.

kegiatan proyek.
Memiliki perbedaan antara proyek yang satu dengan proyek yang lain.\
Dari ciri-ciri di atas, proyek merupakan kegiatan yang bersifat sementara, mempunyai

titik awal dan pemberhentian akhir dan membutuhkan pengelolaan dan dan perhatian ekstra
lebih banyak untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan.Disamping proyek, dikenal juga
program yang dalam banyak hal mempunyai makna dan sifat yang sama dengan proyek.
Perbedaannya terletak pada jangka waktu pelaksanaan dan sumber daya yang diperlukan.
Program mempunyai skala yang jauh lebih besar dibandingkan denganproyek. Atau dapat
dikatakan bahwa satu program dapat dibagi-bagi menjadi beberapa proyek. Jika dipakai
pendekatan yang demikian maka dapat dikatakan bahwa proyek merupakan bagian dari
rancangan program yang terpadu, dan bukan merupakan kegiatan yang berdiri sendiri yang
mempunyai tujuan spesifik dan terbatas.
Suatu proyek dapat muncul karena bermacam-macam alasan, yang antaranya :
1. Berasal dari permintaan pemerintah, misalnya proyek-proyek pembangunan jalan,
bendungan, irigasi yang sifatnya dititikberatkan pada kepentingan umum.

2.

Bermula dari permintaan pasar, hal ini terjadi bila suatu ketika pasar memerlukan
kenaikan-kenaikan jumlah produk yang cukup besar, dan untuk itu perlu dibangun

3.

perluasan fasilitas produksi.


Penelitian dan pengembangan yang menghasilkan suatu produk yang ternyata besar
permintaannya, hingga mendorong dibangunnya fasilitas produksi baru.
Semua proyek selalu mengandung resiko relatif besar berkaitan dengan manajemen

yang diterapkan untuk proyek tersebut. Manajemen proyek yang asal-asalan akan berakibat
buruk. Kerugian yang diderita tidak hanya materi, waktu dan tenaga namun juga kredibilitas,
hubungan baik dan lain-lain.
2.2
1.

Pengertian Manajemen Proyek


Para ahli telah mengemukakan definisi manajemen proyek adalah, antara lain
Menurut Sukanto : Manajemen proyek adalah usaha merencanakan, mengorganisasi,
mengarahkan, mengkoordinasi serta mengawasi kegiatan dalam proyek sedemikian rupa

2.

sehingga sesuai dengan jadwal waktu serta anggaran yang telah ditetapkan.
Menurut Garold D. Oberlender : Manajemen proyek adalah Seni dan ilmu dalam
mengkoordinasikan manusia, peralatan, material, uang dan jadwal untuk menyelesaikan

3.

suatu proyek tertentu tepat waktu dan dalam batas biaya yang disetujui.
Menurut Chase, Aquilano, Jacobs (2001;58) Manajemen proyek dapat didefinisikan
sebagai perencanaan, pengarahan, dan pengaturan sumber daya (manusia, peralatan,

4.

bahan baku) untuk mempertemukan bagian teknik, biaya dan waktu suatu proyek.
Pengertian manajemen proyek menurut H. Kerzner dalam Soeharto (1997;28) :
Manajemen proyek adalah merencanakan, menyusun organisasi, memimpin dan
mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai sasaran jangka pendek yang
telah ditentukan. Lebih jauh lagi manajemen proyek menggunakan pendekatan sistem

5.

dan hierarki (arus kegiatan) vertikal dan horizontal.


Menurut Olson (2003;16) Manajemen proyek adalah aplikasi sumber daya yang
mencakup pengetahuan, peralatan, dan teknik untuk merancang aktivitas proyek dan

6.

kebutuhan proyek.
Menurut Hughes dan Cotteral (2002;8-9) Manajemen proyek adalah suatu cara untuk
menyelesaikan masalah yang harus dipaparkan oleh user, kebutuhan user harus terlihat

7.

jelas dan harus terjadi komunikasi yang baik agar kebutuhan user bisa diketahui.
Dalam buku Information Technology Project Management 4th edition karangan katy,
manajemen proyek ialah aplikasi dari ilmu pengetahuan, keterampilan, alat-alat dan

8.

teknik untuk aktifitas proyek untuk memenuhi kebutuhan proyek.


Pengertian manajemen proyek menurut Schawalbe (2004;8) Manajemen proyek
merupakan aplikasi dari ilmu pengetahuan, skill, tools, dan teknik untuk aktifitas suatu

proyek dengan maksud memenuhi atau melampaui kebutuhan stakeholder dan harapan
9.

dari sebuah proyek.


