SCHOORL
I.
TUJUAN PERCOBAAN
1. Mahasiswa dapat melakukan analisis kadar karbohidrat dalam suatu bahan pangan
2. Mahasiswa dapat mengetahui kadar karbohidrat dalam bahan
+ 2 Cu2+ + 4 OH-
RC
RC
+ Cu2O + 2H2O
H
Gula reduksi Luff Schoorl
Cu2+ + 4 I-
Cu2I2
I2 + 2NaS2O3
2 NaI + Na2S4O6
I2
Sukrosa tidak memiliki sifat-sifat mereduksi, karena itu untuk menentukan kadar
sukrosa harus dilakukan inversi terlebih dahulu menjadi glukosa dan fruktosa.
Dalam hal ini kadar sukroda harus diperhitungkan dengan faktor 0,95 karena pada
hidrolisis sukrosa berubah menjadi gula inver.
C12H22O11
+ H2 O
Sukrosa
2 C6H12O6
gula reduksi
1. Monosakarida
Karbohidrat yang paling sederhana (simple sugar), oleh karena tidak bisa lagi
dihidrolisa atau tidak dapat diuraikan lagi. Monosakarida larut di dalam air dan
rasanya manis, sehingga secara umum disebut juga gula. Penamaan kimianya selalu
berakhiran -osa. Dalam Ilmu Gizi hanya ada tiga jenis monosakarida yang penting
yaitu, glukosa, fruktosa dan galaktosa.
Glukosa
Terkadang orang menyebutnya gula anggur ataupun dekstrosa. Banyak
dijumpai di alam, terutama pada buah-buahan, sayur-sayuran, madu, sirup jagung
dan tetes tebu. Di dalam tubuh glukosa didapat dari hasil akhir pencemaan amilum,
sukrosa, maltosa dan laktosa.
Glukosa dijumpai di dalam aliran darah (disebut Kadar Gula Darah) dan
berfungsi sebagai penyedia energi bagi seluruh sel-sel dan jaringan tubuh. Pada
keadaan fisiologis Kadar Gula Darah sekitar 80-120 mg %. Kadar gula darah dapat
meningkat melebihi normal disebut hiperglikemia, keadaan ini dijumpai pada
penderita Diabetes Mellitus.
Fruktosa
Disebut juga gula buah ataupun levulosa. Merupakan jenis sakarida yang
paling manis, banyak dijjumpai pada mahkota bunga, madu dan hasil hidrolisa dari
gula tebu. Di dalam tubuh fruktosa didapat dari hasil pemecahan sukrosa.
Galaktosa
Tidak dijumpai dalam bentuk bebas di alam, galaktosa yang ada di dalam
tubuh merupakan hasil hidrolisa dari laktosa.
2. Disakarida
Merupakan gabungan antara 2 (dua) monosakarida, pada bahan makanan
disakarida terdapat 3 jenis yaitu sukrosa, maltosa dan laktosa.
Sukrosa
Adalah gula yang kita pergunakan sehari-hari, sehingga lebih sering disebut
gula meja (table sugar) atau gula pasir dan disebut juga gula invert. Mempunyai 2
(dua) molekul monosakarida yang terdiri dari satu molekul glukosa dan satu
molekul fruktosa.
Sumber: tebu (100% mengandung sukrosa), bit, gula nira (50%), jam, jelly.
Maltosa
Mempunyai 2 (dua) molekul monosakarida yang terdiri dari dua molekul
glukosa. Di dalam tubuh maltosa didapat dari hasil pemecahan amilum, lebih
mudah dicema dan rasanya lebih enak dan nikmat. Dengan Jodium amilum akan
berubah menjadi warna biru.
Peranan perbandingan amilosa dan amilo pektin terlihat pada serelia;
Contohnya beras, semakin kecil kandungan amilosa atau semakin tinggi
kandungan amilopektinnya, semakin lekat nasi tersebut.
