Anda di halaman 1dari 18

PENETAPAN KADAR KARBOHIDRAT METODE LUFF

SCHOORL

I.

TUJUAN PERCOBAAN
1. Mahasiswa dapat melakukan analisis kadar karbohidrat dalam suatu bahan pangan
2. Mahasiswa dapat mengetahui kadar karbohidrat dalam bahan

II. PERALATAN DAN BAHAN


1. Gelas ukur 25 ml, erlenmeyer
2. Neraca analitik
3. Pipet godok 10 ml, 25 ml
4. Buret
5. Hot plate
6. Labu ukur
7. Corong
8. Pendingin balik
9. Bahan : tapioka dan tepung beras

III. BAHAN KIMIA


1. Larutan luff schoorl
2. Larutan KI 20%
3. Asam Sulfat 25%
4. Na thiosulfat 0,1 N
5. Indikator amilum 1%
6. Larutan HCl 3%
7. Natrium hidroksida 30%
8. Indikator fenolftalein (PP)

IV. DASAR TEORI


Karbohidrat adalah golongan senyawa-senyawa yang terdiri dari unsur-unsur
karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O). Senyawa-senyawa ini dapat didefinisikan
sebagai senyawa-senyawa polihidroksialdehid atau polihidroksi keton.
Ditinjau dari segi gizi, karbohidrat merupakan segolongan senyawa-senyawa
penting karena merupakan sumber energi yang paling ekonomis dan paling tersebar luas.
Bahan pangan yang dihasilkan di dunia sebagian besar terdiri dari bahan pangan yang
akan karbohidrat.
Metode luff schoorl adalah berdasarkan proses reduksi dari larutan luff schoorl
oleh gula-gula pereduksi (semua monosakarida, laktosa dan maltosa). Hidrolisis
karbohidrat menjadi monosakarida yang dapat mereduksi Cu2+ menjadi Cu1+. Reaksi
yang terjadi dalam metode Luff Schoorl :

+ 2 Cu2+ + 4 OH-

RC

RC

+ Cu2O + 2H2O

H
Gula reduksi Luff Schoorl
Cu2+ + 4 I-

Cu2I2

I2 + 2NaS2O3

2 NaI + Na2S4O6

I2

Sukrosa tidak memiliki sifat-sifat mereduksi, karena itu untuk menentukan kadar
sukrosa harus dilakukan inversi terlebih dahulu menjadi glukosa dan fruktosa.
Dalam hal ini kadar sukroda harus diperhitungkan dengan faktor 0,95 karena pada
hidrolisis sukrosa berubah menjadi gula inver.
C12H22O11

+ H2 O

Sukrosa

2 C6H12O6
gula reduksi

Karbohidrat yang terdapat pada makanan menurut ukuran molekul dapat


dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

1. Monosakarida
Karbohidrat yang paling sederhana (simple sugar), oleh karena tidak bisa lagi
dihidrolisa atau tidak dapat diuraikan lagi. Monosakarida larut di dalam air dan
rasanya manis, sehingga secara umum disebut juga gula. Penamaan kimianya selalu
berakhiran -osa. Dalam Ilmu Gizi hanya ada tiga jenis monosakarida yang penting
yaitu, glukosa, fruktosa dan galaktosa.
Glukosa
Terkadang orang menyebutnya gula anggur ataupun dekstrosa. Banyak
dijumpai di alam, terutama pada buah-buahan, sayur-sayuran, madu, sirup jagung
dan tetes tebu. Di dalam tubuh glukosa didapat dari hasil akhir pencemaan amilum,
sukrosa, maltosa dan laktosa.
Glukosa dijumpai di dalam aliran darah (disebut Kadar Gula Darah) dan
berfungsi sebagai penyedia energi bagi seluruh sel-sel dan jaringan tubuh. Pada
keadaan fisiologis Kadar Gula Darah sekitar 80-120 mg %. Kadar gula darah dapat
meningkat melebihi normal disebut hiperglikemia, keadaan ini dijumpai pada
penderita Diabetes Mellitus.
Fruktosa
Disebut juga gula buah ataupun levulosa. Merupakan jenis sakarida yang
paling manis, banyak dijjumpai pada mahkota bunga, madu dan hasil hidrolisa dari
gula tebu. Di dalam tubuh fruktosa didapat dari hasil pemecahan sukrosa.
Galaktosa
Tidak dijumpai dalam bentuk bebas di alam, galaktosa yang ada di dalam
tubuh merupakan hasil hidrolisa dari laktosa.
2. Disakarida
Merupakan gabungan antara 2 (dua) monosakarida, pada bahan makanan
disakarida terdapat 3 jenis yaitu sukrosa, maltosa dan laktosa.

