Anda di halaman 1dari 6

Stabilisasi Tanah Dengan NaClmore

by Rizqi Ramadhan
345
Download (.docx)
stabtan.docx
192 KB

1.

Pendahuluan
Tanah merupakan dasar dari suatu struktur atau konstruksi, baik itu konstruksi bangunan maupun
konstruksi jalan, yang sering menimbulkan masalah bila memiliki sifat-sifat yang buruk. Sifat-sifat tanah
yang buruk dan kurang menguntungkan bila digunakan sebagai dasar suatu bangunan atau kontruksi,
antara lain plastisitas yang tinggi, kekuatan geser yang rendah, kemampatan atau perubahan volume
yang besar dan potensi kembang susut yang besar. Berbagai cara digunakan untuk memperbaiki
kekuatan dari tanah lempung ekspansif, diantaranya dengan penambahan bahan kimia (stabilisasi
secara kimiawi).
1.1.

Tanah Lempung
Lempung atau tanah liat adalah partikel mineral berkerangka dasar silikat yang berdiameter kurang dari
4 mikrometer mengandung leburan silica dan/atau aluminium yang halus. Lempung terbentuk dari
proses pelapukan batuan silika oleh asam karbonatdan sebagian dihasilkan dari aktivitas panas bumi.
Lempung membentuk gumpalan keras saat kering dan lengket apabila basah terkena air. Sifat ini
ditentukan oleh jenis mineral lempung yang mendominasinya. Mineral lempung digolongkan
berdasarkan susunan lapisan oksida silikon dan oksida aluminium yang membentuk kristalnya.
Golongan 1:1 memiliki lapisan satu oksida silikon dan satu oksida aluminium, sementara golongan 2:1
memiliki dua lapis golongan oksida silikon yang mengapit satu lapis oksida aluminium. Mineral lempung
golongan 2:1 memiliki sifat elastis yang kuat, menyusut saat kering dan memuai saat basah. Karena
perilaku inilah beberapa jenis tanah dapat membentuk kerutan-kerutan atau "pecah-pecah" bila kering.
Definisi tanah lempung menurut beberapa ahli : 1. Terzaghi (1987) Merupakan tanah dengan ukuran
mikrokonis sampai dengan sub mikrokonis yang berasal dari pelapukan unsur-unsur kimiawi penyusun
batuan. Tanah lempung sangat keras dalam keadaan kering, dan tak mudah terkelupas hanya dengan

jari tangan. Permeabilitas lempung sangat rendah, bersifat plastis pada kadar air sedang. Di Amerika
bagian barat, untuk lempung yang keadaan plastisnya ditandai dengan wujudnya yang bersabun atau
seperti terbuat dari lilin
disebut gumbo. Sedangkan pada keadaan air yang lebih tinggi tanah lempung akan bersifat
lengket (kohesif) dan sangat lunak. 2. DAS (1988)

Merupakan tanah yang terdiri dari partikel-partikel tertentu yang menghasilkan sifat plastis apabila
dalam kondisi basah. 3. Bowles (1991) Mendefinisikan tanah lempung sebagai deposit yang mempunyai
partikel berukuran lebih kecil atau sama dengan 0,002 mm dalam jumlah lebih dari 50 %. 4. Hardiyatmo
(1992) Mengatakan sifat-sifat yang dimiliki dari tanah lempung yaitu antara lain ukuran butiran halus
lebih kecil dari 0,002 mm, permeabilitas rendah, kenaikan air kapiler tinggi, bersifat sangat kohesif,
kadar kembang susut yang tinggi dan proses konsolidasi lambat. Dengan adanya pengetahuan
mengenai mineral tanah tersebut, pemahaman mengenai perilaku tanah lempung dapat diamati.
1.2.

Stabilisasi Tanah
Salah satu upaya untuk mendapatkan sifat tanah yang memenuhi syarat-syarat teknis tertentu adalah
dengan metode stabilisasi tanah . Metode stabilisasi tanah dapat dibagi menjadi 2 klasifikasi utama yaitu
berdasarkan sifat teknisnya dan berdasarkan pada tujuannya, dimana beberapa variasi dapat digunakan.
Dari sifat teknisnya, stabilisasi dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu : stabilisasi mekanis, stabilisasi fisik dan.
Stabilisasi kimiawi. (Ingles dan Metcalf, 1972). Stabilitas tanah ekspansif yang murah dan efektif adalah
dengan menambahkan bahan kimia tertentu, dengan penambahan bahan kimia dapat mengikat mineral
lempung menjadi padat, sehingga mengurangi kembang susut tanah lempung ekspansif (Ingles dan
Metcalf, 1972). Stabilitas tanah adalah pengubahan atau perawatan terhadap satu atau beberapa
properti tanah untuk meningkatkan kondisi material tanah/butiran tanah, dan pertama dikembangkan
di jaman Romawi.Jaman dahulu, bangsa Romawi menyadari bahwa kondisi jalan yang buruk
mempersulit mereka untuk memindahkan pasukan dan barang-barang melewati jalan antara desa dan
kota. Hal tersebut memaksa mereka untuk menemukan cara baru memperbaiki jalan. Mereka
melakukannya dengan mencampurkan tanah yang lemah dengan zat stabilitas seperti lumatan batu
kapur atau kalsium. Itulah metode kimia stabilitas tanah pertama yang dilahirkan.Kemajuan pesat
berikutnya di bidang stabilitas tanah terjadi di era 1960an ketika militer Amerika membutuhkan
stabilisasi dengan cepat untuk tanah tropik yang lemah di Vietnam untuk mendukung operasi militer
mereka disana. Militer sangat membutuhkan stabilitas tanah

