Perangkap Reservoir
Perangkap Reservoir
Perangkap reservoir adalah suatu lapisan kedap air (impermeable) yang membatasi gerakan
migas, dimana migas yang masuk ke lapisan tersebut tidak dapat keluar sehingga
terperangkap/terjebak di sana.
Jenis-jenis Perangkap Reservoir:
1. Perangkap Struktur
Perangkap Struktur merupakan perangkap yang paling orisinil dan sampai dewasa ini merupakan
perangkap yang paling penting. Berbagai unsur perangkap yang membentuk lapisan penyekat
dan lapisan reservoir, sehingga dapat menjebak hidrokarbon, disebabkan karena gejala tektonik
atau struktur, misalnya pelipatan dan patahan.
2. Perangkap Stratigrafi
Levorsen (1958), mengemukakan bahwa perangkap stratigrafi adalah suatu istilah umum untuk
perangkap yang terjadi karena berbagai variasi lateral dalam litologi suatu lapisan reservoir atau
penghentian dalam kelanjutan penyaluran minyak dalam bumi.
Prinsip perangkap stratigrafi adalah bahwa minyak dan gas bumi terjebak dalam perjalannya
keatas terhalang dari segala arah terutama dari bagian atas dan pinggir, karena batuan reservoir
menghilang atau berubah fasies menjadi batuan lain.
3. Perangkap Kombinasi
Perangkap hidrokarbon banyak yang merupakan perangkap kombinasi antara perangkap struktur
dengan perangkap stratigrafi.
Reservoir adalah suatu tempat terakumulasinya minyak dan gas bumi. Pada umumnya reservoir
minyak memiliki karakteristik yang berbeda-beda tergantung dari komposisi, temperature dan
tekanan pada tempat dimana terjadi akumulasi hidrokarbon didalamnya. Suatu reservoir minyak
biasanya mempunyai tiga unsur utama yaitu adanya batuan reservoir, lapisan penutup dan
perangkap. Beberapa syarat terakumulasinya minyak dan gas bumi adalah :
1. Adanya batuan Induk (Source Rock)
Merupakan batuan sedimen yang mengandung bahan organik seperti sisa-sisa hewan dan
tumbuhan yang telah mengalami proses pematangan dengan waktu yang sangat lama sehingga
menghasilkan minyak dan gas bumi.
2. Adanya batuan waduk (Reservoir Rock)
Merupakan batuan sedimen yang mempunyai pori, sehingga minyak dan gas bumi yang
dihasilkan batuan induk dapat masuk dan terakumulasi.
3. Adanya struktur batuan perangkap
Merupakan batuan yang berfungsi sebagai penghalang bermigrasinya minyak dan gas bumi lebih
jauh.
4. Adanya batuan penutup (Cap Rock)
Merupakan batuan sedimen yang tidak dapat dilalui oleh cairan (impermeable), sehingga minyak
dan gas bumi terjebak dalam batuan tersebut.
5. Adanya jalur migrasi
Merupakan jalan minyak dan gas bumi dari batuan induk sampai terakumulasi pada perangkap.
1.1. Porositas ()
Dalam reservoir minyak, porositas mengambarkan persentase dari total ruang yang tersedia
untuk ditempati oleh suatu cairan atau gas. Porositas dapat didefinisikan sebagai perbandingan
antara volume total pori-pori batuan dengan volume total batuan per satuan volume tertentu,
yang jika dirumuskan :
Dimana :
= Porositas absolute (total), fraksi (%)
Vp = Volume pori-pori, cc
Vb = Volume batuan (total), cc
Vgr = Volume butiran, cc
Porositas batuan reservoir dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
1. Porositas absolut, adalah perbandingan antara volume pori total terhadap volume batuan total
yang dinyatakan dalam persen, atau secara matematik dapat ditulis sesuai persamaan sebagai
berikut :
2. Porositas efektif, adalah perbandingan antara volume pori-pori yang saling berhubungan
terhadap volume batuan total (bulk volume) yang dinyatakan dalam persen.
Dimana :
e = Porositas efektif, fraksi (%)
g = Densitas butiran, gr/cc
b = Densitas total, gr/cc
f = Densitas formasi, gr/cc
Berdasarkan waktu dan cara terjadinya, maka porositas dapat juga diklasifikasikan menjadi dua,
yaitu :
1. Porositas primer, yaitu porositas yang terbentuk pada waktu yang bersamaan dengan proses
pengendapan berlangsung.
2. Porositas sekunder, yaitu porositas batuan yang terbentuk setelah proses pengendapan.
Besar kecilnya porositas dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu ukuran butir, susunan butir,
sudut kemiringan dan komposisi mineral pembentuk batuan. Untuk pegangan dilapangan, ukuran
porositas dapat dilihat pada Tabel 1. berikut :
1.2. Permeabilitas ( k )
Permeabilitas didefinisikan sebagai ukuran media berpori untuk meloloskan/melewatkan fluida.