Sukrosa
Adalah gula yang kita pergunakan sehari-hari, sehingga lebih sering disebut
gula meja (table sugar) atau gula pasir dan disebut juga gula invert. Mempunyai 2
(dua) molekul monosakarida yang terdiri dari satu molekul glukosa dan satu
molekul fruktosa.
Sumber: tebu (100% mengandung sukrosa), bit, gula nira (50%), jam, jelly.
Maltosa
Mempunyai 2 (dua) molekul monosakarida yang terdiri dari dua molekul
glukosa. Di dalam tubuh maltosa didapat dari hasil pemecahan amilum, lebih
mudah dicema dan rasanya lebih enak dan nikmat. Dengan Jodium amilum akan
berubah menjadi warna biru.
Peranan perbandingan amilosa dan amilo pektin terlihat pada serelia;
Contohnya beras, semakin kecil kandungan amilosa atau semakin tinggi
kandungan amilopektinnya, semakin lekat nasi tersebut.
Pulut sedikit sekali amilosanya (1-2%), beras mengandung amilosa > 2%
Berdasarkan kandungan amilosanya, beras (nasi) dapat dibagi menjadi 4 golongan:
-amilosa tinggi 25-33%
-amilosa menengah 20-25%
-amilosa rendah 09-20%
-amilosa sangat rendah <>
Loktosa
Mempunyai 2 (dua) molekul monosakarida yang terdiri dari satu molekul
glukosa dan satu molekul galaktosa. Laktosa kurang larut di dalam air.
Sumber : hanya terdapat pada susu sehingga disebut juga gula susu.
-susu sapi 4-5%
-asi 4-7%

Laktosa dapat menimbulkan intolerance (laktosa intolerance) disebabkan


kekurangan enzim laktase sehingga kemampuan untuk mencema laktosa
berkurang. Kelainan ini dapat dijumpai pada bayi, anak dan orang dewasa, baik
untuk sementara maupun secara menetap. Gejala yang sering dijumpai adalah
diare, gembung, flatus dan kejang perut. Defisiensi laktase pada bayi dapat
menyebabkan gangguan pertumbuhan, karena bayi sering diare. Terapi diit dengan
pemberian formula rendah laktosa seperti LLM, Almiron, Isomil, Prosobee dan
Nutramigen, dan AI 110 bebas Laktosa. Formula rendah laktosa tidak boleh
diberikan terlalu lama (maksimum tiga bulan), karena laktosa diperlukan untuk
pertumbu ban sel-sel otak.
3. Polisakarida
Merupakan senyawa karbohidrat kompleks, dapat mengandung lebih dari
60.000 molekul monosakarida yang tersusun membentuk rantai lurus ataupun
bercabang. Polisakarida rasanya tawar (tidak manis), tidak seperti monosakarida dan
disakarida. Di dalam Ilmu Gizi ada 3 (tiga) jenis yang ada hubungannya yaitu
amilum, dekstrin, glikogen dan selulosa.
Amilum (zat pati)
Merupakan sumber enersi utama bagi orang dewasa di seluruh penduduk
dunia, terutama di negara sedang berkembang oleh karena di konsumsi sebagai
bahan makanan pokok. Sumber: umbi-umbian,serealia dan biji-bijian merupakan
sumber amilum yang berlimpah ruah oleh karena mudah didapat untuk di
konsumsi. Jagung, beras dan gandum kandungan amilurnnya lebih dari 70%,
sedangkan pada kacang-kacangan sekitar 40%.
Amilum tidak larut di dalam air dingin, tetapi larut di dalam air panas
membentuk cairan yang sangat pekat seperti pasta; peristiwa ini disebut
gelatinisasi.
Dekstrin
Merupakan zat antara dalam pemecahan amilum. Molekulnya lebih
sederhana, lebih mudah larut di dalam air, denganjodium akan berubah menjadi
wama merah.