Menurut Budi santoso (2003;3) Manajemen proyek adalah kegiatan merencanakan,
mengorganisasikan,

mengarahkan

dan

mengendalikan

sumber

daya

organisasi

perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu dalam waktu tertentu dengan sumber daya
tertentu. Manajemen proyek mempergunakan personel perusahaan untuk ditempatkan
pada tugas tertentu dalam proyek.
10. Menurut Wulfram I. Ervianto (2003:19) Manajemen proyek adalah semua perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian, dan koordinasi suatu proyek dari awal (gagasan) samapi
selesainya proyek untuk menjamin biaya proyek dilaksanakan tepat waktu, tepat biaya,
dan tepat mutu.
11. Menurut Nicholas (2001;9) Manajemen proyak adalah manajemen yang lebih sederhana,
yang operasi-operasinya berulang damana pasar dan teknologinya dapat diprediksi, ada
kepastian tentang antisipasi hasil, lebih sedikit organisasi yang dilibatkan.
2.3

Fungsi Manajemen Proyek


Sebagai suatu proses, manajemen mengenal suatu urutan pelaksanaan yang logis,

yang menggambarkan bahwa ada tindakan - tindakan manajemen semata- mata diarahkan
pada pencapaian sasaran yang telah ditetapkan, oleh karena penetapan tujuan/ sasaran
merupakan tindakan manajemen yang pertama, kemudian diikuti tindakan perencanaan
(planning), organisasi (organizing) dan koordinasi (coordinating), pelaksanaan (actuating),
dan pengawasan dan pengendalian (controlling) dengan pemanfaatan sumber daya yang
tersedia secara efisien dan efektif. Kelima tindakan in] pada dasarnya merupakan fungsifungsi dari manajemen.
Jika seluruh usaha kegiatan diilustrasikan sebagai bentuk input, process dan output,
maka
1. Sumber dava yang tersedia merupakan input.
2. Fungsi-fungsi manajemen merupakan proses, dan
3. Tujuan merupakan output

Perlu diingat fungsi-fungsi manajemen didalam unsur manajemcn merupakan perangkat


lunaknya (prosedur operasi), manajer merupakan perangkat SDM

(brainware) serta

organisasi berikut perangkat pendukungnya merupakan perangkat kerasnya. Secara umum


fungsi-fungsi manajemen dapat diuraikan sebagai berikut :

1.

Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya apa yang
harus dilakukan, kapan, bagaimana dan oleh siapa. Perencanaan adalah proses dasar
dimana manajemen memutuskan tujuan dan cara mencapainya. Perencanaan dalam
organisasi adalah esensial, dalam kenyataannya perencanaan memegang peranan lebih
dibanding

fungsi-fungsi

manajemen

lainnya.

Fungsi-fungsi

pengorganisasian,

pengarahan dan pengawasan sebenarnya hanya melaksanakan keputusan-keputusan


perencanaan. Perencanaan yang baik dapat dicapai dengan mempertimbangkan kondisi
di waktu yang akan datang dalam perencanaan dan kegiatan yang diputuskan akan
dilaksanakan, serta periode sekarang pada saat rencana dibuat. Proses yang menyangkut
upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang
dan penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan
organisasi.
Kegiatan dalam Fungsi Perencanaan :

2.

a. Menetapkan tujuan dan target bisnis


b. Merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dan target bisnis tersebut
c. Menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan
d. Menetapkan standar/indikator keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis
Fungsi Pengorganisasian (Organizing)
Fungsi ini ialah sebagai proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang
telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang
tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan dapat
memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif dan efisien
guna pencapaian tujuan organisasi
Kegiatan dalam Fungsi Pengorganisasian :
a. Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan menetapkan tugas, dan menetapkan
prosedur yang diperlukan
b. Menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis kewenangan dan
tanggung jawab
c. Kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan dan pengembangan sumber daya

3.

manusia/tenaga kerja
d. Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling tepat
Fungsi Pengarahan dan Implementasi
Fungsi ini berfungsi sebagai proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh
seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat
menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran dan produktifitas yang tinggi.
Kegiatan dalam Fungsi Pengarahan dan Implementasi :

a. Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian


motivasi kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam

4.

pencapaian tujuan
b. Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan
c. Menjelaskan kebijakan yang ditetapkan
Fungsi Pengawasan dan Pengendalian
Fungsi ini berfungsi sebagai proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian
kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan
sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam
lingkungan dunia bisnis yang dihadapi.
Kegiatan dalam Fungsi Pengawasan dan Pengendalian :
a. Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis sesuai dengan
indikator yang telah ditetapkan
b. Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin
ditemukan
c. Melakukan berbagai alternatif solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan
pencapaian tujuan dan target bisnis

2.4

Tujuan Manajemen Proyek


Tujuan pokok dari manajemen adalah mengelola fungsi-fungsi manajemen

sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil optimum sesuai dengan persyaratan yang telah
ditetapkan, penggunaan sumber daya yang seefisien dan seefektif mungkin. Untuk mencapai
tujuan manajemen, maka perlu diusahakan pengawasan terhadap mutu, biaya dan waktu.
Suatu pelaksanaan proyek tentu saja diarahkan untuk mencapai suatu tujuan, baik untuk
kepentingan pihak penyelenggara, pelaksana maupun umum. Dalam hal ini tujuan dan
sasaran manajemen proyek adalah hal sebagai berikut:
1. Untuk mencapai penyelesaian pelaksanaan proyek sesuai dengan schedule proyek,
2.

anggaran yang direncanakan dan mutu yang diisyratkan.


