Anda di halaman 1dari 5

Salatiga Hati Beriman

Salatiga, kota kecil di Jawa Tengah yang terletak di kaki gunung Merbabu
adalah kota kelahiranku. Walaupun kota ini kecil, tetapi kota ini adalah kota yang
sejuk dan nyaman ditinggali. Masih belum banyak polusi udara, kemacetan dan
hal-hak buruk lain yang biasa dijumpai di kota besar. Salatiga sudah ada sejak
tahun 750 Masehi, pada waktu itu Salatiga merupakan perdikan. Perdikan artinya
suatu daerah dalam wilayah kerajaan tertentu. Daerah ini dibebaskan dari segala
kewajiban pajak atau upeti karena daerah tersebut memiliki kekhususan tertentu,
daerah tersebut harus digunakan sesuai dengan kekhususan yang dimiliki.
Wilayah perdikan diberikan oleh Raja Bhanu meliputi Salatiga dan sekitarnya.
Salatiga pada masa kolonial tercatat sebagai tempat ditandatanganinya
perjanjian antara Pangeran Sambernyawa atau Raden Mas Said (kelak menjadi
KGPAA Mangkunegara I) di satu pihak dan Kasunanan Surakarta dan VOC di
pihak lain. Perjanjian ini menjadi dasar hukum berdirinya Kadipaten
Mangkunegaran. Pada zaman penjajahan Belanda telah cukup jelas batas dan
status Kota Salatiga, berdasarkan Staatsblad 1917 No. 266 Mulai 1 Juli 1917
didirikan Stadsgemeente Salatiga yang daerahnya terdiri dari 8 desa. Karena
dukungan faktor geografis, udara sejuk dan letak yang sangat strategis, maka
Salatiga cukup dikenal keindahannya di masa penjajahan Belanda, bahkan sempat
memperoleh julukan Kota Salatiga yang Terindah di Jawa Tengah.
Sudah terbukti bahwa Salatiga adalah salah satu kota terindah di Jawa
Tengah. Maka di Salatiga banyak sekali rumah-rumah peninggalan Belanda,
karena pada masa kolonial Belanda, Salatiga dijadikan tempat singgah para
petinggi Belanda untuk berlibur karena udaranya yang sejuk dan pemandangannya
yang indah. Masih ada beberapa rumah Belanda yang masih terawat dan bahkan
masih ditinggali. Selain rumah juga banyak gedung-gedung dan fasilitas umum
peninggalan Belanda yang masih digunakan sampai sekarang.
Makanan Khas Salatiga
Salah satu keunggulan Salatiga adalah kekhasan kulinernya. Kota ini
mempunyai beberapa kuliner unggulan, seperti: bakso ABC, gethuk kethek
(monyet), enting-enting gepuk dan Ronde Jago, dll. Namun yang sangat berkesan
untuk saya adalah enting-enting gepuk dan Ronde Jago.
Enting-enting gepuk adalah salah satu makanan khas dari Salatiga. Entingenting gepuk merupakan makanan ringan yang terbuat dari kacang tanah, gula
pasir, air, dan essens. Bentuk prisma segitiga sama kaki dan dibungkus dengan
kertas merupakan ciri khas makanan ini. Rasanya manis gurih renyah dan rasa
khas kacang tanahnya sangat terasa. Maka biasanya pada saat hari raya
keluargaku sering menyajikannya. Dinamakan gepuk karena memang proses
pembuatannya dengan cara digepuk sampai halus dan semua bahan dicampur jadi
satu. Enting-enting gepuk dibuat tanpa bahan pengawet dan pewarna. Enting-