Glikogen
Glikogen merupakan pati hewani, terbentuk dari ikatan 1000 molekul,
larut di dalam air (pati nabati tidak larut dalam air) dan bila bereaksi dengan
iodium akan menghasilkan warna merah. Glikogen terdapat pada otot hewan,
manusia dan ikan. Pada waktu hewan disembelih, terjadi kekejangan (rigor
mortis) dan kemudian glikogen dipecah menjadi asam laktat selama post mortum.
Sumber banyak terdapat pada kecambah, serealia, susu, syrup jagung (26%).
Selulosa
Hampir 50% karbohidrat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan adalah
selulosa, karena selulosa merupakan bagian yang terpenting dari dinding sel
tumbuh-tumbuhan. Selulosa tidak dapat dicerna oleh tubuh manusia, oleh karena
tidak ada enzim untuk memecah selulosa. Meskipun tidak dapat dicerna, selulosa
berfungsi sebagai sumber serat yang dapat memperbesar volume dari faeses,
sehingga akan memperlancar defekasi.
Dahulu serat digunakan sebagai indeks dalam menilai kualitas makanan,
makin tinggi kandungan serat dalam makanan maka nilai gizi makanan tersebut
dipandang semakin buruk. Akan tetapi pada dasawarsa terakhir ini, para ahli
sepakat bahwa serat merupakan komponen penyusun diet manusia yang sangat
penting. Tanpa adanya serat, mengakibatkan terjadinya konstipasi (susah buang
air besar).
TABEL 1 Derajat kemanisan
Sebagai standart sukrosa

100

Fruktosa

173

Sukrosa

100

Glokosa

74

Galaktosa

32

Maltosa

32

Laktosa

16

TABEL 2 Bahan makanan sumber karbohidrat


Bahan makanan

KHgr/100 bahan

Beras

76-80

Singkong

35

Gaplek

81

Ubi rambat

28

Jagung

64-74

Kentang

19

Gandum(terigu

77

Sagu

85

Tabel 3 sumber karbohidrat yang berasal dari hewani dan nabati


Bahan pangan

KH terutama dalam bentuk

Persen

energi

dari KH

HEWANI

IKAN

Dapat diabaikan

Glikogen

20-25

UDANG

Glikogen

2-4

DAGING

Dapat diabaikan

HATI(BERBAGAI

Glikogen

10

SAPI

Laktosa

30-50

ASI

Laktosa

50

Pati

65-90

KERANG-KERANGAN

TIRAM

KEPITING

HEWAN)

SUSU

NABATI

BIJI-BIJIAN

berasal

KENTANG

Pati

80

BUAH-BUAHAN

Fluktosa,glukosa,sukrosa

80-95

SAYUR-SAYURAN

Sukrosa,Amilum

60-90

JAMUR

Amilum

40-50

Penentuan Karbohidrat dengan Metode Luff Schoorl


Pengukuran karbohidrat yang merupakan gula pereduksi dengan metode Luff Schoorl ini
didasarkan pada reaksi sebagai berikut :
R-CHO + 2 Cu2+ R-COOH + Cu2O
2 Cu2+ + 4 I- Cu2I2 + I2
2 S2O32- + I2 S4O62- + 2 IMonosakarida akan mereduksikan CuO dalam larutan Luff menjadi Cu2O. Kelebihan
CuO akan direduksikan dengan KI berlebih, sehingga dilepaskan I2. I2 yang dibebaskan
tersebut dititrasi dengan larutan Na2S2O3. Pada dasarnya prinsip metode analisa yang
digunakan adalah Iodometri karena kita akan menganalisa I2 yang bebas untuk dijadikan
dasar penetapan kadar. Dimana proses iodometri adalah proses titrasi terhadap iodium (I2)
bebas dalam larutan. Apabila terdapat zat oksidator kuat (misal H2SO4) dalam larutannya
yang bersifat netral atau sedikit asam penambahan ion iodida berlebih akan membuat zat
oksidator tersebut tereduksi dan membebaskan I2 yang setara jumlahnya dengan dengan
banyaknya oksidator (Winarno 2007). I2 bebas ini selanjutnya akan dititrasi dengan larutan
standar Na2S2O3 sehinga I2 akan membentuk kompleks iod-amilum yang tidak larut dalam
air. Oleh karena itu, jika dalam suatu titrasi membutuhkan indikator amilum, maka
penambahan amilum sebelum titik ekivalen.
Metode Luff Schoorl ini baik digunakan untuk menentukan kadar karbohidrat yang
berukuran sedang. Dalam penelitian M.Verhaart dinyatakan bahwa metode Luff Schoorl
merupakan metode tebaik untuk mengukur kadar karbohidrat dengan tingkat kesalahan

sebesar 10%. Pada metode Luff Schoorl terdapat dua cara pengukuran yaitu dengan
penentuan Cu tereduksi dengan I2 dan menggunakan prosedur Lae-Eynon (Anonim 2009).
Metode Luff Schoorl mempunyai kelemahan yang terutama disebabkan oleh
komposisi yang konstan. Hal ini diketahui dari penelitian A.M Maiden yang menjelaskan
bahwa hasil pengukuran yang diperoleh dibedakan oleh pebuatan reagen yang berbeda.
Peran biologis Karbohidrat