Bagi kontraktor dan konsultan akan memberikan kesempatan mengembangkan reputasi

3.

akan kualitas pekerjaannya serta menambah pengalaman dalam berkarya.


Mengendalikan aliran informasi antara berbagai tahap pelaksanaan proyek untuk

4.

mendapatkan kesatuan bahasa dan kelancaran pelaksanaan proyek.


Terciptanya pengendalian wewenang dan tugas yang seimbang sampai pada lapisan
manajemen yang paling baawah, sehingga proses pengembalian keputusan menjadi lebih
efektif.

2.5

Proses Manajemen Proyek


Proses Manajemen Proyek membentuk menjadi lima grup, berikut adalah:

1.

Initiating Processes

Inisiasi proyek (project initiation) adalah tahap awal (pertama kalinya) suatu proyek
dimulai. Dalam artian memberikan gambaran global suatu proyek dalam bentuk defenisi
proyek yang berisi ruang lingkup proyek, tujuan proyek, waktu pengerjaan proyek, biaya
proyek dan informasi umum lainnya
Tujuan project initiation :
a. Menentukan tujuan proyek secara rinci
b. Mengidentifikasi faktor-faktor penentu keberhasilan (critical success factor) untuk
pelaksanaan proyek.
c. Menentukan ruang lingkup proyek, jadwal proyek, kebutuhan sumber daya proyek
secara garis besar, asumsi proyek, serta batasan-batasan proyek sebagai acuan dalam
membuat perencanaan manajemen proyek (project management plan)
d. Menentukan kriteria keberhasilan proyek
Mekanisme Project Initiation :
a. Pemilik proyek (project owner) memberi penugasan (assigment) kepada manajer
proyek (project manager) dan tim proyek (project team).
b. Manajer proyek dan tim proyek secara bersama-sama membuat defenisi proyek
(project defenition) dan disetujui oleh pemilik proyek.
c. Defenisi proyek yang telah dibuat, selanjutnya akan dijadikan sebagai acuan atau
landasan dalam pembuatan perencanaan manajemen proyek (project management
plan).
2.

Planning Processes
Perencanaan proyek secara umum berisi: tujuan & ruang lingkup proyek (scope
manajemen), waktu pengerjaan atau jadwal proyek (time management), rencana
anggaran biaya proyek (cost management), kualitas proyek (quality management),
sumber daya proyek (resource management), manajemen risiko (risk management),
perencanaan komunikasi (communication management), pengadaan (procurement
management), serta integrasi (integration management).
Tujuan Project Planning :
a. Mendefenisikan ruang lingkup proyek.
b. Membuat detail jadwal pelaksanaan proyek.
c. Menentukan alokasi dana yang dibutuhkan proyek.
d. Menetapkan prosedur dan mekanisme pengontrolan proyek.\
e. Menentukan kualifikasi, peran dan tanggung jawab, serta jumlah personil yang
dibutuhkan untuk melaksanakan proyek.

f. Mengidentifikasi risiko-risiko proyek dan menentukan tindakan penanggulangannya.


(project risk management)
g. Membuat perencanaan komunikasi selama pelaksanaan proyek (communication
management).
h. Menentukan dan menyetujui project baseline yang akan menjadi acuan untuk
mengukur kinerja proyek.
Mekanisme Project Planning :
a. Manajer proyek bersama-sama dengan tim proyek mempelajari kembali defenisi
proyek.
b. Membuat perencanaan manajemen proyek (project management plan) berdasarkan
defenisi proyek yang telah dibuat.
c. Persetujuan dari pemilik proyek, bahwa project management
3.

Executing Processes
Project execution adalah tindak lanjut dari apa yang telah dituangkan dalam project
management plan.
Tujuan Project Execution
a. Merealisasikan perencanaan proyek dan tertuang dalam perencanaan manajemen
proyek (project management plan).
b. Mengoordinasikan kinerja tim proyek dan juga mengoptimalkannya, serta
pemanfaatan sumber daya non-personil.
c. Merealisasikan perubahan perencanaan proyek yang telah disetujui.
Mekanisme Project Execution
a. Manajer proyek dan tim proyek membentuk kerjasama tim selama proyek
berlangsung, atau sering disebut dengan pembentukan team building.
b. Manajer proyek dan tim proyek melaksanakan semua tugas yang sudah tertuang di
dalam project management plan.
c. Membuat laporan pelaksanaan proyek.
d. Mendapatkan persetujuan atau approval untuk setiap fase pekerjaan atau deliverable
proyek yang telah diselesaikan.