Apabila media berporinya tidak saling berhubungan maka batuan tersebut tidak mempunyai
permeabilitas. Oleh karena itu ada hubungan antara permeabilitas batuan dengan porositas
efektif.
Sekitar tahun 1856, Henry Darcy seorang ahli hidrologi dari Prancis mempelajari aliran air yang
melewati suatu lapisan batu pasir. Hasil penemuannya diformulasikan kedalam hukum aliran
fluida dan diberi nama Hukum Darcy. Dapat dilihat pada gambar 2 dibawah :
Dimana :
Q = laju alir fluida, cc/det
k = permeabilitas, darcy
= viskositas, cp
dP/dL = gradien tekanan dalam arah aliran, atm/cm
A = luas penampang, cm2
Besaran permeabilitas satu darcy didefinisikan sebagai permeabilitas yang melewatkan fluida
dengan viskositas 1 centipoises dengan kecepatan alir 1 cc/det melalui suatu penampang dengan
luas 1 cm2 dengan penurunan tekanan 1 atm/cm. Persamaan 4 Darcy berlaku pada kondisi :
1. Alirannya mantap (steady state)
2. Fluida yang mengalir satu fasa
3. Viskositas fluida yang mengalir konstan
4. Kondisi aliran isothermal
5. Formasinya homogen dan arah alirannya horizontal
6. Fluidanya incompressible
Berdasarkan jumlah fasa yang mengalir dalam batuan reservoir, permeabilitas dibedakan
menjadi tiga, yaitu :
Permeabilitas absolute (Kabs)
Yaitu kemampuan batuan untuk melewatkan fluida dimana fluida yang mengalir melalui media
berpori tersebut hanya satu fasa atau disaturasi 100% fluida, misalnya hanya minyak atau gas
saja.
Permeabilitas efektif (Keff)
Yaitu kemampuan batuan untuk melewatkan fluida dimana fluida yang mengalir lebih dari satu
fasa, misalnya (minyak dan air), (air dan gas), (gas dan minyak) atau ketiga-tiganya. Harga
permeabilitas efektif dinyatakan sebagai ko, kg, kw, dimana masing-masing untuk minyak, gas
dan air.
Permeabilitas relatif (Krel)
Yaitu perbandingan antara permeabilitas efektif pada kondisi saturasi tertentu terhadap
permeabilitas absolute. Harga permeabilitas relative antara 0 1 darcy. Dapat juga dituliskan
sebagai beikut :
Permeabilitas relatif reservoir terbagi berdasarkan jenis fasanya, sehingga didalam reservoir akan
terdapat Permeabilitas relatif air (Krw), Permeabilitas relatif minyak (Kro), Permeabilitas relatif
gas (Krg) dimana persamaannya adalah :
Dimana :
Krw = permeabilitas relatif air
Kro = permeabilitas relaitf minyak
Krg = permeabilitas relatif gas
1.3. Saturasi
Saturasi adalah perbandingan antara volume pori-pori batuan yang terisi fluida formasi tertentu
terhadap total volume pori-pori batuan yang terisi fluida atau jumlah kejenuhan fluida dalam
batuan reservoir per satuan volume pori. Oleh karena didalam reservoir terdapat tiga jenis fluida,
maka saturasi dibagi menjadi tiga yaitu saturasi air (Sw), saturasi minyak (So) dan saturasi gas
(Sg), dimana secara matematis dapat ditulis :
1.4. Resistiviti
Batuan reservoir terdiri atas campuran mineral-mineral, fragmen dan pori-pori. Padatan-padatan
mineral tersebut tidak dapat menghantarkan arus listrik kecuali mineral clay. Sifat kelistrikan
batuan reservoir tergantung pada geometri pori-pori batuan dan fluida yang mengisi pori.
Minyak dan gas bersifat tidak menghantarkan arus listrik sedangkan air bersifat menghantarkan
arus listrik apabila air melarutkan garam.