enting gepuk sudah tersebar dibanyak daerah yaitu di toko-toko Jawa Tengah dan
Yogyakarta. Enting-enting gepuk dapat bertahan hingga 6 bulan.
Enting-enting gepuk terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan kulit dan lapisan
isi. Lapisan kulit lebih keras, renyah, dan terasa manis karena lebih banyak
mengandung gula. Sedangkan bagian isinya, hanya berisi kacang tanah yang
ditumbuk halus. Proses pembuatan enting-enting gepuk dimulai dengan
menggepuk-gepuk (memukul) bahan dasar enting-enting hingga menjadi lemas
atau hancur (cara tradisional). Ada juga dengan menggunakan blender untuk
menghancurkan kacangnya. Setelah itu dilakukan proses pencetakan dengan
cetakan yang berbentuk prisma segitiga sama sisi, dibungkus dengan kertas
khusus lalu dikemas ke dalam plastik.
Bahan dasar dari enting-enting adalah kacang tanah. Kacang tanah
mengandung lemak, protein, zat besi, kalsium, fosforus, vitamin E, vitamin B
kompleks, vitamin A, vitamin K, lesitin, kolin, omega 3, dan omega 9.
Kandungan protein kacang tanah jauh lebih tinggi dibandingkan dengan daging,
telur, dan kacang soya. Kacang tanah juga dapat mencegah penyakit jantung,
penurun tekanan darah tinggi, dan kandungan kolestrol dalam darah. Selain
kacang tanah, gula pasir juga berperan dalam pembuatan makanan ini. Gula pasir
yang merupakan sumber energi yang mudah dicerna dan diserap oleh tubuh. Gula
sangat bermanfaat bagi tubuh namun tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan
karena dapat menyebabkan penyakit.
Saat ini, enting-enting gepuk memiliki beberapa varian rasa. Ada entingenting gepuk rasa durian, jeruk, cokelat, dan jahe. Ada pula enting-enting gepuk
yang menggunakan gula merah, sehingga rasanya tidak terlalu manis seperti
menggunakan gula pasir. Ada juga varian lain yang menggunakan bahan
tambahan berupa wijen dan ampas kelapa.
Selain enting-enting, kuliner yang sangat aku sukai dari Salatiga adalah
Ronde Jago. Minuman hangat ini sangat tepat menemani malam di kota Salatiga
yang sejuk ini. Ronde Jago berada di Jalan Panglima Sudirman, tepatnya di
belakang pasar Salatiga, yaitu di seberang jalan depan Hotel Wahid. Lokasinya
tersembunyi di balik bangunan pasar. Bagi yang belum biasa, tentu agak sulit
menemukannya. Meski didepan gang, ada neon box yang menjadi tanda
keberadaanya. Meskipun tersembunyi, pelanggannya tidak berkurang. Bahkan
Mas Bondan Mak Nyuss, Mas Doyok dan beberapa selebritis meninggalkan
kesannya di warung ini.
Warung Ronde yang sudah buka sejak tahun 1964 ini dulunya buka
bersama dengan distributor Jamu Jago. Maka jadilah namanya menjadi Ronde
Jago. Pertama kali aku ke sana, kesan pertamaku adalah warung ini sangat unik,
lodong (stoples) tua masih digunakan untuk menyajikan jajanan yang bisa kita
nikmati saat menikmati ronde. Enting-enting khas Salatiga adalah salah satunya.
Selain itu mangkok dan gelas yang digunakan masih dipakai sejak 1964.
Hok Tek Bio dan Selasar Kartini

Di Salatiga terdapat Klenteng Hok Tek Bio untuk masyarakat Tiong Hoa.
Disana sering diadakan perayaan seperti saat Imlek dan Cap Go Meh. Saat Cap
Go Meh klenteng Hok Tek Bio menyulap jalan Sukowati menjadi bazzar Imlek.
Banyak stan yang menjual pernak-pernik berbau Imlek, makanan khas Salatiga,
sampai makanan khas masyarakat Tionghoa seperti lontong Cap Go Meh, serta
stan-stan lain yang membuat jalan dipadati oleh ratusan pengunjung. Setiap
pertunjukan seperti Barong Sai dan pertunjukan lainnya disambut antusias oleh
para penonton yang terdiri dari berbagai kalangan. Selain itu ada live music yang
diiringi music tradisional Tiongkok.
Di malam terakhir bazzar Imlek, biasanya klenteng Hok Tek Bio
menghadirkan tarian yang dibawakan oleh tiga belas penari cantik yang memakai
kostum berwarna kuning emas dengan hiasan kepala yang memikat mata. Setelah
berbaris rapi ke belakang dan musik dimainkan, mereka mulai menggerakkan
tangan yang dipasang aksesoris unik di jari-jari mereka dan gerakan jari mereka
yang gemulai membuat mata berilusi menyangka bahwa ada seribu tangan menari
di atas panggung. Ini adalah pertunjukkan Tari Seribu Tangan yang memikat
indah.