Pulut sedikit sekali amilosanya (1-2%), beras mengandung amilosa > 2%
Berdasarkan kandungan amilosanya, beras (nasi) dapat dibagi menjadi 4 golongan:
-amilosa tinggi 25-33%
-amilosa menengah 20-25%
-amilosa rendah 09-20%
-amilosa sangat rendah <>
Loktosa
Mempunyai 2 (dua) molekul monosakarida yang terdiri dari satu molekul
glukosa dan satu molekul galaktosa. Laktosa kurang larut di dalam air.
Sumber : hanya terdapat pada susu sehingga disebut juga gula susu.
-susu sapi 4-5%
-asi 4-7%
Glikogen
Glikogen merupakan pati hewani, terbentuk dari ikatan 1000 molekul,
larut di dalam air (pati nabati tidak larut dalam air) dan bila bereaksi dengan
iodium akan menghasilkan warna merah. Glikogen terdapat pada otot hewan,
manusia dan ikan. Pada waktu hewan disembelih, terjadi kekejangan (rigor
mortis) dan kemudian glikogen dipecah menjadi asam laktat selama post mortum.
Sumber banyak terdapat pada kecambah, serealia, susu, syrup jagung (26%).
Selulosa
Hampir 50% karbohidrat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan adalah
selulosa, karena selulosa merupakan bagian yang terpenting dari dinding sel
tumbuh-tumbuhan. Selulosa tidak dapat dicerna oleh tubuh manusia, oleh karena
tidak ada enzim untuk memecah selulosa. Meskipun tidak dapat dicerna, selulosa
berfungsi sebagai sumber serat yang dapat memperbesar volume dari faeses,
sehingga akan memperlancar defekasi.
Dahulu serat digunakan sebagai indeks dalam menilai kualitas makanan,
makin tinggi kandungan serat dalam makanan maka nilai gizi makanan tersebut
dipandang semakin buruk. Akan tetapi pada dasawarsa terakhir ini, para ahli
sepakat bahwa serat merupakan komponen penyusun diet manusia yang sangat
penting. Tanpa adanya serat, mengakibatkan terjadinya konstipasi (susah buang
air besar).
TABEL 1 Derajat kemanisan
Sebagai standart sukrosa
100
Fruktosa
173
Sukrosa
100
Glokosa
74
Galaktosa
32
Maltosa
32
Laktosa
16
KHgr/100 bahan
Beras
76-80
Singkong
35
Gaplek
81
Ubi rambat
28
Jagung
64-74
Kentang
19
Gandum(terigu
77
Sagu
85
Persen
energi
dari KH
HEWANI
IKAN
Dapat diabaikan
Glikogen
20-25
UDANG
Glikogen
2-4
DAGING
Dapat diabaikan
HATI(BERBAGAI
Glikogen
10
SAPI
Laktosa
30-50
ASI
Laktosa
50
Pati
65-90
KERANG-KERANGAN
TIRAM
KEPITING
HEWAN)
SUSU
NABATI
BIJI-BIJIAN
berasal
KENTANG
Pati
80
BUAH-BUAHAN
Fluktosa,glukosa,sukrosa
80-95
SAYUR-SAYURAN
Sukrosa,Amilum
60-90
JAMUR
Amilum
40-50
sebesar 10%. Pada metode Luff Schoorl terdapat dua cara pengukuran yaitu dengan
penentuan Cu tereduksi dengan I2 dan menggunakan prosedur Lae-Eynon (Anonim 2009).
Metode Luff Schoorl mempunyai kelemahan yang terutama disebabkan oleh
komposisi yang konstan. Hal ini diketahui dari penelitian A.M Maiden yang menjelaskan
bahwa hasil pengukuran yang diperoleh dibedakan oleh pebuatan reagen yang berbeda.
Peran biologis Karbohidrat
Fotosintesis menyediakan makanan bagi hampir seluruh kehidupan di bumi, baik secara
langsung atau tidak langsung. Organisme autotrof seperti tumbuhan hijau, bakteri, dan alga
fotosintetik memanfaatkan hasil fotosintesis secara langsung. Sementara itu, hampir semua
organisme heterotrof, termasuk manusia, benar-benar bergantung pada organisme autotrof
untuk mendapatkan makanan.