4.

Controlling Processes
Project controlling adalah pengontrolan terhadap kegiatan atau aktivitas-aktivitas suatu
proyek. Mengontrol apakah langkah demi langkah dalam pelaksanaan kegiatan proyek

tersebut sudah sesuai dengan yang telah ditentukan seperti pada project management
plan yang telah dibuat.
Juga mengecek apakah kegiatan proyek yang dilaksanakan sudah sesuai dengan estimasi
dan rencana awal, serta sesuai dengan target atau belum. Bila belum action atau tindakan
apa yang harus dilakukan agar tujuan proyek bisa terpenuhi.
Tujuan Project Controlling
a. Memastikan pencapaian tujuan proyek apakah sesuai dengan target yang telah
ditentukan.
b. Mengontrol pelaksanaan proyek agar sesuai dengan estimasi dan rencana awal
c. Dengan melakukan kontrol diharapkan adanya masukan apakah project management
plan perlu di-update atau tidak.
Mekanisme project controlling
a. Kontrol terhadap waktu, cakupan dan mutu.
b. Kontrol terhadap biaya
c. Membuat laporan tentang kemajuan proyek
d. Jika diperlukan adakan perubahan rencana.
5.

Closing Processes
Project Closure merupakan akhir dari serangkaian kegiatan proyek. Pada intinya tahapan
penutupan proyek (project closure) adalah memberikan laporan tentang hasil-hasil-hasil
apa saja yang diperoleh dari suatu rangkaian aktivitas proyek yang telah dilaksanakan
yang dituangkan dalam bentuk dokumen laporan.
Tujuan Project Closure
a. Secara formal mengakhiri proyek dengan semua pihak yang terlibat di dalam suatu
proyek.
b. Mengakhiri penugasan anggota tim proyek.
Mekanisme Project Closure
a. Manajer proyek melakukan serah terima hasil pekerjaan berupa: laporan pelaksanaan
pekerjaan, laporan penyelesaian pekerjaan, BA penyelesaian pekerjaan, BA serah
terima pekerjaan.
b. Pembubaran tim proyek

2.6
1.

Macam Struktur Organisasi Proyek


Secara garis besar terdapat 2 macam bentuk organisasi pada proyek konstruksi, yaitu :
Berdasarkan hubungan kontrak / perjanjian kerjasamanya
Struktur organisasi berdasarkan hubungan kontrak/ perjanjian kerjasamanya mengatur
hubungan pihak-pihak yang terlibat dalam proyek misalnya hubungan antara owner,

konsultan, dan kontraktor. Karena organisasi semacam ini mengatur hubungan antar
pihak atau ekstemal pihak-pihak maka sering disebut pula sebagai organisasi ekstemal.
a. Organisasi Tradisional
Organisasi tradisional banyak/ biasa digunakan path proyek konstruksi dengan kondisi
biasa,/ umum. Ide pembentukannya didasarkan pada pendekatan pembentukan
organisasi terpisah (separation organkadon). Bentuk organisasi ini terdiri dari 3 pihak,
yaitu : pemilik proyek yang bertindak sebagai manajemen proyek konstruksi,
konsultan disain sebagai perancang konstruksi dan di beberapa proyek juga terdapat
konsultan pengawas sebagai pengawas pelaksanaan konstruksi dan kontraktor sebagai
pelaksana konstruksi. Tahap proyek dipisah antara tahap disain dan tahap pelaksanaan
kontruksi dan tahapan tersebut berlangsung secara berurutan (sequential). Hubungan
kerjasama yang ada terdiri dan hubungan antara pemilik dengan konsultan dan
pemilik dengan kontraktor. Bila konsultan bertindak sebagai pengawas, tanggung
jawabnya hanya sebatas mengawasi agar sesuai dengan yang telah didisain tanpa
memiliki wewenang merubah disain (harus ada persetujuan pemilik proyek).
Pada organisasi tradisional, dikenal adanya kontraktor utama. Pekerjaan konstruksi
yang tidak dikcrjakan kontraktor utama disubkonkan kepada sub kontraktor atau
kontraktor spesialis, dengan alasan bahwa sub kontraktor dapat melakukan pekerjaan
spesialis tersebut dengan lebih cepat, biaya yang lebih murah dan mutu yang lebih
baik jika dibandingkan dengan kontraktor utama. Hal ini disebabkan karena jenis
kegiatan tersebut tidak biasa dilakukan oleh kontraktor utama (kontraktor utama tidak
berpengalaman), kontraktor utama tidak memiliki sumber daya, baik tenaga kerja
maupun peralatan.