tarian seribu tangan


Pada malam Cap Go Meh kali ini, klenteng Hok Tek Bio menyajikan
tarian Tiongkok yang penarinya sengaja didatangkan dari negeri China. Mereka
berkostum rapat dengan wajah tertutup rapat oleh topeng dari kain tebal dan
hanya terlihat garis matanya yang tinggal segaris. Hal yang paling menakjubkan
adalah topeng penari yang dikenakan berganti warna. Dari merah menjadi biru,
biru berubah lagi menjadi hijau, hijau jadi kuning, sampai semua topeng terlepas
dan terlihatlah wajah asli penari yang tampan dan cantik.

tarian 7 wajah
Sekarang ada tempat tepat untuk hang out bagi remaja-remaja Salatiga,
yaitu Selasar Kartini. Selasar Kartini adalah ruang terbuka hijau yang terletak di
sepanjang Jalan Kartini, tepatnya di depan area SMAN 3 Salatiga. Tempat ini bisa
dikatakan merupakan tempat ajang pamer bakat. Di sana banyak anak muda unjuk
kebolehan skateboarding, meluncur dengan sepatu roda, sampai lomba sepeda
BMX. Setiap sore Selasar Kartini ramai dikunjungi sebagai tempat menghabiskan
sore dan tempat menikmati udara segar yang tepat.

Youth Culture di Selasar Kartini


BATIK PLUMPUNGAN
Ada hal yang sangat membanggakan untukku karena akhirnya Salatiga
menemukan corak / motif batik khasnya, yakni Batik Plumpungan yang ide
dasarnya mengambil bongkahan batu tulis Prasasti Plumpungan yang terletak di
dukuh Plumpungan Kelurahan Kauman Kidul Kecamatan Sidorejo. Ciri-ciri batik

plumpungan ini bergambar dua bulatan sedikit lonjong berukuran besar dan kecil
saling berimpit. Bentuk ini persis menyerupai Prasasti Selo ( batu ) Plumpungan
apabila dilihat dari sudut pandang atas sedangkan isen-isennya dapat diisi sesuai
kreasi dan variasi pembatiknya.Variasi bentuk dan gaya bisa beragam dapat
mengambil gambar gambar seperti yoni, lingga, lumping, nandi dan symbolsimbol prasasti Plumpungan yang semuanya berasal dari benda-benda bersejarah
yang dijumpai di Salatiga.
Pada bulan Juli tahun lalu orang-orang di sekitar Prasasti Plumpungan
Kauman Kidul oleh Dinas Pariwisata Seni Budaya dan Olah Raga telah dilatih
keterampilan membatik. Pelatihnya didatangkan dari Pekalongan yang sudah
kondang batik khas Pekalongan.. Tujuannya agar masyarakat sekitar yang telah
mahir membatik mampu membantuk kelompok perbatikan di dukuh Plumpungan
Kelurahan ,Kauman Kidul. Diharapkan pada kurun waktu mendatang akan dapat
berkembang menjadi Sentra Batik Tulis Plumpungan, sekaligus mempopulerkan
Prasasti Plumpungan seagai cikal akal berdirinya Salatiga.
Sebagai penutup, kota yang tenang dan berhawa sejuk serta memiliki
pemandangan Gunung Merbabu, Gunung Ungaran, Gunung Telomoyo di
sekelilingnya ini adalah kota yang tepat untuk melepaskan diri dari hiruk pikuk
udara kota. Di Salatiga kita bisa melihat pemandangan indah maka tidaklah heran
banyak orang memberi predikat kota Salatiga sebagai kota pensiun.

Anda mungkin juga menyukai