Peran dalam biosfer

Fotosintesis menyediakan makanan bagi hampir seluruh kehidupan di bumi, baik secara
langsung atau tidak langsung. Organisme autotrof seperti tumbuhan hijau, bakteri, dan alga
fotosintetik memanfaatkan hasil fotosintesis secara langsung. Sementara itu, hampir semua
organisme heterotrof, termasuk manusia, benar-benar bergantung pada organisme autotrof
untuk mendapatkan makanan.
Pada proses fotosintesis, karbon dioksida diubah menjadi karbohidrat yang kemudian dapat
digunakan untuk mensintesis materi organik lainnya. Karbohidrat yang dihasilkan oleh
fotosintesis ialah gula berkarbon tiga yang dinamai gliseraldehida 3-fosfat.menurut rozison
(2009) Senyawa ini merupakan bahan dasar senyawa-senyawa lain yang digunakan langsung
oleh organisme autotrof, misalnya glukosa, selulosa, dan amilum.

Peran sebagai bahan bakar dan nutrisi

Kentang merupakan salah satu bahan makanan yang mengandung banyak karbohidrat.
Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh makhluk hidup.
Monosakarida, khususnya glukosa, merupakan nutrien utama sel. Misalnya, pada vertebrata,
glukosa mengalir dalam aliran darah sehingga tersedia bagi seluruh sel tubuh. Sel-sel tubuh
tersebut menyerap glukosa dan mengambil tenaga yang tersimpan di dalam molekul tersebut
pada proses respirasi seluler untuk menjalankan sel-sel tubuh. Selain itu, kerangka karbon
monosakarida juga berfungsi sebagai bahan baku untuk sintesis jenis molekul organik kecil
lainnya, termasuk asam amino dan asam lemak.
Sebagai nutrisi untuk manusia, 1 gram karbohidrat memiliki nilai energi 4 Kalori.
Dalam menu makanan orang Asia Tenggara termasuk Indonesia, umumnya kandungan

karbohidrat cukup tinggi, yaitu antara 7080%. Bahan makanan sumber karbohidrat ini
misalnya padi-padian atau serealia (gandum dan beras), umbi-umbian (kentang, singkong, ubi
jalar), dan gula.
Namun demikian, daya cerna tubuh manusia terhadap karbohidrat bermacam-macam
bergantung pada sumbernya, yaitu bervariasi antara 90%98%. Serat menurunkan daya cerna
karbohidrat menjadi 85%.] Manusia tidak dapat mencerna selulosa sehingga serat selulosa
yang dikonsumsi manusia hanya lewat melalui saluran pencernaan dan keluar bersama feses.
Serat-serat selulosa mengikis dinding saluran pencernaan dan merangsangnya mengeluarkan
lendir yang membantu makanan melewati saluran pencernaan dengan lancar sehingga
selulosa disebut sebagai bagian penting dalam menu makanan yang sehat. Contoh makanan
yang sangat kaya akan serat selulosa ialah buah-buahan segar, sayur-sayuran, dan biji-bijian.
Selain sebagai sumber energi, karbohidrat juga berfungsi untuk menjaga keseimbangan asam
basa di dalam tubuh, berperan penting dalam proses metabolisme dalam tubuh, dan
pembentuk struktur sel dengan mengikat protein dan lemak.

Peran sebagai cadangan energi

Beberapa jenis polisakarida berfungsi sebagai materi simpanan atau cadangan, yang
nantinya akan dihidrolisis untuk menyediakan gula bagi sel ketika diperlukan. Pati
merupakan suatu polisakarida simpanan pada tumbuhan. Tumbuhan menumpuk pati sebagai
granul atau butiran di dalam organel plastid, termasuk kloroplas. Dengan mensintesis pati,
tumbuhan dapat menimbun kelebihan glukosa. Glukosa merupakan bahan bakar sel yang
utama, sehingga pati merupakan energi cadangan.
Sementara itu, hewan menyimpan polisakarida yang disebut glikogen. Manusia dan
vertebrata lainnya menyimpan glikogen terutama dalam sel hati dan otot. Penguraian
glikogen pada sel-sel ini akan melepaskan glukosa ketika kebutuhan gula meningkat. Namun
demikian, glikogen tidak dapat diandalkan sebagai sumber energi hewan untuk jangka waktu
lama. Glikogen simpanan akan terkuras habis hanya dalam waktu sehari kecuali kalau
dipulihkan kembali dengan mengonsumsi makanan.