b. Organisasi Swakelola (Owner-Bulder )

Bentuk organisasi swakelola mirip dengan organisasi tradisional, hanya saja unit
organisasi pemberi tugas (pemilik) konsultan dan kontraktor merupakan bagian yang
tidak dapat dipisahkan dengan organisasi pemilik proyek meskipun proyek telah
selesai. Hal tersebut sekaligus menjelaskan bahwa ide pembentukan organisasi
semacam ini didasarkan pada organisasi terpadu (integration of organisation). Dalam
bentuk organisasi swakelola, tenaga kerja dan pengadaan bahan serta peralatan dapat
dikontrakkan kepada pemasok (supplier). Untuk proyek-proyek pemerintah bentuk
organisasi swakelola hanya dilakukan untuk proyek kecil atau proyek darurat
(misalnya proyek penanggulangan bencana alam). Tidak seperti organisasi tradisional,
pelaksanaan tahapan kegiatan proyek pada organisasi semcam ini dapat dilakukan
secara overlapping karena pemilik proyek berfungsi sekaligus sebagai konsultan dan
kontraktor.
Ciri-ciri organisasi semacam ini
1) Pemilik proyck bertanggung jawab atas perencanaan dan pelaksanaan proyek
(bertindak juga sebagai konsultan perencana dan kontraktor) (owner reiponsibk
for design and construction ). Pekerjaan dapat dilaksanakan dengan kemampuan
sendiri secara fakultatif atau dilaksanakan kontrak*_or/ subkontraktor ( optional
own forces uvrk contractor and subcontractors )
2) Jenis kontrak yang diterapkan biasanya : hacaga tetap, haraga catuan, atau
kontrak konstruksi yang dinegosiasikan. Uxedprice, unit price, or negotiated
construction contracts).

c. Organisasi Manajemen Konstruksi (Professional Construction Management)


Perkembangan proyek konstruksi dengan dana yang semakin besar menyebabkan
kegiatan didalam provek menjadi semakin banyak. Hal ini mengakibatkan pihakpihak yang terlibat di dalam provek menjadi semakin banyak pula . Misalnya dengan
semakin banyaknya kegiatan proyek maka dibutuhkan semakin banyak kontraktor

spesialis. Oleh sebab itu owner tidak cukup mampu unruk mengelola proyeknya
sendirian sehingga membutuhkan pihak lain yang membantu dalam menggelola
proyek yang disebut dengan pihak manajemen konstruksi.
Organisasi manajeman konstruksi berkaitan dengan tim manajemen proyek terdiri dan
manajer proyek (professional construction manajemen ) dan pihak-pihak lain
(kontraktor, konsultan disain, dan sebagainya ), yang mempunyai tugas mengelola
proyek secara terpadu dari perencanaan proyek (project planning),

disain, dan

pelaksanaan konstruksi. Hubungan kontrak antara pihak yang terlibat dalam tim
manajemen provek bertujuan meminimalkan hubungan timbal balik di dalam tim
manajemen proyek.
Pelaksanaan tahapan pada organisasi semacam ini memungkinkan dilaksanakan
secara overlapping karena pelaksanaan proyek seperti desain dan pelaksanaan
konstruksinva sudah terpadu di bawah koordinasi manajemen konsruksi. Dengan
keterlibatan

beberapa

kontraktor

spesialis,

pihak

manajemen

konstruksi

mengkoordinasikan agar desain pekerjaan yang satu dapat langsung dikerjakan oleh
kontraktor

spesialis yang satu tanpa menunggu keseluruhan desain selesai.

Pelaksanaan semacam ini melakukan satu kali pengadaan konsultan dan beberapa kali
pengadaan kontraktor spesialis. Cara pengadaan konsultan dan kontraktor semacam
ini disebut dengan pendekatan paket pekerjaan.
Manajemen konstruksi merupakan suatu perusahaan atau organisasi khusus yang
melaksanakan praktek manajemen konstruksi, yaitu :
1) Bekerja bersama-sama pemilik proyek dan konsultan disain mulai awal provek dan
membuat rekomendasi penyempurnaan disain (agar benar-benar memenenuhi
kebutuhan/ mutu pemilik), pemilikan teknologi dan metoda konstruksi, membuat
jadwal konstruksi dan studi ekonomi pelaksanaan dan seterusnya ).
2) Mengusulkan alternatif disain dan metoda pelaksanaan konstruksi yang tepat dan
membuat analisa dampak altenatif tersebut terhadap biaya dan jadwal konstruksi.
3) Memantau perkembangan proyek sedemikian rupa sehingga tidak melampui target
yang telah ditetapkan pemilik proyek .
4) Koordinasi pengadaan peralatan dan bahan dan seluruh kegiatan kontraktor.
Koordinasi hal-hal yang berkaitan dengan pembayaranangsuran, perubahan,
tuntutan (datms) dan pemeriksaan agar sesuai dengan persyaratan disain.
5) Melaksanakan dukungan/ pelayanan yang berkaitan dengan proyek dan dibutuhkan
pemilik proyek. Misalnya koordinasi permohonan izin-izin seperti IMB.
Ciri-ciri organisasi semacam ini :
1) Manager konstruksi umumnya bertindak sebagai wakil dari pemilik. (constructon
manager usually acting as agent for owner).