Arus listrik akan terhantarkan oleh air akibat adanya gerakan dari ion-ion elektronik. Untuk
menentukan apakah material didalam reservoir bersifat menghantar arus listrik atau tidak maka
digunakan parameter resistiviti. Resistiviti didefinisikan sebagai kemampuan dari suatu material
untuk menghantarkan arus listrik, secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :
Dimana :
= resistiviti fluida didalam batuan, ohm-m
r = tahanan, ohm
A = luas area konduktor, m2
L = panjang konduktor, m
Konsep dasar untuk mempelajari sifat kelistrikan batuan diformasi digunakan konsep faktor
formasi dari Archie yang didefinisikan :
Dimana :
1.5. Wettabiliti
Wettabiliti didefinisikan sebagai suatu kemampuan batuan untuk dibasahi oleh fasa fluida atau
kecenderungan dari suatu fluida untuk menyebar atau melekat ke permukaan batuan. Sebuah
cairan fluida akan bersifat membasahi bila gaya adhesi antara batuan dan partikel cairan lebih
besar dari pada gaya kohesi antara partikel cairan itu sendiri. Tegangan adhesi merupakan fungsi
tegangan permukaan setiap fasa didalam batuan sehingga wettabiliti berhubungan dengan sifat
interaksi (gaya tarik menarik) antara batuan dengan fasa fluidanya.
Dalam sistem reservoir digambarkan sebagai air dan minyak atau gas yang terletak diantara
matrik batuan.
Gambar 3 memperlihatkan sistem air-minyak yang kontak dengan benda padat, dengan sudut
kontak sebesar . Sudut kontak diukur antara fluida yang lebih ringan terhadap fluida yang lebih
berat, yang berharga 0o 180o, yaitu antara air dengan padatan, sehingga tegangan adhesi (AT)
dapat dinyatakan dengan persamaan :
Dimana :
AT = tegangan adhesi, dyne/cm
so = tegangan permukaan benda padat-minyak, dyne/cm
sw = tegangan permukaan benda padat-air, dyne/cm
wo = tegangan permukaan air-minyak, dyne/cm
= sudut kontak air-minyak
1.5.1. Wetting-Phase Fluid dan Non-Wetting Phase Fluid
A. Wetting-Phase Fluid
Fasa fluida pembasah biasanya akan dengan mudah membasahi permukaan batuan. Akan tetapi
karena adanya gaya tarik menarik antara batuan dan fluida, maka fasa pembasah akan mengisi ke
pori-pori yang lebih kecil dahulu dari batuan berpori. Fasa fluida pembasah umumnya sangat
sukar bergerak ke reservoir hidrokarbon.
B. Non-Wetting Phase Fluid
Non-wetting phase fluid sukar membasahi permukaan batuan. Dengan adanya gaya repulsive
(tolak) antara batuan dan fluida menyebabkan non-weting phase fluid umumnya sangat mudah
bergerak.
adhesi yang bekerja pada permukaan tabung. Besarnya tegangan adhesi dapat diukur dari
kenaikkan fluida , dimana gaya total untuk menaikan cairan sama dengan berat kolom fluida.
Sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan kapiler merupakan kecenderungan rongga pori batuan
untuk menata atau mengisi setiap pori batuan dengan fluida yang berisi bersifat membasahi.
Tekanan didalam tabung kapiler diukur pada sisi batas antara permukaan dua fasa fluida. Fluida
pada sisi konkaf (cekung) mempunyai tekanan lebih besar dari pada sisi konvek (cembung).
Perbedaan tekanan diantara dua fasa fluida terebut merupakan besarnya tekanan kapiler didalam
tabung.
Dimana :
o = densitas minyak, lb/ft3
m = massa minyak, lb
V = volume minyak, ft3
Sedangkan spesifik grafiti merupakan perbandingan dari densitas suatu fluida (minyak) terhadap
densitas air. Baik densitas air maupun fluida tersebut diukur pada kondisi yang sama (60 F dan
14.7 Psia).
Dimana :
o = spesifik grafiti minyak
o = densitas minyak mentah, lb/ft3
w = densitas air, lb/ft3
Meskipun densitas dan spesifik grafiti dipergunakan secara meluas dalam industri perminyakan,
namun API grafiti merupakan skala yang lebih sering dipakai. Grafiti ini merupakan spesifik
grafiti yang dinyatakan dengan rumus :
API grafiti dari minyak mentah pada umumnya memiliki nilai antara 47 API untuk minyak
ringan sampai 10 API untuk minyak berat.
2.2. Viskositas Minyak ( o )
Viskositas fluida merupakan sifat fisik suatu fluida yang sangat penting yang mengendalikan dan
mempengaruhi aliran fluida didalam media berpori maupun didalam pipa. Viskositas
didefinisikan sebagai ketahanan internal suatu fluida untuk mengalir.
Viskositas minyak dipengaruhi oleh temperatur, tekanan dan jumlah gas yang terlarut dalam
minyak tersebut. Kenaikan temperatur akan menurunkan viskositas minyak dan dengan
bertambahnya gas yang terlarut dalam minyak maka viskositas minyak juga akan turun.
Hubungan antara viskositas minyak dengan tekanan ditunjukkan pada Gambar 6.