Peran sebagai materi pembangun

Organisme membangun materi-materi kuat dari polisakarida struktural. Misalnya,


selulosa ialah komponen utama dinding sel tumbuhan. Selulosa bersifat seperti serabut, liat,
tidak larut di dalam air, dan ditemukan terutama pada tangkai, batang, dahan, dan semua
bagian berkayu dari jaringan tumbuhan.[10] Kayu terutama terbuat dari selulosa dan
polisakarida lain, misalnya hemiselulosa dan pektin. Sementara itu, kapas terbuat hampir
seluruhnya dari selulosa.
Polisakarida struktural penting lainnya ialah kitin, karbohidrat yang menyusun kerangka
luar (eksoskeleton) arthropoda (serangga, laba-laba, crustacea, dan hewan-hewan lain
sejenis). Kitin murni mirip seperti kulit, tetapi akan mengeras ketika dilapisi kalsium
karbonat. Kitin juga ditemukan pada dinding sel berbagai jenis fungi.]
Sementara itu, dinding sel bakteri terbuat dari struktur gabungan karbohidrat polisakarida
dengan peptida, disebut peptidoglikan. Dinding sel ini membentuk suatu kulit kaku dan
berpori membungkus sel yang memberi perlindungan fisik bagi membran sel yang lunak dan
sitoplasma di dalam sel.
Karbohidrat struktural lainnya yang juga merupakan molekul gabungan karbohidrat
dengan molekul lain ialah proteoglikan, glikoprotein, dan glikolipid. Proteoglikan maupun
glikoprotein terdiri atas karbohidrat dan protein, namun proteoglikan terdiri terutama atas
karbohidrat, sedangkan glikoprotein terdiri terutama atas protein. Proteoglikan ditemukan
misalnya pada perekat antarsel pada jaringan, tulang rawan, dan cairan sinovial yang
melicinkan sendi otot. Sementara itu, glikoprotein dan glikolipid (gabungan karbohidrat dan
lipid) banyak ditemukan pada permukaan sel hewan. Karbohidrat pada glikoprotein
umumnya berupa oligosakarida dan dapat berfungsi sebagai penanda sel. Misalnya, empat
golongan darah manusia pada sistem ABO (A, B, AB, dan O) mencerminkan keragaman
oligosakarida pada permukaan sel darah merah.

V. PROSEDUR PERCOBAAN
Pembuatan Larutan Loff Schoorl
Melarutkan 143,8 gr Na2CO3 anhidrat dalam 300 ml air suling. Sambil mengaduk,
menambahkan 50 gr asam sitrat monohidrat yang telah diaduk dengan 50 ml air suling.
Menambahkan 25 gr CuSO4.5H2O yang telah dilarutkan dengan 100 ml air suling,
memindahkan larutan tersebut ke dalam labu ukur 1 liter, mentepatkan sampai tanda
garis dengan air suling dan mengocok. Membiarkan semalam dan menyaring bila perlu.
Larutan ini mempunyai kecepatan Cu2+ = 0,1 N.
Penentuan Kadar Gula dengan Metode Luff Schoorl
-

Menimbang seksama 3-5 gr ssampel ke dalam erlenmeyer 500 ml

Menambahkan 200 ml larutan HCl 3% mendidihkan selama 1 jam dengan pendingin


tegak

Mendinginkan dan menetralkan dengan larutan NaOH 30% dan menambahkan


sedikit laturan CH3COOH 3% suasana larutan sedikit asam

Memindahkan larutan secara kuantitatif ke dalam labu ukur 500 ml, mengencerkan
dengan air suling dan mentepatkan volumenya sampai tanda garis. Mengocok dan
menyaring melalui kertas saring.