2) Tim meliputi kelompok yang terdiri dari pemilik dan manajer konstruksi,
perencana dan kontraktor.

d. Organisasi Turnkey
Pada proyek-proyek tertentu pemilik proyek memiliki keterbatasan kemampuan teknis
dan biaya untuk merealisasikan suatu proyek, dan untuk mengatasi masalah tersebut
pemilik proyek menyerahkan tanggung jawab disain dan pelaksanaan konstruksi
(termasuk pembiayaan) pada suatu organisasi

(investor, kontraktor); pengaturan

seperti hal tersebut dinamakan proyek atau organisasi

turnkey.

Ide dasar

pembentukan organisasi turnkey didasarkan pada organisasi terpadu (integration of


organization) yang menyerahkan semua kegiatan (disain dan pelaksanaan konstruksi)
pada satu pihak. Di Indonesia telah lama dilakukan proyek secara turnkey seperti
proyek-proyek industri dan jalan tol.
Pada organisasi semacam ini perencanaan menjadi tanggung jawab kontraktor sesuai
kontrak antara kontraktor dengan pemilik, dalam hal ini kontraktor menjadi konsultan
perencana. Tidak seperti proyek konstruksi tradisional, pelaksanaan tahapan proyek
pada organisasi semacam ini memungkinkan dilaksanakan secara overlapping karena
tanggung jawab desain dan pelaksanaan konstruksi sudah pada satu pihak. Ketika
tahap pengadaan konsultan dan kontraktor, pengadaannya cukup dllakukaan satu kali
yaitu sebelum tahap perencanaan/ desain dimulai. Pendekatan desain dan pelaksanaan
konstruksi sekaligus atau biasa dikenal dengan pendekatan merancang dan
melaksanakan.
Ciri-ciri organisasi semacam ini :
1) Satu perusahaan yang bertanggung jawab balk untuk perencanaan maupun
pelaksanaan konstniksi (single firm responsible for both design and construction ).
2) Ada keterlibatan subkontraktor-subkontraktor spesialis (specialty subcontractors)
3) Jenis kontrak yang diterapkan pada bentuk organisasi seperti ini adalah harga tetap,
harga maximum bergaransi, atau kontrak konstruksi disain dengan biaya tambah

upah tetap (fixed price, guaranteed maximum price, or cost plus a fee designconstruction contract) .

2.

Berdasarkan strukturnya
Struktur organisasi berdasarkan strukturnya mengatur hubungan antar pihak-pihak yang
terlibat dalam kegiatan proyek konstruksi di dalam (internal) suatu perusahaan, sering
disebut pula sebagai organisasi internal. Bentuk organisasi internal ini sangat bervariasi,
didasarkan pada lingkup pekerjaan, skala pekerjaan, spesialisasi pekerjaan, juga
kemudahan koordinasi, cara pengendalian, pendelegasian wewenang, dan lain-lain.
a. Organisasi garis (line) / Satuan Tugas
Dengan adanya item kegiatan proyek yang semakin bertambah dan beraneka ragam
menyebabkan pimpinan proyek mengalami kesulitan dalam mengelola proyek. Untuk
itu kemudian timbul ide untuk medelegasikan kewenangan kepada level dibawahnya
yang bersifat mandiri (independent organization) sehingga pimpinan proyek lebih
mudah dalam melakukan pengaturan. Dalam organisasi ini terdapat garis wewenang
yang menghubungkan langsung secara vertikal antara atasan dan bawahan sejak dari
pimpinan tertinggi sampai pada jabatan terendah. Setiap kepala unit bertanggung
jawab melaporkan kepada unit yang lebih tinggi satu tingkat diatasnya. Kegiatankegiatan dilakukan oleh seluruh bagian berkaitan langsung dengan pencapaian tujuan
organisasi.

Struktur

ini

biasanya diterapkan pada organisasi yang

kecil dan

aktivitasnya sederhana.
Organisasi line sering disebut juga organisasi .komando/militer/bentuk lurus. Tipe line
ini merupakan tipe yang paling tua dan paling sederhana. Berbagai tipe yang lain
inerupakan pengembangan lebih lanjut dari tipe line. Organisasi ini hanya dapat
berjalan dengan baik apabila pimpinan mempunyai manajerial yang baik, karena
semua kemajuan dan kemunduran tergantung di tanngan pimpinan.