Gambar 6 menunjukkan bahwa tekanan mula-mula berada di atas tekanan gelembung (Pb),
dengan penurunan tekanan sampai (Pb), mengakibatkan viskositas minyak berkurang, hal ini
akibat adanya pengembangan volume minyak. Kemudian bila tekanan turun dari Pb sampai pada
harga tekanan tertentu, maka akan menaikkan viskositas minyak, karena pada kondisi tersebut
terjadi pembebasan gas dari larutan minyak.
Dimana :
Bo = faktor volume formasi minyak, bbl/STBO
T = temperature, F
Rs = kelarutan gas, SCF/STBO
C = faktor tambahan seperti perhitungan Rs
Faktor volume formasi minyak merupakan fungsi dari tekanan. Gambar 7 memperlihatkan faktor
volume formasi minyak.
Terdapat dua hal penting dari gambar 7 diatas, yaitu :
1. Jika kondisi tekanan reservoir berada diatas Pb, maka Bo akan naik dengan berkurangnya
tekanan sampai mencapai Pb, sehingga volume sistem cairan bertambah sebagai akibat
terjadinya pengembangan minyak.
2. Setelah Pb dicapai, maka harga Bo akan turun dengan berkurangnya tekanan, disebabkan
karena semakin banyak gas yang dibebaskan.
2.4. Kelarutan Gas ( Rs )
Kelarutan gas bumi didefinisikan sebagai cuft gas yang diukur pada keadaan standar (14.7 Psi ;
60 F) didalam larutan minyak sebanyak satu barrel stock tank minyak pada saat minyak dan gas
berada pada tekanan dan temperatur reservoir.
Kelarutan gas dalam minyak (Rs) dipengaruhi oleh tekanan, temperatur dan komposisi minyak
dan gas. Pada temperatur minyak yang tetap, kelarutan gas tertentu akan bertambah pada setiap
penambahan tekanan. Pada tekanan yang tetap kelarutan gas akan berkurang terhadap kenaikan
temperatur.
2.5. Kompressibilitas Minyak ( Co )
Kompressibilitas minyak didefinisikan sebagai perubahan volume minyak akibat adanya
perubahan tekanan. Secara matematis didefinisikan sebagai berikut:
Dengan menggunakan grafik korelasi, maka harga kompressibilitas minyak dapat diperoleh
dengan persamaan :
Kompressibilitas minyak pada kondisi dibawah bubble point akan cenderung membesar bila
dibandingkan dengan harga ketika diatas bubble point karena dengan turunnya tekanan, gas
membebaskan diri dari larutan. Volume total minyak yang tertinggal sebenarnya berkurang
dengan turunnya tekanan terebut, akibatnya volume fluida total yang terdiri dari minyak dan gas
makin lama menjadi besar seiring dengan turunnya tekanan.
gas tergabung dan mencapai saturasi kritik, maka gas akan mulai bergerak. Hal tersebut dapat
dilihat pada gambar 11.
Reservoir jenis pendorong solution gas drive mempunyai ciri sebagai berikut :
1. Tekanan reservoir turun secara cepat dan kontinu
2. Perbandingan komulatif produksi gas (Gp) dengan komulatif produksi minyak (Np) meningkat
dengan cepat (GOR) meningkat
3. Produksi air hampir tidak ada (relatif sangat kecil)
3.5. Gas Cap Drive
Energi alamiah ini berasal dari dua sumber yaitu ekspansi gas cap dan ekspansi gas yang terlarut
kemudian melepaskan diri. Adanya gas cap dalam reservoir antara lain disebabkan oleh adanya
pemisahan secara gravitasi dari minyak dan fasa gas bebas dibawah tekanan titik gelembung.
Karena tekanan reservoir berada dibawah tekanan gelembung maka komponen hidrokarbon
ringan akan terbebaskan dari fasa cairnya dan membentuk fasa gas. Penurunan tekanan secara
kontinu akan membebaskan gas lebih banyak lagi dan akan membentuk gas cap pada bagian atas
dari minyak. Hal tersebut akan menyebabkan terdorongnya minyak karena pengembangan dari
gas cap akibat penurunan tekanan secara kontinu. Gamabar 12. memperlihatkan proses
pendorongan gas cap terhadap minyak.
4. Jenis-Jenis Reservoir
Jika terjadi suatu retakan atau perekahan pada batuan induk (source rock) maka minyak dan gas
akan mengalami migrasi keluar yang biasa disebut dengan migrasi primer. Setelah itu minyak
dan gas bumi akan bermigrasi terus sampai terjebak didalam suatu wadah yang tidak bisa dilalui
oleh minyak dan gas, yang biasa disebut dengan reservoir.
Reservoir adalah suatu tempat berkumpulnya minyak dan gas bumi. Dalam hal ini akan dibahas
jenis reservoir jenuh dan reservoir tidak jenuh.