yang bisa meningkatkan kekuatan tanah liat di Vietnam agar bisa menggunakan pesawat C-17 dan C-130
pada bandara darurat mereka.
1.3.

Stabilisasi Tanah Dengan Garam Dapur


Struktur NaCl meliputi anion di tengah dan kation menempati pada rongga
octahedral.
Larutan garam merupakan suatu elektrolit, yang mempunyai gerakan
brown
dipermukaan yang lebih besar dari gerakan
brown
pada air murni sehingga bisa menurunkan air dan larutan ini menembah gaya kohesi antar partikel
sehingga ikatan partikel menjadi lebih rapat (Bowles, 1984), selain itu larutan ini bisa memudahkan
didalam memadatkan tanah (Ingles dan Metcalf, 1972). Stabilitas tanah adalah upaya yang dilakukan
untuk memperbaiki sifat-sifat asal tanah pada dasarnya stabilisasi yang menggunakan garam
mempunyai prinsip yang sama dengan stabilisasi yang menggunakan zat kimia lainnya. Keuntungan yang
dihasilkan adalah menaikkan kepadatan dan menambah kekuatan tanah. Tanah dengan LL
(liquit limits)
yang tinggi biasanya memberikan reaksi yang bagus dengan penambahan garam ini (Ingles dan Metcalf,
1972).
2. Stabilisasi Tanah Dengan NaClmore
by Rizqi Ramadhan
345
Download (.docx)
stabtan.docx
192 KB

1.

Pendahuluan
Tanah merupakan dasar dari suatu struktur atau konstruksi, baik itu konstruksi bangunan maupun
konstruksi jalan, yang sering menimbulkan masalah bila memiliki sifat-sifat yang buruk. Sifat-sifat tanah
yang buruk dan kurang menguntungkan bila digunakan sebagai dasar suatu bangunan atau kontruksi,
antara lain plastisitas yang tinggi, kekuatan geser yang rendah, kemampatan atau perubahan volume
yang besar dan potensi kembang susut yang besar. Berbagai cara digunakan untuk memperbaiki
kekuatan dari tanah lempung ekspansif, diantaranya dengan penambahan bahan kimia (stabilisasi
secara kimiawi).
1.1.

Tanah Lempung
Lempung atau tanah liat adalah partikel mineral berkerangka dasar silikat yang berdiameter kurang dari
4 mikrometer mengandung leburan silica dan/atau aluminium yang halus. Lempung terbentuk dari
proses pelapukan batuan silika oleh asam karbonatdan sebagian dihasilkan dari aktivitas panas bumi.
Lempung membentuk gumpalan keras saat kering dan lengket apabila basah terkena air. Sifat ini
ditentukan oleh jenis mineral lempung yang mendominasinya. Mineral lempung digolongkan
berdasarkan susunan lapisan oksida silikon dan oksida aluminium yang membentuk kristalnya.
Golongan 1:1 memiliki lapisan satu oksida silikon dan satu oksida aluminium, sementara golongan 2:1
memiliki dua lapis golongan oksida silikon yang mengapit satu lapis oksida aluminium. Mineral lempung
golongan 2:1 memiliki sifat elastis yang kuat, menyusut saat kering dan memuai saat basah. Karena
perilaku inilah beberapa jenis tanah dapat membentuk kerutan-kerutan atau "pecah-pecah" bila kering.
Definisi tanah lempung menurut beberapa ahli : 1. Terzaghi (1987) Merupakan tanah dengan ukuran
mikrokonis sampai dengan sub mikrokonis yang berasal dari pelapukan unsur-unsur kimiawi penyusun
batuan. Tanah lempung sangat keras dalam keadaan kering, dan tak mudah terkelupas hanya dengan
jari tangan. Permeabilitas lempung sangat rendah, bersifat plastis pada kadar air sedang. Di Amerika
bagian barat, untuk lempung yang keadaan plastisnya ditandai dengan wujudnya yang bersabun atau
seperti terbuat dari lilin
disebut gumbo. Sedangkan pada keadaan air yang lebih tinggi tanah lempung akan bersifat
lengket (kohesif) dan sangat lunak. 2. DAS (1988)

Merupakan tanah yang terdiri dari partikel-partikel tertentu yang menghasilkan sifat plastis apabila
dalam kondisi basah. 3. Bowles (1991) Mendefinisikan tanah lempung sebagai deposit yang mempunyai
partikel berukuran lebih kecil atau sama dengan 0,002 mm dalam jumlah lebih dari 50 %. 4. Hardiyatmo
(1992) Mengatakan sifat-sifat yang dimiliki dari tanah lempung yaitu antara lain ukuran butiran halus

lebih kecil dari 0,002 mm, permeabilitas rendah, kenaikan air kapiler tinggi, bersifat sangat kohesif,
kadar kembang susut yang tinggi dan proses konsolidasi lambat. Dengan adanya pengetahuan
mengenai mineral tanah tersebut, pemahaman mengenai perilaku tanah lempung dapat diamati.
1.2.