Ciri-ciri Organisasi Line


1) Hubungan antara atasan dan bawahan masih bersifat langsung melalui satu garis
2)
3)
4)
5)
6)
7)

wewenang
Jumlah karyawan sedikit, sehingga dinamakan organisasi sederhana
Pimpinan dan karyawan saling mengenal dan dapat berhubungan setiap hari kerja
Pucuk pimpinan biasanya pemilik perusahaan
Pucuk pimpinan dipandang sebagai sumber kekuasaan tunggal
Tingkat spesialisasi tidak begitu tinggi
Tujuan organisasi sederhana

Kelebihan Organisasi Line :


1) Kesatuan pimpinan terjamin sepenuhnya, karena pimpinan berada dalam satu
2)
3)
4)
5)

tangan
Disiplin dan militarisi pekerja umumnya tinggi
Koordinasi relatif mudah dilaksanakan \
Proses pengambilan keputusan dan intruksi berjalan cepat dan tidak bertele-tale
Garis pimpinan tegas, tidak mungkin terjadi kesimpangan karenapemimpin

berhubungan langsung dengan karyawan


6) Rasa solidaritas karyawan umumnya tinggi
7) Pengendalian secara ketat pada setiap keryawan dapat dilaksanakan
Kelemahan Organisasi Line :
1) Tujuan pribadi pimpinan seringkali tidak dapat dibedakan dengankepentingan
2)
3)
4)
5)
6)
7)

organisasi.
Ada kecenderungan pimpinan untuk bertindak otoriter dan diktator
Organisasi secara keseluruhan bergantung pada satu orang
Adanya rangkap jabatan dalam pekerjaan sehingga tidak efesien
Kurang tersedianya staf ahli
Kemungkinan pekerjaan dilaksanakan kurang sempurna.
Bakat para bawahan sulit untuk berkembang karena sukar untuk mengambil

inisiatif sendiri.
8) Timbulnya birokrasi, yaitu lambatnya jalan pekerjaan dan tanggung jawab karena
banyaknya tangga-tangga organisasi yang harus dilewati.
9) Tidak adanya kerja sama antara bagian-bagian yang sederajat dalam organisasi
tersebut.

b. Organisasi Fungsional
Organisasi fungsional yaitu organisasi yang memiliki susunan dari satuan-satuan
yang menangani tugas-tugas spesifik sesuai dengan kebutuhan organisasi dan
dilengkapi sub ordinal.
Ciri-Ciri organisasi fungsional :
1) Pembagian tugas dapat dibedakan secara jelas dan tegas.
2) Dalam pelaksanaan kegiatan tidak banyak memerlukan koordinasi, karena
koordinasi dilaksanakan oleh pimpinan tingkat atas.
3) Pembagian unit-unit organisasi berdasarkan spesialisasi kegiatan.
4) Para pembantu pimpinan atau pimpinan unit mempunyai wewenang memberikan
perintah langsung pada unit-unit bawahan masing-masing. Pada struktur fungsional
setiap bagian bertanggungjawab atas satu macam fungsi tertentu dan pada
fungsinya itu kewenangannya menjangkau bagian-bagian yang ada dibawahnya
menunjukkan bagian yang dimiliki sebuah bagian yang menjangkau bagian-bagian
lain pada sebuah organisasi.
c. Organisasi Matriks
Akibat perkembangan proyek yang membutuhkan dana besar menyebabkan kegiatan
proyek tersebut semakin banyak pula. Hal ini menyebabkan kebutuhan jumlah
personil bertambah sehingga kemudian terjadi pemakaian bersama personil di
beberapa tempat. Oleh sebab itu kemudian timbul organisasi matriks yang
memungkinkan personil untuk bekerja dengan dua arah tanggung jawab secara
vertikal dan horizontal sehingga menyebabkan pemakaian personil itu lebih efisien.
Matriks adalah suatu desain struktural yang menugaskan para spesialis dari
departemen-departemen fungsional tertentu untuk bekerja pada satu tim yang
dipimpin oleh seorang pimpinan proyek Organisasi matriks disebut juga "project
organization" (organisasi proyek). Karena proyek mempunyai jangka waktu tertentu,
maka diperlukan suatu

metode

mengganggu struktur organisasi

manajemen dan pengorganisasian yang tidak


dan mempertahankan tingkat efisiensi.