Memipet 10 ml filtrat ke dalam erlenmeyer 500 ml, menambahkan 25 ml larutan Luff


Schoorl dan beberapa batu didih dan 15 ml air suling

Memanaskan campuran tersebut dengan panas yang konstan sampai mendidih selama
10 menit kemudian dengan cepat mendinginkan dalam bak berisi es

Setelah dingin menambahkan perlahan-lahan 15 ml larutan KI 20% dan 25 ml H2SO4


25%

Mentitrasi secepatnya dengan larutan Na tiosulfat 0,1 N sampai warna kuning hampir
hilang, menambahkan indikator kanji 1%, melanjutkan titrasi sampai warna biru
hilang

Membuat suatu percobaan blanko dengan menggunakan 25 ml air sebagai pengganti


sampel

VI. DATA PENGAMATAN


NO

Nama Larutan

Komposisi (%)

Jumlah yang dibutuhkan (ml atau gr)

1.

HCl

41,7

2.

NaOH

30

12,75

3.

CH3COOH

1,5

4.

KI

20

0,25

5.

H2SO4

25

VII. PERHITUNGAN

HCl 3 %
V1 . M1 = V2 . M2

V1 . M1 = V2 . M2

V1 . 0,36 = 500 ml . 0,03

V1 . 1

V1

CH3COOH 3 %

= 41,7 ml

NaOH (Cair) 30 %

= 50 ml . 0,03

V1 = 1,5 ml

KI (Padatan)

V1 . M1 = V2 . M2

% = gr/V

V1 . 0,6 = 50 ml . 0,3

20

V1 = 25 ml

100

gr
50 ml

Massa = 1 gr

H2SO4 25 %
V1 . M1

= V2 . M2

V1 . 0,98 = 50 ml . 0,25
V1

= 12,7 ml

VIII. ANALISIS PERCOBAAN


Dari percobaan yang telah dilakukan dapat dianalisis bahwa pada percobaan kali ini
hanya melakukan percobaan pembuatan larutan, dimana larutan ini akan digunakan
untuk percobaan penentuan kadar karbohidrat metode luff schoorl yang akan dilakukan
pada percobaan selanjutnya.
Larutan yang dibuat yaitu larutan luff schoorl sebanyak 100 ml dengan bahan
Na2CO3, asam sitrat monohidrat, CuSO4.5H2O, HCl 3% sebanyak 500 ml , CH3COOH
3% sebanyak 50 ml, NaOH 30% sebanyak 50 ml, H2SO4 sebanyak 50 ml dan KI 20%
sebanyak 1 gr.

IX. KESIMPULAN
Dari analisis percobaan dapat di simpulkan bahwa :
Larutan yang dibuat yaitu larutan luff schoorl sebanyak 100 ml dengan bahan
Na2CO3, asam sitrat monohidrat, CuSO4.5H2O
HCl 3% sebanyak 500 ml , CH3COOH 3% sebanyak 50 ml, NaOH 30% sebanyak
50 ml, H2SO4 sebanyak 50 ml dan KI 20% sebanyak 1 gr.
Metode luff schoorl ini berdasarkan proses reduksi dari larutan luff schoorl oleh gula
pereduksi (semua monosakarida, laktosa dan maltosa)

X.

DAFTAR PUSTAKA
Yuniar.2012.Petunjuk Praktikum Teknologi Pengolahan Pangan. Palembang : Polsri
www.google.com
http://id.wikipedia.org/wiki/Karbohidrat
http://asagisora.blogspot.com/2010/07/penetapan-karbohidrat-metode-luff.html

LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM TEKNIK PENGOLAHAN PANGAN
(PENENTUAN KARBOHIDRAT)

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
1. Aris Sulistianto

061230401009

2. Dwi Julia Armi

061230401012

3. Firka Fentalia

061230401015

4. Lina Anikmah

061230401018

5. Nurul Hikmah

061230401022

6. Rahmat Martin .P

061230401023

7. Yeyen Parida

061230401029

KELAS 4 KIA

DOSEN PENGASUH :
Meilianti, S.T, M.T

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG


TAHUN
2014

LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM TEKNIK PENGOLAHAN PANGAN
(PENENTUAN KADAR PROTEIN)

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
1. Aris Sulistianto

061230401009

2. Dwi Julia Armi

061230401012

3. Firka Fentalia

061230401015

4. Lina Anikmah

061230401018

5. Nurul Hikmah

061230401022

6. Rahmat Martin .P

061230401023

7. Yeyen Parida

061230401029

KELAS 4 KIA

DOSEN PENGASUH :
Yuniar, S.T, M.T

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG


TAHUN
2014

XI.

GAMBAR ALAT

Aparratus Soxhlet

Anda mungkin juga menyukai