Stabilisasi Tanah
Salah satu upaya untuk mendapatkan sifat tanah yang memenuhi syarat-syarat teknis tertentu adalah
dengan metode stabilisasi tanah . Metode stabilisasi tanah dapat dibagi menjadi 2 klasifikasi utama yaitu
berdasarkan sifat teknisnya dan berdasarkan pada tujuannya, dimana beberapa variasi dapat digunakan.
Dari sifat teknisnya, stabilisasi dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu : stabilisasi mekanis, stabilisasi fisik dan.
Stabilisasi kimiawi. (Ingles dan Metcalf, 1972). Stabilitas tanah ekspansif yang murah dan efektif adalah
dengan menambahkan bahan kimia tertentu, dengan penambahan bahan kimia dapat mengikat mineral
lempung menjadi padat, sehingga mengurangi kembang susut tanah lempung ekspansif (Ingles dan
Metcalf, 1972). Stabilitas tanah adalah pengubahan atau perawatan terhadap satu atau beberapa
properti tanah untuk meningkatkan kondisi material tanah/butiran tanah, dan pertama dikembangkan
di jaman Romawi.Jaman dahulu, bangsa Romawi menyadari bahwa kondisi jalan yang buruk
mempersulit mereka untuk memindahkan pasukan dan barang-barang melewati jalan antara desa dan
kota. Hal tersebut memaksa mereka untuk menemukan cara baru memperbaiki jalan. Mereka
melakukannya dengan mencampurkan tanah yang lemah dengan zat stabilitas seperti lumatan batu
kapur atau kalsium. Itulah metode kimia stabilitas tanah pertama yang dilahirkan.Kemajuan pesat
berikutnya di bidang stabilitas tanah terjadi di era 1960an ketika militer Amerika membutuhkan
stabilisasi dengan cepat untuk tanah tropik yang lemah di Vietnam untuk mendukung operasi militer
mereka disana. Militer sangat membutuhkan stabilitas tanah

yang bisa meningkatkan kekuatan tanah liat di Vietnam agar bisa menggunakan pesawat C-17 dan C-130
pada bandara darurat mereka.
1.3.

Stabilisasi Tanah Dengan Garam Dapur


Struktur NaCl meliputi anion di tengah dan kation menempati pada rongga
octahedral.
Larutan garam merupakan suatu elektrolit, yang mempunyai gerakan

brown
dipermukaan yang lebih besar dari gerakan
brown
pada air murni sehingga bisa menurunkan air dan larutan ini menembah gaya kohesi antar partikel
sehingga ikatan partikel menjadi lebih rapat (Bowles, 1984), selain itu larutan ini bisa memudahkan
didalam memadatkan tanah (Ingles dan Metcalf, 1972). Stabilitas tanah adalah upaya yang dilakukan
untuk memperbaiki sifat-sifat asal tanah pada dasarnya stabilisasi yang menggunakan garam
mempunyai prinsip yang sama dengan stabilisasi yang menggunakan zat kimia lainnya. Keuntungan yang
dihasilkan adalah menaikkan kepadatan dan menambah kekuatan tanah. Tanah dengan LL
(liquit limits)
yang tinggi biasanya memberikan reaksi yang bagus dengan penambahan garam ini (Ingles dan Metcalf,
1972).
2.

Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahan stabilisasi garam dapur (NaCl) dapat memperbaiki sifat fisik dan
mekanik tanah lempung ekspansif. Pada sifat fisik : berat volume, kadar air, berat jenis, dan batas-batas
Atterberg mengalami penurunan setelah distabilisasi. Sementara pada sifat mekanik tanah lempung
ekspansif menjadi semakin baik. Dari hasil optimasi untuk sifat fisik dan mekanik kadar campuran yang
Spaling baik adalah 50% penambahan garam dapur (NaCl).

Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahan stabilisasi garam dapur (NaCl) dapat memperbaiki sifat fisik dan
mekanik tanah lempung ekspansif. Pada sifat fisik : berat volume, kadar air, berat jenis, dan batas-batas
Atterberg mengalami penurunan setelah distabilisasi. Sementara pada sifat mekanik tanah lempung
ekspansif menjadi semakin baik. Dari hasil optimasi untuk sifat fisik dan mekanik kadar campuran yang
Spaling baik adalah 50% penambahan garam dapur (NaCl).

Anda mungkin juga menyukai