Dalam

organisasi matriks, personalia fungsional yang ditugaskan dalam suatu proyek


bekerja pada fungsionalnya. Sebagai contoh : seorang manager diberi kekuasaan dan
tanggung jawab untuk memenuhi tujuan-proyek, seperti kualitas, masalah
pembiayaan, masa penyelesaian, dan lain-lain. Maka manager mempunyai
kewenangan untuk menugaskan dan menilai karyawan fungsional yang bekerja pada
proyek, setelah proyek selesai karyawan fungsional akan kembali ke bagian-bagian
fungsionalnya masing-masing.
Ciri Organisasi Matriks
1) Para pegawai dalam struktur organisasi matriks mempunyai 2 orang atasan yaitu
departemen fungsional dan manager proyek
2) Digunakan dalam skala proyek yang besar.
3) Adanya saling ketergantungan di antara departemen Organisasi matriks merupakan
gabungan organisasi fungsional dan organisasi satuan tugas. Kelemahan organisasi
matriks adalah tidak jelas pertangungjawaban bawahan atas pekerjaannya karena
tidak dapat dibedakan hal-hal yang bersifat manajerial dan fungsional.

Pada

gambar dapat dilihat contoh organisasi matriks.

d. Organisasi Garis dan Staf


Seperti penjelasan pada organisasi matriks, dengan peningkatan dana proyek
mengakibatkan kegiatan proyek semakin banyak pula. Hal ini akan menambah beban
pekerjaan bagi para personilnya. Untuk meningkatkan mutu pekerjaan, personil tidak
dapat bekerja sendiri seperti pada organisasi fungsional tetapi membutuhkan saran/
bantuan dari seorang staf sehingga timbullah organisasi garis dan staf.
Pada organisasi garis dan staf terdapat dua kelompok orang-orang yang berpengaruh
dalam menjalankan organisasi. Orang yang melaksanakan tugas pokok organisasi
dalam rangka pencapaian tugas, yang digambarkan dengan garis. Orang yang
melakukan tugasnya berdasarkan keahlian yang dimilikinya, orang ini hanya

berfungsi untuk memberikan saran-saran kepada unit operasional.orang-orang tersebut


disebut staf.
Ciri Organisasi Garis dan Staff
1) Terdapat spesialisasi yang

beraneka

ragam

yang

diperlukan

secara

maksimal.Dalam melaksanakan tugasnya, anggota garis dapat meminta pengarahan


serta informasi dari staf.
2) Pengarahan yang diberikan staf dapat dijadikan pedoman bagi pelaksana.
3) Staf mempunyai pengaruh yang besar dalam pelaksanaan pekerjaan

BAB III
PENUTUP
3.1
1.

Kesimpulan
Kesimpulan yang bias diambil dari makalah ini yaitu:
Manajemen merupakan sebuah proses terpadu dimana individu-individu sebagai bagian
dari organisasi yang dilibatkan untuk merencanakan, mengorganisasikan, menjalankan
dan mengendalikan aktifitas-aktifitas, yang kesemuanya diarahkan pada sasaran yang
telah ditetapkan dan berlangsung terus menerus seiring dengan berjalannya waktu.

2.

Proyek merupakan gabungan dari berbagai sumber daya yang dihimpun dalam organisasi
sementara untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

3.

Manajemen proyek adalah suatu cara mengelola, mengarahkan, dan mengkoordinasikan


sumber daya (manusia/material)disaat mulainya sebuah proyek hingga akhir untuk

mencapai suatu tujuan, yang dibatasi oleh biaya, waktu, dan kualitas untuk mencapai
kepuasan.
4.

Fungsi manajemen proyek mencakup


a.
b.
c.
d.

5.

Perencanaan (Planning)
Fungsi Pengorganisasian (Organizing)
Fungsi Pengarahan dan Implementasi
Fungsi Pengawasan dan Pengendalian

Proses Manajemen Proyek fasenya sebagai berikut


a. Initiating Processes
b. Planning Processes
c. Executing Processes
d. Controlling Processes
e. Closing Processes

6.

Macam organisasi dalam manajemen proyek di bagi 2 yaitu :


a. Berdasarkan hubungan kontrak / perjanjian kerjasamanya
b. Berdasarkan strukturnya

Daftar Pustaka
Universitas Pembangunan Nasional Veteran. Landasan Teori Manajemen Proyek Bab II.
Ranggryani, 2013, Makalah Manajemen Proyek.
http://ranggryani.wordpress.com/2013/05/16/makalah-manajemen-proyek/. Diakses
tanggal 19 Oktober 2014.
Kurniawan, Ona, 2013,. Manajemen Proyek ditinjau dari Segala Aspek Kegiatan.
http://menwastialk.blogspot.com/2013/05/makalah-manajemen-proyekmanajemen.html. Diakses tanggal 19 Oktober 2014
Organisasi Proyek Kontruksi. PDF
Landasan Teori Manajemen Proyek. PDF

Bab II Manajemen Proyek. PDF

Anda mungkin juga menyukai