Pada proses fotosintesis, karbon dioksida diubah menjadi karbohidrat yang kemudian dapat
digunakan untuk mensintesis materi organik lainnya. Karbohidrat yang dihasilkan oleh
fotosintesis ialah gula berkarbon tiga yang dinamai gliseraldehida 3-fosfat.menurut rozison
(2009) Senyawa ini merupakan bahan dasar senyawa-senyawa lain yang digunakan langsung
oleh organisme autotrof, misalnya glukosa, selulosa, dan amilum.
Kentang merupakan salah satu bahan makanan yang mengandung banyak karbohidrat.
Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh makhluk hidup.
Monosakarida, khususnya glukosa, merupakan nutrien utama sel. Misalnya, pada vertebrata,
glukosa mengalir dalam aliran darah sehingga tersedia bagi seluruh sel tubuh. Sel-sel tubuh
tersebut menyerap glukosa dan mengambil tenaga yang tersimpan di dalam molekul tersebut
pada proses respirasi seluler untuk menjalankan sel-sel tubuh. Selain itu, kerangka karbon
monosakarida juga berfungsi sebagai bahan baku untuk sintesis jenis molekul organik kecil
lainnya, termasuk asam amino dan asam lemak.
Sebagai nutrisi untuk manusia, 1 gram karbohidrat memiliki nilai energi 4 Kalori.
Dalam menu makanan orang Asia Tenggara termasuk Indonesia, umumnya kandungan
karbohidrat cukup tinggi, yaitu antara 7080%. Bahan makanan sumber karbohidrat ini
misalnya padi-padian atau serealia (gandum dan beras), umbi-umbian (kentang, singkong, ubi
jalar), dan gula.
Namun demikian, daya cerna tubuh manusia terhadap karbohidrat bermacam-macam
bergantung pada sumbernya, yaitu bervariasi antara 90%98%. Serat menurunkan daya cerna
karbohidrat menjadi 85%.] Manusia tidak dapat mencerna selulosa sehingga serat selulosa
yang dikonsumsi manusia hanya lewat melalui saluran pencernaan dan keluar bersama feses.
Serat-serat selulosa mengikis dinding saluran pencernaan dan merangsangnya mengeluarkan
lendir yang membantu makanan melewati saluran pencernaan dengan lancar sehingga
selulosa disebut sebagai bagian penting dalam menu makanan yang sehat. Contoh makanan
yang sangat kaya akan serat selulosa ialah buah-buahan segar, sayur-sayuran, dan biji-bijian.
Selain sebagai sumber energi, karbohidrat juga berfungsi untuk menjaga keseimbangan asam
basa di dalam tubuh, berperan penting dalam proses metabolisme dalam tubuh, dan
pembentuk struktur sel dengan mengikat protein dan lemak.
Beberapa jenis polisakarida berfungsi sebagai materi simpanan atau cadangan, yang
nantinya akan dihidrolisis untuk menyediakan gula bagi sel ketika diperlukan. Pati
merupakan suatu polisakarida simpanan pada tumbuhan. Tumbuhan menumpuk pati sebagai
granul atau butiran di dalam organel plastid, termasuk kloroplas. Dengan mensintesis pati,
tumbuhan dapat menimbun kelebihan glukosa. Glukosa merupakan bahan bakar sel yang
utama, sehingga pati merupakan energi cadangan.
Sementara itu, hewan menyimpan polisakarida yang disebut glikogen. Manusia dan
vertebrata lainnya menyimpan glikogen terutama dalam sel hati dan otot. Penguraian
glikogen pada sel-sel ini akan melepaskan glukosa ketika kebutuhan gula meningkat. Namun
demikian, glikogen tidak dapat diandalkan sebagai sumber energi hewan untuk jangka waktu
lama. Glikogen simpanan akan terkuras habis hanya dalam waktu sehari kecuali kalau
dipulihkan kembali dengan mengonsumsi makanan.
V. PROSEDUR PERCOBAAN
Pembuatan Larutan Loff Schoorl
Melarutkan 143,8 gr Na2CO3 anhidrat dalam 300 ml air suling. Sambil mengaduk,
menambahkan 50 gr asam sitrat monohidrat yang telah diaduk dengan 50 ml air suling.
Menambahkan 25 gr CuSO4.5H2O yang telah dilarutkan dengan 100 ml air suling,
memindahkan larutan tersebut ke dalam labu ukur 1 liter, mentepatkan sampai tanda
garis dengan air suling dan mengocok. Membiarkan semalam dan menyaring bila perlu.
Larutan ini mempunyai kecepatan Cu2+ = 0,1 N.
Penentuan Kadar Gula dengan Metode Luff Schoorl
-
Memindahkan larutan secara kuantitatif ke dalam labu ukur 500 ml, mengencerkan
dengan air suling dan mentepatkan volumenya sampai tanda garis. Mengocok dan
menyaring melalui kertas saring.
Memanaskan campuran tersebut dengan panas yang konstan sampai mendidih selama
10 menit kemudian dengan cepat mendinginkan dalam bak berisi es
Mentitrasi secepatnya dengan larutan Na tiosulfat 0,1 N sampai warna kuning hampir
hilang, menambahkan indikator kanji 1%, melanjutkan titrasi sampai warna biru
hilang
Nama Larutan
Komposisi (%)
1.
HCl
41,7
2.
NaOH
30
12,75
3.
CH3COOH
1,5
4.
KI
20
0,25
5.
H2SO4
25
VII. PERHITUNGAN
HCl 3 %
V1 . M1 = V2 . M2
V1 . M1 = V2 . M2
V1 . 1
V1
CH3COOH 3 %
= 41,7 ml
NaOH (Cair) 30 %
= 50 ml . 0,03
V1 = 1,5 ml
KI (Padatan)
V1 . M1 = V2 . M2
% = gr/V
V1 . 0,6 = 50 ml . 0,3
20
V1 = 25 ml
100
gr
50 ml
Massa = 1 gr
H2SO4 25 %
V1 . M1
= V2 . M2
V1 . 0,98 = 50 ml . 0,25
V1
= 12,7 ml
IX. KESIMPULAN
Dari analisis percobaan dapat di simpulkan bahwa :
Larutan yang dibuat yaitu larutan luff schoorl sebanyak 100 ml dengan bahan
Na2CO3, asam sitrat monohidrat, CuSO4.5H2O
HCl 3% sebanyak 500 ml , CH3COOH 3% sebanyak 50 ml, NaOH 30% sebanyak
50 ml, H2SO4 sebanyak 50 ml dan KI 20% sebanyak 1 gr.
Metode luff schoorl ini berdasarkan proses reduksi dari larutan luff schoorl oleh gula
pereduksi (semua monosakarida, laktosa dan maltosa)
X.
DAFTAR PUSTAKA
Yuniar.2012.Petunjuk Praktikum Teknologi Pengolahan Pangan. Palembang : Polsri
www.google.com
http://id.wikipedia.org/wiki/Karbohidrat
http://asagisora.blogspot.com/2010/07/penetapan-karbohidrat-metode-luff.html
LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM TEKNIK PENGOLAHAN PANGAN
(PENENTUAN KARBOHIDRAT)
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
1. Aris Sulistianto
061230401009
061230401012
3. Firka Fentalia
061230401015
4. Lina Anikmah
061230401018
5. Nurul Hikmah
061230401022
6. Rahmat Martin .P
061230401023
7. Yeyen Parida
061230401029
KELAS 4 KIA
DOSEN PENGASUH :
Meilianti, S.T, M.T
LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM TEKNIK PENGOLAHAN PANGAN
(PENENTUAN KADAR PROTEIN)
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
1. Aris Sulistianto
061230401009
061230401012
3. Firka Fentalia
061230401015
4. Lina Anikmah
061230401018
5. Nurul Hikmah
061230401022
6. Rahmat Martin .P
061230401023
7. Yeyen Parida
061230401029
KELAS 4 KIA
DOSEN PENGASUH :
Yuniar, S.T, M.T
XI.
GAMBAR ALAT
Aparratus Soxhlet